Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA KELOMPOK

Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kelompok Dalam Organisasi

Disusun Oleh:

1. Putri Indah Sari Dwi S. 111611133049


2. Safira Vidya Sarafina 111611133051
3. Indriyani Latri Ningrum 111611133071
4. Yuliana Rosta Dewi 111611133084
5. Annisa Savira Alifia 111611133138

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul penelitian tentang dinamika kelompok ini pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen pada mata kuliah dinamika kelompok. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
dinamika kelompok bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada werdining wulan selaku
dosen mata kuliah dinamika kelompok yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetajuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang kita tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, klritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 15 Oktober 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................1

Daftar isi.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3


A. Latar Belakang Masalah......................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Tujuan Menulis Masalah......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4
A. Pengertian Paragraf..............................................................................4
B. Kegunaan Paragraf...............................................................................5
C. Macam – macam paragraf....................................................................5
D. Syarat – syarat Pembentukan paragraf................................................6
E. Letak kalimat Utama............................................................................7
F. Pengembangan Paragraf.......................................................................9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................15
A. Pengukuran Dinamika Kelompok

Pengukuran dinamika kelompok sangat penting dalam memahami perilaku


individu dan kelompok secara keseluruhan. Sudah banyak penelitian yang
telah memeriksa secara kritis proses kelompok dan instrumen hasil.
Instrumen-instrumen ini telah dideskripsikan sebagai berguna dalam
menganalisis proses terapi kelompok, iklim kelompok dan dimensi terapeutik,
dan interaksi di antara anggota kelompok. Salah satu peneliti bernama Forsyth
(1999) menjelaskan berbagai metode pengamatan yang tersedia untuk
kelompok praktisi pekerjaan. Beberapa metode pengukuran praktis yang
melibatkan pengamatan dan pencatatan perilaku individu dan kelompok
termasuk observasi partisipatif dan tindakan observasi terstruktur. Salah satu
sistem pengukuran yang berguna adalah Interactional Process Analysis (IPA),
yang dikembangkan oleh Bales (1950). IPA adalah sistem pengkodean
terstruktur untuk mengklasifikasikan perilaku di antara anggota kelompok dan
digambarkan oleh tugas dan kegiatan sosial-emosional.

Forsyth (1999) mencatat bahwa IPA berharga karena melaporkan


frekuensi kemunculan perilaku anggota kelompok. Contoh alat ukur lainnya
adalah menggunakan Group Climate Quetionnaire. Alat ukur ini khusus
mengukur kohesi kelompok, keterlibatan, dan tingkat kepercayaan
(MacKenzie, 1983), ukuran 12 item singkat yang terdiri dari tiga skala:
Keterlibatan, Diferensiasi, dan Individuasi. Contoh lainnya adalah
menggunakan Group Cohesiveness Scale(Budman, Soldz, Demby, Davis, &
Merry, 1993). Alat ini digunakan untuk mengeksplorasi keterhubungan dan
keterbukaan kelompok terhadap pengungkapan diri dan terdiri dari enam
subskala yaitu trust, focus, cooperation, withdrawal, interest, dan expressed
caringi dan satu skala global cohesiveness.

