Anda di halaman 1dari 14

KEPEMIMPINAN

“Karakteristik Followers”

Dosen :
Desak Nyoman Sithi, SKp, MARS

Kelompok I :
Kurniawati 1610701022
Diah Febriani Suwandi 1610701024
Fadzery Ramahdan 1610701031
Shinta Novebi Setyadevi 1610701041
Kaltsum Muttaqiya 1610701042

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai memulai sebuah usaha baru dalam Mata Kuliah Kepemimpinan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal bertujuan untuk memenuhi tugas
kewirausahaan dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan sumber terpercaya
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah mengenai Memulai Sebuah Usaha Baru, Akhir kata kami berharap semoga makalah
kewirausahaan berjudul Memulai Sebuah Usaha Baru dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Depok, 31 Maret 2018

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI. .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang. ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2


A. Pengertian Pemimpin ............................................................................................ 2
B. Keterampilan Pemimpin ....................................................................................... 2
C. Pengertian Pengikut .............................................................................................. 3
D. Perspektif Tentang Pengikut ................................................................................. 4
E. Karakteristik Pengikut .......................................................................................... 4
F. Tipe-Tipe pengikut................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iii

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti
oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat
pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada
satu teori pun yang dirasakan paling sempurna. Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah
macam batasan tentang kepemimpinan dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah
mencoba membuat batasan tentang pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu
yang penting bagi manajer. Para manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka),
sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan
efektivitas, sadangkan manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Banyak orang menekankan pentingnya leadership dalam berorganisasi. Padahal ada
aspek lain yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan dalam berorganisasi,
yaitu followership. Setiap anggota organisasi haruslah memiliki followership agar organisasi
berjalan dengan baik. Follower dalam organisasi juga dapat dikelompokkan berdasarkan pola
pikir kritis dan tingkat kemandirian mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang
diangkat antara lain :
1. Bagaimana Menjadi Seorang Pemimpin ?
2. Keterampilan Berkaitan Dengan Kepemimpinan ?
3. Mengetahui Tentang Pengikut & Karakteristik Pengikut ?
4. Mengetahui Tentang Tipe-Tipe Pengikut ?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki beberapa
tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melatih dan meningkatkan pengtahuan dan kreatifitas mahasiswa.
2. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
pemimpinan dan pengikut.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin
Kepemimpinan adalah bisa mempengaruhi bawahan untuk mencapai suatu tujuan organisasi
(Hersey &Campbell, 2004, hal. 12)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasitertentu,
serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satuatau beberapa tujuan
tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisir
kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)

B. Keterampilan Pemimpin
Menurut Hersey & Campbell (2004), pemimpin harus mengembangkan tiga kompetensi
penting yaitu:
1. Kemampuan untuk mendiagnosa atau memahami situasi dan mempengaruhi
pengikut/bawahan.
2. Beradaptasi agar dapat mengembangkan perilaku dan sumber daya lainnya untuk
menutupi kesenjangan antara situasi saat ini dan harapan masa depan.
3. Komunikasi. Jika pemimpin tidak dapat berkomunikasi secara efektif, tujuan
organisasi tidak akan tercapai. untuk menutupi kesenjangan antara situasi saat ini dan
harapan masa depan. komunikasi. Jika pemimpin tidak dapat berkomunikasi secara
efektif, tujuan organisasi tidak akan tercapai.

Robert (1970), mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga


keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager)
harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan
organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan
menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional
juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

5
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan
konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat,
dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan
bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada
tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunakan program
4. komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
a. Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara
bijaksana
b. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan
masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat
keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager).
Pemimpin perawat yang efektif adalah melibatkan orang lain untuk bekerja sama secara
efektif dalam mencapai suatu tujuan.
“good leader aren’t born, they are made”

C. Pengertian Followership
Followership dan kepemimpinan adalah peran terpisah namun timbal balik. Tanpa pengikut,
seseorang tidak bisa menjadi Pemimpin, sebaliknya, seseorang tidak bisa menjadi pengikut
tanpa seorang pemimpin (Lyons, 2002). Menjadi pengikut yang efektif adalah sama
pentingnya dengan perawat baru seperti yang menjadi pemimpin yang efektif. Bahkan,
sebagian besar dari kita adalah pengikut: anggota tim, peserta pada pertemuan, staf
keperawatandan sebagainya.
Pengikut yang paling berharga menurut (Grossman & Valiga):

