Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENELITIAN STUDI KASUS

DOSEN PENGAMPUH:

Nurfitri Sahidun S.pd. M.pd

Disusun oleh Kelompok : IV


1. Nabila suardi
2. Sarkiya Kofiah
3. Sri Marwa Ismail
4. Nurahila Kasubah
5. Nursafa Dahlan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISKAM IAIN TERNATE
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT segala Rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah kami dengan judul: “Penelitian Studi Kasus”. Dapat tersusun hingga selesai. Makalah
ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Metodologi Penelitian pendidikan”
dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan teman-
teman.

Kami sadar bahwa makalah ini kurang sempurna masih terdapat banyak kekurangan, Oleh
karena itu kami meminta kritik dan saran dari pihak pembaca yang bersifat membangun semoga
kedepannya kami lebih baik lagi dari sekarang dalam membuat sebuah makalah.

Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca dan memberi nilai-nilai plus
yang menambah wawasan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHSAN

A. Devinisi Penelitian Studi Kasus

B. Jenis-jenis Penelitian Studi Kasus

C. Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Studi Kasus

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau memecahkan
permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, dan
menempuhlangkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang apa pun pada umumnya
langkah-langkahitu mempunyai kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi
pelaksanaannya yangdimodifikasi oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi.Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah penelitian dapat
dipilah menjaditiga fase, yaitu fase perencanaan, pelaksanaan, dan laporan. Adapun studi kasus
termasuk kedalam fase perencanaan penelitian yang diawali dengan kegiatan memilih masalah
secaraoperasional dan membuat pembatasan-pembatasan, yaitu untuk menentukan ruang
lingkupmasalah yang diteliti. Setelah memilih masalah penelitian, baru dilakukan studi
kasus.Banyak penelitian yang perencanaannya tidak dilakukan sebagaimana mestinya.

Terdapatkecenderungan di kalangan peneliti untuk menyelidiki sesuai dengan pergi ke


lapangan gunamengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang. Pada waktu hendak
mengolah datanya barulah dirasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian itu secara
keseluruhan,sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri,
maupun bagi pihakyang akan mempergunakan hasil penelitian tersebut. Oleh karena itu, tidak
dapat disangsikanlagi bahwa studi kasus ini sangat penting artinya untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Penelitian Studi Kasus ?


2. Apa Saja Jenis-jenis Penelitian Studi Kasus ?
3. Apa saja Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus ?
4. Bagaimana Keknik Penyimpanan Data Penelitian Studi Kasus !

C. Tujuan

Untuk Mengeatahui Lebih luas Bagaiaman Penelitian Studi Kasus !


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian Studi Kasus

Studi kasus atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas (Maxfield,1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga,
maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta
interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah
untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta
karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari
sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada mulanya, studi
kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan

Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus bukan merupakan metodologi
tetapi sebuah pilihan dari apa yang akan diteliti yaitu sebuah kasus dalam system yang
dibatasi. Namun, bertolak belakang dengan pendapat Merriam (1998) yang menyatakan
bahwa studi kasus merupakan metodologi. Pendapat lain menyatakan studi kasus sebagai
strategi penyelidikan (Denzi & Lincoln, 2005), sedangkan menurut Yin (2003) studi
kasus sebagai strategi penelitian secara luas.

Creswell, J. (2007) memandang penelitian studi kasus sebagai metodologi, dengan jenis
desain penelitian kualitatif atau sebuah objek dalam penelitian dan hasil dari
penyelidikan. Penelitian studi kasus merupakan penelitian dengan ppendekatan kualitatif
di mana penelitian mengeksplorasi bounded system (kasus yang dibatasi) atau Multiple
bounded system (Kasus-kasus yang dibatsi) dari waktu ke waktu, melalui pengumpulan
data mendalam dan terperinci yang melibatkan berbagai sumber informasi (misalnya,
observasi, wawancara, video, dokumen, dan laporan), dan melaporkan deskripsi kasus
dan tema berbasis kasus. Misalnya, beberapa program (a multi-site study) atau program
tunggal (a within-site study) yang dapat di pilih menjadi penelitian ini.

Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai proses penyelidikan atau pemeriksaan
secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang
terjadi. Studi kasus dapat diperoleh dari metode-metode penelitian formal. Banyak
disiplin ilmu yang menggunakan studi kasus dalam proses penelitiannya, baik itu ilmu
sosial maupun eksakta. Kata kasus yang terdapat di dalam studi kasus bisa merujuk pada
individu, kelompok, peristiwa, fenomena, perilaku dan banyak lainnya. Makna yang
dirujuk oleh kata kasus, dapat berbeda pada setiap penelitian atau pada topik. Hal ini
tergantung dari penelitian memakainya dalam penelitian yang ia lakukan.
B. Jenis- jenis Penelitian Studi Kasus