B. Metode Riset Dalam Dinamika Kelompok


Pengukuran yang baik saja tidak menjamin ilmu yang baik. Peneliti yang
mengamati ilmu kelompok dan mengajukan pertanyaan kepada anggota
kelompok dapat mengembangkan deskripsi rinci mengenai suatu kelompok,
akan tetapi mereka harus melampaui deskripsi jika mereka ingin menjelaskan
kelompok. Setelah peneliti mengumpulkan data, mereka harus menggunakan
informasi itu untuk menguji hipotesis tentang fenomena kelompok. Peneliti
menggunakan banyak teknik untuk memeriksa kecukupan anggapan mereka
tentang kelompok, tetapi tiga [endekatan yang paling umum adalah 1) Case
Study, 2) Experimental studies yang memanipulasi satu atau lebih aspek dari
situasi kelompok, dan 3) Correlational studies yang terjadi secara alami
1. Case Study
Menurut Sturman (1997), case study adalah istilah umum untuk eksplorasi
individu, kelompok, maupun fenomena yang terjadi (ibid., Hal. 61). Menurut
Mesec 1998. studi kasus dalam bidang pekerjaan sosial, tetapi bisa juga
diterapkan pada bidang pendidikan: Studi kasus “adalah deskripsi dan analisis
masalah atau kasus individu [...] dengan tujuan untuk mengidentifikasi
variabel, struktur, bentuk dan urutan interaksi antara peserta dalam situasi
(tujuan teoretis), atau, untuk menilai kinerja pekerjaan atau kemajuan dalam
pembangunan (tujuan praktis) ”(ibid., hlm. 383 Forsyth (1983: 39)
menyatakan kelompok dinamisis melakukan studi kasus dengan menggali
secara mendalam sifat kelompok tunggal. Melakukan Studi Kasus Salah satu
cara terbaik untuk memahami kelompok secara umum adalah dengan
memahami satu kelompok secara khusus. Berdasarkan informasi yang telah
didapat oleh peneliti dapat memberikan gambaran keseluruhan kelompok dan
memperkirakan sejauh mana kasus yang diteliti mendukung hipotesis mereka.
Keuntungan dan Kerugian Semua desain penelitian menawarkan baik
kelebihan dan kekurangan, dan studi kasus tidak terkecuali. Dengan berfokus
pada sejumlah kasus, peneliti sering memberikan deskripsi kualitatif yang
sangat rinci dari kelompok-kelompok yang muncul secara alami. Jika
kelompok telah bubar dan para peneliti mengandalkan data arsip, mereka
tidak perlu khawatir bahwa penelitian mereka akan secara substansial
mengganggu atau mengubah proses kelompok yang terjadi secara alami.
Studi kasus juga cenderung berfokus pada kelompok bonafide yang
ditemukan dalam konteks alamiah sehari-hari. Keunggulan ini diimbangi oleh
batasan. Para peneliti yang menggunakan metode studi kasus harus
mengingat bahwa kelompok yang diteliti mungkin unik, dan oleh karena itu
dinamikanya tidak banyak berbicara tentang dinamika kelompok lain. Juga,
para peneliti jarang menggunakan ukuran kuantitatif dari proses kelompok
ketika melakukan studi kasus, sehingga interpretasi mereka dapat dipengaruhi
oleh asumsi dan bias mereka sendiri. Selain itu, catatan penting dan artefak
mungkin tidak akurat atau tidak tersedia bagi peneliti.
2. Experimental Studies
Penelitian eksperimental adalah setiap penelitian yang dilakukan dengan
pendekatan ilmiah, di mana satu set variabel tetap konstan sedangkan set
variabel lainnya sedang diukur sebagai subjek eksperimen. Ketika
eksperimen dirancang dan dilakukan dengan benar, para peneliti dapat
mengasumsikan bahwa setiap perbedaan antara kondisi pada variabel
dependen dihasilkan oleh variabel independen yang dimanipulasi, dan
bukan oleh beberapa variabel lain di luar kendali mereka.
Terdapat kelebihan dari metode penelitian Studi eksperimental antara lain;
a. Para peneliti memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
b. Subjek atau industri bukan kriteria untuk penelitian eksperimental
karena industri mana pun dapat menerapkannya untuk tujuan penelitian.
c. Hasilnya sangat spesifik.
d. Setelah hasilnya dianalisis, mereka dapat diterapkan ke berbagai
aspek serupa lainnya.
e. Penyebab dan efek hipotesis dapat diturunkan sehingga peneliti
dapat menganalisis rincian yang lebih besar.
f.Penelitian eksperimental dapat digunakan bersama dengan metode
penelitian lainnya.

Kelemahan dari Studi eksperimental adalah:

a. Hasil penelitian dari percobaan tunggal mungkin karena kebetulan


b. Mungkin bahwa temuan disebabkan oleh faktor-faktor luar yang
belum dipikirkan sebelum percobaan
c. Peneliti menciptakan situasi buatan, sehingga menimbulkan
pertanyaan: apakah efek ini terjadi dalam kehidupan nyata?
3. Correlational Studies
Desain penelitian di mana peneliti mengukur (tetapi tidak memanipulasi)
setidaknya dua variabel dan kemudian menggunakan prosedur statistik
untuk memeriksa kekuatan dan arah hubungan antara variabel-variabel
ini.Studi korelasional dinamakan demikian karena, setidaknya pada
awalnya, para peneliti mengindeks kekuatan dan arah hubungan di antara
variabel-variabel yang mereka ukur dengan menghitung koefisien korelasi.
Penelitian korelasional memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan
lebih banyak data daripada eksperimen. Lebih lanjut, karena penelitian
korelasional biasanya dilakukan di luar lab, hasilnya cenderung lebih
berlaku untuk kehidupan sehari-hari. Manfaat lain dari penelitian
korelasional adalah bahwa penelitian ini membuka banyak penelitian lebih
lanjut bagi para peneliti lainnya. Ketika peneliti mulai menyelidiki suatu
fenomena atau hubungan untuk pertama kalinya, penelitian korelasional
memberikan posisi awal yang baik. Hal ini memungkinkan para peneliti
untuk menentukan kekuatan dan arah suatu hubungan sehingga penelitian
selanjutnya dapat mempersempit temuan dan, jika mungkin, menentukan
penyebab secara eksperimental.
Disamping kelebihan dari studi korelasi, terdapat beberapa kekurangan
yaitu studi korelasi hanya mengungkap hubungan, tidak mengungkapkan
variabel mana yang mempengaruhi yang lain, dan variabel yang tidak
diketahui mungkin menyebabkan keduanya.

C. Perspektif Teoretis Tentang Dinamika Kelompok


1. Motivational and Emotional Perspective
Motivations merupakan mekanisme psikologis yang memberikan
arahan dan tujuan yang mendorong individu melakukan suatu perilaku.
Sedangkan emotions berperan sebagai perasaan / emosi yang
mempengaruhi tindakan individu dalam situasi kelompok.
● Group Affective Tone: sebuah kelompok cenderung menampilkan
mood/perasaan secara kolektif seiring berjalannya waktu yang akan
mempengaruhi aktivitaskelompok sehari-hari (George, 1995).
2. Behavioral Perspective
Behaviorism merupakan cara organisme memperoleh respon baru
terhadap stimulus lingkungan melalui proses pengkondisian seperti
asosiasi stimulus-respon dan penguatan (Skinner,1953; 1971).
● Social Exchange Theory: Individu cenderung mencari hubungan atau
kerjasama yang berpotensi memberikan hasil yang banyak dengan
usaha yang sedikit(Thibaut & Kelley, 1959).Suatu kelompok akan
menciptakan interdependensi di antara anggotanya sehingga tindakan
dari setiap anggota berpotensi mempengaruhi hasil dan tindakan dari
setiapanggota lainnya.
3. System Theory Perspective
System Theory merupakan pendekatan teoritis umum yang
mengasumsikan bahwa kelompok adalah kumpulan sistem dari unit-
unit individual yang bergabunguntuk membentuk kesatuan yang
terintegrasi, dinamis, dan kompleks.
● Input-Process-Output Model: Salah satu analisis konseptual umum
dari kelompokyang mengasumsikan variabel input (individual,
kelompok, situasional) di mediasimelalui proses kelompok
(komunikasi, konflik, perencanaan, kepemimpinan), danmenghasilkan
output/outcome kelompok (produk, keputusan, evaluasi).
4. Selecting a Theoretical Perspective
Dinamika grup memiliki banyak teori. Beberapa dari teori tersebut
melacak proses kelompok berdasarkan dari proses psikologisnya.
Sedang teori lainnya, berfokus pada kelompok sebagai sistem sosial
yang terintegrasi dalam sebuah komunitas dan masyarakat. Perbedaan
perspektif teoritis ini bukanlah sebuah paradigma yang saling
menjatuhkan satu dengan lainnya. Beberapa peneliti menguji hipotesis
yang berasal dari satu teori dan yang lainnya menggunakan beberapa
perspektif ketika mereka berusaha mendeskripsikan, memprediksi,
mengendalikan, dan menjelaskan sebuah kelompok dan anggotanya
REFERENSI
Budman, S. H., Soldz, S., Demby, A., Davis, M., & Merry, J. (1993). What is
cohesiveness? An empirical examination. Small group research, 24(2),
199-216.

Forsyth, D. R. (2010). Group Dynamics Fifth Edition. Belmont, CA: Wadsworth


Cengage Learning.

MacKenzie, K. R. (1983). The clinical application of group measure In R. R. Dies


& K. R. MacKenzie(Eds.), Advances in group psychotherapy: Integrating
research and practice (pp. 159 –170). New York: International
Universities Press.

Thibaut, J. W., & Kelley, H. H. (1959). The Social Psychology of Groups. Oxford:
John Wiley.

Anda mungkin juga menyukai