Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

HUBUNGAN MOBILITAS SOSIAL DAN PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Saman Hudi, S.Ag., M.Si

NAMA KELOMPOK :

1. Dwi Defriyanto ( 2003402021017)


2. Nur Fadilah (2003402021020)
3. Bahrul Ulum (2003204021057)
4. Siti Hindun (2003402021065)
5. Nur fadilah (2003402021020)
6. Nurul qomariah (2003402021019)
7. Rifqiyatul Arifah (2003402021013)
8. Muhammad faruf jailani (2003402021074)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI BIMBINGAN KONSELING

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan- Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul ”Hubungan Mobilitas Sosial Dan
Pendidikan” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Makalah dapat diselesaikan dengan baik tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, baik bantuan berupa tenaga, fikiran, semangat dan lain sebagainya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, akan tetapi penulis
berharap semoga apa yang tertulis dalam makalah ini bermanfaat bagi mereka yang
memerlukan dan semoga dapat bermanfaat

Jember, 26 Maret 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................
C. Tujuan Masalah ................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................
A. Pengertian pendidikan dan mobilitas sosial ........................................................
B. Faktor-faktor pendorong mobilitas sosial ...........................................................
C. Faktor-faktor penghambat mobilitas sosial .........................................................
D. Preses terjadinya mobilitas ................................................................................
E. saluran-saluran mobilitas sosial .........................................................................
F. dampak mobilitas sosial .....................................................................................
G. hubungan pendidikan dalam mobilitas sosial .....................................................
H. mobilitas sosial melalui pendidikan ...................................................................
I. strategi pembaharuan pendidikan demi tercapainya mobilitas sosial...................
BAB III PENUTUP .....................................................................................................
1. Kesimpulan ......................................................................................................
2. Penutup ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang jauh dari apa
yang diharapkan. Masalah dalam dunia pendidikan di Negara ini sangat bermacam-macam,
meliputi hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, hubungan
antar manusia di dalam sekolah,pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua
pihak sekolah dan lembaga pendidikan dalam masyarakat.Untuk itu, para guru dan calon guru
harus paham dan dibekali sosiologi pendidikan serta terampil mengoperasionalkan dalam
kegiatan pendidikan.

Pendidikan pada hakekatnya merupakan tali untuk mengantarkan peserta didik


menuju pada kesadaran sosial yang lebih tinggi dari sebelum ia mengenyam pendidikan.
Namun, kadang dalam perjalanannya pendidikan kerap kali malah memisahkan pesrta
didik dari kehidupan sosialnya. Hal ini terjadi karena pendidikan yang diberikan bukan lagi
berbasis akan realitas masyarakat. Akan tetapi lebih berorientasi apada pemenuhan kebutuhan
pasar baik yang sekarang ataupun yang akan datang. Sehingga peserta didik setelah selesai
mendapatkan pendidikan bukan peka akan realitas sosial malah hilang dari realitas
sosial yang ada dimasyarakat.

Melihat realitas tersebut perlu kiranya merubah akan orientasi dari pendidikan
tersebut. Agar pendidikan dapat memainkan peranannya sebagai motor penggerak mobilitas
sosial. Sebab, pendidikan sebagai pembentuk intelektual peserta didiknya merupakan faktor
yang sangat penting dalam peruabahan yang terjadi di masyarakat. Bahkan boleh dikatakan,
perubahan dalam kalangan masyarakat tergantung akan pendidikan apa yang diterima oleh
peserta didiknya. Sebagai contoh, apabila pendidikan mengajarkan bahwa komunis,
kapitalisme, dan anakirme tidak baik. Maka peserta didik tidak akan melakukan hal tersebut.
Misalnya juga, bahwa untuk dapat mendekatkan diri kepada Tuhan harus dengan peka
terhadap realitas sosial maka peserta didik yang dihasilkan akan selalu melakukan analisa
sosial.Mobilitas sebagai salah satu indikator bahwa masyarakat kita mengalami kemajuan
atau tidak cukup pantas kiranya dijadikan sebuah orientasi dari pendidikan. Sebab, tanpa
adanya mobilitas sosial masyarakat tidak mungkin untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan mobilitas social ?