6
a. Mempunyai keahlian
b. Melibatkan diri secara langsung
c. Berpartisipasi aktif dalam suatu kelompok/tim
d. Menginvestasikan waktu dan tenaga dalam pekerjaan Berpikir kritis
e. Memberitahukan ide-ide baru

Pengikut dan pemimpin berbeda tetapi memiliki peran yang timbal-balik. Pengikut yang
efektif adalah sama pentingnya sebagai pemimpin yang efektif. Perawat sebagai pengikut:
anggota tim, peserta pada pertemuan, staf perawatan keperawatan, dll.
Pengikut yang berharga (Grossman & Valiga): terampil, mandiri diarahkan, karyawan,
berpartisipasi aktif dalam menetapkan arah kelompok, menginvestasikan waktu dan
energinya dalam pekerjaan kelompok, berpikir kritis, pendukung ide-ide baru.

D. Perspektif Tentang Followership Atau Pengikut


Meskipun Gardner (1990) dan lain-lain memiliki mengakui pentingnya pemimpin dan
pengikut bekerja sama dalam rangka mewujudkan visi , literatur biasanya kurang
memperhatikan ke konsep followership , dan tidak ada " teori " dari followership . Salah satu
diskusi awal followership disampaikan oleh (Pittman, Rosenbach, Potter., 1998) , yang
diuraikan empat jenis pengikut :
 Simillar seperti "domba", melakukan apa yang mereka diberitahu tapi tidak terlibat
secara aktif
 Kontributor: "ya" orang, suppotive, melibatkan, melakukan pekerjaan yang baik, tetapi
tidak bersedia untuk menantang ide-ide dari pemimpin
 Politisi: bersedia untuk memberikan umpan balik yang jujur dan mendukung pemimpin
tetapi mereka mungkin mengabaikan pekerjaan dan memiliki tingkat kinerja yang
buruk
 Partners: tinggi yang terlibat, pervormed pada tingkat tinggi, mempromosikan
hubungan yang positif dalam kelompok, dilihat sebagai 'pemimpin dalam menunggu.

E. Karakteristik Pengikut
a. Pengikut berkarakter isolatif (Isolates)
Pengikut isolatif terletak pada kontinuum paling kiri pada model Kellerman.
Karakteristik pengikut isolatif adalah tidak mengetahui sama sekali tentang apa yang

7
sedang terjadi dalam organisasi, tidak memperdulikan tentang siapa yang sedang
memimpin mereka, dan memberikan respon yang acuh terhadap pemimpinnya. Selain
itu mereka hanya terfokus pada apa yang menjadi deskripsi kerja mereka (job
description) namun dengan antusiasme yang rendah, tanpa perduli mengenai mampu
tidaknya rekan sekerja mereka mengerjakan hal yang sama, atau tanpa perduli apakah
hasil produksinya sesuai harapan atau tidak. Pada organisasi besar, yang terdiri dari
banyak departemen maupun divisi, tipe pengikut seperti ini sangat gampang
menghilang dari pusat perhatian. Biasanya seorang pemimpin (khususnya pemimpin
formal) sangat susah untuk mendeteksi keberadaannya. Implikasi positif dari pengikut
isolates adalah para pemimpin akan merasa nyaman dengan dukungan mereka karena
mereka berpihak pada kondisi status quo (ie. mendukung siapa saja yang diposisikan
sebagai pemimpin). Implikasi negatif dari keberadaan pengikut berkarakter seperti ini
adalah pasifnya dukungan yang didapatkan pemimpin, menurunnya semangat kerja
anggota organisasi lainnya, maupun tertahannya laju peningkatan kinerja organisasi.

b. Pengikut berkarakter penonton (Bystanders)