Jenis penelitian studi kasus dibedakan berdasarkan ukuran kasus yang dibatasi, apakah
kasus melibatkan satu individu, beberapa individu, kelompok, keseluruhan program, atau
suatu kegiatan. Penelitian tersebut juga dapat dibedakan berdasarkan tujuan dari analisis
kasus. Ada tiga fariasi penelitian studi kasus berdasarkan maksud dan tujuannya, yaitu:
1. Pada studi kasus instrumental tunggal (stake, 1995), penelitian fokus pada satu isu
dan kemudian melih satu kasus yang di batasi untuk mengilustrasikan isu ini.
2. Pada studi kasus kolektif atau Multiple, sebuah isu dipilih, tetapi penelitian
memilih beberapa studi kasus yang dibatasi untuk mengilustrasika isu tersebut.
Penelitian dapat memilih beberapa program dalam satu atau beberapa lokasi
penelitian. Seringkali penelitian dengan sengaja melih beberapa kasus untuk
menunjukkan prespektif yang berbeda dalam isu ini (yin, 2003), mengemukakan
bahwa desain studi kasus multiple menggunakan logika replikasi, dimana
penelitian replikasi prosedur untuk setiap kasus. Sebagai aturan umum, penelitian
kualitatif engan untuk melakukan generalisasi dari satu kasus ke kasus lain karena
kasus konteks kasus berbeda. Untuk menggeneralisasikan dengan baik, penelitian
memilih kasus –kasus yang representatif untuk disertakan dalam studi kualitatif.
3. Studi kasus intrinsic di mana fokusnya adalah pada kasus itu sendiri (misalnya,
mengevaluasi program, atau mempelajari siswa yang mengalami kesulitan dalam
penglihatan stake, 1995) karena kasus ini menyajikan situasi yang tidak biasa atau
unik.

C. Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus

1. Pertama, penelitian menetukan apakah pendekatan studi kasus untuk masalah


penelitian. Sebuah studi kasus adalah pendekatan yang baik ketika penilitian memilih
kasus-kasus yang terindentifikasi dengan batas-batas yang jelas dan berusa untuk
memberikan pemahaman mendalam tentang kasus-kasus atau perbandingan bebrapa
kasus.
2. Para peneliti selajutnya perlu mengidentifiksi kasus-kasus mereka. Kasus-kasus ini
mungkin melibatkan individu, beberpa individu, sebuah program, acara, atau
kegiatan. Dalam melakukan penelitian studi kasus, Creswell(2007),
merekomendasikan agar para peneliti terlebih dahulu mempertimbangkan jenis studi
kasus apa yang paling menjanjikan dan bermanfaat. Kasus ini bisa tunggal atau
kolektif, multi-sited atau whitin-site, yang berfokus pada sebuah kasus atau isu
(intrinsic, instrumental) (Stake,1995; Yin,2003). Dalam pemilihan kasus untuk
diteliti, terdapat banyak kemungkinan untuk mengambil sapel yang terterah. Creswell
(2005) lebih menyarankan untuk kasus-kasus yang menunjukkan perspektif yang
berbeda pada masalah, proses, atau acara yang digambarkan yang disebut sebagai
purposeful maxima Sampling. Namun, penelitian juga dapat memilih kasus-kasus
biasa, kasus-kasus yang dapat di akses, atau kasus-kasus yang tidak biasa.
3. Pengumpulan data dalam penelitian studi kasus biasanya ekstensif, menggambar pada
berbagai sumber informasi, seprti observasi, wawasan, dokumen, dan video.
Misalnya, Yin (2003) merekomendasikan untuk pengumpulkan enam jenis informasi
yaitu dokumen, arsip rekaman, wawancara, observasi langsung, observasi partisipan,
dan artefak fisik.
4. Jenis analisis data ini dapat menjadi analisis holostik dari seluruh kasus atau analisis
yang terdapat pada aspek tertentu dari suatu kasus (Yin, 2003). Melalui pengumpulan
data ini, penjelasan rinci tentang kasus (stake,1995) muncul dimana penelitian
merincih aspek-aspek seperti sejarah kasus, kronologi kejadian, atau perenderan
aktivitas pada kasus hari-hari. Kemudian penelitian fokus pada beberapa kunci isu
(atau analisis tema), bukan untuk generalisasi di luar kasus, tetapi untuk
mengidentifikasi kompleksitas kasus.
5. Dalam tahap interpretative akhir, penelitian melaporkan arti kasus, apakah arti itu
berasal dari pembelajaran tentang masalah sebuah kasus (kasus instrumental) atau
pembelajaran tentang situasi yang tidak biasa (kasus intrinsik). Seperti yang Lincoln

