Dsusun Oleh :
Kelompok 8
Haerol Anoar
Heni Puspitawati
Kelas: (3) B
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lahirnya agama Islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran
Islam.Pendidikan dan pengajaran Islam itu terus tumbuh dan berkembang
pada masa khalifah hurrasyidin dan masa Umaiyah.1 Pada permulaan masa
Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang dengan sangat
hebatnya di seluruh negeri Islam sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak
terhitung banyaknya dan tersebar dari kota sampai ke desa-desa. Anak
anak dan pemuda-pemuda berlomba-lomba menuntut ilmu pengetahuan,
melawat ke pusat pendidikan, meninggalkan kampung halamannya, karena
cinta akan Ilmu pengetahuan. Pada masa Abbasiyah ini juga berdiri
perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa ini lebih merupakan
sebuah universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab di sana orang
juga dapat membaca, menulis, dan berdiskusi
Perkembangan lembaga pendidikan ini mencerminkan terjadinya
perkembangan dan kemajuan yang tidak ada tandingannya di kala itu.
Kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan
kebudayaan sehingga Islam mencapai masa keemasan kejayaan dan
kegemilangan.3 Setelah umat Islam mencapai kejayaannya lebih kurang
tujuh abad (abad VII M. sampai abad XIII M.) para ahli sejarah
menyebutnya dengan masa periode kemajuan, periode klasik dan
sebagainya, maka hukum sejarahpun berlaku. Sesuatu yang sampai pada
puncaknya akan memperlihatkan grafiknya yang menurun
Penurunan kebudayaan dan peradaban Islam ini seiring dengan
penurunan pendidikan. Setiap penurunan ini mempunyai faktor baik
internal maupun eksternal sehingga dalam hal ini penulis tertarik untuk
melihat bagaimana pendidikan di masa kemunduran Islam dan apa
penyebabnyaserta mengungkap bagaimana peralihan secara drastis pusat-
pusat pendidikan dan kebudayaan dari dunia Islam ke Eropa?
B. Rumusan Masalah
1. Apa Penyebab Kemunduran Pendidikan Islam
2. Bagaima Perkembangan Pendidikan Pada Masa
Kemunduran Islam
C. Tujan
1. Mengetahui Penyebab Kemunduran Pendidikan Islam
2. Mengetahui Perkembangan Pendidikan Pada Masa
Kemunduran Islam
iv
BAB II
PEMBAHSAN
v
Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya kebekuan intelektual secara
total.3
Sehubungan dengan kondisi kebekuan intelektual kaum muslim
sebagaimana diuraikan di atas, analisisFazlur Rahman salah satu faktor
utamanya berasal dari dalam diri kaum muslim (internal) yaitu
mengudaranya pemikiran penutupan pintu ijtihad (yakni, pemikiran yang
orisinal dan bebas) selama abad ke-4 H/10 M dan 5 H/11 M.
Sehinggamembawa kepada kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu
intelektual. Ilmuilmu intelektual, yakni teologi dan pemikiran keagamaan,
sangat mengalami kemunduran dan menjadi miskin karena pengucilan
mereka yang disengaja dari intelektualisme sekuler dan juga
pengucilannya dari bentuk-bentuk pemikiran keagamaan seperti yang
dibawa oleh sufisme4
vi
Setelah jatuhnya kota Bagdad (650 H/1258 M) maka sultan
Mamluk di Mesir mengangkat Baibars, salah seorang anak khalifah
yang melarikan diri dari Bagdad ke Mesir menjadi khalifah,
berkedudukan di Kairo. Khalifah pertama diberi gelar al-Mustanshir.
Dengan demikian ibukota dunia Islami berpindah ke Kairo, Begitu
juga pusat pendidikan dan pengajaran berpindah juga ke Kairo ke al-
Jami' al-Azhar. Pada masa pimpinan sultan Baibars ( 658-676 H. -
1260 - 1277 M.) meningkatnya kemajuan yang gilang gemilang
menjadi pusat ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama Islam dan
Bahasa Arab
Pada masa sultan Qalawun (678-6-9 H. / 1279-1290 M.)
didirikanlah madrasah-madrasah yang besar yang mengajarkan ilmu
Fiqh dalam 4 Mazhab dan juga pustaka-pustaka. Pendeknya pada masa
Mamluk,sesudah al-Ayubi madrasah-madrasah bertambah banyak
bilangannya ± 70 madrasah, begitu juga di wilayah lainnya.8
2. Usmaniyah di Turki
vii
pelajaran di madrasah-madrasah yang ada. Dengan telah
menyempitnya bidang-bidang ilmu pengetahuan umum, dan tiadanya
perhatian kepada ilmu-ilmu kealaman maka kurikulum pada umumnya
madrasah-madrasah terbatas pada ilmu keagamaan, ditambah dengan
sedikit gramatika dan bahasa sebagai alat yang diperlukan. Ilmu-ilmu
keagamaan yang murni tinggal terdiri atas Tafsir Al-quran, hadis, Fiqh
(termasuk ushul fiqh dan prinsip-prinsip hukum), dan ilmu kalam atau
teologi Islam. Bahkan di madrasah-madrasah tertentu ilmu kalam
dicurigai. Madrasah-madrasah yang diurus kaum sufi ditambah
dengan pendidikan sufi.
Jadi jelaslah bahwa pendidikan umat Islam setelah masa
disintegrasi atau setelah penghancuran. Bagdad, mengalami
kemunduran dari segi intelektual dalam arti bahwa tidak ada usaha
pencarian, mempertahankan apa yang sudah ada apalagi untuk
mengembangkannya.. Dari segi ilmu kealaman, pendidikan Islam
boleh dikatakan macet total. Proses-proses pendidikan tidak lagi
dinamis. Materi-materi pendidikan semakin sempit dan tidak lagi
berkembang, dan paling tinggi perkembangannya adalah
mengomentari, keadaan ini berlaku bagi semua ilmu pengetahuan, dan
ditambah dengan dominasinya sufi yang dipengaruhi pantheisme
dalam pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
viii
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
ix
Fazlurrahman. Islam. Chicago and London: University of Chicago press,
second edition,1979
Zuhairini dkk.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta 1992
Harun Nasution Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, I, (Jakarta : UI
Pers,1985)
Mahmud Yunus,Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1979