Pengikut seperti ini berkarakteristik freerider (ie. menikmati situasi tanpa ikut
berpartisipasi), sengaja berdiri diluar ruang lingkup kejadian, dan tidak termotivasi
untuk ikut campur pada kondisi yang terjadi dalam organisasi. Pengikut dengan tipe
ini juga mendukung adanya status quo. Namun tidak seperti pengikut isolates,
bystanders sangat waspada atau menyadari situasi yang sedang terjadi, mengamati
dan mengobservasi tanpa ikut berpartisipasi didalamnya. Mereka menolak untuk ikut
masuk dalam sebuah situasi, dan hanya melakukan apa yang dianggap kewajiban dan
menuntut apa yang menjadi hak. Pengikut yang berkarakteristik bystanders, sama
seperti isolates, berusaha bergerak dibawah radar pemantauan (khususnya di
organisasi-organisasi besar) dan jarang mau muncul ke permukaan, sehingga sulit
untuk dideteksi. Keuntungan yang diperoleh oleh pemimpin dari pengikut bystanders
produktif adalah berjalannya strategi pemimpin oleh karena pengikut seperti ini
biasanya mengikuti apapun yang diperintah oleh pemimpin. Namun dampak negatif
dari tipe pengikut seperti ini adalah mereka dengan gampang mengecewakan
pemimpin yang menginginkan komitmen pengikut untuk perduli dengan misi
organisasi. Selain itu, mereka juga mampu menurunkan semangat kerja para
koleganya oleh karena perilaku yang mereka tunjukkan.

8
c. Pengikut berkarakter partisipan (Participants)
Pengikut ini merupakan tipe pengikut efektif. Posisi para pengikut ini terdiri dari dua
jenis, yaitu mendukung secara penuh posisi si pemimpin berdasarkan kebijakan yang
dibuat, atau memilih sikap oposisi terhadap si pemimpin. Namun tanpa
memperhatikan kedua posisi tersebut, karakteristik dari pengikut partisipan adalah
mengetahui dan perduli terhadap kondisi yang tengah berlangsung dalam organisasi,
dan menginvestasi waktu atau tenaga yang mereka miliki dalam rangka memberikan
efek terhadap situasi yang sedang berlangsung. Selain itu, mereka memiliki prinsip
yang jelas antara mendukung atau tidak mendukung status quo, dimana kondisi ini
tidak mampu dipenuhi oleh tipe Pengikut isolates dan bystanders. Apabila mereka
berposisi sebagai pendukung, maka mereka akan mendukung dan membela apapun
yang menjadi kebijakan para pemimpinnya, namun apabila mereka kontra terhadap
status quo, mereka akan berusaha menolak apapun kebijakan pemimpin yang tidak
sejalan dengan keinginannya. Dampak positifnya adalah pemimpin mendapatkan
masukan-masukan yang berharga mengenai kebijakan yang dibuatnya. Implikasi
negatifnya adalah terkadang posisi yang mereka pilih dapat menggiring pemimpin
membuat kebijakan yang salah karena kuatnya tekanan yang mereka buat, baik
tekanan dukungan maupun perlawanan, sehingga pemimpin harus mampu menguasai
dengan baik bidang yang mereka pimpin sebelum membuat kebijakan.

d. Pengikut berkarakter aktivis (Activists)


Pengikut aktivitis merupakan pengikut yang enerjik, bersemangat dan mau turut serta
pada situasi yang sedang terjadi di organisasi. Secara umum, mereka memiliki
karakteristik yang sama dengan pengikut partisipan, namun mereka cenderung
bergerak ekstra keras dalam mencapai tujuan oleh karena motivasi mereka yang
begitu tinggi pada pemimpinnya. Tujuan mereka biasanya hanya satu yaitu untuk
mengamankan pemimpin dan kebijakan mereka (pro pemimpin), atau, mendongkel
seseorang dari kursi pimpinan secepat mungkin apabila mereka tidak menyukainya
(kontra pemimpin). Dengan kata lain Merekalah yang menggerakkan situasi.
Memiliki pengikut berkarakteristik aktivis yang pro dengan kebijakan pemimpin
merupakan suatu keuntungan besar bagi seorang pemimpin karena pemimpin mampu
mengamankan kebijakan-kebijakannya dari serangan pihak oposisi. Biasanya
pengikut-pengikut berkarakter activists selalu berada di lingkar dalam si pemimpin,
dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Komitmen mereka tergantung pada sejauh mana