D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Studi Kasus

1. Lingkaran Pengumpulan Data


Creswell 2007, mengvisualisasikan pengumpulan data sebagai serangkain kegiatan
yang saling terkait yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang baik untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang muncul. Penelitian kualitatif
terlibat dalam serangkaian kegiatan pada proses pengumpulan data. Penelitian dapat
memulai langkahnya dari suatu titik maupun titik yang lainnya dalam lingkaran
tersebut. Hal yang perlu ditimbangkan oleh peneliti yaitu pada titik pengumpulan
data, dimana pada fase ini melampaui titik referensi khas pada proses wawancara atau
melakukan observasi.
2. Stategi purposeful sampling
konsep purposeful sampling digunakan dalam penelitian kualitatif. Hal ini berarti
bahwa penyelidik memilih individu dan situs untuk diteliti karena mereka dapat
secara sengaja menginformasikan pemahaman tentang masalah penelitian dan
fenomena pusat dalam penelitian. Keputusan harus dibuat tentang siapa atau apa yang
harus di ambil sampelnya. apa bentuk pengambilan sampel, dan berapa banyak orang
atau situs yang perlu di ambil sampelnya. Keputusan tentang siapa atau apa yang
harus diambil sampel dapat memperoleh manfaat dari konsep tualisasi.
3. Bentuk Data
Bentuk-bentuk baru data kualitatif terus muncul dalam literature (creswell,2003),
tetapi semua bentuk tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat tipe dasar
informasi yaitu observasi (mulai dari bukan partisipan hinggah partisipan),
wawancara (mulai dari close-ended hinggah open-ended), dokumen (mulai dari
pribadi hinggah public), dan materi audiovisual (termasuk materi seperti foto grafik,
compact disk, dan rekaman video).
4. Prosedur perekaman
Dalam membahas prosedur observasi dan wawncara, creswell 2007, menyebutkan
penggunaan protokol, formulir yang dirancang sebelumnya digunakan untuk mereka
informasi yang dikumpulkan selama observasi atau wawancara. Protocol wawancara
memungkinkan seseorang untuk mencatat selama wawancara tentang tanggapan
orang yang di wawancara. Ini juga membantu seorang peneliti mengatur pemikiran
tentang hal-hal seperti judul, informasi tentang memulai wawancara.
Berikut ini adalah instruksi untuk menggunakan protocol wawancara yaitu:
a. Gunakan header untuk mencatat informasi penting tentang proyek dan
sebagai pengingat untuk membahas tujuan penelitian dengan orang yang di
wawancara.
b. Tempatka ruang di antara pertanyaan dalam formulir protocol. Seorang
partisipan mungkin tidak selalu menanggapi langsung pertanyaan yang di
tanyakan. Sebagai contoh, seorang peneliti dapat mengajukan pertanyaan dua.
Tetapi jawaban yang di wawancarai mungkin untuk pertanyaan empat.
Bersiaplah untuk menulis catat pada semua pertanyaan ketika partisipan
berbicara.
c. Menghafal pertanyaan dan meminimalkan kehilngkan kontak dengan
partisipan. berikan transisi verbal yang sesuai dari suatu pertanyaan keperserta
berikunya.
d. Tuliskan komentar penutup yang berisi terimakasih kepada partisipan telah
melakukan wawancara dan memintanya untuk mengikuti informasi lebih
lanjut (jika di perlukan).
5. Penyimpanan Data
Pendekatan penyimpanan akan mencerminkan jenis informasi yang dikumpulkan,
yang bervariansi dengan pendekatan untuk penyeledikan. Davidson (1996),
menjelaskan tentang membuat cadangan informasi yang dikumpulkan dan mencatat
perubahan yang dilakukan pada basis data adalah saran yang bagus untuk semua jenis
penelitian. Dengan menggunakan computer yang luas dalam penelitian kualitatif,
perhatian lebih besar akan diberikan pada bagaimana data kualitatif diorganisasikan
dan di simpan, apakah data tersebut, adalah catatan lapangan, transkrip atau
semboyang kasar.
Beberapa prinsip tentang penyimpanan dan penanganan data yang sangat sesuai
untuk penelitian kualitaif di antaranya :

a. Selalu mengembangkan salinan atau cadangan dari file computer


b. Gunakan kaset berkualitas tinggi untuk informasi perakaman audio selama
wawancara dan pastikan bahwa ukuran kaset sesuai dengan mesin transcriber
c. Kembangakan daftar utama jenis-jenis informasi yang dikumpulkan.
d. Lindungi anonimitas partisipan dengan menutupi nama mereka dalam data.
e. Mengembangkan matriks pengumpulan data sebagai sarana visual untuk
menemukan dan mengindentifikasi informasi untuk penelitian.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

studi kasus adalah sebuah penelitian tentang suatu peristiwa yang telah terjadi tanpa si
peneliti melakukan intervensi apapun. Di dalam studi kasus, peneliti bukan menjadi
bagian dari konteks objek penelitian, melainkan peneliti mendatangi untuk
menginvestigasi, menganalisis, dan mempertimbangkan berbagai faktor dan komponen
yang kemungkinan saling mempengaruhi. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar
belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan
studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang,
sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang
kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersifat umum. Pada
mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan
tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA

Robert K. Yin, Case Study Research Design and Methods. (Washington : COSMOS
Corporation,1989).

Furchan, Arief, (Penerjemah). 2004. Pengatar Penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Creswell.2007. Qualitative Inquiry and Research Design (2nd ed). California: Sage Publications.

Yulliana, Teori dan Tekhnik Pembuatan Desain Penelitian,

http://www.kopertais2.orid/

Anda mungkin juga menyukai