2. Apa sajakah faktor-faktor pendorong mobilitas social ?

3. Apa sajakah faktor-faktor penghambat mobilitas social ?

4. Bagaimanakah proses terjadinya mobilitas social ?

5. Bagaimanakah dampak mobilitas social ?

6. Bagaimanakah hubungan pendidikan dan mobilitas social ?

7. Bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas social ?

8. Bagaimanakah terjadinya mobilitas sosial melalui pendidikan ?

9. Bagaimanakah pandangan pendidikan menurut perbedaan social ?

10. Bagaimana strategi pembaharuan pendidikan demi tercapainya mobilitas social ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan mobilitas sosial.

2. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor pendorong mobilitas sosial.

3. Untuk mengetahui apa sajakah faktor-faktor penghambat mobilitas sosial.

4. Untuk mengetahui bagaimanakah proses terjadinya mobilitas sosial.

5. Untuk mengetahui bagaimanakah dampak mobilitas sosial.

6. Untuk mengetahui bagaimanakah hubungan pendidikan dan mobilitas sosial.

7. Untuk mengetahui bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas sosial.

8. Untuk mengetahui bagaimanakah terjadinya mobilitas sosial melalui pendidikan.

9. Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan pendidikan menurut perbedaan sosial.

10. Untuk mengetahui bagaimanana strategi pembaharuan pendidikan demi tercapainya


mobilitas sosial.
D. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun dengan sistematika Pada bab I, berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan. Pada bab II, berisi tentang pendidikan
dan mobilitas sosial, faktor-faktor pendorong mobilitas sosial, faktor-faktor penghambat
mobilitas sosial, proses terjadinya mobilitas sosial, dampak mobilitas sosial, hubungan
pendidikan dan mobilitas sosial, peran pendidikan dalam mobilitas sosial, dan mobilitas
sosial melalui pendidikan. Pada bab III berisi kesimpulan dan saran untuk makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL

1. Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris
dengan “education” yang berarti pengembangan dan bimbingan. Istilah pendidikan dalam
islam disebutkan tarbiyah yang diterjemahkan dengan pendidikan.

Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi pendidikan oleh ahli, diantaranya
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad D.Marimba memberikan pengertian pendidikan
dengan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap peserta didik menuju
terbentuknya pribadi yang utama. Pendidikan dapat juga diartikan sebagai kegiatan seseorang
dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggun jawab.

2. Pengertian Moilitas Sosial


Dalam tiap masyarakat modern terdapat mobilitas sosial atau perpindahan golongan
yang cukup banyak. Orang naik atau turun statusnya dalam berbagai sistem status dalam
masyarakat itu yang didasarkan atas golongan sosial, kekayaan jabatan, kekayaan dan
sebagainya. Perpindahan orang dari golongan sosial yang lain, yang lebih tinggi atau lebih
rendah disebut mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosial ini berarti bahwa individu itu
memasuki lingkungan sosial yang berbeda dengan sebelumnya. Sedangkan menurut Haditono
mobilitas sosial adalah perpindahan seorang atau sekelompok orang dari kedudukannya yang
satu ke kedudukan lain. Kedudukan dapat berarti: situasi tempat, dapat pula berarti status.
Berikut adalah pengertian mobilitas sosial menurut para ahli :

A. Menurut Soerjono Soekanto:Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial
yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

B. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack:Mobilitas sosial adalah suatu mobilitas
dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial.

C. Menurut William Kornblum:Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu,


keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

Jadi dapat disimpulan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang
atau kelompok dari lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan yang lain. Mobilitas berasal
dari bahasa Latin, yaitu mobilis yang berarti mudah dipindahkan dari satu ke tempat ke
tempat lain. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”.
Mobilitas sosial merupakan suatu konsep dinamika sosial yang secara harfiah seringkali
diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah atau berubah posisi sosial
seseorang atau sekelompok orang pada saat yang berbeda.