9
pemimpin mampu memberikan perhatian dan perlindungan bagi mereka dan
keinginan mereka (baik berupa waktu dan energi).

e. Pengikut berkarakter “berani mati” (Diehards)


Pengikut bertipe diehards merupakan pengikut yang berkarakteristik paling loyal dan
konsisten bagi si pemimpin. Mereka sangat dekat dengan pemimpinnya apabila
mereka mendapatkan kepuasan, atau malah sebaliknya, sangat termotivasi untuk
mendongkel pemimpinnya apabila tidak puas dengan gaya memimpin si pemimpin.
Dedikasi mereka tidak hanya ditujukan kepada individu (dalam hal ini pemimpin),
atau kebijakannya, namun juga sesuatu diluar hal-hal tersebut yang dirasa pantas dan
dapat memberikan kesejahteraan bagi mereka, dan biasanya mereka “berani mati”
untuk mempertahankan yang dibelanya. Pengikut seperti ini sangat jarang ada di
dalam organisasi, dan biasanya pengikut-pengikut bertipe diehards muncul pada saat
organisasi dilanda situasi konflik, krisis, maupun situasi yang tidak seperti biasanya.
Mereka dapat menjadi asset yang sangat berharga bagi si pemimpin karena loyalitas
yang dimiliki, namun mereka juga dapat berbalik menjadi sangat berbahaya apabila si
pemimpin tidak waspada dengan keinginannya. Pahami Karakteristik Pengikut Anda
Pendekatan yang ditawarkan oleh Kellerman tersebut memberikan suatu pemahaman
bagi pemimpin mengenai apa-apa saja tipe-tipe pengikut (follower) dalam organisasi.
Berdasarkan beberapa penelitian, kontinuum sebelah kiri, yang terdiri dari
karakteristik isolates dan bystanders, merupakan karakteristik yang kurang
menguntungkan bagi pemimpin maupun organisasi, karena mereka tidak mau ambil
bagian pada situasi yang sedang terjadi dalam organisasi. Sedangkan pada kontinuum
sebelah kanan (ie. activists dan diehards) merupakan karakteristik yang paling
menguntungkan bagi pemimpin karena mereka memiliki pengikut yang sangat loyal,
namun pemimpin tetap harus berhati-hati dengan loyalitas ini karena mereka justru
mampu menjadi bumerang bagi si pemimpin. Di tengah-tengah kontinuum terdapat
pengikut participants yang memiliki loyalitas untuk berpartisipasi terhadap kebijakan-
kebijakan yang dibuat oleh pemimpin, dan secara aktif memberikan masukan bagi
pemimpin apabila terdapat kejanggalan pada kebijakan yang dibuat.

10
F. Tipe-Tipe Pengikut
Menurut Robert E Kelley mengklasifikasi pengikut menjadi lima tipe dasar pengikut,
diantaranya:

1. Pasif (Passive) atau tipe domba (sheep)


Pengikut yang masuk kategori ini memiliki sejumlah ciri: pasif, tidak kritis, sangat
tergantung, kurang memiliki inisiatif, tidak berkomitmen, tidak antusias, tak
mempunyai rasa tanggung jawab. Hanya melakukan apa yang diberitahu dan tidak
lebih. Menjalankan peran apa adanya. Sudah merasa puas dengan hanya mengikuti
jejak orang lain.

2. Konformis (Conformist) atau tipe serba setuju (yes people)


Tipe pengikut ini lebih bebas, lincah, dan aktif dibanding tipe pertama. Namun, masih
kurang suka berusaha dan sangat bergantung pada pemimpin, suka menghormat
berlebihan dan bersikap merendah di hadapan pemimpinnya. Pengabdiannya kepada
pemimpin tidak disangsikan dan teguh dalam memberi dukungan kepada
pemimpinnya. Banyak pemimpin lemah dan kurang percaya diri suka dengan tipe
pengikut semacam ini.

