Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM PADA ERA GLOBALISASI

Dosen Pengampu:
Drs. Muh. Satir, M. Pd. I

Disusun Oleh Kelompok 4:


Dolina Inai 520120007
Jamalia Pampanua 520120021
Tri Siti Soleha Nurjanah 520120040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SORONG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Problematika Pendidikan Islam pada Era Globalisasi”.
Shalawat serta salam senantiasa dihaturkan kepada teladan ummat Islam, baginda
Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir
zaman.
Kami sadar bahwa makalah ini dapat terselesaikan bukan karena hasil jerih
payah penulis sendiri, namun merupakan hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh
sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak
kekurangan karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan. Untuk itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan tidak
lain bagi penulis sendiri.

Sorong, 31 Maret 2023

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena globalisasi memang tidak bisa dihindari lagi, karena
kolonialisme berwajah barn tersebut tengah bersetubuh dengan berbagai
sendi kehidupan manusia, balk aspek ekonomi, politik, budaya, tatanan sosial
bahkan dalam aspek pendidikan. Dinamika masyarakat dari masyarakat
industri menjadi masyarakat yang didominasi oleh informasi dan teknologi
serta ilmu pengetahuan ini telah berlangsung dan proses transformasinya
selalu meningkat, yang belum pernah ditemui dalam sejarah lintasan manusia
di era sebelumnya. Dinamika tersebut menciptakan pergeseran paradigma
dan perubahan tingkah laku manusia yang mencerminkan telah hilangnya
nilainilai kemanusiaan (humanisme) dan nilai-nilai agama.
Dalam konteks ini globalisasi dapat dipahami sebagai serangkaian
proses yang sating terkait dan terjadi dalam strukturstruktur sister kerja yang
dibangun di atas mode-mode produksi kapitalis globalisasi. Ditandai dengan
perkembangan arus informasi yang begitu cepat dan tiada batas, kejadian
yang terjadi dibelahan bumi mana pun dan kapan purr waktunya, dalam waktu
yang bersamaan orang di seiuruh penjuru dunia mudah mengakses dan
mengetahui segalanya.
Di samping itu pesatnya teknologi menciptakan persainganpersaingan
antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan negara yang satu dengan
negara lainnya. Fenomena tersebut perlu mendapatkan respon yang serius,
karena di tengah masyarakat telah terjadi sebuah transaksi budaya,
pemiliharaan, modal, dan lain-lain. Dari berbagai lintasan penjuru; sehingga
percaturan global tersebut menciptakan kondisi tatanan sosial masyarakat
yang individualistik dan konsumeris, budaya hedonis, politik yang oportunis,
ekonomi kapitalis dan yang lebih parah telah menjangkit pada persoalan
pendidikan sehingga pendidikan lebih bersifat materialistik. Nilai-nilai
pendidikan secara umum dan khususnya pendidikan Islam semakin lama
justru semakin larut ke dalam gegap gempita perubahan tersebut. Persoalan
yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana respon pendidikan
Islam dalam menghadapi formasi sosial globalisasi yang kapitalistik tersebut,
mencari format pendidikan Islam dalam perspektif formasi sosial globalisasi.
Untuk menjawab pertanyaan utama dan sangat berat di atas perlu dipaparkan
secara kritis fenomena pendidikan Islam dalam era globalisasi. Meskipun
refleksi tentang situasi pendidikan Islam yang dilakukan oleh para pemerhati,
praktisi, pengamat pendidikan selama ini tnerujuk pada persoalan klasik, di
sini penulis mencoba untuk membuka tabir dan mengungkap kondisi nyata
yang sesungguhnya terjadi dalam tubuh pendidikan Islam, karena pendidikan
Islam tidak seperti apa yang selama ini di labelkan (eksIdusit), akan tetapi
pendidikan Islam sesungguhnya lebih inklusif, selalu berhubungan dengan
perubahan zaman, dan pada dasarya pendidikan Islam lebih fleksibel (sesuai
dengan tuntutan zaman).
Era globalisasi memprasyaratkan sebuah kekuatan sumber daya
manusia (SDM) yang tangguh dart murnpuni untuk bermain dalam percaturan
global tersebut. Untuk menuju ke sana usaha-usaha konseptual dan taktis
terse- but perlu dikerjakan oleh para pemikir muslim, meskipun ini
merupakan pekerjaan berat. Hal ini akan meliputi strategi perencanaan
pendidikan, beserta lembaganya, sampai pada pelatihan-pelatihan jangka
pendek untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yang
slap menghadapi era globalisasi, di semua jajaran dan tingkatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini,
sebagai berikut:
1. Bagaimana Posisi Pendidikan Islam?
2. Apa saja Problem Pendidikan di Era Globalisasi?
3. Bagaimana Respon Pendidikan Islam terhadap Globalisasi?
4. Apa saja Format Pendidikan Islam dalam Perspektif Global?
C. Tujuan Penulisan
Adapaun tujuan penulisan makalah yang berjudul “Problematika
Pendidikan Islam pada Era Globalisasi” sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Posisi Pendidikan Islam
2. Untuk Mengetahui Problem Pendidikan Islam di Era Globalisasi
3. Untuk Memahami Respon Pendidikan Islam terhadap Globalisasi
4. Untuk Memahami Format Pendidikan Islam dalam Perspektif Global
BAB II

PEMBAHASAN

A. Posisi Pendidikan Islam


Pendidikan Islam sebagai salah satu media strategis dalam penciptaan
sumber daya manusia berkualitas perlu kontekstual dalam refleksi perlunya
format baru dalam rangka menyikapi kondisi masyarakat yang harus
direspon serius baik secara konseptual, strategi, dan praktis.
Sejalan dengan itu, masalah pendidikan menjadi prioritas utama untuk
dilaksanakan, karena pada kenyataannya merupakan faktor penentu bagi
perkembangan umat Islam. Kenyataan lain yang tidak dapat disangkal
adalah bahwa komunitasmuslim pada zaman modern ini masih mengalami
keterbelakangan dibidang pendidikan; dengan demikian, salah satu target
yang harusdiusahakan semaksimal mungkin adalah revitalisasi pelaksanaan
pendidikan bagi umat Islam melalui cara-cara yang sesuai dengan dan motif
ajaran Islam, sehingga tidak salah arah dengan pelaksanaan pendidikan ala
Barat.
Tidak ada jalan lain untuk memperbaiki keterpurukan umat Islam selain
menyusun sistem pendidikan yang berakar pada nilai-nilai, prinsip-prinsip,
dan tujuan Islam. (Isma'il Raji al-Fatuqi and AH Abu, 1989:17). Meminjam
istilah Al-Faruqi (1989:23), sangatlah penting meningkatkan kualitas
pendidikan Islam dan orientasi keislaman anak didik dan tenaga
pengajarnya. Hal tersebut karena pendidikan Islam bertujuan untuk:
menyiapkan peserta didik untuk menempuh kesempurnaan insani dalam
menghadapi masyarakat yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah
SWT.
Adapun yang bertujuan jangka pendek diarahkan untuk lebih
menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan masyarakat ketika melihat
kondisi atau perubahan masyarakat kekinian. Seperti penyiapan tenaga
tenaga profesional, penciptaan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat dan penyiapan sumber daya
manusia (SDM) sebagai upaya menjawab tantangan zaman yang
membutuhkan sebuah jawaban solutif.

B. Problem Pendidikan Islam Era Globalisasi


Saat ini masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat Indonesia
khususnya telah berada pada masa krisis, di mana mereka telah dihadapkan
dengan suatu tatanan masyarakat bam dengan formasi kapitalis yang sering
disebut dengan "globalisasi". Tindakan-tindakan politik harus difokuskan
bagi penguatan dasar-dasar kohesi sosial. Bentuk-bentuk kerjasama dan
solidaritas telah dicerai beraikan; dan sekarang mengharuskan adanya upaya
penegakan kembali bentuk-bentuk tersebut dengan lebih diperkuat. Dan kita
harus memikirkan kembali hubungan pasar klan negara dalam level nasional
dan internasional.
Melihat kondisi seperti itu globalisasi selama ini telah disambut hangat
oleh masyarakat dunia dan khususnya masyarakat Indonesia. Asumsi yang
dibangun adalah: dengan adanya percaturan global akan memudahkan
perkembangan perekonomian dan sebagai cara strategis untuk
mensejahterakan rakyat. Dengan teknologi informasi dan transportasi yang
canggih dihadapkan akan mempermudah proses menuju kesejahteraan dan
keadilan bersama.
Implikasi mendasar sudah dirasakan bersama, ironisnya hanya sedikit
orang yang benar-benar mengembangkan analisis bagaimana implikasi
globalisasi terhadap kaum pinggiran. Sebaliknya justru di Indonesia
terdapat reaksi yang gegap gempita menyambut globalisasi, baik dari
pemerintah, pengusaha maupun media massa, seakan globalisasi adalah
satu-satunya jalan untuk menjawab berbagai tantangan pembangunan di
masa mendatang (Mansour Faqih,1997:5). Dengan berbagai agenda acara
penyiapan kualitas SDM untuk mengurangi perubahan ini.
Dalam perspektif pendidikan, era globalisasi memiliki keterkaitan
dengan pendidikan, karena globalisasi merupakan proses, dinamika, atau
perkembangan masyarakat yang sebelumnya memang belum terjadi, yang
menciptakan pola-pola baru dalam struktur sosial masyarakat. Baik dalam
aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pendidikan.
1. Aspek Ekonomi
Pada aspek ekonomi, pemusatan perekonomian pada pasar modal
yang mengakibatkan negara-negara perekonomiannya sedang
berkembang justru semakin terpuruk dan selalu tergantung pada
negara-negara pemodal, karena percaturan global dan pasar yang
menentukan. Sementara yang berperan dalam free market tersebut
adalah kapitalis. Dalam aspek ekonomi jauh antara orang orang/negara
yang memiliki modal banyak dan yang memiliki modal sedikit.
Pemain utama dalam percaturan ini adalah kaum kapitalis yang
beranggapan bahwa persaingan di pasar secara bebas akan
mempercepat kemajuan perekonomian dan aspek kehidupan manusia
yang lainnya tanpa memperhatikan proses penindasan yang telah
berlangsung.
2. Aspek Sosial Budaya
Pada aspek sosial budaya, terlihat jelas bahwa pergeseran pola hidup
masyarakat dewasa ini memiliki perubahan yang sangat signifikan.
Nalar individualisme dan persaingan antar individu semakin
ditonjolkan. Hal tersebut mengakibatkan kondisi masyarakat
kekeringan akan nuansa kekeluargaan dan kebersamaan karena kontrol
masyarakat semakin berkurang. Sedangkan dalam aspek budaya
"hedonisme" dan "konsumerisme" menjadi trend masyarakat kekinian,
karena dilancarkan oleh media massa dan canggihnya teknologi
informasi, masyarakat cepat berubah. Hal ini dapat dikatakan bahwa
inilah kehebatan globalisasi yang selama ini menindas.
3. Aspek Politik
Pada aspek politik oportunistik, politik yang harinya memikirkan
kebutuhan sesaat dengan menghalalkan segala cara. Fenomena itu
cenderung menjadi wajar baru perpolitikan global maupun nasional.
Kepentingan politik global yang dengan segala cara telah melakukan
proses marginalisasi terhadap budaya politik lokal. Karena pemegang
kekuasaan dan penentu kebijakan ekonomi politik global adalah pihak
yang menguasai pasar (pemodal) sehingga mereka dengan sesukanya
untuk menimbun kekayaan dan modal dengan cara menindas
meskipun atas dalih kompetisi sehat di pasar.
4. Aspek Pendidikan
Aspek pendidikan adalah bagian dari investasi jangka panjang
(longterm invertasion) untuk penyiapan generasi bangsa yang tangguh
sesuai dengan jati diri bangsa dan komitmen dengan amanat para
founding father ternyata mengalami persoalan yang tidak kalah
rumitnya. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, paradigma
pendidikan yang keliru. Dalam sistem kehidupan sekuler, asas
penyelenggaraan pendidikan juga sekuler, pendidikan yang ditetapkan
juga adalah buah dari pihak sekularistik tadi, yakni membentuk
manusia-manusia berpaham materialistik dan serba individual. Kedua,
kelemahan fungsional pada tiga unsur pelaksanaan pendidikan yakni:
a. Kelemahan lembaga pendidikan formal yang tercermin dari
kacaunya kurikulum serta tidak fungsinya guru dan lingkungan
sekolah/kampus sebagai medium pendidikan sebagaimana mestinya
b. Kehidupan keluarga yang tidak mendukung
c. Keadaan masyarakat yang tidak kondusif.

C. Respon Pendidikan Islam terhadap Globalisasi


Jawaban persoalan ini adalah pendidikan Islam secara konseptual dan secara
realitas selalu aktif dan mendapatkan posisi yang strategis dalam percaturan
masyarakat global beserta segala persoalan yang melingkupinya. Dikarenakan
pendidikan Islam paling tidak memiliki potensi pleksibilitas dan relevansi sesuai
dengan tuntutan zaman dan pendidikan Islam selama ini selalu konsisten dalam
aspek humanistik, yakni :
1. Pendidikan Islam Memiliki Potensi Fleksibilitas dan Relevansi Sesuai
dengan Tuntutan Zaman
Sebab perkembangan pendidikan Islam sesungguhnya memiliki potensi
fleksibilitas dan relevansi sesuai dengan tuntutan zaman. Memang perlu
diakui globalisasi yang telah membawa kemakmuran ekonomi dan
kemajuan iptek, telah membawa dampak krisis spiritual dan kepribadian,
sehingga lebih memunculkan kesenjangan dan kekerasan sosial,
ketidakadilan, dan demokrasi (Husni Rahim, 2001:129).
Dari sini tampak bahwa pendidikan Islam memiliki ruang dalam aspek
spiritualitas, karena kondisi masyarakat global yang memiliki
kecenderungan melalaikan aspek spiritual keagamaan, mereka lebih bersifat
sekuler, sehingga secara manusiawi akan terasing dalam dunianya sendiri.
Berdasarkan pandangan di atas, pendidikan Islam secara tegas memiliki
tujuan tidak hanya mengurusi persoalan profan atau keduniawian akan
tetapi, pendidikan Islam juga memperhatikan nuansa agamis (religiusitas)
yang sejak dini ditanamkan pada peserta didik.
2. Pendidikan Islam selama ini selalu Konsisten dalam Aspek Humanistik
Pendidikan Islam selama ini selalu konsisten dalam aspek humanistik,
bahkan pendidikan Islam meletakkan nilai-nilai kemanusiaan menjadi pilar
utama dalam menentukan paradigma dan strategisnya. Karena adanya
sebuah persaingan yang ketat antara berbagai komponen dalam percaturan
pasar bebas (free market), maka dibutuhkan persaingan yang sehat dengan
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Selanjutnya Assegaf, (2004) menjelaskan bahwa dalam era globalisasi
ini pendidikan Islam tidak perlu membuka atau menutup diri terhadap
turbulasi arus global, mengingat keduanya mengundang konsekuensi
tersendiri, melainkan menjalankan prinsip al-muhafadhah ala al-qadim al-
shalih wa al-akhdzu bi Al jaded al-ashlah. Sains dan teknologi modern
merupakan perkara baru (aljadid) yang netral values bond, akan
menghasilkan sains dan teknologi yang semula netral akan berisi dengan
nilai-nilai agama. Akibatnya produk teknologi yang dihasilkan tidak akan
disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, kelompok, negara tertentu, atau
efek negatif berupa kerusakan yang timbul darinya.

D. Format Pendidikan Islam dalam Perspektif Global

Pencarian format pendidikan Islam yang ideal sesuai dengan konteks


sekarang, tentunya tidak terlepas dari kondisi empirik pendidikan di Indonesia,
karena perjalanan pendidikan Islam di Indonesia memiliki keterkaitan yang
mendasar terhadap pendidikan di Indonesia. Tonggak-tonggak perjalanan
panjang upaya pencerdasan kehidupan bangsa itu merupakan model dasar
bangsa untuk menghadapi tantangan internal dan tantangan global yang
cenderung semakin kompleks, terutama masa transisi memasuki era milenium
ketiga.

Tantangan yang dihadapi saat ini dan masa datang sesungguhnya


bersumber dari dua akar permasalahan:

1. Kebijakan Pembangunan Pendidikan

Sejak 32 tahun terakhir ini kebijakan-kebijakan pembangunan


pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia diatur secara terpusat.
Penyeragaman pengelolaan pendidikan dilakukan sehingga anak didik cabut
dari akar budayanya, lingkungan fisik dan sosialnya. Akibat penyeragaman ini,
pendidikan menjadi tidak fungsional dan jauh dari situasi nyata yang dihadapi
anak didik. Penekanan berlebihan akhirnya diarahkan pada dimensi kognitif
dan mengabaikan dimensi dimensi lain. Akibatnya lahirlah manusia Indonesia
dengan kepribadian pecah.

2. Gagasan-gagasan Inovatif baru sampai Dukungan

Berdasarkan fakta di atas, sebagai bagian dari reformasi total,


pendidikan juga harus melakukan sebuah reformasi, untuk terciptanya
masyarakat madani dan sistem pendidikan yang benar-benar menampung
segala kebutuhan masyarakat dan konteks zamannya sekarang baik secara
teoritis maupun praktis. Atas problem dan tantangan pendidikan nasional di
atas, pendidikan Islam secara tidak langsung telah dipengaruhi kebijakan
pendidikan nasional nasional. Pendidikan Islam justru tidak memiliki orientasi
yang jelas karena disebabkan oleh kebijakan-kebijakan menteri pendidikan
yang tidak kontinyu. Pendidikan Islam harus menanamkan benih keteguhan
hati dan loyalitas terhadap Islam ke dalam mentalitas dasar peserta didik.
Keteguhan hati tersebut memotivasi umat untuk mengaktualisasikan imannya
kepada Allah dalam situasi dan kondisi apapun, bukan perkembangan yang
didominasi Barat.

Sebagai upaya reformasi pendidikan Islam dalam perspektif global


tersebut, pendidikan Islam tetap harus berpijak dari sumber utama pendidikan
Islam itu sendiri, yakni Al-Qur'an dan hadist. Konsep kecerdasan bangsa harus
dilaksanakan secara terus-menerus dan dijadikan landasan utama dalam segala
upaya untuk mencerdaskan rakyat, konteks masyarakat dan zamannya. Maka
terciptanya sebuah masyarakat yang cerdas dan berkeadilan memang suatu
proses yang panjang dan berkesinambungan, sehingga tonggak-tonggak awal
harus senantiasa kita lanjutkan sebagai upaya untuk melanjutkan perjuangan
demi cita-cita yang telah digariskan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dampak globalisasi telah meranggas ke seluruh aspek kehidupan


manusia, diantaranya pada aspek berikut ini:
Pertama, pada aspek ekonomi, pemusatan perekonomian pada pasar
modal yang mengakibatkan negara-negara berkembang justru semakin
terpuruk dan selalu tergantung pada negara-negara pemodal, karena percaturan
global dan pasar yang menentukan.
Kedua, pada aspek sosial budaya, terlihat jelas bahwa pergeseran pola
hidup masyarakat dewasa ini memiliki perubahan yang sangat signifikan. Nalar
individualisme dan persaingan antar individu semakin ditonjolkan.
Ketiga, pada aspek politik oportunistik, politik yang hanya memikirkan
kebutuhan sesaat dengan menghalalkan segala cara. Fenomena itu cenderung
menjadi wajah barn perpolitikan global maupun nasional.
Keempat, aspek pendidikan adalah bagian dari investasi jangka panjang
(long term investasion) untuk penyiapan generasi bangsa yang tangguh sesuai
dengan jati din bangsa dan komitmen dengan amanat para founding father
ternyata mengalami persoalan yang tidak kalah rumitnya.

B. Saran
Problematika pendidikan Islam pada era globalisasi sangat berpengaruh
pada pendidikan yang terutama dalam pembahasan ini tentang pendidikan
Islam. Jadi globalisasi tidak hanya berpengaruh pada aspek ekonomi, budaya,
sosial dan politik saja, akan tetapi berpengaruh juga terhadap pendidikan.
Sebagai seorang pendidik atau calon pendidik harus bisa melihat dan
mengetahui pengaruh dan problema apa saja yang ditimbulkan oleh
perkembangan globalisasi.
Semoga dengan dengan makalah ini dapat menambah wawasan
kepada pembaca dan juga penulis untuk mengetahui problematika pendidikan
Islam pada era globalisasi. Dan jika dalam membaca makalah, pembaca
menemukan adanya kekeliruan dan kesalahan maka penulis sangat
mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan penulis
makalah kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai