Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSES DAN LANGKAH-LANGKAH STUDI KASUS

DISUSUN OLEH :
TUTI KARMALAWATI

DOSEN PENGAMPU:
ARISKA SRINIKASARI, S.Pd., M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)


MUHAMMADIYAH SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya. Makalah
yang berjudul “Proses dan Langkah-Langkah Studi Kasus.” yang mana
merupakan penugasan yang harus diselesaikan untuk memenuhi penugasan oleh
Dosen. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
mendukung dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami  mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah
ini dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat.

Sungai Penuh, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Studi Kasus..........................................................................3
B. Karakter Studi Kasus.............................................................................4
C. Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus..............................................6
D. Tipe-tipe Studi Kasus dan Implikasinya dalam Penelitian....................7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan
atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah,
sistematis dan logis, dan menempuh langkah-langkah tertentu. Dalam
penelitian di bidang apa pun pada umumnya langkah-langkah itu mempunyai
kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaannya yang
dimodifikasi oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi.
Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah penelitian
dapat dipilah menjadi tiga fase, yaitu fase perencanaan, pelaksanaan, dan
laporan. Adapun studi kasus termasuk ke dalam fase perencanaan penelitian
yang diawali dengan kegiatan memilih masalah secara operasional dan
membuat pembatasan-pembatasan, yaitu untuk menentukan ruang lingkup
masalah yang diteliti. Setelah memilih masalah penelitian, baru dilakukan
studi kasus.
Banyak penelitian yang perencanaannya tidak dilakukan sebagaimana
mestinya. Terdapat kecenderungan di kalangan peneliti untuk menyelidiki
sesuai dengan pergi ke lapangan guna mengumpulkan data tanpa perencanaan
yang matang. Pada waktu hendak mengolah datanya barulah dirasakan
adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian itu secara keseluruhan,
sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri,
maupun bagi pihak yang akan mempergunakan hasil penelitian tersebut. Oleh
karena itu, tidak dapat disangsikan lagi bahwa studi kasus ini sangat penting
artinya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode penelitian studi kasus?
2. Apa sajakah langkah-langkah penelitian studi kasus?
3. Bagaimanakah mengenai tipe-tipe studi kasus dan implementasinya dalam
penelitian?

1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penelitian studi kasus.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian studi kasus.
3. Untuk mengetahui tipe-tipe studi kasus dan implementasinya dalam
penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kasus
Studi kasus Atau Case Studi adalah sebuah eksplorasi dari “suatu
system yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” yang dari waktu ke
waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai
sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks. Sistem terikat ini diikat
oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program,
peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Dengan perkataan lain, studi kasus
merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu
(kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi atau
kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam
dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode
tertentu.
Studi kasus tidak selalu menggunakan pendekatan kualitatif, ada
beberapa studi kasus yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam
membahas studi kasus, akan menekankan pendekatan kualitatif, bersifat
naturalistik, berbasis pada budaya dan minat fenomenologi. Studi kasus
bukan merupakan pilihan metodologi, tetapi pilihan masalah yang bersifat
khusus untuk dipelajari. Terdapat contoh masalah yang dapat bersifat
kuantitatif, misalnya; anak yang sakit, dokter mempelajari anak yang sakit
dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun catatan dokter lebih
bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif. Nama studi kasus ditekankan oleh
beberapa peneliti karena memokuskan tentang apa yang dapat dipelajari
secara khusus pada kasus tunggal. Penekanan studi kasus adalah
memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk
mendapatkan generalisasi. identifikasi kasus dapat bersifat sederhana tetapi
dapat juga bersifat kompleks. Kasus dapat bersifat tunggal misalnya hanya
terkait dengan seorang anak, atau banyak misalnya satu kelas, atau bersifat
kompleks misalnya kaum profesional yang mempelajari anak dalam masa
kanak-kanak. Setelah menentukan mempelajari suatu kasus, peneliti
seyogyanya terlibat secara mendalam pada kasus tersebut. Apabila ingin