B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL

1. Status Sosial

Setiap manusia secara hierarki berhak untuk memlih atau mengubah status sosial yang
mereka terima sejak lahir. Tetapi hal ini sangat tergantung pada sistem stratifikasi sosial yang
terdapat dalam masyarakat. Pada sistem pelapisan yang terbuka , individu memilik peluang
besar untuk melakukan untuk melakukan mobilitas antar kelas. Sedangkan pada sistem
tertutup, mobilitas sosial individu tetap dapat terjadi meskipun sangat terbatas dan berjalan
lambat. Pada sistem pelapisan tertutup, status yang ada dipaksakan oleh keadaan untuk
diterima. Meskipun terjadi perubahan , berjalan dalam waktu yang lama setelah melewati
beberapa generasi.

2. Keadaan Ekonomi

Terdapat perbedaan latar belakang ekonomi keluarga dari setiap individu. Tetapi,
masing-masing individu pasti berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan keadaan
ekonominya menjadi lebih baik dari semula. Jadi, mobiltas sosialdisebabkan oleh suatu sikap
yang tidak menerima keadaan ekonomi yang sudah dimiliki sebelumnya.

3. Situasi Politik

Situasi politik dalam suatu masyarakat sangat di pengaruhi aspek-aspek lain sehingga
perubahan dan kebijakan politik akan memberikan peluang untuk melakukan
mobiltas vertikal maupun horizontal.

4. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk yang tidak di imbangi dengan penyediaan atau


pengembangan kebutuhan dapat menjadi beban. Hal ini mudah di mengerti karena sejumlah
kebutuhan harus dibagi-bagi untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin banyak
jumlahnya sehingga tingkat kesejahteraan berkurang, bahkan mengarah pada kemiskinan.

C. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL

1. Perbedaan Ras dan Agama

Diskriminasi (pembedaan) ras mash banyak terjadi di dunia, baik yang secara terbuka
maupun secara terselubung. Perbedaan ini terutama di rasakan oleh ras minoritas. Biasanya
pemerintah suatu negara menerapkan kebijakan tertentu yang membatasi hak-hak ras
minoritas tersebut, seperti yang terjadi pada ras aborigin di Australia atau ras Indian di
Amerika Serikat.

2. Diskriminasi Kelas

Hambatan juga dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap kelas sosial
tertentu. Misalnya, pada zaman kolonial Belanda di Indonesia, sekolah formal hanya dapat di
ikuti oleh anak-anak Belanda, warga asing (khususnya dari Asia Timur) dan kaum
bangsawan pribumi yang memperoleh dukungan dari pemerintah kolonial Belanda.
3. Pengaruh Sosialisasi yang Kuat

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak berpartisipasi menjadi anggota
masyarakat. Jika proses sosialisasi ini berjalan baik, maka pola-pola prilaku, cara pandang,
dan persepsi, akan tertanam dengan sangat kuat sehingga sulit dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang dianut kelas sosial lainnya. Misal, pada umumnya seorang anak yang dibesarkan dalam
keluarga yang tinggal di pedesaan sederhana akan menghayati semua norma dan nilai-nilai
keluarganya, sehingga akan menolak atau bahkan menghindar bila bertemu dengan tata nilai
dan norma dalam masyarakat kota yang dianggap tidak pantas dilakukan.

4. Kemiskinan

Banyak ilmuan yang menjadiakn kemiskinan ( kemiskinan material ) sebagai dasar


permasalahan sulitnya masyarakat berubah dari kelas bawah ke kelas menengah ataupun atas.
Masyarakat miskin tidak memiliki akses yang memadai atas saran informasi dan pendidikan,
sehingga akhirnya tertinggal dari kelompok lain dan dari generasi ke generasi akan tetap
berada pada kelas sosial yang sama.

5. Perbedaan Jenis Kelamin

Meskipun telah disinggung sebelumnya bahwa sosiologi tidak memandang status


sosial pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada kenyataannya masih banyak
masyarakat yang memandang bahwa pria lebih superior. Hal ini memengaruhi pencapaian
prestasi, kekuasaan, dan status sosial yang dicapai oleh kebanyakan kaum wanita di
seluruh dunia.

