“Karakteristik Followers”
Dosen :
Desak Nyoman Sithi, SKp, MARS
Kelompok I :
Kurniawati 1610701022
Diah Febriani Suwandi 1610701024
Fadzery Ramahdan 1610701031
Shinta Novebi Setyadevi 1610701041
Kaltsum Muttaqiya 1610701042
2018
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai memulai sebuah usaha baru dalam Mata Kuliah Kepemimpinan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal bertujuan untuk memenuhi tugas
kewirausahaan dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan sumber terpercaya
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah mengenai Memulai Sebuah Usaha Baru, Akhir kata kami berharap semoga makalah
kewirausahaan berjudul Memulai Sebuah Usaha Baru dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan diteliti
oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh masyarakat
pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan, belum ada
satu teori pun yang dirasakan paling sempurna. Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah
macam batasan tentang kepemimpinan dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah
mencoba membuat batasan tentang pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu
yang penting bagi manajer. Para manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka),
sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan
efektivitas, sadangkan manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Banyak orang menekankan pentingnya leadership dalam berorganisasi. Padahal ada
aspek lain yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan dalam berorganisasi,
yaitu followership. Setiap anggota organisasi haruslah memiliki followership agar organisasi
berjalan dengan baik. Follower dalam organisasi juga dapat dikelompokkan berdasarkan pola
pikir kritis dan tingkat kemandirian mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan masalah yang
diangkat antara lain :
1. Bagaimana Menjadi Seorang Pemimpin ?
2. Keterampilan Berkaitan Dengan Kepemimpinan ?
3. Mengetahui Tentang Pengikut & Karakteristik Pengikut ?
4. Mengetahui Tentang Tipe-Tipe Pengikut ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah yang mengenai tentang cara membuat usaha baru ini memiliki beberapa
tujuan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Melatih dan meningkatkan pengtahuan dan kreatifitas mahasiswa.
2. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang
pemimpinan dan pengikut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemimpin
Kepemimpinan adalah bisa mempengaruhi bawahan untuk mencapai suatu tujuan organisasi
(Hersey &Campbell, 2004, hal. 12)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasitertentu,
serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satuatau beberapa tujuan
tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang diorganisir
kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
B. Keterampilan Pemimpin
Menurut Hersey & Campbell (2004), pemimpin harus mengembangkan tiga kompetensi
penting yaitu:
1. Kemampuan untuk mendiagnosa atau memahami situasi dan mempengaruhi
pengikut/bawahan.
2. Beradaptasi agar dapat mengembangkan perilaku dan sumber daya lainnya untuk
menutupi kesenjangan antara situasi saat ini dan harapan masa depan.
3. Komunikasi. Jika pemimpin tidak dapat berkomunikasi secara efektif, tujuan
organisasi tidak akan tercapai. untuk menutupi kesenjangan antara situasi saat ini dan
harapan masa depan. komunikasi. Jika pemimpin tidak dapat berkomunikasi secara
efektif, tujuan organisasi tidak akan tercapai.
5
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan
konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau
keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan
kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer
terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat,
dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan
bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada
tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunakan program
4. komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
a. Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada
kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara
bijaksana
b. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan
masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat
keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager).
Pemimpin perawat yang efektif adalah melibatkan orang lain untuk bekerja sama secara
efektif dalam mencapai suatu tujuan.
“good leader aren’t born, they are made”
C. Pengertian Followership
Followership dan kepemimpinan adalah peran terpisah namun timbal balik. Tanpa pengikut,
seseorang tidak bisa menjadi Pemimpin, sebaliknya, seseorang tidak bisa menjadi pengikut
tanpa seorang pemimpin (Lyons, 2002). Menjadi pengikut yang efektif adalah sama
pentingnya dengan perawat baru seperti yang menjadi pemimpin yang efektif. Bahkan,
sebagian besar dari kita adalah pengikut: anggota tim, peserta pada pertemuan, staf
keperawatandan sebagainya.
Pengikut yang paling berharga menurut (Grossman & Valiga):
6
a. Mempunyai keahlian
b. Melibatkan diri secara langsung
c. Berpartisipasi aktif dalam suatu kelompok/tim
d. Menginvestasikan waktu dan tenaga dalam pekerjaan Berpikir kritis
e. Memberitahukan ide-ide baru
Pengikut dan pemimpin berbeda tetapi memiliki peran yang timbal-balik. Pengikut yang
efektif adalah sama pentingnya sebagai pemimpin yang efektif. Perawat sebagai pengikut:
anggota tim, peserta pada pertemuan, staf perawatan keperawatan, dll.