3
mempelajari suatu kasus, tidak mungkin memahami secara mendalam tanpa
mengetahui tentang kasus-kasus lain. Tetapi apabila sumber daya terbatas,
maka lebih baik hanya berkonsentrasi memahami kompleksitas satu kasus
saja tanpa harus melakukan perbandingan antar kasus-kasus tersebut. Apabila
mempelajari lebih dari satu kasus, maka sebaiknya penelitian berkonsentrasi
pada kasus tunggal.
Menurut Yin (1987) study kasus merupakan suatu inkuiri empirik untuk
meneliti suatu fenomena kontemporer dalam konteks yang sebenarnya. Dan
juga Yin memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan
pada ciri-cirinya.
Menurut Creswell, pendekatan studi kasus lebih disukai untuk
penelitian kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Patton bahwa
kedalaman dan detail suatu metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi
kasus. Oleh karena itu penelitian studi kasus membutuhkan waktu lama
yang berbeda dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya. Tetapi pada saat ini, penulis
studi kasus dapat memilih pendekatan kualitatif atau kuantitatif dalam
mengembangkan studi kasusnya. Seperti yang dilakukan oleh Yin (1989)
mengembangkan studi kasus kualitatif deskriptif dengan bukti kuantitatif.
Merriam (1988) mendukung suatu pendekatan studi kasus kualitatif dalam
bidang pendidikan. Hamel (1993) seorang sosiolog menunjukkan
pendekatan studi kasus kualitatif untuk sejarah. Stakes (1995) menggunakan
pendekatan ekstensif dan sistematis untuk penelitian studi kasus.
B. Karakter Studi Kasus
Keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang
terhadap obyek penelitiannya sebagai ’kasus’. Bahkan, secara khusus, Stake
(2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bukanlah suatu pilihan
metoda penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek atau target
penelitian. Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harus
memahami bagaimana menempatkan obyek atau target penelitiannya sebagai
kasus di dalam penelitiannya.
Kasus itu sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai suatu sistem
kesatuan yang menyeluruh, tetapi terbatasi oleh kerangka konteks tertentu

4
(Creswell, 2007). Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang harus dipelajari,
yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut,
sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan pemahaman
sebuah peristiwa, aktivitas, proses, atau satu atau lebih individu. Melalui
penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara terperinci
dan komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan tentang
karakteristiknya, tetapi juga bagaimana dan mengapa karakteristik dari kasus
tersebut dapat terbentuk.
1. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer
Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah selesai
terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat
penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan perbedaan dengan
fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain, sebagai bounded system
(sistem yang dibatasi), penelitian studi kasus dibatasi dan hanya
difokuskan pada hal-hal yang berada dalam batas tersebut. Pembatasan
dapat berupa waktu maupun ruang yang terkait dengan kasus tersebut.
2. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya
Pelaksanaan penelitian studi kasus menggunakan pendekatan penelitian
naturalistik. Dengan kata lain, penelitian studi kasus meneliti kehidupan
nyata, yang dipandang sebagai kasus. Kehidupan nyata itu sendiri adalah
suatu kondisi kehidupan yang terdapat pada lingkungan hidup manusia
baik sebagai individu maupun anggota kelompok yang sebenarnya.
Penelitian studi kasus berupaya mengungkapkan dan menjelaskan segala
sesuatu yang berkaitan dengan obyek yang ditelitinya pada kondisi yang
sebenarnya, baik kebaikannya, keburukannya, keberhasilannya, maupun
kegagalannya secara apa adanya. Sifat yang demikian menyebabkan
munculnya pandangan bahwa penelitian studi kasus sangat tepat untuk
menjelaskan suatu kondisi alamiah yang kompleks.
3. Menggunakan berbagai sumber data
Penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data. Pengggunaan
berbagai sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data yang
terperinci dan komprehensif yang menyangkut obyek yang diteliti.

5
Dengan adanya berbagai sumber data tersebut, peneliti dapat meyakinkan
kebenaran dan keakuratan data yang diperolehnya dengan mengecek
saling-silangkan antar data yang diperoleh.
4. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Berdasarkan pemikiran induktif yang bermaksud untuk membangun
pengetahuan-pengetahuan baru yang orisinil, penelitian kualitatif selalu
dikonotasikan sebagai penelitian yang menolak penggunaan teori sebagai
acuan penelitian. Penggunaan teori sebagai acuan dianggap dapat
mengurangi orisinalitas temuan dari penelitian kualitatif.
Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan
arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan di
bagian depan, tengah dan belakang proses penelitian. Pada bagian depan,
teori digunakan untuk membangun arahan dan pedoman di dalam
menjalankan kegiatan penelitian.Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti
studi kasus dapat membangun teori yang langsung terkait dengan kondisi
kasus yang ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun
melalui penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat dari
kasus yang alamiah seperti apa adanya tersebut.
C. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
1. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara
bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh
peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses,
dan masyarakat atau unit sosial.Ukuran dan kompleksitas objek studi
kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas
waktu dan sumber-sumber yang tersedia.
2. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data,
tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi,
wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrurnen
penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah
dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda
secara serentak.

