PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi kasus (case study) berciri kualitatif namun sebagian lagi tidak.
Misalnya studi kasus penyakit pada kedokteran, rekam medis lebih bercorak
kuantitatif daripada kualitatif. Sebagai pendekatan, kunci penelitian studi
kasus memungkinkan untuk menyelidiki suatu peristiwa, situasi, atau kondisi
sosial tertentu dan untuk memberikan wawasan dalam proses yang
menjelaskan bagaimana peristiwa atau situasi tertentu terjadi. Lebih lanjut
Hodgetts & Stolte menjelaskan bahwa studi kasus individu, kelompok,
komunitas membantu untuk menunjukkan hal-hal penting yang menjadi
perhatian, proses sosial masyarakat dalam peristiwa yang konkret,
pengalaman pemangku kepentingan. Kasus dapat mengilustrasikan bagaimana
masalah dapat diatasi melalui penelitian.
B. Batasan Pembahasan
1
Kasus yang dibagi kedalam beberapa sub topik : 1) Pengertian Studi Kasus, 2)
Proses Identifikasi Kasus, 3) Nilai Intrinsik dan instrumentasi pada kasus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kasus
Penelitian studi kasus ini kita akan membawa peneliti terlibat dalam
penelitian yang lebih mendalam dan pemeriksaan yang lebih menyeluruh terhadap
perilaku individu.2 Di samping itu studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti
memasuki unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga,
sekolah dan berbagai bentuk unit sosial lainnya.
1
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan ( Surabaya: Penerbit SIC, 2002), hlm. 24
2
Abdul Azis, S.R., Memahami Fenomena Sosial melalui Studi Kasus; kumpulan Materi
Pelatihan Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: BMPTS Wilayah VII, 1988), 2
3
Studi kasus juga berusaha mendeskripsikan suatu latar, objek atau suatu
peristiwa tertentu secara mendalam.3 Pendapat ini didukung oleh Yin yang
menyatakan bahwa studi kasus merupakan strategi yang dipilih untuk menjawab
pertanyaan how dan why, jika fokus penelitian berusaha menela’ah fenomena
kontemporer (masa kini) dalam kehidupan nyata.4
Menurut Depdikbud studi kasus adalah suatu studi atau analisa yang
komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik, bahan dan alat mengenai
gejala atau ciri-ciri karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah laku
menyimpang baik individu maupun kelompok”. Sedangakan menurut Wibowo
menjelaskan bahwa “studi kasus adalah suatu teknik untuk mempelajari
keadaan dan perkembangan seseorang secara mendalam dengan tujuan untuk
mencapai penyesuaian diri yang lebih baik”. Studi kasus pada intinya adalah
meneliti kehidupan satu atau beberapa komunitas, organisasi atau perorangan
yang dijadikan unit analisis, dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
3
Bogdan dan Taylor, Introduction to Qualitatif Research Methods: Aphenomenologikal
approach to the social sciences, (New York: John Willy & Sons, 1982), hlm. 58
4
R.K. Yin, Studi Kasus: Desain dan Metode , Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2002), hlm. 25
4
B. Proses Identifkasi Kasus
1. Bacaan yang berisi laporan hasil penelitian. Hal ini bisa dimanfaatkan karena
pada bagian akhir dapat direkomendasikan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Diskusi, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya. Pada kegiatan tersebut
pembicara sering melontarkan masalah yang disampaikan secara logis dan
profesional sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian
3. Pernyataan pemegang otoritas seperti Mendiknas, Gubernur, Bupati, dan
pihak lain yang sering melontarkan masalah yang dihadapi pemerintah.
4. Pengamatan sepintas seperti mengadakan studi komparatif ke sekolah-
sekolah.
5. Pengalaman pribadi yang dikaitkan dengan kehidupan lprofesional seperti
pendidikan.
6. Perasaan intuitif seperti setelah bangun tidur atau setelah beristirahat.
5
4. Sedapat mungkin menghasilkan suatu yang baru
5. Data yang dibutuhkan cukup relevan dan tidak sulit untuk didapatkan.
6
Hadi, Sabari Yunus, Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hlm. 264
6
jauh tentang subjek, peneliti Studi Kasus juga dapat memperoleh data melalui
riwayat hidupnya.
Salah satu hal penting untuk dipertimbangkan dalam memilih kasus ialah
peneliti yakin bahwa dari kasus tersebut akan dapat diperoleh pengetahuan
lebih lanjut dan mendalam secara ilmiah. Dalam hal ini Studi Kasus
disebut sebagai Instrumental Case Study. Selain itu, Studi Kasus bisa
dipakai untuk memenuhi minat pribadi karena ketertarikannya pada suatu
persoalan tertentu, dan tidak untuk membangun teori tertentu. Misalnya, tentang
kenakalan remaja, penyalahgunaan obat, fenomena single parents, dan
sebagainya. Studi semacam ini disebut sebagai Studi Kasus Intrinsik ( Intrinsic
7
Mudjia, Rahardjo, M.Si, Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep Dan Prosedurnya
( Malang, Pasca Sarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2017), hlm. 15
7
Case Study). Di negara maju, Studi Kasus Intrinsik lazim digunakan oleh para
profesional atau anggota masyarakat biasa karena rasa ingin tahunya
terhadap suatu persoalan yang mereka hadapi secara lebih mendalam, lebih-
lebih jika persoalan tersebut menjadi isu hangat di masyaraka.
Menururt Lincoln dan Guba penggunaan studi kasus sebagai suatu metode
penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
8
Mulyana, Dedy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, Rosda, 2004), hlm. 201
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan
secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan
aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau
organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa
tersebut. Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya disebut kasus
adalah hal yang aktual (real-life events), yang sedang berlangsung, bukan
sesuatu yang sudah lewat.