D. PROSES TERJADINYA MOBILITAS SOSIAL

Gerak sosial atau sosial mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-
pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup
sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungannya adalah suatu gerak
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang
horizontal dan vertikal. Gerak sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-
objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Misalnya, seseorang yang beralih kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sederajat atau
mungkin juga peralihan lainnya. Dengan adanya gerak sosial yang horizontal, tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang ataupun suatu objek sosial. Gerak
sosialvertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka
terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal, yaitu yang naik (social-climbing) dan turun
(social-sinking).Dalam pelapisan masyarakat, semakin seimbang kesempatan-kesempatan
untuk mendapatkan kedudukan tersebut akan semakin besar gerak sosial. Itu berarti bahwa
sufat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Dalam sisyem lapisan terbuka, kedudukan
apa yang hendak dicapai semuanya terserah pada individunya.

Menurut Pitirim A Sorokin, gerak sosialvertikal mempunyai saluran-saluran dalam


masyarakat. Proses gerak sosialvertikal melalui saluran tersebut disebut social circulation.
Sebagai contoh lembaga pendidikan sebagai saluran gerak sosial seperti sekolah, pada
umumnya merupakan saluran konkrit gerak sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah
dapat dianggap sebagai sosial elevator yang bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling
rendah ke kedudukan yang paling tinggi. Kadang-kadang dijumpai keadaan disekolah-
sekolah tertentu hanya dapat dimasuki oleh golongan-golongan masyarakat tertentu di
Indonesia sendiri, secara relatif dapat ditelaah kedudukan apa yang ditempati oleh lapisan
yang rendah maka dia akan menjadi saluran geraksosial yang vertikal.
Adapula mobilitas antargenerasi (Perpindahan Status yang dilakukan oleh dua generasi.
Misal orang tua dengan anak-anaknya) dan mobilitas intragenerasi (terjadi dalam satu
kelompok generasi yang sama).

Adapun cara melakukan mobilitas diantaranya yaitu:

A. Perubahan standar hidup melalui perkawinan

Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang
baru mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.

B. Perubahan tingkah laku


Manusia memerlukan kedudukan dan peranan didalam masyarakat dalam hal ini tidak
selalu sama dalam hal pemenuhannya. Maka tidak dapat dihindarkan bahwa masyarakat
harus menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai pendorong agar
individu mau melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan posisinya dalam
masyarakat. Dengan demikian mau tidak mau maka harus ada pelapisan masyarakat dan
mobilitas sosial karena gejala tersebut sekaligus memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat, yaitu penempatan individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur
sosial dan mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan dan
peranannya. Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya dorong agar mesyarakat
bergerak sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi wujudnya dalam setiap masyarakat juga
berlainan, karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat jelas
bahwa kedudukan dan peranan yang dianggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah
kedudukan dan peranan yang dianggap terpenting serta memerlukan kemampuan dan latihan-
latihan yang maksimal.

E. SALURAN-SALURAN MOBILITAS SOSIAL

1. Angkatan Bersenjata

Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam
membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan
dan naik pangkat.

2. Pendidikan

Pendidikan formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal


yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya.
Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang
lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang
yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan
pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang
secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.

3. Organisasi Politik
Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan
besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota
dewan legislatif atau eksekutif .

4. Lembaga Keagamaan

Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama
menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat tapi pemuka agama
selalu berusaha untuk menaikkan status mereka yang berkedudukan rendah ke kedudukan
yang lebih tinggi.

5. Organisasi Ekonomi

Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal
karena dalam organisasi ini posisi sosial bersifat relatif terbuka.

6. Organisasi Profesi

Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal,
antara lain ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan
Ikatan Sarjana Indonesia (ISPI).

7. Perkawinan

Melalui perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita


yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih
tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita.

8. Organisasi keolahragaan

Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata


yang lebih tinggi.