6
3. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat
dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus
menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data. Data dapat
diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam
tipologi.Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu
pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai
dan lapangan.
4. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam
pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau
penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah
ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali
ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak
bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.
5. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah
dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara
jelas, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami seluruh
informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke
dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.
D. Tipe-Tipe Studi Kasus dan Implementasinya dalam Penelitian
Boglen dan Biklen mengklasifikasikan tipe–tipe studi kasus ke dalam
enam tipologi. Keenam tipologi ini merupakan single case studies, studi kasus
tunggal.yaitu :
1. Pertama, studi kasus kesejarahan sebuah organisasi. Yang dituntut dalam
studi kasus jenis ini adalah pemusatan perhatian mengenai perjalanan dan
perkembangan sejarah organisaisi sosial tertentu dan dalam jangka waktu
tertentu pula..
2. Kedua, Studi kasus observasi. Yang lebih ditekankan di sini adalah
kemampuan seorang peneliti menggunakan tehnik observasi dalam
kegiatan penelitian. Dengan tehnik observasi partisipan diharapkan dapat
dijaring keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit

7
analisis penelitian, apakah itu menyangkut kehidupan individu maupun
unit-unit sosial tertentu dalam masyarakat.
3. Ketiga, Studi kasus sejarah hidup. Studi ini mencoba menyingkap dengan
lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup sseorang sesuai dengan tahap-
tahap dimana dinamika dan liku-liku yang mengharubiru kehidupannya.
4. Keempat, studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan. Seorang
peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan ketajaman
naluriyah sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi – sisi unik tapi
bermakna dari lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas di mana
dia hidup dan bergaul sehari-hari.
5. Kelima, studi kasus analisa situasional. Kehidupan sosial yang dinamis
dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja
mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-
peristiwa atau katakanlah fenomena tertentu.
6. Keenam, Studi Kasus Mikroetnografi. Studi kasus ini dilakukan terhadap
sebuah unit sosial terkecil. Sebuah sisi tertentu dalam kehidupan sebuah
komunitas atau organanisasi atau seorang individu.
Selanjutnya, implementasi studi kasus dalam kegiatan pendidikan.
Dalam hal ini, sebelumnya perlu membangun model seorang peneliti perlu
memperhatikan empat aspek kualitas yakni:validitas konstruk, validitas
internal, validitas eksternal dan reabilitas.Ada lima komponen dalam model
studi kasus.
1. Pertanyaan – pertanyaan penelitian.
2. Proporsi penelitian
3. Unit – unit analisis penelitian
4. Logika yang mengaitkan data dengan proposisi
5. Kriteria untuk menginterpretasikan
Ada istilah yang sering muncul dalam wujud nyata (implementasi)
dalam studi kasus yaitu Ex Post Facto adalah model studi yang prosesnya
telah terselesaikan. Ex post facto adalah suatu model studi yang terkait
dengan studi longitudina dan dapat pula terkait studi cross sectional, untuk
obyek telaah yang telah diselesaikan prosesnya. Untuk lebih mempertjam

8
makna dan fungsi arti ex post facto penulis cenderung menawarkan
penggunaan istilah ex post facto hanya untuk telaah objek yang prosesnya
sudah final tidak dapat diulang atau dilanjutkan pada subyek yang sama.
Misalnya, peran bimbingan orang tua yang anaknya telah sukses, efektifitas
program setelah yang bersangkutan lulus kepemimpinan setelah
mengundurkan diri, evaluasi kurikulum tidak dipakai setelah kebijakan
tersebut di ganti dengan kebijakan lain.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu
fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even,
proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara
terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan
data selama periode tertentu.
Langkah-langkah dalam studi kasus meliputi beberapa proses yakni:
pemilihan kasus, pengumpulan data, analisis data, perbaikan (refinement),
dan pembuatan laporan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Cresswell, J.W.1998. Research Design:Qualitative & Quantitative Approaches.


London: SAGE Publicational
Robert K. Yin, Case Study Research Design and Methods.(Washington :
COSMOS Corporation, 1989)
Wahyono, H. 2009. Penelitian Studi Kasus.
Furchan, Arief, (Penerjemah). 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan
Konseling,2012,Jakarta:Rajawali Pers
Surachmad, W. 1982. PengantarPenelitian. Bandung: Tarsito.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V
, Jakarta :Rieneka Cipta, 2010
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin.Metodologi Penelitian. (Bandung : Mandar
Maju,2011)
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001)
Noeng, Muhadjir,Metodologi Peneliyian Kualitatif,( Yogyakarta: Rake
Sarasin,2000)

11

Anda mungkin juga menyukai