Disusun dan Diajukan Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Mengikuti Ujian
Seminar & Munaqosyah
Oleh
Muhammad Saifuddin
( 211517015)
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi Pengembangan Jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam selanjutnya.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmad dan
karuniaNya Laporan Praktikum Bimbingan Penyuluhan Islam (konseling Islam) untuk Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Ponorogo ini
dapat terselesaikan. Praktikum di Jurusan BPI dilaksanakan dalam proses waktu yang
berkelanjutan.
Hal ini disebabkan komponen kegiatan Praktikum bimbingan penyuluhan Islam yang
meliputi kegiatan penjajagan, obsevasi awal, identifikasi objek dan beberapa sesi yang tidak
dapat dilaksanakan bersamaan. Selain itu kesempatan pelaksanaan praktikum di masing-masing
lembaga yang berbeda turut memperpanjang proses penyelesaian serangkaian kegiatan
praktikum bimbingan penyuluhan Islam. Karena itulah, diperlukan panduan sebagai pedoman
bagi mahasiswa peserta praktikum Bimbingan Penyuluhan Islam (konseling Islam) dalam
menyelesaikan proses tersebut.
Laporan ini berisi penjelasan mengenai dikuatkannya atau dipupuknya mental anak
melalui kegiatan mengaji dan menghafal sifat wajib bagi Allah SWT dan sifat wajib bagi Rosul
SAW, prosedur pelaksanaannya dan contoh-contoh laporan dari masing-masing komponen serta
form-form penilaian.
Harapan kami, panduan ini dapat membantu mahasiswa untuk memperlancar proses
praktikum. Terakhir, kami mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu laporan pratikum ini dengan lancar secara baik.
Muhammad Saifuddin
Nim. 211517015
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iv
ABSTRAK....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Deksripsi Lokasi Praktikum...............................................................4
C. Rumusan Masalah...............................................................................5
BAB II KEGIATAN PRATIKUM
A. Metode Penelitian Praktikum..............................................................5
B. Teknik Analisis Data praktikum.........................................................6
C. Kajian Teori Praktikum.......................................................................6
D. Catatan Lapangan (Fieldnote) Selama Praktikum................................
BAB III PENUTUP
A. Hasil Pembahasan Pratikum.................................................................
B. Kesimpulan pratikum............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
ABSTRAK
Pandemi covid 19 yang telah melanda dunia termasuk di negara Indonesia ini telah
memberi atau membawa dampak yang serius bagi seluruh penduduk Indonesia. Mulai dari orang
tua, dewasa, dan juga anak-anak. Dengan adanya kondisi yang menghambat aktivitas dan
perekonomian bagi seluruh penduduk di Indonesia banyak juga yang mengalami kecemasan
yang berlebih atau kondisi mental yang mengkhawatirkan bahkan memburuk. Salah satunya di
desa tempat tinggal saya desa Glonggong Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, banyak juga
para orang tua yang mengalami guncangan kondisi mental dan secara tidak langsung
berpengaruh pada keadaan fisik. Anak-anak tidak bisa bermain secara bebas seperti sebelum
adanya pandemi covid 19 ini. Mematuhi anjuran dari pihak pemerintah untuk tidak keluar rumah
alias dirumah saja, inilah yang harus dilakukan untuk keselamatan bersama. Sehingga keadaan
ini secara tidak langsung membawa pengaruh yang kurang baik bagi keadaan psikologi si anak.
Alasan peneliti observasi dikarenakan adanya situasi atau keadaan anak-anak yang setiap
malam hadir di masjid dan tidak begitu adanya pengawasan orang tua mereka atas apa yang
anak-anak mereka lakukan di masjid, kemudian bagi si peniliti inilah kesempatan untuk
memberikan support atau membantu menebalkan mental anak anak di musim pandemi covid 19
ini dilingkungan tempat tinggal saya yang kususnya mereka yang setiap malamnya dapat hadir di
masjid. Metode penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis,
yaitu dengan memaparkan suatu keadaan yang sebenarnya yang meliputi suatu obyek, fenomena,
atau setting sosial, kemudian dituliskan dalam sebuah laporan yang bersifat naratif dengan
interpretasi ilmiah.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan pengumpulan dokumen. Kegiatan observasi dalam penelitian ini yaitu kegiatan
yang meliputi pencatatan secara sistematik.
Kata Kunci: menguatkan mental anak di musim pandemic covid 19 menuju era new normal.
v
BAB I
PENDAHULUAN
2
1. Deskripsi Praktikum sesuai prodi / jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam
Istilah Bimbingan Penyuluhan Islam dalam bingkai ilmu dakwah adalah Irsyad Islam.
Definisi dari istilah-istilah ini dapat juga digunakan istilah-istilah ta‟lim, maw‟izhah,
nashihah, dan isytisyfa‟ (terapi dalam kontek Psikoterapi). Istilah dari guidance dan
counseling.
Bimbingan dan Penyuluhan merupakan cabang dari ilmu tersebut. Dalam bahasa Arab,
istilah bimbingan dan penyuluhan disebut dengan al irsyad an Nafsiy yang artinya bimbingan
kejiwaan, istilah mana bisa digunakan guidance and counseling, sekaligus untuk pengertian
bimbingan dan penyuluhan agama Islam.
Magang Dari Rumah (MAGANG-DR), merupakan magang yang dilaksanakan secara
individu maupun kelompok dengan cara melakukan penguatan keilmuan berbasis Prodi
Bimbingan Penyuluhan Islam Serta meningkatkan kesadaran kepedulian masyarakat terhadap
persoalan keutuhan keluarga dengan selalu menyayangi anggota keluarga,
Magang Kerja Sosial (MK-S), merupakan jenis magang praktikum dengan memilih
lokasi yang dekat dari tempat tinggal atau rumah mahasiswa yang sesuai dengan sasaran yang
hendak dituju. Beberapa alternatif lokasi magang, misalnya, mencakup: kantor desa dan
masjid Baiturrohim Rt 01 Rw 01 desa Glonggong kecamatan Dolopo kabupaten Madiun.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan Pratikum Bimbingan Penyuluhan Islam (Konseling Islam), adalah yang dimana
untuk observasi dalam pandemi covid-19 dan memasuki kebiasaan baru atau New Normal
sekarang ini yaitu:
1. Memberikan wahana bagi mahasiswa untuk mencoba mengaplikasikan pengetahuan dan
kompetensi yang telah didapatkan di kelas melalui program Praktikum Bimbingan
Penyuluhan Islam (Konseling Islam).
2. Memberikan kemampuan bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja sesuai dengan
kurikulum dan kompetensi yang telah dikembangkan di jurusan BPI.
3. Mahasiswa mampu menganalisis dan membantu memberikan solusi bagi kompleksitas
masalah kecemasan, kegelisahan pada masyarakat pada pandemic covid 19 ini.
3
B. Deskripsi Lokasi Praktikum
a) Profil Desa/ Dusun
1). Kondisi Pemerintah Desa
Desa Glonggong kecamatan Dolopo kabupaten Madiun, berada di selatan kota
Madiun. Secara administrasi desa Glonggong terdiri dari 5 RW dan 41 RT dengan luas
wilayah 665.221 km2.
Adapun batas-batas administrasi desa Glonggong, kecamatan Dolopo, kabupaten
Madiun adalah :
a) Sebelah Barat : Desa Ngurawan dan Kebondalem
b) Sebelah Utara : Desa Dolopo dan Ketawang
c) Sebelah Timur : Desa Tambakmerang dan Tokol
d) Sebelah Selatan: Desa Sirah Nogo
2). Sejarah Pemerintahan Desa Glonggong
Secara lebih terperinci dibawah ini adalah sejarah kepemimpinan pemerintahan desa
Glonggong :
a) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Tidak Diketahui (Tahun Tidak Diketahui -1924)
b) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Tohari (Tahun 1924-1929)
c) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Sidiq (Tahun 1929-1940)
d) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Karto Parwiro (Tahun 1940-1962)
e) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Hadi Purnomo (Tahun 1962-1982)
f) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Sarno (Tahun 1982-1990)
g) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Budiono (Tahun 1990-1997)
h) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Manto (Tahun 1999-2007)
i) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Sigit Triyanto (Tahun 2007-2013)
j) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Hartoyo (Tahun 2013-2019)
k) Masa Kepemimpinan Kepala Desa Hartoyo(Tahun 2019-2025)
4
C. Rumusan Masalah
1) Apa jenis dan tingkatan kecemasan pada anak ?
2) Apa metode penelitian yang digunakan di masa pandemi covid-19 ?
3) Apa faktor dari melemahnya mental anak dan bagaimana upaya untuk mengokohkan
mental anak tersebut di kala New Normal ?
BAB II
PELAKSANAAN PRATIKUM
5
Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik itu dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
1
Sutardjo A. Wiramihardja, 2007, Pengantar Psikologi Abnormal, PT. Refika Aditama, Bandung,Hal 17.
6
penyakit mental yang parah. gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari
tangan dingin, detak jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu
makan berkurang, tidur tidak nyenyak, dada sesak.2
Gejala yang bersifat mental adalah ketakutan merasa akan ditimpa bahaya, tidak
dapat memusatkan perhatian, tidak tentram, ingin lari dari kenyataan. Kecemasan juga
memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau
kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang
muncul dapat berbeda pada masing-masing orang.
Kaplan mengatakan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda
akan adanya suatu bahaya, rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau
nyata, berasal dari lingkungan, dan tidak menimbulkan konflik bagi individu.
Sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau
menyebabkan konflik bagi individu.
c) Faktor-faktor Penyebab Kecemasan
Zakiah Daradjat mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu rasa
cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan
ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas didalam pikiran.
Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai
gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang umum.
Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan
ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang
terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan kepribadian
penderitanya.
d) Dampak Kecemasan
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang
betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan
dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif.
2
Menurut Ellen, Mijanovic, dan Dillman dalam buku D.K. Halim, 2008, Psikologi Lingkungan
Perkotaan, PT Bumi Aksara, Jakarta Timur, Hal 264
.
7
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran
serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik. 3
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah rasa
takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena adanya ketidakpastian
dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan
tersebut ditandai dengan adanya beberapa gejala yang muncul seperti kegelisahan,
ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk
berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah, kecemasan timbul karena individu melihat
adanya bahaya yang mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi karena individu merasa
berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau
hati nurani.
Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk dalam
jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan suatu ketakutan akibat
adanya objek yang memang mengancam. Adanya berbagai macam kecemasan yang
dialami individu dapat menyebabkan adanya gangguan-gangguan kecemasan seperti
gangguan kecemasan spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena
kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang spesifik.
Sehingga dapat menyebabkan adanya dampak dari kecemasan yang berupa
simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan
pada individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. 4
e) Kesehatan Mental
Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygien, kata mental berasal
dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kata mental memiliki persamaan makna
dengan kata Psyhe yang berasal dari bahasa latin yang berarti psikis atau jiwa, jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau
kesehatan mental.
3
Zakia Daradjat, islam dan kesehatan mental, (Jakarta, 1982) ; hal. 10-14
4
Masganti, Psikologi Agama,( Medan : Pedana Publishing, 2011),.hlm. 165.
8
Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri
sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
Sesungguhnya ketenangan hidup, ketentraman jiwa atau kebahagiaan bathin, tidak
banyak tergantung kepada faktor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politik,
adat kebiasaan dan sebagainya, akan tetapi lebih tergantung kepada cara dan sikap
menghadapi faktor-faktor tersebut. Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh
stressor (penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu
menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya.
Noto Soedirdjo, 1980 menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan
mental adalah memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang
datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen kerentanan keberadaan
seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic, proses belajar dan
budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor yang diterima oleh
seseorang dengan orang lain juga berbeda. Diantara gangguan perasaan yang
disebabkan oleh terganggunya kesehatan mental ialah rasa cemas (gelisah), iri hati,
sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu (bimbang) dan sebagainya. Gangguan jiwa
(nourose) dan penyakit jiwa (psychose) adalah akibat dari tidak mampu menyesuaikan
diri terhadap kekurangan-kekurangannya dengan wajar, atau tidak sanggup ia
menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapinya.
f. Adapun Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecemasan Antara Lain,
Menurut Atkinson (1983), kecemasan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
sebagai berikut:
1) Threat (ancaman).
Ancaman dapat disebabkan oleh sesuatu yang benar-benar realistis dan juga yang
tidak realistis, contohnya ancaman terhadap tubuh, jiwa atau psikisnya (seperti
kehilangan kemerdekaan dan arti hidup, maupun ancaman terhadap eksistensinya).
2) Conflict (pertentangan).
Timbul karena adanya dua keinginan yang keadaannya bertolak belakang. Setiap
konflik mempunyai dan melibatkan dua alternatif atau lebih yang masing-masing
mempunyai sifat apptoach dan avoidance.
9
3) Fear (ketakutan).
Ketakutan akan segala hal dapat menimbulkan kecemasan dalam menghadapi
ujian atau ketakutan akan penolakan menimbulkan kecemasan setiap kali harus
berhadapan dengan orang baru.
4) Umneed need (kebutuhan yang tidak terpenuhi).
Kebutuhan manusia begitu komplek dan sangat banyak. Jika tidak terpenuhi maka
hal itu akan menimbulkan rasa cemas 5
11
5) Gejala gastrointesial, meliputi sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan,
nyeri sebelum dan sesudah makan, perasan terbakar di perut terasa penuh atau
kembung, mual, muntah, buang air besar lembek dan sukar buang air besar.
6) Gejala urogenital meliputi sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,
tidak datang bulan (tidak ada haid), darah haid berlebihan, darah haid amat
sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali
dalam sebulan, menjadi dingin, ejakulasi dini dan ereksi melemah.
7) Gejala autonom meliputi mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala
pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri. tingkah laku
meliputi gelisah, tidak tenang, jadi gemetar, kulit kering, muka tegang, otot
tegang atau mengeras, napas pendek dan cepat dan muka merah.6
Hasil observasi awal yang peneliti amati langsung bahwa terjadi kecemasan pada
anak di lingkungan masjid Baiturrohim desa Glonggong. Banyak anak-anak yang kurang
bersemangat dalam bermain, berjalan kesana kemari tanpa tujuan bermain yang jelas,
pakaian yang dipakainya juga terlihat kusut dan pendek-pendek. Kurangnya perhatian
orang tua mereka yang menjadikan salah satu kecemasan anak-anak dalam kesehariannya
di era New normal ini.
6
6. Ibid, hal 21-29.
12
D. Catatan Lapangan ( Fildnote) Selama Praktikum
FORMAT JURNAL HARIAN MAHASISWA
(FIELDNOTE)
FIELNOTE MAHASISWA
PRAKTIKUM BPI (Konseling Islam)
TAHUN 2020
.................................................................................................................
Nama: Muhammad Saifuddin Lokasi Pratikum:
NIM: 211517015 Desa: Glonggong Kecamatan
Dolopo Kebupaten Madiun
3 Menyusun daftar
pertanyaan Peneliti menyusun daftar pertanyaan kepada
narasumber narasumber (orang tua si anak) terkait
Hari rabu, tanggal 30 dengan faktor kecemasan anak-anaknya.
Oktober 2020
Muhammad Saifuddin
Nim. 211517015