F. DAMPAK MOBILITAS SOSIAL


1. Mendorong Seseorang Untuk Maju

Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan termotivasi atau
terdorong untuk lebih berprestasi dan lebih maju sehingga dapat mempertahankan, atau
bahkan meningkatkan, status sosialnya ke jenjang kelas yang lebih tinggi lagi. Misalnya
seorang staf dipromosikan menjadi pemimpin unit di kantornya.

2. Mempercepat Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial yang meliputi lembaga-lembaga


tempat individu menjadi bagiannya. Melalui mobilitas sosial, seseorang termotivasi untuk
melakukan perubahan pola perilakunya.

3. Menimbulkan Kecemasan dan Ketegangan

Seseorang yang mengalami penurunan ke kelas sosial yang lebih rendah akan
mengalami kecemasan sebab fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang sebelumnya
dia miliki dan dinikmati dalam melakukan aktivitas sehari-hari tidak lagi dimiliki.

4. Keretakan Hubungan Dalam Kelompok

Keretakan hubungan dalam kelompok primer terjadi ketika salah seorang yang
mulanya merupakan anggota suatu kelompok kemudian mengalami perpindahan kelas sosial
ke kelas sosial yang lebih rendah atau lebih tinggi. Misal, seseorang yang berasal dari
kelompok masyarakat petani di suatu kampung kemudian memperoleh jabatan yang lebih
tinggi disuatu lembaga pemerintahan.

G. HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN MOBILITAS SOSIAL

Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di
dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk
mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk ke golongan sosial yang
lebih tinggi. Pendidikan dilihat sebagai kesempatan untuk beralih dari golongan yang satu
kegolongan yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas
sosial. Pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status sosial seseorang yang sukar
ditembus karna sistem golongan yang ketat. Para tokoh-tokoh pendidikan banyak yang
menaruh kepercayaan akan keampuhan pendidikan untuk mengubah dan memperbaiki nasib
seseorang. Dengan memperluas dan meratakan pendidikan diharapkan dicairkannya batas-
batas golongan-golongan sosial. Diharapkan kesempatan belajar yang sama membuka jalan
bagi seriap peserta didik untuk memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Kewajiban
belajar atau pendidikan universal memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sama bagi
semua peserta didik dari semua golongan sosial. Dengan demikian perbedaan golongan sosial
akan dikurangi sekalipun tidak dapat dihapuskan sepenuhnya. Dalam kenyataan cita-cita itu
tidak mudah diwujudkan.

Hubungan antara pendidikan dengan mobilitas seperti yang dikemukakan Robert G.


Burgess dalam Bahar (1989: 37) bahwa sistem pendidikanlah yang menjadi mekanisme
mobilitas sosial. Pendapat Ivan Reid (1989: 37) menyatakan bahwa pendidikan memainkan
peranan penting dalam mobilitassosial sekalipun tidak tertuju pada penempatan pekerjaan
tertentu. Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam mobilitas sosial, kita mengetahui
bahwa kualifikasi pendidikan harus dihubungkan secara langsung dengan jenis pekerjaan.

Ada beberapa hal dalam melihat hubungan antara pendidikan dengan mobilitas sosial
yaitu: kesempatan pendidikan yang banyak ditentukan oleh faktor-faktor tertentu antara lain
kedudukan atau status sosial masyarakat. Kalangan masyarakat bawah menginginkan
terjadinya perubahan atau mobilitas sosial melaui pendidikan. Selain itu juga untk
mendapatkan pekerjaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan,
akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan mendapatkan
yang cocok dengan pekerjaannya. Kesempatan pekerjaan antara satu daerah dengan daerah
lainnya berbeda-beda karena mobilitas sosial dipengaruhi adanya pendidikan, maka
pendidikan menghasilkan kualifikasi yang lebih banyak.Jadi secara singkat hubungan dengan
mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya. Sehingga apabila ingin mobilitas sosial semakin baik maka kesempatan
memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan
lapangan pekerjaan.

