Anda di halaman 1dari 21

MENGOKOHKAN MENTAL dan MENGURANGI KECEMASAN PADA

ANAK MELALUI KEGIATAN MENGAJI DAN MENGHAFAL SIFAT


WAJIB ALLAH SWT DAN SIFAT WAJIB ROSUL SAW DI KALA NEW
NORMAL

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM


BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
Desa Glonggong Kecamatan Dolopo Kebupaten Madiun

Disusun dan Diajukan Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Mengikuti Ujian
Seminar & Munaqosyah
Oleh
Muhammad Saifuddin
( 211517015)

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH


JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN AKADEMIK
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Setelah Mengevaluasi dan menimbang sebagaimana mestinya,


maka kami menerima dan mengesahkan
Laporan Hasil Pratikum-DR BPI (Bimbingan Penyuluhan Islam)
Disusun Oleh:
Muhammad Saifuddin
NIM. 211517015

Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi Pengembangan Jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam selanjutnya.

Madiun, 03 November 2020

Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Jurusan BPI

Kayyis Fithri Ajhuri, MA Muhamad Nurdin, M.Ag


NIP.198306072015031004 NIP.19760413200501001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmad dan
karuniaNya Laporan Praktikum Bimbingan Penyuluhan Islam (konseling Islam) untuk Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Ponorogo ini
dapat terselesaikan. Praktikum di Jurusan BPI dilaksanakan dalam proses waktu yang
berkelanjutan.
Hal ini disebabkan komponen kegiatan Praktikum bimbingan penyuluhan Islam yang
meliputi kegiatan penjajagan, obsevasi awal, identifikasi objek dan beberapa sesi yang tidak
dapat dilaksanakan bersamaan. Selain itu kesempatan pelaksanaan praktikum di masing-masing
lembaga yang berbeda turut memperpanjang proses penyelesaian serangkaian kegiatan
praktikum bimbingan penyuluhan Islam. Karena itulah, diperlukan panduan sebagai pedoman
bagi mahasiswa peserta praktikum Bimbingan Penyuluhan Islam (konseling Islam) dalam
menyelesaikan proses tersebut.
Laporan ini berisi penjelasan mengenai dikuatkannya atau dipupuknya mental anak
melalui kegiatan mengaji dan menghafal sifat wajib bagi Allah SWT dan sifat wajib bagi Rosul
SAW, prosedur pelaksanaannya dan contoh-contoh laporan dari masing-masing komponen serta
form-form penilaian.
Harapan kami, panduan ini dapat membantu mahasiswa untuk memperlancar proses
praktikum. Terakhir, kami mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu laporan pratikum ini dengan lancar secara baik.

Madiun, 03 November 2020


Penyusun

Muhammad Saifuddin
Nim. 211517015

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ii

KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
ABSTRAK....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Deksripsi Lokasi Praktikum...............................................................4
C. Rumusan Masalah...............................................................................5
BAB II KEGIATAN PRATIKUM
A. Metode Penelitian Praktikum..............................................................5
B. Teknik Analisis Data praktikum.........................................................6
C. Kajian Teori Praktikum.......................................................................6
D. Catatan Lapangan (Fieldnote) Selama Praktikum................................
BAB III PENUTUP
A. Hasil Pembahasan Pratikum.................................................................
B. Kesimpulan pratikum............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
ABSTRAK
Pandemi covid 19 yang telah melanda dunia termasuk di negara Indonesia ini telah
memberi atau membawa dampak yang serius bagi seluruh penduduk Indonesia. Mulai dari orang
tua, dewasa, dan juga anak-anak. Dengan adanya kondisi yang menghambat aktivitas dan
perekonomian bagi seluruh penduduk di Indonesia banyak juga yang mengalami kecemasan
yang berlebih atau kondisi mental yang mengkhawatirkan bahkan memburuk. Salah satunya di
desa tempat tinggal saya desa Glonggong Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, banyak juga
para orang tua yang mengalami guncangan kondisi mental dan secara tidak langsung
berpengaruh pada keadaan fisik. Anak-anak tidak bisa bermain secara bebas seperti sebelum
adanya pandemi covid 19 ini. Mematuhi anjuran dari pihak pemerintah untuk tidak keluar rumah
alias dirumah saja, inilah yang harus dilakukan untuk keselamatan bersama. Sehingga keadaan
ini secara tidak langsung membawa pengaruh yang kurang baik bagi keadaan psikologi si anak.
Alasan peneliti observasi dikarenakan adanya situasi atau keadaan anak-anak yang setiap
malam hadir di masjid dan tidak begitu adanya pengawasan orang tua mereka atas apa yang
anak-anak mereka lakukan di masjid, kemudian bagi si peniliti inilah kesempatan untuk
memberikan support atau membantu menebalkan mental anak anak di musim pandemi covid 19
ini dilingkungan tempat tinggal saya yang kususnya mereka yang setiap malamnya dapat hadir di
masjid. Metode penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis,
yaitu dengan memaparkan suatu keadaan yang sebenarnya yang meliputi suatu obyek, fenomena,
atau setting sosial, kemudian dituliskan dalam sebuah laporan yang bersifat naratif dengan
interpretasi ilmiah.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan pengumpulan dokumen. Kegiatan observasi dalam penelitian ini yaitu kegiatan
yang meliputi pencatatan secara sistematik.

Kata Kunci: menguatkan mental anak di musim pandemic covid 19 menuju era new normal.

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era yang semakin maju, masalah demi masalah juga muncul mengikuti keadaan
era zaman tersebut. Kondisi lingkungan yang sewaktu-waktu semakin bertambah rumit
dengan bertambahnya hari atau bertambahnya umur manusia. Tidak dapat dipungkiri
bahwasannya hal ini akan membawa pengaruh terhadap keadaan psikis atau keadaan mental
seseorang. Keluarga yang hidup dilingkungan yang masih kondusif maka akan memiliki
kesempatan yang besar untuk masih berada pada titik aman dan merasakan kearifan
penduduk lingkungan tersebut setiap harinya, namun bagi keluarga yang berada atau hidup
dilingkungan yang sudah mulai hilang kondisi kondusif tersebut maka akan menjadi
sebaliknya keadaan yang dirasakan ketimbang keluarga yang masih berada pada lingkungan
kondusif tadi. Akibat tata letak keluarga itu tadi dapat mempengaruhi gaya hidup anggota
keluarga tersebut dan lama-kelamaan akan terbawa menjadi kebiasaan sehari-hari yang
mungkin dapat merubah gaya hidup yang awalnya baik menjadi kurang baik. Hal ini tidak
semua dialami atau dirasakan oleh setiap keluarga, namun kebanyakan terdapat keluarga
yang mengalami atau menjalani kehidupan sehari-hari yang seperti ini.
Desa Glonggong yang terletak di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun ini,
termasuk salah satu desa di Kabupaten Madiun yang dimana kondisi lingkungan masih dapat
dikatakan sedang, maksutnya kondisi desa Glonggong ini setengah kondusif atau arif dan
setengahnya lagi mulai menghilang kondisi kondusif tersebut. Dilingkungan tempat tinggal
saya termasuk banyak anak kecil yang ditinggal ayah atau ibunya bekerja di luar, sehinga
dari mereka banyak yang kurang mendapat kasih sayang dari salah satu orang tua mereka.
Alasan peneliti observasi dikarenakan banyak keluhan orang tua mengenai kondisi putra-
putrinya yang menurut mereka (orang tua) yang pada musim pandemi 19 ini membawa
pengaruh bagi mental si anak kususnya pada anak jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama yang lambat laun sulit untuk dikendalikan atau diarahkan, kemudian
melemahnya mental anak atau kurang percaya diri terhadap dirinya sendiri sebagai anak
mengenai tanggung jawab dan rasa untuk selalu memperhatikan arahan kedua orang tuanya.
1
Hampir seluruh wilayah di Indonesia terkena dampak dari mewabahnya Covid-19 ini,
tidak terkecuali dunia anak. Dengan adanya virus covid -19 yang sangat cepat menular
menimbulkan masyarakat resah dengan adanya hal tersebut. Untuk menghindari adanya
penularan covid 19, pemerintah selalu mengigatkan agar terus dan taat dengan protokol
kesehatan. Karena kita tidak mengetahuai apakah orang yang ada di samping kita, sekitar
kita terkena virus atau tidak. Untuk memutuskan penyebaran pandemi covid 19 maka
pemerintah meminta semua intansi pendidikan baik itu negeri maupun swasta untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar dari rumah tanpa terkecuali.
Dengan adanya tekanan-tekanan yang merambaknya pandemi covid 19 yang tak
kunjung usai membuat masyarakat resah dan membuat pikiran terganggu sehingga
menimbulkan ketidaknyaman. Manusia di katakan sebagai kesehatan mental yang harus ada
pada manusia sendiri. Kecemasan dan anxiety/Gerd adalah suatu kondisi psikologis atau
bentuk emosi individu berupa ketegangan, kegelisahan, kehawatiran yang berkenaan dengan
perasaan terancam serta ketakutan oleh ketidakpastian di masa mendatang bahwa sesuatu
yang buruk akan terjadi, yang dialami oleh kebanyakan atau mayoritas masyarakat dan juga
anak-anak di kecamatan Dolopo kebupaten Madiun sekarang ini, oleh karena itu peneliti
terdorong untuk meneliti adanya pengaruh kondisi covid 19 dan berusaha untuk
meyakinkan, menebalkan, atau memperkuat mental si anak di era New Normal ini untuk
dapat hidup dalam keadaan yang sehat, senang, bahagia, dan pada akhirnya selalu dapat
berkumpul dengan keluarga, sosial dan tercipta rasa kepedulian di seluruh masyarakat
terutama di desa Glonggong kecamatan Dolopo kabupaten Madiun. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu dengan
memaparkan suatu keadaan yang sebenarnya yang meliputi suatu obyek, fenomena, atau
setting sosial, kemudian dituliskan dalam sebuah laporan yang bersifat naratif dengan
interpretasi ilmiah.

2
1. Deskripsi Praktikum sesuai prodi / jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam
Istilah Bimbingan Penyuluhan Islam dalam bingkai ilmu dakwah adalah Irsyad Islam.
Definisi dari istilah-istilah ini dapat juga digunakan istilah-istilah ta‟lim, maw‟izhah,
nashihah, dan isytisyfa‟ (terapi dalam kontek Psikoterapi). Istilah dari guidance dan
counseling.
Bimbingan dan Penyuluhan merupakan cabang dari ilmu tersebut. Dalam bahasa Arab,
istilah bimbingan dan penyuluhan disebut dengan al irsyad an Nafsiy yang artinya bimbingan
kejiwaan, istilah mana bisa digunakan guidance and counseling, sekaligus untuk pengertian
bimbingan dan penyuluhan agama Islam.
Magang Dari Rumah (MAGANG-DR), merupakan magang yang dilaksanakan secara
individu maupun kelompok dengan cara melakukan penguatan keilmuan berbasis Prodi
Bimbingan Penyuluhan Islam Serta meningkatkan kesadaran kepedulian masyarakat terhadap
persoalan keutuhan keluarga dengan selalu menyayangi anggota keluarga,
Magang Kerja Sosial (MK-S), merupakan jenis magang praktikum dengan memilih
lokasi yang dekat dari tempat tinggal atau rumah mahasiswa yang sesuai dengan sasaran yang
hendak dituju. Beberapa alternatif lokasi magang, misalnya, mencakup: kantor desa dan
masjid Baiturrohim Rt 01 Rw 01 desa Glonggong kecamatan Dolopo kabupaten Madiun.

2. Tujuan Praktikum
Tujuan Pratikum Bimbingan Penyuluhan Islam (Konseling Islam), adalah yang dimana
untuk observasi dalam pandemi covid-19 dan memasuki kebiasaan baru atau New Normal
sekarang ini yaitu:
1. Memberikan wahana bagi mahasiswa untuk mencoba mengaplikasikan pengetahuan dan
kompetensi yang telah didapatkan di kelas melalui program Praktikum Bimbingan
Penyuluhan Islam (Konseling Islam).
2. Memberikan kemampuan bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja sesuai dengan
kurikulum dan kompetensi yang telah dikembangkan di jurusan BPI.
3. Mahasiswa mampu menganalisis dan membantu memberikan solusi bagi kompleksitas
masalah kecemasan, kegelisahan pada masyarakat pada pandemic covid 19 ini.
3
B. Deskripsi Lokasi Praktikum
a) Profil Desa/ Dusun
1). Kondisi Pemerintah Desa
Desa Glonggong kecamatan Dolopo kabupaten Madiun, berada di selatan kota
Madiun. Secara administrasi desa Glonggong terdiri dari 5 RW dan 41 RT dengan luas
wilayah 665.221 km2.
Adapun batas-batas administrasi desa Glonggong, kecamatan Dolopo, kabupaten
Madiun adalah :
a) Sebelah Barat : Desa Ngurawan dan Kebondalem
b) Sebelah Utara : Desa Dolopo dan Ketawang
c) Sebelah Timur : Desa Tambakmerang dan Tokol
d) Sebelah Selatan: Desa Sirah Nogo
2). Sejarah Pemerintahan Desa Glonggong
Secara lebih terperinci dibawah ini adalah sejarah kepemimpinan pemerintahan desa
Glonggong :
a) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Tidak Diketahui (Tahun Tidak Diketahui -1924)
b) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Tohari (Tahun 1924-1929)
c) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Sidiq (Tahun 1929-1940)
d) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Karto Parwiro (Tahun 1940-1962)
e) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Hadi Purnomo (Tahun 1962-1982)
f) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Sarno (Tahun 1982-1990)
g) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Budiono (Tahun 1990-1997)
h) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Manto (Tahun 1999-2007)
i) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Sigit Triyanto (Tahun 2007-2013)
j) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Hartoyo (Tahun 2013-2019)
k) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Hartoyo(Tahun 2019-2025)

4
C. Rumusan Masalah
1) Apa jenis dan tingkatan kecemasan pada anak ?
2) Apa metode penelitian yang digunakan di masa pandemi covid-19 ?
3) Apa faktor dari melemahnya mental anak dan bagaimana upaya untuk mengokohkan
mental anak tersebut di kala New Normal ?

BAB II
PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Metode Penelitian Praktikum


Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu
dengan memaparkan suatu keadaan yang sebenarnya yang meliputi suatu obyek, fenomena,
atau setting sosial, kemudian dituliskan dalam sebuah laporan yang bersifat naratif dengan
interpretasi ilmiah.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan pengumpulan dokumen. Kegiatan observasi dalam penelitian ini yaitu
kegiatan yang meliputi pencatatan secara sistematik.
Kejadian-kejadian perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal lain yang mendukung
dalam penelitian, wawancara dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman
wawancara berupa garis besar pertanyaan yang akan diajukan untuk memperoleh data dan
pertanyaan akan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.
Pedoman wawancara berfungsi sebagai pedoman tentang pertanyaan wawancara sehingga
proses wawancara berjalan dengan lancar dan jawabannya lebih mendalam sehingga tujuan
pemerolehan informasi yang diharapkan dapat tercapai sepenuhnya.

5
Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik itu dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

B. Teknik Analisa Data Pratikum


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kegiatan yang
di lakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai
dilapangan.

C. Kajian Teori Praktikum


a) Pengertian Kecemasan
Menurut Nevid Jeffrey S, Rathus Spencer A, & Greene Beverly kecemasan
sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis,
perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan kekhawatiran bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi. Menurut Singgih D. Gunarsa Kecemasan adalah rasa khawatir takut
yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam
menggerakkan tingkah laku, baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang
terganggu. Kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari
pertahanan terhadap kecemasan tersebut.1
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat diatas bahwa kecemasan adalah
rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat
menyebabkan kegelisahan karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta
ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.
b) Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya
ancaman terhadap kesehatan. Individu-individu yang tergolong normal kadang kala
mengalami kecemasan yang menampak, sehingga dapat disaksikan pada penampilan
yang berupa gejala-gejala fisik maupun mental. Gejala tersebut lebih jelas pada individu
yang mengalami gangguan mental. Lebih jelas lagi bagi individu yang mengidap

1
Sutardjo A. Wiramihardja, 2007, Pengantar Psikologi Abnormal, PT. Refika Aditama, Bandung,Hal 17.

6
penyakit mental yang parah. gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari
tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu
makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.2
Gejala yang bersifat mental adalah ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak
dapat memusatkan perhatian, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan. Kecemasan juga
memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau
kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang
muncul dapat berbeda pada masing-masing orang.
Kaplan mengatakan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda
akan adanya suatu bahaya, rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau
nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu.
Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau
menyebabkan konflik bagi individu.
c) Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
Zakiah Daradjat mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu rasa
cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan
ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran.
Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai
gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan
ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang
terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian
penderitanya.
d) Dampak Kecemasan
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang
betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan
dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif.

2
Menurut Ellen, Mijanovic, dan Dillman dalam buku D.K. Halim, 2008, Psikologi Lingkungan
Perkotaan, PT Bumi Aksara, Jakarta Timur, Hal 264
.
7
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran
serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik. 3
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa
takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian
dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan
tersebut ditandai dengan adanya beberapa gejala yang muncul seperti kegelisahan,
ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk
berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah, kecemasan timbul karena individu melihat
adanya bahaya yang mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi karena individu merasa
berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau
hati nurani.
Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk dalam
jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan suatu ketakutan akibat
adanya objek yang memang mengancam. Adanya berbagai macam kecemasan yang
dialami individu dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti
gangguan kecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena
kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik.
Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang berupa
simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan
pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. 4
e) Kesehatan Mental
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygien, kata mental berasal
dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memiliki persamaan makna
dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti psikis atau jiwa, jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau
kesehatan mental.

3
Zakia Daradjat, islam dan kesehatan mental, (Jakarta, 1982) ; hal. 10-14

4
Masganti, Psikologi Agama,( Medan : Pedana Publishing, 2011),.hlm. 165.

8
Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri
sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan bathin, tidak
banyak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik,
adat kebiasaan dan sebagainya, akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap
menghadapi faktor-faktor tersebut. Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh
stressor (penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu
menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya.
Noto Soedirdjo, 1980 menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan
mental adalah memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang
datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen kerentanan keberadaan
seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan
budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh
seseorang dengan orang lain juga berbeda. Diantara gangguan perasaan yang
disebabkan oleh terganggunya kesehatan mental ialah rasa cemas (gelisah), iri hati,
sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu (bimbang) dan sebagainya. Gangguan jiwa
(nourose) dan penyakit jiwa (psychose) adalah akibat dari tidak mampu menyesuaikan
diri terhadap kekurangan-kekurangannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia
menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.
f. Adapun Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecemasan Antara Lain,
Menurut Atkinson (1983), kecemasan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
sebagai berikut:
1) Threat (ancaman).
Ancaman dapat disebabkan oleh sesuatu yang benar-benar realistis dan juga yang
tidak realistis, contohnya ancaman terhadap tubuh, jiwa atau psikisnya (seperti
kehilangan kemerdekaan dan arti hidup, maupun ancaman terhadap eksistensinya).
2) Conflict (pertentangan).
Timbul karena adanya dua keinginan yang keadaannya bertolak belakang. Setiap
konflik mempunyai dan melibatkan dua alternatif atau lebih yang masing-masing
mempunyai sifat apptoach dan avoidance.
9
3) Fear (ketakutan).
Ketakutan akan segala hal dapat menimbulkan kecemasan dalam menghadapi
ujian atau ketakutan akan penolakan menimbulkan kecemasan setiap kali harus
berhadapan dengan orang baru.
4) Umneed need (kebutuhan yang tidak terpenuhi).
Kebutuhan manusia begitu komplek dan sangat banyak. Jika tidak terpenuhi maka
hal itu akan menimbulkan rasa cemas 5

g). Jenis dan Tingkatan Kecemasan 


Menurut Freud (Tim MGBK, 2010), terdapat tiga jenis kecemasan yaitu sebagai
berikut:
1. Kecemasan realistik, yaitu rasa takut terhadap ancaman atau bahaya-bahaya nyata yang
ada di lingkungan maupun di dunia luar.
2. Kecemasan neurotik, yaitu rasa takut, jangan-jangan insting-insting akan lepas dari
kendali dan menyebabkan dia berbuat sesuatu yang dapat membuatnya dihukum.
Kecemasan neurotik bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri, melainkan
ketakutan terhadap hukuman yang akan menimpanya jika suatu insting dilepaskan.
Kecemasan neurotik berkembang berdasarkan pengalaman yang diperoleh pada masa
kanak-kanak terkait dengan hukuman atau ancaman dari orang tua maupun orang lain
yang mempunyai otoritas jika dia melakukan perbuatan implusif.
3. Kecemasan moral, yaitu rasa takut terhadap suara hati (super ego). Orang-orang yang
memiliki superego baik cenderung merasa bersalah atau malu jika mereka berbuat atau
berpikir sesuatu yang bertentangan dengan moral. Sama halnya dengan kecemasan
neurotik, kecemasan moral juga berkembang pada masa kanak-kanak terkait dengan
hukuman atau ancaman orang tua maupun orang lain yang mempunyai otoritas jika dia
melakukan perbuatan yang melanggar norma dalam menjaga kesehatan. Kesehatan
5
Tim MGBK. 2010. Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Grasindo.
10
merupakan hal pokok yang tidak dapat dipisahkan oleh setiap mahkluk hidup apalagi
manusia, karena hal tersebut menyangkut hajat hidup manusia itu sendiri. Fokus dari
kesehatan tidak hanya pada fisik saja, namun juga kesehatan lingkungan, mental maupun
spiritual. Seperti yang telah dijelaskan dalam konsep sehat menurut Badan Kesehatan
Dunia atau WHO (World Health Organization) yaitu menyatakan bahwa konsep sehat
adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, dimana tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan / cacat. Adapun gejala-gejala berdasarkan HRS-A
(Hamilton Rating Scale for Anxiety), dan beberapa kecemasan terbagi dalam kelompok
dengan gejala-gejala secara spesifik sebagai berikut (Hawari, 2008).
1) Perasaan meliputi rasa cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan mudah
tersinggung. Ketegangan meliputi, rasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat dengan
tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah. Ketakutan
meliputi takut pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang
besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan banyak orang. Gangguan
tidur yaitu terbangun tengah malam, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu,
banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk dan mimpi menakutkan. Gangguan
kecerdasan meliputi sukar konsentrasi, daya ingat menurun dan daya ingat buruk.
Gangguan depresi (murung) yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan
pada hobi, sedih, bangun dini hari dan perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
2) Gejala somatik atau fisik (otot) yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan
otot dan suara tidak stabil.Gejala pendengaran, meliputi telinga berdering,
penglihatan kabur, muka merah atau pusat, merasa lemas dan perasaan ditusuk-
tusuk.
3) Gejala kardiovaskular, meliputi denyut jantung cepat, berdebar-debar, nyeri di
dada, denyut nadi mengeras, rasa lesu atau lemas seperti mau pingsan dan detak
jantung menghilang berhenti sekejap.
4) Gejala respiratorik (pernapasan) meliputi rasa tertekan atau sempit di dada, rasa
tercekik, sering menarik nafas dan napas pendek/sesak. 

11
5) Gejala gastrointesial, meliputi sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan,
nyeri sebelum dan sesudah makan, perasan terbakar di perut terasa penuh atau
kembung, mual, muntah, buang air besar lembek dan sukar buang air besar.
6) Gejala urogenital meliputi sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,
tidak datang bulan (tidak ada haid), darah haid berlebihan, darah haid amat
sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali
dalam sebulan, menjadi dingin, ejakulasi dini dan ereksi melemah. 
7) Gejala autonom meliputi mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala
pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri. tingkah laku
meliputi gelisah, tidak tenang, jadi gemetar, kulit kering, muka tegang, otot
tegang atau mengeras, napas pendek dan cepat dan muka merah.6

Hasil observasi awal yang peneliti amati langsung bahwa terjadi kecemasan pada
anak di lingkungan masjid Baiturrohim desa Glonggong. Banyak anak-anak yang kurang
bersemangat dalam bermain, berjalan kesana kemari tanpa tujuan bermain yang jelas,
pakaian yang dipakainya juga terlihat kusut dan pendek-pendek. Kurangnya perhatian
orang tua mereka yang menjadikan salah satu kecemasan anak-anak dalam kesehariannya
di era New normal ini.

6
6. Ibid, hal 21-29.

12
D. Catatan Lapangan ( Fildnote) Selama Praktikum
FORMAT JURNAL HARIAN MAHASISWA
(FIELDNOTE)
FIELNOTE MAHASISWA
PRAKTIKUM BPI (Konseling Islam)
TAHUN 2020
.................................................................................................................
Nama: Muhammad Saifuddin Lokasi Pratikum:
NIM: 211517015 Desa: Glonggong Kecamatan
Dolopo Kebupaten Madiun

No Kegiatan Deksripsi Kegiatan Paraf


PP

1 Survei dan Saya mencari informasi dari berbagai


pengamatan pengamatan di sekitar rumah dan masjid
Hari Minggu, Baiturrohim dalam hal kecemasan yang
27 Oktober 2020 dialami anak-anak dalam pandemi covid-19.

Refleksi Peneliti mengamati permasalahan yang


dialami pada saat pengamatan dan survei di
masjid Baiturrohim desa Glonggong
kecamatan Dolopo kebupaten Madiun pada
setiap hari.

2 Observasi Peneliti mencari informasi dari berbagai


Hari Selasa, 29 permasalahan di lingkup masyarakat
Oktober 2020 khususnya di desa Glonggong kecamatan
Dolopo kebupaten Madiun mencari berbagai
teori di buku-buku maupun di media sosial
seputar kecamasan anak-anak dalam
pandemi covid-19 menuju New Normal ini.

Refleksi Peneliti mengemukakan penelitiannya dalam


informasi dari berbagai permasalahan di
lingkup masyarakat khususnya di desa
Glonggong kecamatan Dolopo kebupaten
Madiun.

3 Menyusun daftar
pertanyaan Peneliti menyusun daftar pertanyaan kepada
narasumber narasumber (orang tua si anak) terkait
Hari rabu, tanggal 30 dengan faktor kecemasan anak-anaknya.
Oktober 2020

Refleksi Dalam berwawancara peneliti


mengemukakan point-point penyusunan
pertanyaan yang hendak diwawancarakan ke
narasumber (orang tua si anak)..

4 Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada ibu


Narasumber Wiwin, bapak Sulaiman, bapak Widodo,
dan tetangga yang bekerja sebagai penjualan
Hasil Wawancara sempolan, jualan nasih goreng, pentol corah.
Hari Kamis, Tanggal Selesa wawancara peneliti menemukan
01 November 2020 permasalahan yang dialami keluarga tersebut
yang secara tidak langsung berpengaruh
terhadap anak atau putranya.
Refleksi Peneliti mulai menulis hasil wawancara
sekaligus menulis permasalahan yang
dialami oleh keluarga dalam pandemi covid-
19, setelah itu peneliti menganalisa
permasalahan yang dialami oleh beberapa
keluarga yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kecemasan pada anak-anaknya
disetiap harinya.

Madiun, 16 November 2020


Mahasiswa

Muhammad Saifuddin
Nim. 211517015

Anda mungkin juga menyukai