3. Terasing (Alienated) atau tipe pengikut penyendiri (alienated followers)


Pengikut terasing adalah tipe yang independen, pasif, tidak memilki komitmen
terhadap pemimpin, tujuan kelompok, dan anggota kelompok. Namun, pengikut
bertipe ini sangat kritis yang enggan tampil untuk memperjuangkan sikap dan
pikirannya. Selalu bersikap sinis dengan menyetujui opini publik dan terjerumus
dalam ketidakpuasan, tetapi diam atau tak bersuara. Mereka tidak mau tampil sebagai
”oposan” bagi langkah dan kebijakan pimpinannya.

4. Pencari Selamat (Pragmatic) atau tipe pragmatis (survivors)


Pengikut semacam ini terletak di tengah dari semua tipe dan tidak memiliki
karakteristik yang jelas, bebas atau bergantung dan aktif atau pasif. Mereka tidak
bersifat negatif konformis, pasif atau terasing dan bukan teladan yang baik. Mereka
memiliki latar belakang yang berkontribusi dari apa yang didapat dan kapan
mendapatkannya. Kategori ini adalah tipe orang (anggota) kebanyakan (rakyat jelata)
dari sebuah kelompok. Tipe pengikut jenis ini mengikuti ke mana arah mata angin

11
berhembus. Mereka menganut prinsip mencari selamat daripada menyesal. Agar tetap
eksis, mereka bisa`menjadi kelompok yang pasif jika kondisi tidak kondusif untuk
kritis dan di saat lain bisa secara agresif menyerang.

5. Teladan (Exemplary) atau tipe Pengikut Efektif (effective followers)


Tipe terbaik dan paling ideal dari pengikut yang dimiliki pemimpin dan tugas
pemimpin adalah mengubah semua tipe di atas menjadi tipe terakhir ini. Pengikut
teladan ini memiliki inisiatif, berani mengambil risiko, dan mempunyai kemampuan
menyelesaikan masalahnya sendiri. Mereka mampu menjalankan tugas dan kewajiban
yang didelegasikan secara tegas dan bersemangat serta memperjuangkan kemajuan
diri. Sikap independen dan aktif serta dapat konstruktif ketika berbeda pendapat
dengan pimpinan atau kelompok lain. Mereka adalah bintangnya pengikut. Dengan
demikian nampak bahwa pengikut juga penting untuk diperhitungkan dalam
implementasi kepemimpinan sebuah organisasi. Pemimpin akan mengalami kesulitan
menjalankan roda organisasi bahkan bisa frustasi, jika mendapatkan pengikut pasif.
Pemimpin juga bisa terlena, mabuk, dan terjebak ilusi dari realitas jika di belakangnya
terdapat pengikut konformis. Pemimpin tidak boleh buta dan tuli dengan
ketidakpuasan pengikut apalagi jika yang terjadi ’keheningan’ yang suatu saat bisa
meledak layaknya bom waktu. Oleh karena itu pengikut terasing harus difasilitasi
buah pikiran, gagasan, dan sikap kritisnya untuk disuarakan. Menghadapi pengikut
pencari selamat yang selalu berorientasi pada strategi politis dan kalkulasi ekonomis,
akan membuat pemimpin mencurahkan energi yang besar. Energi akan habis hanya
untuk mendeteksi dan mengenali siapa kawan dan siapa lawan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengikut yang efektif adalah sama pentingnya sebagai pemimpin yang efektif.
Perawat sebagai pengikut: anggota tim, peserta pada pertemuan, staf perawatan keperawatan,
dll.
Pengikut yang berharga (Grossman & Valiga): terampil, mandiri diarahkan, karyawan,
berpartisipasi aktif dalam menetapkan arah kelompok, menginvestasikan waktu dan
energinya dalam pekerjaan kelompok, berpikir kritis, pendukung ide-ide baru.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para
pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis
berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya
dunia pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Jones, R. A. P. (2007). Leadership And management theories, processes and practice.


Philadelphia: F.A. Davis company.
 Nursing Management and Leadership
http://jogjaberbagi.wordpress.com/category/organisasi/ Diakses Tanggal 30 Maret
2018
 Williams & Wilkins.Bennis, W. (2004). Highlights of “A leadership discussion with
Warren Bennis.” American Society of Association Executives Forum,
www.asaenet.org/foundation Diakses Tanggal 30 Maret 2018

14

Anda mungkin juga menyukai