Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

“PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL”

Dosen Pengampu :
Machrup Eko Cahyono, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1. Fitria Prastyaning Alvariani (126201212107)


2. Muhammad Fathoni Ishaq (126201212120)
3. Siti Nur Wahyuningsih (126201212133)
4. Dhiyaa’ Rihhadatul ‘Aisy (126201212146)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Tanpa ridha dan petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini
dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada bapak Machrup
Eko Cahyono, M.Pd.I selaku dosen pengasuh mata kuliah Sosiologi Pendidikan
Islam yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
dengan tema “Pendidikan dan Perubahan Sosial” dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin


sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa kami tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.
Meskipun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini.

Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca kami mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.

Tulungagung, 7 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Pengertian Pendidikan...........................................................................................6
B. Perkembangan Pendidikan Islam...........................................................................8
C. Perubahan Sosial..................................................................................................11
D. Kontribusi Pendidikan dalam Perubahan Sosial...................................................18
BAB III PENUTUP..............................................................................................................21
A. Kesimpulan...........................................................................................................21
B. Saran....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan. Dengan
pendidikan manusia akan menjadi terdidik dan terpelajar. Pendidikan
menentukan kualitas sumber daya manusia yang ada disuatu bangsa.
Sumber daya manusia yang berkualitas dapat menunjang pertumbuhan dan
kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan dan perubahan sosial adalah dua hal yang saling bertautan
satu dengan yang lain. Keduanya saling mempengaruhi, sehingga
berdampak luas di masyarakat. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat setiap kalinya dapat direncanakan dengan arah
perubahan yang ingin dicapai. Namun perubahan sosial juga dapat terjadi
setiap saat tanpa harus direncanakan terlebih dahulu karena disebabkan
oleh pengaruh budaya dari luar.
Pendidikan mempengaruhi masyarakat yang pada akhirnya terjadi
perubahan sosial. Perubahan sosial sebagai bentuk inovasi yang berkaitan
dengan seluruh aspek kehidupan manusia yang bertujuan meningkatkan
kemakmuran. Di masa depan pendidikan sebagai proses yang dapat
mengubah perilaku individu dalam perubahan sosial yang akan berdampak
dengan terjadinya perubahan baik pada tingkat individu sebagai agen
maupun tingkat kelembagaan yang mampu mengubah struktur sosial yang
ada di masyarakat. Diharapkan pendidikan dalam perubahan sosial dapat
menghasilkan generasi yang kritis serta solusif dalam menghadapi
permasalahan sebagai bagian perubahan sosial masyarakat.
Sosiologi pendidikan mempunyai fungsi untuk mendukung
pendidikan secara kontekstual, dimana fungsinya sebagai sebuah sistem
yang menata kembali arah pendidikan dan perubahan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari pendidikan?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan Islam?
3. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial?
4. Bagaimana kontribusi pendidikan dalam perubahan sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari pendidikan
2. Mengetahui perkembangan pendidikan Islam
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perubahan sosial
4. Mengetahui kontribusi pendidikan dalam perubahan sosial
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Dalam definisi sempit, pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan agar mempunyai kemampuan dan
kesadaran penuh terhadap hubungan tugas-tugas sosial mereka. Sementara
itu, definisi luas pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan kehidupan secara tepat di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam pengertian modern diartikan sebagai proses formal
dan direncanakan dimana warisan kebudayaan dan norma-norma sebuah
masyarakat ditransmisikan dari generasi ke generasi, dan melalui transmisi
warisan itu dikembangkan melalui penemuan ilmiah. Sedangkan pendidikan
dalam pengertian konvensional dipahami dengan memberikan materi-materi
kebudayaan dimaksudkan agar pengetahuan anak tentang budaya manusia
bertambah, jika kegiatan tersebut dilanjutkan kepada usaha membentuk atau
membimbing kepribadian anak.1
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar
sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan
peranan hidup secara baik. Definisi pendidikan sangat dipengaruhi oleh pola
piker dan paradigma yang dianut, karena dengan peradigma tersebut
seseorang akan mengikuti teori dan menerapkan dalam kehidupan keseharian.

1
Prof. Dr. Sudarwan Danim, Pengantar Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, cv,
2013), hlm. 161.
Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan manusia.
Berikut adalah fungsi pendidikan yang berhubungan dengan perubahan sosial
di masyarakat.2
1. Fungsi pendidikan sebagai perubahan sosial
Pendidikan berperan sebagai pencetak penemu-penemu baru dengan hasil
temuan mereka akan mempengaruhi kebudayaan masyarakat sehingga
mengakibatkan perubahan sosial yang menyeluruh.
2. Fungsi memindahkan nilai-nilai budaya (transformasi kebudayaan)
Pendidikan dapat dirumuskan sebagai proses kegiatan yang direncanakan
untuk memindahkan pengetahuan, sikap, nilai-nilai, serta kemampuan-
kemampuan mental lainnya dari satu generasi ke generasi, seperti proses
interaksi guru dan murid di kelas dan sekolah ataupun di kelompok-
kelompok warga belajar serta keluarga.
3. Fungsi mengembangkan dan memantapkan hubungan-hubungan sosial
Membentuk peserta didik lebih mengetahui, memahami dan mengerti
kelompok-kelompok sosial yang ada di lingkungan sosial mereka.
Pendidikan membawa mesyarakat kearah perubahan yang menuju
perbaikan.

Pendidikan sebagai suatu sistem menurut Undang-Undang Republik


Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 11
ayat 1, yang menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur
yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal
dimana ketiga jalur tersebut saling melengkapi dan memperkaya.

2
Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:
BIGRAF Yogyakarta, 2000), hlm. 109.
B. Perkembangan Pendidikan Islam
Perkembangan ajaran agama islam sangat luar biasa,yang semula
agama islam lahir di mekkah dengan pengikut yang tidak lebih dari
kalangan keluarganya rosululloh sendiri sebagai peletaak dasar keimanan
sekarang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Perkembangan yang luar
biasa ini tentu membutuhkan pengorbanan, perjuangan yang begitu besar,
dimulai dari zaman rosululloh hijrah kemadinah yang kemudian agama
islam berkembang disana dan akhirnya menakklukkan kota mekkah
kembali. Kemudian pada masa khalifah dimana ajaran agama islam terus
meluas dan menyebar jauh sampai ke asia dan eropa, kemudian diteruskan
pada masa dinasti umayyah dan abasyiah pengembangan perluasan islam
dan jalur perdagangan terus dilakukan. Dengan penyebaran yang sangat
luas inilah dibutuhkan penanaman nilai nilai ajaran agama islam kepada
pemeluknya yang sudah semakin meluas.
Dengan perkembangan perdagangan, maka muncullah kelas
menengah yang tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi saja
tetapi juga menekuni kegiatan kultural, pendidikan, dan kemasyarakatan.
Kesamaan bahasa dan pedoman dasar yaitu alquran merupakan pengikat
berbagai macam tradisi dari berbagai kelompok etnis. Hal tersebut
menjadikan bahasa arab sebagai bahasa puisi dan prosa yang dapat
mengungkap abstraksi fisiologi,saintik dan teologis, untuk memahami dan
menafsirkan alquran. Dan pada masa kejayaan jundi shapur sebagai pusat
pendidikan tinggi kerajaan persia pada abad ke 6, kemudian bahasa arab
dijadikan sebagai landasan untuk perkembangan ilmu pengetahuan3.
Pada masa al mansur perkembangan pendidikan berkembang sangat
pesat, dimana pada saat itu mendatangkann ilmuwan dari syiria ,persia,
hindu, yahudi, kristen, zoroaster di jundi shapur melalui khuttab dan
masjid yang dipandu oleh seorang syekh yang dalam pelajarannya
menggunakan sistem halaqah. Kuttab adalah tempat belajar yang terletak

3
Nur Efendi,islamic educational sociology, (Depok: Rumah Media, 2017), hlm.
126.
dirumah guru, kuttab dipandang sebagai lembaga pendidikan dasar tertua
yang pernah ada dan dalam perkembangannya mengalami perluasan
fungsi, tidak hanya untuk belajar tulis, baca, tetapi juga untuk belajar
tentang alquran.4
Pada masa awal perkembangan islam, penentuan antara pendidikan
dasar dan pendidikan tinggi sudah ada batasan yang sangat jelas. Dimana
kuttab tempat untuk belajar baca tulis al quran yang diikuti oleh anak
anak, sedangkan masjid tempat untuk orang dewasa belajar alquran secara
mendalam. Kemudian dalam perkembangannya pembatasan pendidikan ini
menurut charles michael stanton diklasifikasikan dari ilmu yang dikaji dan
dari tempat pelaksanaan, yakni; pendidikan formal dimulai dari masjid
jami (selain tempat ibadah juga termasuk pusat informasi dan penyambung
hubungan antara pemerintah dan masyarakat), dan masjid non jami’( pusat
halaqah agama yang hanya menyampaikan disiplin ilmu hadis, sastra arab,
nahwu saraf, tafsir, ushul fiqih, fiqih, berawal dari pengklasifikasian
disiplin ilmu inilah ilmu ilmu yang lain seperti sains, filsafat yunani dan
ilmu yang berasal dari timur tidak diajarkan karena tidak termasuk
kedalam ilmu agama. Masyarakat islam pada saat itu lebih fokus pada
perkembangan ilmu fiqih, yaitu adanya aliran empat madzhab dalam fiqih5
Barulah pada masa pemerintahan nizham al mulk didirikan lembaga
wakaf yang merupakan awal dari sebutan lembaga pendidikan yang
berpusat di masjid sebagai masjid akademik yang sistemnya berbeda dari
sistem masjid jami’ maupun non jami’.perbedaanya terletak pada sistem
pendidikannya yaitu, Madrasah akademik ini merupakan wakaf,
mengangkat tenaga pengajar khusus, staf maupun guru mendapatkan
penghasilan, santri/mahasiswa mendapatkan beasiswa, dan semua
pengelolaan wakaf ini disediakan oleh khalifah. Dengan sistem inilah
perguruan tinggi jundi shapur di baghdad menerapkan pendidikan formal

4
Abdullah Idi,Revitalisasi pendidikan islam,(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), hlm.
7.
5
Charles Michael Stanton, Pendidikan Tinggi Dalam Islam Sejarah Dan Peranannya
Dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: logos Publishing House, 1994), hlm. 36.
islam, tetapi kurikulum yang diberikan didominasi oleh ilmu agama
dengan alquran sebagai porosnya. Menurut stanton kelebihan sistem
pendidikan madrasah akademik ini adalah mampu menciptakan
pendidikan khas, yang memadukan antara kehidupan sosial dan akademik
dari orang yang tinggal di lingkungan tersebut. 6
Perkembangan selanjutnya disaat masyarakat muslim mulai terbentuk,
pendidikan diselenggarakan secara formal, sehingga menjadi salah satu
pilar dari peradapan pendidikan islam. Pendidikan formal ini ditandai
dengan munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan dan sekaligus
sebagai jalur pendidikan. Didalam madrasah tersebut berlangsung proses
komunikasi pedagogsis antara peserta didik dan pendidik yang darinya
diharapkan mengarah pada tercapainya tujuan instruksional. Dengan
demikian pendidikan islam terus mengalami perkembangan sejak zaman
rosululloh sampai zaman sekarang ini, perbedaan cara pandang , cara
berfikir membuat pendidikan mengalami perkembangan dari masa ke
masa dan disesuaikan dengan zaman.

6
Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Bulan
Bintang, 1979), hlm. 79.
C. Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku
manusia dalam bermasyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang
lainnya.7 Perubahan sosial adalah perubahan untuk mencapai ketentraman
sosial yang stabil. Menurut Zalman dan Duncan menyimpulkan bahwa
perubahan sosial adalah pembelajaran kembali individu atau kelompok
sebagai reaksi terhadap adanya tuntutan aktivitas dalam situasi yang baru,
yang menghasilakan perubahan, baik dalam bentuk dan atau fungsi sosial.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, perubahan sosial
dapat dikatakan sebagai perubahan yang terjadi pada segi struktural
masyarakat seperti pola perilaku dan interaksi antar anggota masyarakat,
seperti nilai, sikap, dan norma sosial dalam masyarakat. Perubahan tersebut
terjadi dengan cepat dan jika dilihat dari bentuknya, perubahan sosial
dibedakan menjadi beberarap kladifikasi, yaitu:
1. Perubahan sosial cepat dan perubahan sosial lambat
2. Perubahan sosial kecil dan perubahan sosial besar
3. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki

Dalam perubahan sosial terdapat berbagai unsur agar terjadi


perubahan sosial baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Konsep-
konsep perubahan sosial meliputi :

1. Internalisasi
Proses dimana seorang individu belajar untuk menanamkan segala
perasaan, hasrat dan emosi yang dibutuhkan selama hidupnya.
2. Sosialisasi
Proses yang dilalui oleh seorang individu dari masa kanak-kanak hingga
masa tua yang bertujuan untuk mempelajari pola-pola tindakan dan
interaksi dalam kehidupan masyarakat.
3. Enkulturasi

7
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika Teori dan Terapan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), hlm. 163.
Proses seorang individu dalam beradaptasi terhadap aturan, norma dan
adat istiadat yang ada dikehidupannya.
4. Diffusion (penyebaran)
Suatu proses yang menyebarkan unsure-unsur kebudayaan dari suatu
kelompok ke kelompok lainnya.
5. Akulturasi
Pencampuran 2 kebudayaan tanpa menghilangkan unsur kepribadian
budaya yang sebelumnya.
6. Asimilasi
Proses perpaduan dua kebudayaan yang lebih membaur dibandingkan
akulturasi.

Perubahan sosial berhubungan dengan masuknya modernisasi dan


globalisasi ke suatu negara yang merupakan suatu kemajuan yang bersifat positif
dan juga dapat berupa suatu kemunduran yang bersifat negatif dari masa
sebelumnya.

1. Dimensi-dimensi Perubahan Sosial8


Menurut Himes dan Moore, perubahan sosial mempunyai tiga dimensi
yaitu:
a. Dimensi Struktural, yang mengacu pada perubahan dalam bentuk
struktur masyarakat,menyangkut peranan,munculnya peranan
baru,perubahan dalam kelas sosial,dan perubahan dalam lembaga
sosial.
b. Dimensi Kultural,mengacu pada perubahan kebudayaan dalam
masyarakat.
c. Dimensi Interaksional,mengacu pada adanya perubahan hubungan
sosial dalam masyarakat.

8
Sri Sultani, Op.Cit. hlm.7.
2. Ciri-ciri Perubahan Sosial9
Soekanto menjelaskan ciri-ciri perubahan sosial sebagai berikut :
a) Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembanganya karena
setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara
lambat laun maupun cepat.
b) Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu
akan diikuti oleh perubahan pada lembaga-lembaga lain.
c) Perubahan yang berlangsung sangat cepat, biasanya
mengakibatkan disorganisasi karena dalam masyarakat ada proses
penyesuaian diri/adaptasi. Disorganisasi yang diikuti oleh proses
reorganisasi akan menghasilkan pemantapan kaidah-kaidah dan
nilai yang baru.
d) Suatu perubahan tidak dapat dibatasi pada aspek kebendaan atau
spiritual saja, karena keduanya mempunyai kaitan timbal balik
yang kuat.

3. Teori Perubahan Sosial10


a. Teori Klasik
1) Teori Evolusi (Evolutioary Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Auguste comte(1798-1857) dan
Herbert Spencer (1820-1903),kemudian dilanjutkan oleh Emile
Durkheim dan Tonnies. Secara umum,teori ini memandang bahwa
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat adalah perubahan sosial
yang berlangsung secara bertahap,Perubahan ini mempengaruhi cara
pengorganisasian masyarakat terutama dalam hal kerja,Perubahan ini
juga merubah masyarakat dari yang sederhana hingga menjadi
masyarakat yang memiliki hubungan terspesialisasi dan impersonal.
2) Teori Konflik (Conflict Theory)

9
Sri Sultani,Ibid,hlml.10
10
Epon ningrum, Perubahan Sosial BBM 11, diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/TEMPAT_RUANG_DAN_SISTEM_SOSIAL/
BBM_11.pdf , pada tanggal 26 Oktober 2010, pada pukul 11:00:20 PM. hlm. 5
Teori ini mengacu pada pemikiran Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.
Menurut Marx,konflik kelas sosial merupakan sumber utama
perubahan sosial,sedangkan menurut Dahrendorf berpendapat bahwa
semua perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di
masyarakat. Prinsip dasar teori ini adalah: Konflik,pertentangan,dan
perubahan sosial yang selalu ada di masyarakat,Konflik sosial selalu
melekat pada struktur masyarakat,Konflik sosial merupakan proses
sosial yang bersifat konstan,sedangkan perubahan sosial sebagai
akibat konflik.
3) Teori Fungsional (Functionalist Theory)
Menurut teori ini perubahan sosial adalah sesuatu yang konstan dan
tidak memerlukan penjelasan. Perubahan adalah sesuatu yang
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan sosial,hingga terjadi
keseimbangan sosial kembali.
4) Teori Siklus (Cyclical Theory)
Teori ini memiliki perspektif bahwa setiap masyarakat terdapat
siklus yang artinya perubahan pada masyarakat tidak akan berakhir
melainkan akan terus berlangsung.

b. Teori Modern
a. Teori modernisasi (modernization theory)
Teori ini berpandangan bahwa negara-negara berkembang dan belum
berkembang perlu mengatasi permasalahan untuk mencapai
perkembangan ekonomi. Menurut Etzioni-Halevy,transisi dari
keadaan tradisional kearah berkembang ditandai dengan menurunnya
angka kematian dan kelahiran,pengaruh keluarga,terbukannya sistem
stratifikasi sosial,sistem kelembagaan birokratis,munculnya
kebudayaan massa,dan munculnya perekonomian pasar serta
industrilisasi.

b. Teori kketergantungan (dependencia theory)


Teori ini dikembangkan oleh Andre Cunder Frank. Teori ini
memandang perkembangan dunia yang tidak merata,dimana negara
maju menduduki posisi dominan sedangkan negara belum
berkembang secara ekonomi memiliki ketergantungan kepada negara
maju. Negara maju memiliki kekuatan secara ekonomi dan selalu
menciptakan suatu kondisi ketergantungan bagi negara-negara belum
berkembang.
c. Teori sistem dunia (world system theory)
Salah satu penganut teori ini adalah Imanuel Wallerstein. Teori ini
memandang bahwa perekonomian dunia terbagi atas 3 jenjang yaitu
negara inti,negara semi periferi,dan negara periferi. Kondisi ini
menciptakan kesenjangan perkembangan yang semakin besar antara
negara inti dengan jenjang negara tersebut. Negara inti adalah negara
maju,seperti Amerika,Jepang,dan negara-negara eropa barat. Negara
semi periferi meliputi negara eropa selatan,sedangkan negara periferi
adalah negara-negara dikawasan Asia dan Afrika.

4. Sumber Perubahan Sosial


Menurut Astrid S. Susanto(1985),perubahan sosial terjadi karena hasil
interaksi banyak faktor. Faktor utama perubahan sosial adalah keadaan
geografi,keadaan biofisik kelompok,kebudayaan,dan sifat anomi
manusia.11 Kondisi geografis dapat memengaruhi pola hidup
masyarakat,contohnya adalah alih fungsinya lahan pertanian menjadi
kawasan perumahan. Faktor biologis dapat dikaitkan dengan gizi makanan
dan jumlah penduduk. Tradisi yang berada dalam masyarakat juga menjadi
salah satu faktor penghambat perubahan sosial karena adanya rasa takut
dan ketidakberanian menerima konsekuensinya.Menurut Margono dalam
soekanto mengemukakan bahwa secara umum terdapat 4 sumber
perubahan sosial,yaitu:12

11
Ibid, hlm.7
12
Epon Ningrum, Loc.Cit.
1. Ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi yang ada,karena itu ada
keinganan untuk situasi yang lain.
2. Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara yang ada dan yang
seharusnya bisa ada.
3. Adanya tekanan dari luar seperti kompetsi,keharusan menyesuaikan
diri,dan lain-lain.
4. Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan
produkvitas.

5. Faktor Perubahan Sosial


Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan
sosial,yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor yang terjadi
didalam masyarakat seperti:13
a. Perubahan komposisi penduduk
Bertambah atau berkurangnya penduduk dapat menunujukkan
terjadinya perubahan komposisi penduduk,yang menimbulkan
perubahan sosial seperti kemisikinan,pengangguran dan kejahatan.
b. Penemuan baru
Inovasi yaitu penenemuan yang dihasilkan diadopsi oleh anggota
masyarakat dapat menimbulkan perubahan sosial. Penemuan alat-alat
elektronik dan teknologi lainnya membawa perubahan sosial secara
luas.
c. Konflik sosial
Konflik sosial adalah pertentangan yang terjadi dalam masyaraka, baik
secara perorangan maupun kelompok. Seperti halnya perselihisan antar
kelompok satu dengan yang lainnya.

d. Pemberontakan
Pemberontakan yang biasa dilakukan masyarakat desa adalah
pemberontakan untuk menentang atau memberhentikan kepala desa.

13
Ibid, hlm.8
Sedangkan perubahan sosial yang disebabkan oleh faktor eksternal
dapat berasal dari lingkungan alam atau pengaruh dari pihak
masyarakat luar. Lingkungan alam yang berubah karena campur tangan
manusia dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan
sosial,seperti bencana banjir akibat pembuangan sampah secara
sembarangan,longsor yang diakibatkan penebangan pohon secara liar.
Perubahan sosial yang terjadi pada lingkungan alam secara alamiah
seperti gempa bumi dan gunung meletus. Faktor eksternal yang
diakibatkan oleh pihak luar seperti pengaruh kebudayaan lain.
Masuknya budaya asing baik secara langsung ataupun tidak langsung
yang dibawa oleh salah satu masyarakat dapat menimbulakn perubahan
sosial.

6. Faktor Penghambat dan Pendorong Perubahan Sosial


Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial seperti sistem
pendidikan yang maju,sikap menghargai hasil karya orang lain,keinginan
untuk maju,adanya toleransi terhadap perubahan yang menyimpang,sistem
kemasyarakatan terbuka. Selain faktor pendukung,masyarakat juga
mengalami hambatan dalam proses perubahan sosial seperti perkembangan
ilmu pengetahuan yang lambat,sikap masyarakat tradisional,kepentingan
yang telah tertanam kuat,prangsaka buruk terhadap pihak luar. Perubahan
sosial dapat terjadi manakala faktor pendorong lebih kuat daripada faktor
penghambat,sebaliknya jika faktor penghambat lebih besar daripada faktor
pendorong maka perubahan sosial akan terhambat bahan tidak akan terjadi.
D. Kontribusi Pendidikan dalam Perubahan Sosial
Peran pendidikan dalam perubahan sosial masyarakat Indonesia yaitu: 14
1. Berpikir Kritis dan inovatif
Pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka untuk
meningkatkan kemampuan analisis kritis yang berperan untuk
menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara
berpikir manusia. Pendidikan akan memberikan nilai-nilai tertentu kepada
manusia, terutama dalam membuka pikirannya, menerima hal-hal baru,
maupun cara berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia
untuk dapat berpikir secara obyektif rasional dan melihat ke masa depan,
berusaha menciptakan kehidupan yang lebih maju. Berbekal pendidikan,
masyarakat akan terdorong untuk berusaha menciptakan berbagai
penemuan kebudayaan yang baru agar masyarakatnya mampu hidup
mengikuti perkembangan zaman. Peran pendidikan dalam konteks ini
sejalan dengan tujuan pendidikan nasional seperti di amanatkan dalam UU
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menjadikan manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab.
2. Mendorong sikap menghargai hasil karya seseorang
Sikap positif masyarakat terhadap berbagai hasil karya anggota
masyarakatnya, merupakan indikasi bahwa masyarakat tersebut ingin maju
lewat hasil karya baru warganya yang diharapkan dapat membawa
perubahan dan kebaikan bagi kehidupan masyarakatnya: Seperti
penghargaan, pemberian tanda jasa, penghargaan kenaikan jabatan dan
sebagainya, mendorong masyarakat untuk terus berprestasi lewat karya-
karya baru mereka, sehingga membawa perubahan dalam masyarakatnya.

14
Ryan Indy, dkk, Peran Pendidikan Dalam Proses Perubahan Sosial di Desa
Tumaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara, e-journal Universitas Sam
Ratulangi (Vol.12 No.4/ Oktober Desember 2019), hlm. 8-10.
3. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka merupakan sistem yang
memberikan peluang atau kesempatan kepada setiap warga masyarakat
untuk mengalami mobilitas sosial vertikal secara luas, di mana setiap
warga masyarakat memiliki kesempatan untuk meraih prestasi dan
memiliki kedudukan atau status sosial yang lebih tinggi. Pendidikan dalam
hal ini berperan dalam mendewasakan manusia seperti dikemukakan oleh
Sugihartono (2007) bahwa pendidikan selanjutnya diartikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan, memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
4. Pemahaman atas keberadaan masyarakat yang heterogen
Di dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial
yang mempunyai perbedaan latar belakang kebudayaan, ras, ideologi dan
sebagainya, mempermudah ter-jadinya konflik-konflik dalam masyarakat,
sehingga sering muncul goncangan-goncangan yang men-dorong
terjadinya perubahan kehidupan masyarakat: Di dalam komunitas
masyarakat Transmigran yang berasal dari berbagai macam
daerah/wilayah Indonesia yang padat penduduknya, harus
berkumpuldalam satu wilayah yang sama, menjalankan kehidupan
bersama.Karena mereka berasal dari daerah yang berbeda, cenderung
berperilaku sesuai budaya asalnya masing-masing sehingga sering terjadi
ketidak cocokan di antara mereka karena menganut nilai dan norma yang
berbeda, maka muncullah gesekan/konflik. Berangkat dari sinilah
pendidikan diharapkan memiliki peran yang kuat dalam memperbaiki
moral bangsa. Hal ini sependapat dengan pendapat Sudjana (2004) bahwa
pendidikan adalah upaya mengembangkan kemampuan atau potensi
individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral sosial sebagai pedoman
hidupnya. Dengan kata lain pendidikan merupakan proses pengembangan
kemampuan dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya.
5. Orientasi ke masa depan
Masyarakat yang mampu berpikir ke arah masa depan ( memiliki visi,
misi dan tujuan hidup yang jelas) akan terdorong untuk mewujudkan cita-
cita masa depannya: masyarakat mampu tumbuh sebagai masyarakat yang
dinamis, aktif dan kreatif, yaitu masyarakat yang selalu berusaha
menghasilkan penemuan-penemuan baru yang diharapkan mampu untuk
merubah kehidupan masyarakatnya menuju terwujudnya masyarakat baru
yang dicita-citakan. Dalam konteks masa depan tersebut, karenanya visi
pendidikan seharusnya lahir dari kesadaran bahwa kita sebaiknya jangan
menanti apapun dari masa depan.
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai
lingkungan kehidupan secara tepat di masa yang akan datang.
Perubahan sosial adalah perubahan untuk mencapai ketentraman
sosial yang stabil. Stabilitas tidak hanya pada kondisi sosial yang ideal, tetapi
juga pada kondisi normal.
Pendidikan dalam perspektif perubahan sosial yaitu pendidikan
sebagai suatu proses yang mengubah perilaku individu dalam konteks teori
perubahan sosial akan mempunyai dampak terjadinya perubahan baik pada
tingkat individu sebagai agen maupun tingkat kelembagaan yang mampu
mengubah struktur sosial yang ada dalam masyarakat.

B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini. mungkin masih
banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu dibenahi. Kesalahan dalam
belajar adalah suatu yang wajar dan maklum. Tetapi perlu adanya perbaikan
sehingga kesalahan dapat diperbaiki dan tidak terulang kembali. Sebagai
mahasiswa calon generasi penerus bangsa dan sebagai calon pendidik harus
lebih banyak membaca buku, makalah serta jurnal agar lebih memahami dan
mengetahui tentang pendidikan dan perubahan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Prof. Dr. Sudarwan Danim. 2013. Pengantar Pendidikan. Bandung.
ALFABETA, cv.
Muhadjir, Prof. Dr. H. Noeng. 2000. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial.
Yogyakarta. BIGRAF Yogyakarta.
Efendi, Nur. 2017. Islamic Educational Sociology. Depok. Rumah Media.
Idi, Abdullah. 2006. Revitalisasi pendidikan islam. Yogyakarta. Tiara Wacana.
Stanton , Charles Michael. 1994. Pendidikan Tinggi Dalam Islam Sejarah Dan
Peranannya Dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan. Jakarta. Logos
Publishing House.
Fahmi, Asma Hasan. 1979. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung.
Bulan Bintang.
Abdulsyani. 2012. Sosiologi Sistematika Teori dan Terapan. Jakarta. Bumi
Aksara.
Indy, Ryan, dkk. 2019. Peran Pendidikan Dalam Proses Perubahan Sosial di
Desa Tumaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara.
Sulawesi Utara. E-journal Universitas Sam Ratulangi (Vol.12 No.4/
Oktober Desember).

Anda mungkin juga menyukai