Pengikut yang berharga (Grossman & Valiga): terampil, mandiri diarahkan, karyawan,
berpartisipasi aktif dalam menetapkan arah kelompok, menginvestasikan waktu dan
energinya dalam pekerjaan kelompok, berpikir kritis, pendukung ide-ide baru.
E. Karakteristik Pengikut
a. Pengikut berkarakter isolatif (Isolates)
Pengikut isolatif terletak pada kontinuum paling kiri pada model Kellerman.
Karakteristik pengikut isolatif adalah tidak mengetahui sama sekali tentang apa yang
7
sedang terjadi dalam organisasi, tidak memperdulikan tentang siapa yang sedang
memimpin mereka, dan memberikan respon yang acuh terhadap pemimpinnya. Selain
itu mereka hanya terfokus pada apa yang menjadi deskripsi kerja mereka (job
description) namun dengan antusiasme yang rendah, tanpa perduli mengenai mampu
tidaknya rekan sekerja mereka mengerjakan hal yang sama, atau tanpa perduli apakah
hasil produksinya sesuai harapan atau tidak. Pada organisasi besar, yang terdiri dari
banyak departemen maupun divisi, tipe pengikut seperti ini sangat gampang
menghilang dari pusat perhatian. Biasanya seorang pemimpin (khususnya pemimpin
formal) sangat susah untuk mendeteksi keberadaannya. Implikasi positif dari pengikut
isolates adalah para pemimpin akan merasa nyaman dengan dukungan mereka karena
mereka berpihak pada kondisi status quo (ie. mendukung siapa saja yang diposisikan
sebagai pemimpin). Implikasi negatif dari keberadaan pengikut berkarakter seperti ini
adalah pasifnya dukungan yang didapatkan pemimpin, menurunnya semangat kerja
anggota organisasi lainnya, maupun tertahannya laju peningkatan kinerja organisasi.
8
c. Pengikut berkarakter partisipan (Participants)
Pengikut ini merupakan tipe pengikut efektif. Posisi para pengikut ini terdiri dari dua
jenis, yaitu mendukung secara penuh posisi si pemimpin berdasarkan kebijakan yang
dibuat, atau memilih sikap oposisi terhadap si pemimpin. Namun tanpa
memperhatikan kedua posisi tersebut, karakteristik dari pengikut partisipan adalah
mengetahui dan perduli terhadap kondisi yang tengah berlangsung dalam organisasi,
dan menginvestasi waktu atau tenaga yang mereka miliki dalam rangka memberikan
efek terhadap situasi yang sedang berlangsung. Selain itu, mereka memiliki prinsip
yang jelas antara mendukung atau tidak mendukung status quo, dimana kondisi ini
tidak mampu dipenuhi oleh tipe Pengikut isolates dan bystanders. Apabila mereka
berposisi sebagai pendukung, maka mereka akan mendukung dan membela apapun
yang menjadi kebijakan para pemimpinnya, namun apabila mereka kontra terhadap
status quo, mereka akan berusaha menolak apapun kebijakan pemimpin yang tidak
sejalan dengan keinginannya. Dampak positifnya adalah pemimpin mendapatkan
masukan-masukan yang berharga mengenai kebijakan yang dibuatnya. Implikasi
negatifnya adalah terkadang posisi yang mereka pilih dapat menggiring pemimpin
membuat kebijakan yang salah karena kuatnya tekanan yang mereka buat, baik
tekanan dukungan maupun perlawanan, sehingga pemimpin harus mampu menguasai
dengan baik bidang yang mereka pimpin sebelum membuat kebijakan.
9
pemimpin mampu memberikan perhatian dan perlindungan bagi mereka dan
keinginan mereka (baik berupa waktu dan energi).
10
F. Tipe-Tipe Pengikut
Menurut Robert E Kelley mengklasifikasi pengikut menjadi lima tipe dasar pengikut,
diantaranya:
11
berhembus. Mereka menganut prinsip mencari selamat daripada menyesal. Agar tetap
eksis, mereka bisa`menjadi kelompok yang pasif jika kondisi tidak kondusif untuk
kritis dan di saat lain bisa secara agresif menyerang.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengikut yang efektif adalah sama pentingnya sebagai pemimpin yang efektif.
Perawat sebagai pengikut: anggota tim, peserta pada pertemuan, staf perawatan keperawatan,
dll.
Pengikut yang berharga (Grossman & Valiga): terampil, mandiri diarahkan, karyawan,
berpartisipasi aktif dalam menetapkan arah kelompok, menginvestasikan waktu dan
energinya dalam pekerjaan kelompok, berpikir kritis, pendukung ide-ide baru.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para
pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis
berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya
dunia pendidikan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14