H. PERAN PENDIDIKAN DALAM MOBILITAS SOSIAL

Pendidikan dalam kaitannya dengan mobilitas. Yang pertama berakhir pada jabatan
mandor, dan yang lainya bermula dari kedudukan “sosial hanya satu, tapi dua mobilitasarus
mampu untuk mengubah mainstream peserta didik akan realitas sosialnya. Pendidikan
merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Pendidikan dapat menjadi penyandar bagi
mobilitas. Artinya, dari ketiga pendidikan yang ada, formal, informal, dan nonformal,
nampaknya dua dari tiga pendidikan tersebut dapat diandalkan. Pada pendidikan formal dunia
pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus seseorang
untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman
kemudian mereka lebih mempercayai kemampuan individu atau skill yang harus
menghormati kepemilikan ijazah yang kadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Inilah yang
ahirnya memberikan peluang bagi tumbuhnya pendidikan nonformal yang lebih bisa
memberikan keterampilan praktis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya memiliki
pengaruh bagi seseorang.

Pendidikan yang tepat untuk mengubah paradigma ini adalah pendidikan kritis yang
pernah digulirkan oleh Paulo Freire. Sebab, pendidikan kritis mengajarkan kita selalu
memperhatikan kepada kelas-kelas yang terdapat di dalam masyakarakat dan berupaya
memberi kesempatan yang sama bagi kelas-kelas sosial tersebut untuk memperoleh
pendidikan. Disini fungsi pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang
berkelanjutan. Akan tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan perubahan dalam
masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang
realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial. Pendidikan yang
diinginkan oleh masyarakat adalah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan
meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.

I. MOBILITAS SOSIAL MELALUI PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Bahkan jenis pekerjaan
kasar yang berpenghasilan baik pun sukar diperoleh, kecuali jika seseorang mampu membaca
petunjuk dan mengerjakan soal hitungan yang sederhana. Pada banyak dunia usaha dan
perusahaan industri, bukan hanya terdapat satu, melainkan dua
tangga mobilitas.Yang pertama berakhir pada jabatan mandor, yang lainnya bermula dari
kedudukan “program pengembangan eksekutif,” dan berakhir pada kedudukan pimpinan.
Menaiki tangga mobilitas yang kedua tanpa ijazah pendidikan tinggi adalah sesuatu hal yang
jarang terjadi. Hal ini diduga bahwa bertambah tingginya taraf pendidikan makin besarnya
kemungkinan mobilitas bagi anak-anak golongan rendah dan menengah. Ternyata ini tidak
selalu benar bila pendidikan itu terbatas pada pendidikan tingkat menengah. Jadi walaupun
kewajiban belajar ditingkatkan sampai SMU masih menjadi pertanyaan apakah
mobilitassosial dengan sendirinya akan meningkat. Mungkin sekalitidak akan terjadi
perluasan mobilitas sosial, seperti dikemukakan diatas ijazah SMU tidak lagi memberkan
mobilitas yang lebih besar kepada seseorang. Akan tetapi pendidikan tinggi masih dapat
memberikan mobilitas itu walaupun dengan bertambahnya lulusan perguruan tinggi makin
berkurang jaminan ijazah untuk meningkat dalam status sosial.

J. STRATEGI PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DEMI TERCAPAINYA


MOBILITAS SOSIAL

Pada dasarnya, pendidikan itu hanya salah satu standarsaja. Dari tiga “jenis
pendidikan” yang tersedia yakni pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan
nonformal, tampaknya dua dari jenis yang terakhir lebihbisa diandalkan. Pada pendidikan
formal dunia pekerjaan dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus
seseorang untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan
kemudian mereka lebih mempercayaikemampuan atau skill individu yang bersifat praktis dari
pada harus menghormati kepemilikan ijazah yang kadang tidak sesuai dengan kompetensi
sang pemegang syarat tanda lulus itu. Inilah yang akhirnya memberikan peluang bagi
tumbuhnya pendidikan-pendidikan non formal, yang lebih bisa memberikan keterampilan
praktis pragramatis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya berpengaruh pada pencapaian
status seseorang. Dalam perspektif lain, dari sisi intelektualitas, memang orang-orang
berpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan biasanya ini lebih terfokus
pada jenjang-jenjang hasil keluaran pendidikan formal. Makin tinggi sekolahnya makin tinggi
tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi dalam
masyarakat.

