Oleh :
NASRUDIN
C. Landasan Hitoris
Pendidikan agama menjadi sangat banyak diminati para pelajar dan pendidikan umum
sedikit diabaikan Fenomena dualisme keilmuan yang melanda umat Islam sekarang ini
relative baru yaitu sekitar awal-awal abad ke-19, ketika umat islam mulai di jajah.
Adapun sebab-sebab terjadinya dikotomi pendidikan Islam yaitu: Pertama, Penjajahan
Barat atas Dunia Islam; Penjajahan orang-orang Barat terhadap dunia Muslim telah
dicatat oleh sejarawan yang berlangsung sejak abad 8 hingga abad 19 M. Pada saat itu
dunia Muslim benar-benar tidak berdaya di bawah kekuasaan imperialisme Barat. Dalam
situasi seperti ini, maka tidaklah mudah bagi Muslim mengkanter perilaku yang
dilakukan oleh orang-orang Barat terhadap dunia Islam, khususnya di era globalisasi
sekarang ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu Baratlah yang mendominasi
kurikulum yang ada di sekolah-sekolah dalam dunia Muslim. Tidak adanya penyatuan
keilmuan yang menjadi dampak mudahnya masuk ilmuan-ilmuan Barat yang memang
senantiasa ingin memisahkan pendidikan umum dan agama atau urusan dunia dan urusan
akhirat. Menurut ilmuan Barat bahwa kajian ilmu perlu dipisahkan dari kajian kajian
agama sehingga umat Muslim juga dapat berkembang seperti orang-orang Barat, dimana
umat Muslim harus melek sains dan tekhnologi. Pendekatan keilmuan seperti ini,
tepatnya menjelang akhir abad 19 M mulai mempengaruhi ilmu-ilmu yang lain seperti
ilmu tentang kemasyarakatan yakni sejarah, sosialogi, antropologi, politi dan ekonomi.
Kedua, Modernasasi atas dunia Islam; Faktor lain yang dianggap telah menyebabkan
munculnya dikotomi system pendidikan di dunia Muslim adalah modernisasi. Yang harus
disadari bahwa modernisasi itu muncul sebagai suatu perpaduan antara dua ideologi
Barat, teknikisme dan nasionalisme. Perpaduan kedua paham modernisme inilah,
menurut Zianuddin, yang sangat membahayakan dibandingkan dengan tradisionalisme
yang sempit. Selain itu, penyebab dikotomi system pendidikan adalah diterimanya
budaya Barat secara total bersama adopsi ilmu pengetahuan dan teknologinya.
D. Landasan Filosofis
Dualisme lembaga pendidikan sekarang ini yang disebut dengan sekolah umum dan
sekolah agama. Adanya dikotomi ilmu yakni pemisahan antara ilmu agama dan non
agama, ilmu agama wajib dikuasai oleh umat islam sedangkan ilmu non agama tidak
wajib sehingga Umat islam tertingal untuk beberapa aspek khususnya pada pendidikan
sains dan IPTEK. Pemisahan pendidikan umum dan pendidikan agama merupakan
sebuah wacana yang senantiasa menarik untuk dibahas sehingga menimbulkan
perseturuan diantara para ilmuanilmuan pendidikan, ada yang mendukung dan ada juga
yang menolak adanya system dikotomi pendidikan.
E. Fungsi dan Tujuan
Munculnya istilah dikotomi dan dualisme pendidikan dalam dunia Islam tidak hanya
melahirkan dikotomi ilmu agama dan ilmu umum atau pendidikan agama dan pendidikan
umum, akan tetapi akses istilah ini melahirkan kesenjangan, kemunduran dan
keterpurukan umat Islam. Hal ini beralasan karena dikotomi ilmu berarti pemisahan
antara ilmu agama dan ilmu umum dalam klasifikasi ilmu. Sedangkan dualisme
pendidikan berarti berbedanya lembaga pendidikan baik proses maupun kurikulumnya.
Tulisan ini bertujuan mengetahui dan menganalisis tentang dikotomi pendidikan Islam
dalam hal penyebab dan solusinya dalam menangani dikotomi pendidikan Islam.
Dalam konteks pendidikan Islam, dikotomi lebih dipahami sebagai dualisme sistem
pendidikan antara pendidikan agama Islam dan pendidikan umum yang memisahkan
kesadaran keagamaan dan ilmu pengetahuan.
F. Point atau Hakikat dari isi jurnal
a. Faktor-faktor terjadinya dikotomi pendidikan
Berikut beberapa faktor yang menimbulkan dikotomi dalam pendidikan Islam:
1. Faktor perkembangan pembidangan ilmu itu sendiri yang bergerak sedemikian pesat
sehingga membentuk berbagai cabang disiplin ilmu, bahkan anak cabangnya.
Munculnya spesialisasi keilmuan, di mana pelakunya menjadi ahli atau profesional
dibidangnya masing-masing. Tak jarang akibat jauhnya pembidangan ilmu tersebut,
seorang spesialis atau ahli hanya mengetahui bidang garapannya sendiri, sementara
tidak menguasai bidang garapan para spesialis atau ahli lainnya.
2. Faktor historis perkembangan umat Islam ketika terjadi sejak masa kemunduran yang
pengaruhnya dapat dirasakan sampai sekarang, ketika dominasi fuqaha memegang
peran penting dalam pendidikan Islam sehingga terjadi kristalisasi anggapan bahwa
ilmu-ilmu agama tergolong fardhu ‘ain atau kewajiban individual, sementara ilmu-
ilmu umum termasuk fardhu kifayah atau kewajiban kolektif, yang bila mana
dijumpai orang yang menekuninya, maka orang lain menjadi guru kewajiban
mempelajarinya. Akibatnya, maka umat dan negara Islam saat ini tertinggal jauh
dalam bidang kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi bila dibandingkan
dengan umat dan negara lain, khususnya Eropa.
3. Faktor internal kelembagaan pendidikan Islam yang kurang mampu melakukan upaya
pembenahan dan pembaharuan akibat kompleksitas dan problematika ekonomi,
politik, hukum, sosial dan budaya yang dihadapi oleh umat dan negara Islam.
Akibatnya, umat ini terjebak dalam pemaknaan yang tidak utuh terhadap struktur
ilmu. Selain faktor di atas, penyebab lain timbulnya dikotomi dalam Islam adalah
fakta sejarah yang menjadi alur sejarah dalam perjalanan pemerintahan dan politik
Islam yang telah mengalami kejadian sampai memicu resistensi umat Islam terhadap
ilmu-ilmu non agama.
b. Sebab-sebab terjadinya dikotomi pendidikan Islam
Pertama, Penjajahan Barat atas Dunia Islam; Penjajahan orang-orang Barat
terhadap dunia Muslim telah dicatat oleh sejarawan yang berlangsung sejak abad VIII
hingga abad XIX M.Pada saat itu dunia Muslim benar-benar tidak berdaya di bawah
kekuasaan imperialism Barat. Dalam situasi seperti ini, maka tidaklah mudah bagi
Muslim mengkanter perilaku yang dilakukan oleh orang-orang Barat terhadap dunia
Islam, khususnya di era globalisasi sekarang ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa ilmu-
ilmu Baratlah yang mendominasi kurikulum yang ada di sekolah-sekolah dalam dunia
Muslim.
c. Solusi Menangani Dikotomi Pendidikan Islam
Sampai saat ini, dapat dikatakan bahwa system pendidikan yang ada saat ini tidak
mengalami perpaduan yang erat. Kenyataan ini diperburuk oleh ketidakpastian hubungan
antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Dualisme dan dikotomi pendidikan
merupakan system pendidikan warisan zaman kolonial yang memisahkan antara
pendidikan umum dan pendidikan agama, adalah penyebab utama dari kerancuan dan
kesenjangan pendidikan khususnya di Indonesia dengan segala akibat yang
ditimbulkannya. Secara kuatitatif porsi pendidikan agama dan pendidikan umum
diberikan materi secara seimbang. Sedangkan secara kualitatif, dimana menjadikan
pendidikan umum dapat diperkaya dengan nilai-nilai keagamaan, begitu juga sebaliknya
pendidikan agama dapat dimasuki pendidikan umum sehingga kedua ilmu ini mejatuh
menjadi satu kesatuan dalam bingkai kurikulum.
1. Islamisasi Ilmu
Begitu juga, islamisasi ilmu pengetahuan adalah mengislamkan sains produk
Barat yang selama ini dijadikan sebagai panduan dalam system pendidikan Islam. Dari
berbagai pemaparan jurnal ini dapat dipahami bahwa dalam menangani terjadinya
dikotomi pendidikan Islam, maka perlu adanya formulasi-formulasi yang dapat
dijadikan pedoman dalam melaksanakan proses pendidikan di instansi-instansi
pendidikan Islam agat tidak terjadi dikotomi.
2. Analisis Keritis
Kelebihan: Adapun kelebihan penelitian ini adalah penulis melakukan
penelitian dengan dua metode kuantitatif dan kualitataif sehinga hasilpenelitian ini
bias dibuktikan dengan dipaparkan dengan dua arah penelitian. Kelemahan: Penulis
tidak menyebutkan contoh bagaimana menggabungkan formula pendidikan umum
dan pedidikan islam dan formulasi formulasi yang dapat dijadikan pedoman
pendidikan islam, Penelitian ini masih relevan dengan keadaan pendidikan islam saat
ini namun perlu pembaharuan formulasi.