Disusun Oleh:
JALIL AKBAR
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas limpahan
sebagaimana mestinya.
terkirimkan atas junjungan nabi besar kita muhammad rasulullah saw, keluarga,
sahabat serta orang-orang yang senantiasa istiqamah dengan ajaran dan sunnah
beliau.
globalisasi.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
A. Makna Globalisasi............................................................................... 3
A. Kesimpulan.......................................................................................... 26
B. Saran.................................................................................................... 27
Daftar Pustaka............................................................................................ 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANAG
mendorong kearah perubahan, kita sebagai bagian dari masyarakat dunia tersebut,
mau tidak mau dipaksa untuk ikut dalam perubahan itu. Sekarang ini arus
globlisasi tidak terhindarkan lagi, era informasi telah berubah wajah dunia
menjadi semakin indah. Era ini ditandai dengan ciri-ciri seperti menguasai dan
giliranya menjadi tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan khususnya
Lembaga Pendidikan Islam. Oleh karena itu dalam makalah ini mencoba
menjelaskan tentang kajian kritis pendidikan islam dari masa ke masa dan bentuk-
bentuk dari tantangan yang dihadapi oleh Lembaga Pendidikan Islam serta upaya
dalam menghadapi tantangan itu sehingga pada ahirnya terumus satu konsep
zaman tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1
2. Bagaimana refitalisasi peran pendidikan?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian globalisasi
kebudayaan yang ada di setiap penjuru dunia ke penjuru dunia yang lain sehingga
komunikasi dan organisasi di antara masyarakat satu dengan yang lainnya yang
baru yang sama”. Hubungan tersebut disebabkan oleh penemuan baru seperti alat
hubungan sosial akhirnya menjadi intens antar penduduk di dunia ini dan
dampak timbal balik antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya sehingga
3
2. Posisi pendidkan islam
tentang ketentuan umum menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
Negara.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
agamanya. Pada beberapa bab lainnya juga sangat tampak bahwa kata agama dan
nilai-nilai agama kerap mengikutinya. Misalnya, dalam bab III tentang prinsip
4
penyelenggaraan pendidikan disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam membangun manusia Indonesia
seutuhnya. Hal yang wajar jika pendidikan nasional berlandaskan pada nilai-nilai
agama, sebab bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama. Agama bagi
bangsa Indonesia adalah modal dasar yang menjadi penggerak dalam kehidupan
manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia
dalam hidup manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Indonesia dan menjadi dasar kepribadian, maka manusia Indonesia akan menjadi
manusia yang paripurna atau insan kamil. Dengan dasar inilah agama menjadi
5
pendidikan nasional mampu membawa cita-cita nasional, yakni bangsa Indonesia
Tidak jauh beda dengan pendapat Mastuhu, guru besar Ilmu Pendidikan
Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, DR. Ahmadi yang dikutip
manusia) menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur (akhlak mulia), dan memiliki kemampuan untuk memikul
dari tataran universalitas konsep Pendidikan Islam lebih universal karena tidak
dibatasi negara dan bangsa, tetapi ditinjau dari posisinya dalam konteks nasional,
dan aksiologis) pendidikan Islam relevan dan merupakan bagian integral dari
6
merupakan aset nasional, maka posisi pendidikan Islam sebagai subsistem
nasional, pendidikan agama sempat menjadi masalah ketika masuk dalam sistem
terdapat siswa yang bukan muslim, mungkinkah bisa diajarkan pendidikan agama
demokratis, realistik dan sesuai dengan kebebasan serta upaya menjunjung tinggi
globalisasi pada suatu bangsa terjadi di berbagai bidang, antara lain: bidang
sebagainya.
7
Fenomena yang terbangun dengan munculnya era globalisasi telah
terus berkembang tanpa pandang bulu dapat diserap atau juga bagaimana
mensikapi hal baru yang selalu saja datang silih berganti tanpa adanya filter yang
hand phone, dan peralatan canggih lainnya, telah benar-benar menjadi hal yang
Di era global seperti ini, dunia pendidikan Islam mau tak mau juga harus
teknologi yang ada. Sebagai agen perubahan sosial, pendidikan Islam yang berada
dalam arus modernisasi dan globalisasi dewasa ini dituntut untuk mampu
perubahan dan kontribusi baru yang berarti bagi perbaikan umat Islam.
tidak boleh lupa dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Pendidikan Islam
harus mampu membentengi umat Islam dari pengaruh negatif globalisasi dan
8
perkembangan teknologi yang ada, serta memaksimalkan pengaruh positifnya
Indonesia dewasa ini adalah perubahan terus menerus pada setiap lini kehidupan
tengah masyarakat.
memberi nilai tersendiri bagi kemajuan bangsa setidaknya dalam bersaing dengan
Akan tetapi harus diakui adanya celah yang kurang kondusif bagi pengembangan
bawah ini merupakan ekses sampingan yang dialami oleh masyarakat yang sedang
mass media, sehingga kultur tidak lagi bersifat lokal melainkan bersifat nasional
atau bahkan global. Hal ini akan berakibat meningkatnya heterogenitas nilai-nilai
9
merasa perlu melengkapi dirinya dengan nilai-nilai lain yang datang dari
yang lebih mengakui kebebasan bertindak menuju perubahan masa depan, dengan
rasional. Meskipun yang irrasional itu nampaknya tidak bisa hilang sama sekali
dari kehidupan umat manusia, akan tetapi sebagian terbesar kehidupan semakin
diatur oleh aturan-aturan yang rasional, ini berarti pula faham-faham keagamaan
bukan persoalan, karena sudah menjadi kenyataan sejarah sejak zaman dulu, akan
tetapi jika semua orang sepakat bahwa ukuran keberhasilan hidup itu ialah
kemajuan materi saja, justru hal yang demikian menentang terhadap eksistensi
agama, sebab agama mengajarkan bahwa keberhasilan itu harus diukur dari dua
urbanisasi yang pesat, hal ini dapat menimbulkan konsekwensi tersendiri terhadap
10
Jalaluddin Rahmat (1997) memberi ilustrasi bahwa pendidikan telah
melahirkan para ahli di bidangnya, mereka bisa melahirkan teknologi nuklir yang
dapat memberi sumber energi, ketika sumber energi lain mulai menyusut. Dunia
penyakit melainkan juga untuk membunuh sel-sel kanker. Pion cance therapy
Tetapi, seperti yang kita ketahui, lebih dari 50.000 senjata nuklir yang ada di
dunia sekarang ini memiliki daya penghancur jutaan kali bom yang jatuh di
pabrik kimia yang menghasilkan insulin dan interferon. Insulin diperlukan oleh
mereka yang menderita diabetis, dan interferon diperlukan oleh mereka yang
mengidap penyakit kanker. Tetapi, kemajuan biokimia juga telah dipakai untuk
hewan. Pada saat yang sama lebih dari seribu delapan ratus satelit yang sekarang
11
untuk menghancurkan sesama satelit sehingga ruang angkasa penuh dengan
sampah-sampah radioaktif.
suatu daerah dari bahaya banjir, mencegah desertifikasi (meluasnya gurun pasir),
atau menyediakan air bagi daerah yang kekeringan. Namun, teknologi ini juga
penyimpangan air sungai, gempa bumi, gelombang laut, atau ledakan vulkanis.
yang baru. Radio dapat dikaitkan dengan pesawat telepon sehingga sinyal dapat
dikirim ke kantor, rumah, mobil, atau ke beeper portabel, semacam telepon saku.
negara-negara Barat sebagai rujukan nilai, maka akan terjadi tidak saja
ketergantungan politis dan ekonomis, tetapi juga kultural. Di sini nilai-nilai agama
12
Indonesia dengan ideologi Pancasilanya dan keanekaragaman suku
bangsa yang ada di dalamnya merupakan potensi yang besar yang perlu digali
yang utuh, diharapkan terbentuk suatu konsep pendidikan Indonesia yang ideal.
Berikut adalah poin-poin dari konsep pendidikan yang ideal bagi Indonesia yang
siswa dengan leluasa menggali pengetahuan melalui semua fasilitas yang telah
disediakan oleh sekolah tanpa mesti dibatasi. Pendidikan yang demokratis juga
berarti bahwa setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama dalam
maupun nilai yang tidak mencukupi. Sehingga sekolah idealnya siap menampung
semua siswa dengan latar belakang ekonomi, sosial, budaya, maupun kemampuan
13
pendidikan yang akan diimplementasikan idealnya memiliki fleksibilitas yang
bermakna pendidikan yang bersifat plural dan relatif. Bahwa perbedaan prestasi
yang diperoleh tiap peserta didik merupakan hal yang wajar serta tidak dengan
keseragaman adalah bentuk sikap otoriter yang tidak sesuai dengan hakikat
seorang pendidik tidak patut menjadi sosok yang determinis dan reduksionis.
saja, melainkan terdapat pula aspek humaniora yang penting dalam kehidupan
14
sekaligus mengembang. Fenomena yang terjadi pada pendidikan Indonesia saat
ini adalah sistem kurikulum yang terlalu berat sebelah, yakni aspek saintifik.
aspek humaniora.
diberikan oleh Tuhan (intuisionisme). Ketiga hal inilah yang menjadi landasan
dalam membangun proses pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Bahwa
pada dasarnya peserta didik memiliki potensi atau bekal dalam membangun
menggunakan intuisi yang dimiliki dalam menghadapi suatu isu pada kehidupan
pembelajaran konstrutivisme.
15
8. Pembelajaran yang inovatif
1. problematika
Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang menimbulkan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal.
Dari pendapat yang telah disampaikan oleh para ahli, dapat disimpulkan
atau masalah ialah sesuatu yang menyebabkan tidak tercapainya sebuah tujuan.
16
Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual
pendidikan.
output pendidikan. Seperti diketahui, di era globalisasi dewasa ini telah terjadi
tinggi, karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global. Hal ini
sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan mereka, terutama jika kondisi
rendah).
pembelajaran, namun posisi guru tidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya
17
c. Masalah Kebudayaan (alkulturasi)
Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material
maupun mental spiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu
perkembangan kebudayaan dalam abad moderen saat ini adalah tidak dapat
kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sinilah terdapat tantangan bagi
mudah masuk pengaruh negatif bagi kebudayaan, moral dan akhlak anak. Oleh
karena itu hal ini merupakan tantangan bagi pendidikan islam untuk memfilter
para peserta didik. Tuntutan global telah mengubah paradigma pembelajaran dari
1. Konseptual
18
Jawaban persoalan ini adalah pendidikan Islam secara konseptual dan
secara realitas selalu aktif dan mendapatkan posisi yang strategic dalam
relevansi sesuai dengan tuntutan zaman. Memang perlu diakui globalisasi yang
Rahim,2001:129).
Dari sini tampak bahwa pendidikan Islam memiliki ruang dalam aspek
di atas, pendidikan Islam secara tegas memiliki tujuan tidak hanya mengurusi
peserta didik.
kosmopolitan di antara berbagai bangsa, budaya, agama, bahasa, ras, etnis, jenis
kelamin, status sosial, dan pluralitas. Ini berarti bahwa pendidikan mestilah harus
berpijak pada pilar learning to life together. Untuk mendukung yang terakhir ini
19
selama ini selalu konsisten dalam aspek humanistik, bahkan pendidikan Islam
paradigma dan strategisnya. Karena adanya sebuah persaingan yang ketat antara
berbagai komponen dalam percaturan pasar bebas (free market), maka dibutuhkan
ini pendidikan Islam tidak perlu membuka atau menutup diri terhadap turbulasi
ashlah. Sains dan teknologi modern merupakan perkara baru (aljadid) yang netral
values, bilamana diambil oleh pendidikan yang Islami, menjadi value bond, akan
menghasilkan sains dan teknologi yang semula netral akan berisi dengan nilai-
teknologi yang dilancarkan oleh globalisasi. Seperti media masa baik cetak
maupun elektronik, telah mempengaruhi secara mendasar pola pikir dan kontruksi
landasan motivasi, inspirasi dan akidah. Umat Islam perlu memperkuat dan
20
mempertegas landasan hidup agar mampu menjawab tantangan. Dalam konteks
tersebut, pendidikan Islam memerlukan sebuah paradigma yang jelas, baik secara
idealitas tersebut dibutuhkan kerja sama dan sinergitas antara seluruh komponen
akan tetap memberikan respon positif dan tetap selalu mempertahankan karakter
Di samping itu agar pendidikan Islam tidak terjebak pada sikap menutup
atau eksklusif yang berakibat ketinggalan zaman, atau membuka diri dengan
risiko kehilangan jati diri atau kepribadian, maka pendidikan Islam harus kembali
ke dasar, back to basic, yakni al-Quran dan al-Hadis, sebagai identitas "lokal"
dengan tetap mengambil perkara yang baru (al jadid) yang lebih baik dalam sains
Rahman, dan Naguib al-Attas, telah menulis karya tulis khusus tentang
membahas soal pendidikan secara tidak langsung adalah sosok Ismail Raji Al-
21
pendidikan telah tersebar luas. Al-Faruqi adalah figur yang sangat berpengaruh di
pemahamannya tentang pendidikan Islam da-pat dilihat dalam buku dan tulisan-
tulisan ilmiahnya.
pada kurangnya visi yang secara mendasar bersifat filosofis. Dalam hal ini konsep
al-Faruqi tentang tauhid, ke Esaan Tuhan, benar-benar luar biasa karena telah
meletakkan dasar kepada prinsip-prinsip bidang ilmu lainnya seperti sejarah, Ilmu
ekonomi, tata aturan dunia dan estetika. Meskipun secara eksplisit tidak
tauhid secara logis kita dapat menyimpulkan beberapa prinsip yang harus ada
upaya pencerdasan kehidupan bangsa itu merupakan modal dasar bangsa untuk
22
menghadapi tantangan internal dan tantangan global yang cenderung semakin
bersumber dari dua akar permasalahan. Pertama, sejak 32 tahun terakhir ini
sehingga anak didik tercabut dari akar budayanya, lingkungan fisik dan sosialnya.
Akibat penyeragaman ini, pendidikan menjadi tidak fungsional dan jauh dari
situasi nyata yang dihadapi anak didik. Penekanan berlebihan akhirnya diarahkan
Arismunandar, yang memiliki masa kementrian tersingkat hingga saat ini, sampai
masa jabatan menteri yang bersangkutan (TIM Nasional PRPSDM, 2001: xiv-xv).
23
Berdasarkan fakta di atas, sebagai bagian dari reformasi total, pendidikan
juga harus melakukan sebuah reformasi, untuk terciptanya masyarakat madani dan
dalam konteks zamannya sekarang baik secara teoritis maupun praktis. Atas
problem dan tantangan pendidikan nasional di atas, pendidikan Islam secara tidak
justru tidak memiliki orientasi yang jelas karena disebabkan oleh kebijakan-
kebijakan menteri pendidikan yang tidak kontinyu. Di samping itu juga problem
klasik dalam dunia pendidikan Islam sebagaimana penulis jelaskan pada subbab
adalah teman bagi Orang-orang beriman, dan Dia membimbing mereka keluar
manusia, sebagai peserta didik, keluar jauh dari buruknya kebodohan menuju
cahaya penceraha (MA. Kaji 1992: 7). Secara prinsip, hal itu berarti Islam
sebuah proses belajar-mengajar tanpa dikaitkan dengan Allah, tetapi juga sebuah
proses terpadu yang disertai kesadaran akan kehadiran Tuhan, karena Islam
24
Allah (ibadah). Untuk itulah, pendidikan Islam harus menanamkan benih
keteguhan hati dan loyalitas terhadap Islam ke dalam mentalitas dasar peserta
imannya kepada Allah dalam situasi dan kondisi apapun, bukan perkembangan
yang didominasi Barat. Jadi, benarlah bahwa keadaan tersebut, bi'ah (lingkungan),
yang didasarkan pada kecintaan pada Islam lebih penting, yang membawa
semangat belajar kedalam hati setiap umat. Misalnya, dalam kehidupan sahabat-
sahabat besar, sekalipun situasi pada saat itu dikuasai kaum jahiliyah, mereka
tetap mengembangkan diri dengan penuh kecintaan kepada Islam dan menjadi
Muslim sejati. Dalam hal ini, visi pendidikan Islam tentu tidak diarahkan oleh
pragmatisme, namun oleh keteguhan hati dan cinta terhadap Allah" (Afandi
Muchtar, 2005:236).
yang cerdas dan berkeadilan memang suatu proses yang panjang dan
lanjutkan sebagai upaya untuk melanjutkan perjuangan demi cita-cita yang telah
digariskan.
25
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kebudayaan yang ada di setiap penjuru dunia ke penjuru dunia yang lain sehingga
Indonesia dewasa ini adalah perubahan terus menerus pada setiap lini kehidupan
tengah masyarakat.
memberi nilai tersendiri bagi kemajuan bangsa setidaknya dalam bersaing dengan
Akan tetapi harus diakui adanya celah yang kurang kondusif bagi pengembangan
Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang menimbulkan
permasalahan.
26
mendasar terhadap pendidikan di Indonesia. Tonggak-tonggak perjalanan panjang
upaya pencerdasan kehidupan bangsa itu merupakan modal dasar bangsa untuk
B. SARAN
terdapat banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
ini kedepannya.
27
DAFTAR PUSTAKA
1995
http://kaduajatodakna.blogspot.com/2012/12/makalah-kapita-selekta-
pendidikan-islam.html
http://mbahduan.blogspot.com/2012/03/makalah-tantangan-pendidikan-
islam.html
28