Strategi pembaharuan pendidikan merupakan perspektif baru dalam dunia pendidikan


yang mulai dirintis sebagaialternatif untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang
belum diatasi secara tuntas. Jadi pembaharuan pendidikan dilakukan untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada dalam dunia pendidikan dan menyongsong arah perkembangan
dunia pendidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan kedepan.

Dalam proses perubahan pendidikan paling tidak memiliki dua peran yang harus
diperhatikan, yaitu:

A. Pendidikan akan berpengaruh terhadap perubahan masyarakat

B. Pendidikan harus memberikan sumbangan optimal terhadap proses transformasi menuju


terwujudnya masyakat madani.
Proses perubahan sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dengan langkah-
langkah yang strategis, yaitu “mengidentifikasi berbagai problem yang menghambat
terlaksanya pendidikan dan merumuskan langkah-langkah pembaharuan yang lebih bersifat
strategis dan praktissehingga dapat diimplementasikan dilapangan” langkah-langkah tersebut
harusdilakukan secara terencana, sistematis, dan menyentuh semua aspek, mengantisipasi
perubahan yang terjadi, mampu merekayasa terbentuknya sumber daya manusia yang cerdas,
yang memiliki kemampuan inovatif dan mampu meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena
itu, pendidikan betul-betulakan berpengaruh terhadap perubahan kehidupan masyarakat dan
dapat memberikan sumbangan optimasi terhadap proses transformasi ilmu pengetahuan dan
pelatihan dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan
memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat
berdiri sendiri dan bertanggun jawab. Sedangkan mobilitas sosial adalah gerak dalam suatu
struktur sosial atau perpindahan seseorang atau kelompok dari kedudukannya yang satu ke
kedudukan lainnya. Terdapat banyak faktor penghambat dan pendorong timbulnya mobilitas
sosial. Oleh karena itu pendidikan untuk mencapai mobilitas sosial ini maka pendidikan
merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Selain itu, kita harus mengupayakan supaya
semua masyarakat memperoleh kesempatan pendidkan yang sama tanpa memandang
perbedaan status sosial.

B. SARAN
Sebagai seorang pendidik sebaiknya bisa menjadi pendidik yang baik yang membimbing
serta memberikan solusi bagi semua peserta didiknya serta dapat mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya maupun peserta didiknya secara optimal. Dengan adanya mobilitas sosial dalam
pendidikan ini diharapkan semua masyarakat memperoleh kesempatan pendidkan yang sama tanpa
memandang perbedaan status sosial yang mereka miliki.

DAFTAR PUSTAKA
Ari Ayumika, Trisna. 2012. [Online]. Pendidikan dalam Mengupayakan Mobilitas. Tersedia
: http://etnosentrisna.blogspot.com/2012/11/pendidikan-dalam-mengupayakan-
mobilitas.html.

H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan. 2000. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nababan. 2012. Pengertian Mobilitas. [Online]. Tersedia


: http://nababan363.blogspot.com/2012/11/pengertian-mobilitas.html.

Ramayulis, dkk. Dasar-dasar Pendidikan. 2009. Padang: The Zaky Press.

Rizal Rasyid, Imra. Pendidikan dan Mobilitas sosial. 2012. [Online]. Tersedia
:https://imrarizalrasyid.wordpress.com/2012/11/25/pendidikan-dan-mobilitas-sosial.

Sadiah, Nurul. 2013. [Online]. Pendidikan dan Mobilitas Sosial Studi Kasus Pengangguran
Terdidik. Tersedia : http://blog.umy.ac.id/nurulsadiah/2013/01/20/pendidikan-dan-mobilitas-
sosial-studi-kasus-pengangguran-terdidik.

Sunarto, Kamanto A. 1959. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi.

Syadia, Donny. 2013. [Online]. Ekonomi-Sosiologi Semester-1 Mobilitas-Sosial. Tersedia


:https://donnysyadia.wordpress.com/ekonomi/sosiologi/semester-1/mobilitas-sosial.

Tim Sosiologi. 2007.[Online]. Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta:


Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai