Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebelum abad ke VII M pendidikan dan kebudayaan islam mengalami masa


kejayaan yang mana kejayaan tersebut adalah sebagai akibat dari berpadunya unsur-unsur
pembawaan ajaran islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar sehingga
berkembanglah berbagai ilmu pengetahuan.

Akan tetapi pada abad ke VIII M pendidikan dan kebudayaan islam tersebut
mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena bangsa-bangsa Eropa berusaha untuk
merembeskan kekayaan budaya islam ke barat, dan bersamaan waktunya dengan
datangnya bangsa timur untuk menghancurkan dan memusnahkannya. Peristiwa
mundurnya kaum muslimin dari Spanyol dan keruntuhan Baghdad dengan segala
akibatnya adalah merupakan masa semakin memudarnya mercusuar kebudayaan islam.

Maka dari itu, kami merasa perlu untuk mengkaji kembali apa yang menyebabkan
kemunduran pendidikan dan kebudayaan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi adanya kemunduran pendidikan islam?

2. Bagaimana dampak dari faktor-faktor kemunduran pendidikan islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan pendidikan dan kebudayaan islam itu menjadi mundur baik
itu dari faktor eksternal ataupun faktor internal, dan bagaimana dampak dari faktor-faktor
tersebut kepada masyarakat terutama kepada pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa Kemunduran Pendidikan Islam

Sepanjang sejarah sejak awal dalam pemikiran terlibat dua pola yang saling
berlomba mengembangkan diri dan mempunyai pengaruh besar dalam pengembangan
pola pendidikan ummat islam. Kedua pola tersebut adalah : Pola pemikiran tradisional
dan Pola pemikiran rasional. Pada pola pemikiran tradisional ini selalu mendasarkan diri
pada wahyu, yang kemudian berkembang menjadi pola pemikiran sufistis dan
mengembangkan pola pendidikan sufi yang sangat memperhatikan aspek-aspek batiniyah
dan akhlak atau budi pekerti manusia. Sedangkan pada pola pemikiran rasional,
mementingkan akal pikiran yang menimbulkan pola pendidikan empiris rasional yang
sangat memperhatikan pendidikan intelektual dan penguasan material.

Pada masa jayanya pendidikan islam, kedua pola pendidikan tersebut menghiasi
dunia islam, sebagai dua pola yang berpadu dan saling melengkapi. Akan tetapi ketika
pola pemikiran rasional diambil alih oleh Eropa dan dunaia islam pun meninggalkan pola
berfikir tersebut. Sehingga tinggal pemikiran sufistis yang sifatnya memang sangat
memperhatikan kehidupan batin yang akhirnya mengabaikan dunia material. Dari aspek
inilah dikatakan bahwa pendidikan dan kebudayaan islam mengalami kemunduran.

Setelah kita mengetahui asas kebangkitan peradaban islam kini kita perlu
mengkaji sebab-sebab kemunduran dan kejatuhannya. Dengan begitu kita dapat
mengambil pelajaran dan bahkan menguji letak kelemahan, kemungkinan dan tantangan
(SWOT). Kemunduran suatu peradaban tidak bisa dikaitkan dengan satu atau dua faktor
saja. Karena peradaban adalah sebuah organisme yang sistematik, maka jatuh bangunnya
suatu peradaban juga bersifat sistematik. Artinya kelemahan pada salah satu organ atau
elemennya akan membawa dampak pada organ lainnya. Setidaknya antara satu faktor
dengan faktor lainnya, yang secara umum dibagi menjadi faktor eksternal dan internal
berkaitan erat sekali.

2
Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran ummat islam secara eksternal
kita rujuk paparan al-Hasan, faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor ekologi dan alami, yaitu kondisi tanah dimana negara-negara islam berada
adalah gersang, atau semi gersang. Kondisi ini juga rentan dari sisi pertahanan dari
serangan luar. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit yang
mematikan di Mesir, Syiria dan Iraq. Karena faktor ini penduduk tidak terkonsentrasi
pada suatu kawasan tertentu dan kepada pendidikan.

2. Perang salib yang terjadi dari 1096-1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-
1300an. ”Perang Salib” menurut Bernand Lewis,” pada dasarnya merupakan
pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh
tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya.

3. Hilangnya perdagangan islam internasional dan munculnya kekuatan barat. Pada tahun
1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulai petualangannya. Dalam
mencari rute ke India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara islam. Pada
saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timur dan juga melewati negara-
negara islam. Disaat itu kekuatan ummat islam baik di laut maupun di Barat dalam
sudah memudar. Akhirnya pos-pos perdagangan itu dengan mudah dikuasai mereka.

Meskipun barat muncul sebagai kekuatan baru, ummat muslim bukanlah


peradaban yang seperti peradaban kuno yang tidak dapat bangkit lagi. Peradaban islam
terus dan bahkan berkembang secara perlahan-lahan dan bahkan dianggap sebagai
ancaman barat. Akan tetapi kolonialis melihat bahwa kekuatan islam yang selama itu
berhasil mempersatukan berbagai kultur, etnik, ras, dan bangsa dapat dilemahkan yaitu
dengan cara adu domba dan teknik divide et impera sehingga konflik intern menjadi tak
terhindarkan dan akibatnya negara-negara islam terfragmentasi menjadi negeri-negeri
kecil.

Menurut Ibnu Khaldun faktor-faktor penyebab runtuhnya sebuah peradaban lebih


bersifat internal dari pada eksternal. Suatu peradaban dapat runtuh karena timbulnya
materialisme, yaitu kegemaran penguasa dan masyarakat menerapkan gaya hidup malas
yang disertai sikap bermewah-mewah. Sikap ini tidak hanya negatif tapi juga mendorong
tindak korupsi dan dekadensi moral.

3
M. M. Sharif dalam bukunya Muslim Thougt, mengungkapkan gejala kemunduran
pendidikan dan kebudayaan islam tersebut sebagai berikut : “...... kita saksikan bahwa
pikiran islam telah melaksanakan satu kemajuan yang hebat dalam jangka waktu yant
teletak diantar abad ke VII dan abad ke XIII M. Selanjutkan diungkapkan juga bahwa
sebab-sebab pikiran islam menurun dan melemah antara lain sebagai berikut :

1. Telah berkelebihan filsafat islam (yang bercorak sufistis) Al-Ghazali di Timur dan
berkelebihannya pula Ibnu Rusyd dalam memasukkan filsafat islamnya (yang
bercorak rasionalistis) ke dunia islam barat. Sehingga Al-Ghazali dengan filsafat
islamnya menuju kerohania hingga menghilang ke dalam maga tasawuf mendapat
sukses di timur, dan Ibnu Rusd dengan filsafatnya yang bertentangan dengan Al-
Ghazali dengan munuju ke jurang materialisme mendapat sukses di Barat.

2. Ummat islam, terutama pada pemerintahannya (khalifah, sultan, amir-amir) melalaikan


ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang mana pada mulanya mereka memberi
kesempatan untuk berkembang dan memperhatikan ilmu pengetahuan dengan
memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan. Namun
pada masa ini mereka lebih mementingkan pemerintahan, begitu juga dengan para
ahli ilmunya yang telibat dalam urusan-urusan pemerintahan.

3. Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar,


sehingga menimbulkan kehancuran yang mengakibatkan berhentinya kegiatan
pengembangan ilmu pengetahuan di dunia islam.

Itulah diantara atau beberapa faktor-faktor kemunduran pendidikan islam baik dari
segi eksternal maupun internal yang dapat kami amati.

B. Dampak dari Faktor-Faktor Kemunduran Pendidikan Islam

Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan diatas yang pasti ada dampak yang
terjadi baik terhadap ummat islam itu sendiri dan terutama pada pendidikan yang mana
dengan semakin ditinggalkanya pendidikan intelektual, maka semakin statis
perkembangan kebudayaan islam, karena daya intelektual generasi penerus sudah tidak
mampu lagi untuk mengadakan kreasi-kreasi baru, bahkan telah menyebabkan
ketidakmampuan untuk mengatasi persoalan-persoalan baru yang dihadapi.

4
Dalam bidang fiqh, yang terjadi adalah berkembangnya taqlid buta dikalangan
ummat. Apa yang sudah ada dalam kitab-kitab fiqh lama dianggapnya sebagai sesuatu
yang sudah baku, mantap, benar, dan harus diikuti serta dilaksanakan sebagaimana
adanya. Dengan sikap hidup yang fatalistis tersebut, kehidupan mereka sangat statis.

Ketika ummat islam mengalami kehancuran dan kemunduran dalam pendidikan


terutama dalam bidang intelektual, maka pada waktu itu kehidupan sufi berkembang
dengan pesat. Karena keadaan frustasi yang merata dikalangan ummat sehingga
menyebabkan orang kembali kepada Tuhan (bersatu dengan Tuhan ) sebagaimana
diajarkan oleh para ahli sufi.

Kemunduran dan kemerosotan mutu pendidikan dan pengajaran juga nampak


jelas pada sangat sedikitnya materi kurikulum dan mata pelajaran serta menyempitnya
bidang-bidang ilmu pengetahuan umum di madrasah-madrasah. Sehingga kurikulum pada
umumnya madrasah-madrasah terbatas hanya pada ilmu-ilmu keagamaan murni seperti :
Tafsir, Al-Qur’an, hadits, fiqh (termasuk ushul fiqh) dan ilmu kalam atau teologi bahkan
dalam ilmu kalam pun masih ada madrasah-madrasah yang mencurigai. Dengan materi
yang sangat sederhana ternyata total buku yang harus dipelajari pun sangat sedikit.
Begitupun dengan sistem pengajaran pada masa itu yang sangat beroritentasi pada buku
pelajaran sehingga sering terjadi pelajaran hanya memberikan komentar-komentar atau
syarah terhadap buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan oleh guru tanpa ada
pasokan pendapat sendiri dari guru tersebut.

Oleh karena itu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikatakan
macet total. Keadaan yang demikian berlangsung selama masa kemunduran kebudayaan
dan pendidikan islam, sampai abad ke 12 H/18 M.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa islam pernah
mencatat pencapaian sains dan teknologi yang sangat mencengangkan. Masa keemasan
itu ditandai oleh berkembangnya tradisi intelektual dan kuatnya spirit pencarian
pengembangan sains. Akan tetapi pada saat ini dunia islam mengalami kemunduran dan
kemerosotan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang secara umum dibagi menjadi
faktor eksternal dan internal. Sehingga dari beberapa faktor eksternal tersebut kami ambil
salah satu faktor saja bahwa penyebab kemunduran pendidikan dikarenakan adanya
pemberontakan yang dibarengi dengan serangan dari luar. Sedangkan dari faktor internal
adalah dikarenakan ummat islam terutama pemerintahnya sudah tidak lagi
memperhatikan ilmu pengetahuan dan para ahli lebih tertarik untuk terlibat dalam urusan-
urusan politik.

Oleh karena itu keadaan ummat islam terutama pada pendidikan sangat statis.
Hingga masyarakat pada waktu itu lebih memilih untuk mengembalikan segala
sesuatunya kepada Tuhan. Atau yang disebut dengan aliran pemikiran tradisionalisme
ketimbang mereka sehingga ketidakmampuan intelektual tersebut merealisasikan
”pernyataan” bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Perkembangan ilmu pengetahuan pada
masa ini dapat dikatakan macet total.

B. Saran

Berkreasilah dengan fikiranmu karena fikiranmu adalah Tuhan yang akan


menentukan masa depanmu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ma’ruf Misbah, SKI (Sejarah Kebudayaan Islam), Semarang : CV. Wicaksana, 1994.

Zuhairini, dkk. SPI (Sejarah Pendidikan Islam), Jakarta : Bumi Aksara, 2008.

www.scribd.com/doc/23143434/Kemunduran Pendidikan Islam/

www.pdfqueen.com/pdf/kc/Kemunduran-Pendidikan-Islam/

Anda mungkin juga menyukai