Anda di halaman 1dari 8

 Mengidentifikasi perlawanan abad ke-20

 Karakteristik perlawanan sebelum abad ke 20”


- Menggunakan kekerasan/ peperangan/ fisik
- Biasanya bersifat local/kedaerahan
- Belum memiliki struktur yang baik
- Yang memimpin bangsawan
 Karakteristik perlawanan setelah abad ke 20
- Diplomasi / organisasi
- Terstruktur
- Nasional
- Yang memimpin terpelajar
 Mengidentifikasi perlawanan Rakyat Makassar
- Tokoh : Sultan Hasanudin
- LB: Keinginan VOC untuk menguasai Pelabuhan Soma Opu dan melakukan
monopoli perdagangan di sana.
- Proses:
 VOC melakukan Blokade dengan menutup akses kapal yang hendak masuk
dan keluar pelabuhan.
 VOC melakukan Devide et Impera (Politik Adu Domba) dengan menghasut
Raja Bone Aru Palaka agar melawan pada Makasar dengan mencoba
melepaskan diri.
- Akhir: kejaraan Makasar menyerah dengan pelaksanaan perjanjian Bongaya antara
VOC dengan Makasar.
 Mengidentifikasi perlawanan Rakyat Mataram
- Tokoh : Sultan Agung
- Alas an penyerangan:
1. tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
2. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan
berdagang ke Malaka
3. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram
4. Keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan
Pulau Jawa.
- Penyerangan dilakukan dua kali
1. 1628 dengan pimpinan Tumenggung Baurekso namun gagal sebab persiapan
persenjataan yang belum matang
2. 1629 Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati Purbaya. Namun
kalah sebab lumbung padi persiapan perang milik Mtarm di Tegal dan Cirebon
berhasil di bakar VOC. Namun dalam pertempuran ke dua ini J.P Coen meninggal
sebab penyakit kolera.
- Setelah Sultan Agung Wafat penggantinya yaitu Sunan Amangkurat I malah bekerja
sama dengan VOC hal ini tidak disukai oleh rakyat yang menimbulkan perlawanan
dari Trunojoyo.

 Mengidetifikasi perang Diponegoro


- Sebab Umum:
1. Kesengsaraan rakyat akibat pajak dan pungutan
2. Campur tangan Kolonial dalam urusan internal Keraton Yogyakarta
3. Pihak Keranton yang hidup mewah di atas penderitaan rakyat
- Sebab khusus:
1. Pangeran Diponegoro tersingkir oleh elit keratin karena menolak berkompromi
dengan colonial yang menjadikannya menyingkir ke Tegalrejo
2. Kebijakan Kolonial yang membangun jalan dengan menerobos makam leluhur
Diponegoro
- Proses:
 1825 Smissaert Residen Yogyakarta dan Patih Danurejo dalam rangka
membuat jalan baru memerintahkan anak buahnya untuk memasang anjir.
Pangeran Diponegoro memerintahkan rakyat untuk mencabuti anjir tersebut
 Tokoh Lain: Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibsya Prawirodirjo, Kiai Mojo.
 Gubernur Jendral Van Der Cappelen memerintahkan Jendral Marcus de Kock
untuk melakukan Benteng steles
- Akhir : Pangeran Diponerogo ditangkap ketika akan diadakan perundingan dengan
Belanda kemudian Pangeran Diponergoro diasingkan di Batavia kemudian Manado
dan terkahir Makasar sampai akhir hayatnya.
 Mengidentifikasi masa pemerintahan Republik Bataaf
- Setelah VOC bubar semua kekuasaan VOC diserahkan kepada Kerajaan Belanda.
- Dimana ketika itu, kerajaan Belanda diduduki oleh pasukan Napoleon Bonaparte
dari Prancis dan mengubahnya menjadi Republik Bataaf dan menjadikan
saudaranya yang bernama Louis Bonaparte menjadi pemimpinnya.
- Selain itu, di dalam negeri Belanda juga terjadi pertentangan antara Golongan
Konservatif dan liberal
- Golongan konservatif menghendaki agar kebijakan yang diambil pemerintah
menerapkan sistem VOC dengan melakukan monopoli dengan alasan penduduk
negeri jajaahn belum maju.
- Sedangan golongan liberal mengehndaki agar kebijakan yang ditujukan untuk
meningkatkan kebebasan dan kesejahteraan dengan menerapkan sistem
pemerintahan langsung dan sistem pajak.
- Akhirnya pemerintah bataaf menerapkan keduanya.
- Ketika itu, Prancis dan Inggris sedang bermusuhan. Hal ini berdampak pula pada
negeri jajahan.
- Louis Bonaparte menunjuk Herman Willem Daendles menjadi Gubernur Jendral
yang bertugas memperbaiki keuangan Belanda yang merosot dan mempertahankan
Pulau Jawa dari Inggris
- Beberapa hal yang dilakukan :
1) Bidang Militer dan Pemerintahan
 Membangun jalan Pos Anyer-Panarukan baik sebagai pertahanan dan
perekonomian (pelaksanaan kerja rodi)
 Penambahan jumlah angkatan perang
 Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
 Membangun pangkalan AL di Ujung Kulon dan Surabaya
2) Bidang Birokrasi Pemerintahan
 Pembubran Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislative pendamping
gubernur Jendral dan diganti dengan dewan penasehat
 Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefectur (Karesidenan) dan 31 Kabupaten. Setipa
prefecture dikepalai seoranag residen yang langsung di bawah pemerintahan
wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa bupati
 Bupati dijadikan pegawai pemerintahan Belanda dan diberi pangkat sesuai
dengan ketentuan kepegawaian Belanda
3) Bidang Ekonomi dan Keuangan
 Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan
memperlakukan pemeberantasan korupsi
 Mengeluarkan uang kertas
 Memperbaiki gaji pegawai
 Melakukan kembali Cotingeten, Verplichte Leverantie, dan Preanger Stelse
4) Bidang Hukum
 Membentuk 3 jenis pengadilan yaitu pengadilan untuk orang Eropa, pengadilan
utuk orang pribumi, dan pengadilan untuk orang Timur Asing (Arab, Cina,
India)
 Membentuk pengadiln rakyat di Surabaya dan pengadilan tinggi dan militer di
batavia
5) Bidnag sosial
 Pemberlakua kerja rodi dan perbudakan
 Menghapus upacara penghormatan bagi penguasa
 Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos
- Pada 1811 Daendles dipulangkan ke Belnda akibat kebijakannya yang dinilai kejam.
Ia kemudian digantikan oleh Jan Willem Janssesns
- Jansesns tak sekuat Dandles hal ini menyebabkan Inggris dapat menyerang Pulau
Jawa yang membuat Jensens mundru sampai ke Salatiga.
- Kemudian Belanda Menyerah lewat perjanjian Tuntang (Kapitulasi Tuntang)
 Mengidentifikasi Masa pendudukan Inggris
- Setelah Kapitulasi Tuntang , Nusantara jatuh ke tangan Inggris, Gubernur Jendral
EIC Lord Minto menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa.
- Raflles menjalankan pemerintahan didampingi suatu badan penasehat (Advisor
Council) yang terdiri dari Gillespie, Cranssens, dan Muntinghe
- Dalam pemerintahannnya Raflles melaksanakan kebijakan:
1) Bidang pemerintahan
 Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan
 Mengganti sistem pemerintahan colonial menjadi sistem pemerintahan feudal
 Bupati-bupati dijadikan pegawai pemerintah colonial yang langsung di bawah
pemerintahan pusat
2) Bidang Ekonomi
 Menerapkan sistem sewa tanah (landrent) dengan kebijakan bahwa Semua
tanam menjadi milik pemerintah , Rakyat berkewajiban membayar sewa tanah
kepaada pemerintah colonial. Pungutan sewa tanah dilakukan secara langsung
dan tidak melalui perantara bupati
 Segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan, rakyat
dibebaskan menanam tananman yang dianggap menguntungkan
 Mengadakan monopoli garam
 Mengubah sistem ekonomi barang menjadi uang
- Jasa Rafles :
 Menulis buku History of Java yang dibantu oleh juru bahasa Raden Ario
Notodiningra dan Bupati Sumenep Notokusumo II
 Mendukung Bataviaach Genoorschap yaitu sebuah perkumpulan kebudayaan
dan ilmu pengetahuan
 Menemukan bunga bangkai terbesar yang diberinama Rafflesi Arnoldi
 Merintis kebun raya Bogor
 Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk
mengdakan penelitian yang menghasilaknn buku berjudul History of the East
Indian Archipelago
 Menghapus perbudakan
- Dalam pemerintahannya Raflles berkeinginan memperbaiki tanah jajahan dengan
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteran. Namun di lapangan Raflles
mengalami kendala yaitu :
 Budaya dan kebiasan petani sulit diubah
 Pengawasan pemerintah kurang
 Dalam mengatur peran kepala desa dan bupati lebih kuat daripada asisten
residen yang berasal dari orang Eropa
 Rakyat belum terbiasa menggunakan uang
 Kesulitan dalam mencatat luas tanah dan jenis tanah yang dimiliki rakyat
sebab keterbatasan pegawai
 Sulit melepaskan kultur sebagai penjajah (kerja rodi, monopoli, perbudakan)
- Pemerintahan Raflles berakhir setelah adanay Convention of London tahun 1814
yang menandai pengembalian Nusantara kepada Belanda.
- Masa pemerintahan Raflles diakhir pada tahun 1816 dan digantikan oeh John Fendal
- Masa pemerintahannya disebut masa Interregnum (masa sisipan) sebab berada
diantara masa penajajhan Belanda
 Mengidentifikasi sistem tanam paksa
- Dicetuskan oleh Gubenru Jendral Johannes van den Bosch (1830-1833)
- Seba-sebab pelaksanaan tanam paksa
1) Pemerintah Belanda dililit hutang LN sehingga perlu biaya besar untuk
membayarnya
2) Pemerintah Belanda banyak mengeluarkan biaya untuk perang di berbeagai
daerah (Perang Diponegoro, Padri dll)
- Ketentuan pokok sistem tanam paksa terdapat dalam Staatsblad (lembaran Negara)
Tahun 1834 nomor 22 yang berisi :
1) Setiap petani diwajibkan menyerahkan seperlima dari tanahnya untuk ditanami
tanamanan yang hasilnya laku di pasar Eropa seperti Kopi, Nila, tebu, tembakau,
dan teh
2) Tanah yang diserahkan kepada pemerintah tidak dikenai pajak
3) Jika hasil tanaman yang diserahkan kepada pemerintah melebihi pajak, maka
akan dikembalikan kepada petani
4) Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tanah tidak boleh melebihi waktu
untuk menanam padi
5) Penduduk yang tidak memiliki tanah wajib bekerja di perkebunan pemerintah
selama 65 hari
6) Kerusakan tanaman karena bencana alam ditanggung pemerintah
7) Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pemimpin-pemimpin ppribumi dan
pegawai Eropa bertindak sebagai pengawas
- Dalam pelaksanaan tanam paksa terdapat penyimpangan yang diseabkan adanya
Cultuur Procenten (presentase dari hasil tanaman yang diserahkan). Hal ini
mengakibatkan para pamong praja menidas rakyat untuk mengejar prosentase
tersebut. Besarnya upah tergantung dari presentase tanaman yang dapat diserahkan.
Semakin banyak diserahkan semakin besar pula presentase yang didapatkan.
- Penyimpangan-penyimpangan :
1) Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan
2) Jatah tanah untuk tanaman berkualitas ekspor melebihi seperlima dari lahan
garapan
3) Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib tetap dikenai pajak tanah
4) Setiap kelebihan hasil panen tidak dikembalikan kepada petani
5) Kegagalan panen tetap menjadi tanggung jawab petani
6) Tanah yang dipilih hanya tanah-tanah yang subur sedangkan rakyat hanya
mendapatkan tanah yang tidak subur
7) Waktu yang digunakan untuk menggarap tanah melebihi waktu untuk menanam
padi
8) Penduduk yang tidak memiliki tanah dipekerjakan melebihi waktu yang
ditentukan
- Dampak
1) Positif
 Rakyat mengenal teknik menanam jenis tanaman baru
 Rakyat mulai mengenal tanaman dagang yang berorientas ekspor
2) Negative
 Kemiskinan serta penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan
 Beban pajak yang semakin berat
 Pertanian khususnya padi, banyak mengalami kegagalan panen
 Kelaparan dan kematian terjadi di banyak temat sehinggah jumlah penduduk
mengalami penurunan
3) Bagi pemerintah Belanda
 Kesulitan keuangan yang dialami Belanda dapat diatasi dan dapat
membayar utang LN bahkan keuangan mengalami surplus
 Perusahaan Nederlandsche Hanndel Maatschappij (NHM) mengalami
kejayaan karena mendapat keuntungan yang melimpak sebab mendapat hak
monopoli pengangkutan hasil tanam paksa
- Penghapusan tanam paksa
1) Tanaman lada dihapuskan pada tahun 1860
2) Tanaman nila dan teh dihapuskan pada tahun 1865
3) Tanaan tebu dan lainya dihapuskan pada tahun 1865
4) Tahun 1870 dianggap sebagai tahun berakhirnya tanam paksa
- Reaksi tanam paksa
1) Kaum agama yang terdiri atas pendeta mereka menentang tanam paksa karena
tidak berperikemanusian
2) Kaum liberal terdiri atas pada pengusaha dan pedagang, sebaba tidak dapat
menanam modalnya serta tidak dapat mlaksanakan perdagangan secara bebas
3) Kaum humanis
 Baron van Hoevell
 Eduarr Douwes Dekker (Multatuli)  Menulis buku Max Havelaar yang
berisi penderitaan tanam paksa
 Fransen van der Putte  menulis Suiker Contracten (kotrak-kontak
gula) yang isinya kecaman pelaksanaan tanam paksa

 Mengidentifikasi dampak di bidang politik pemerintahan pada masa pemerintahan


republik bataaf
- Pada masa Deandles dilakukan pembaharuan di bidang politik dana dminstrasi
pemerintahan dengan membagi wilayah menjadi 9 Prefektur (karasidenan) dan 30
regenschap (kabupaten). Setiap prefektur diangkat pejabat kepala pemerintahan
yang disebut prefek dari orang Eropa. Dan setiap kabupaten diangkat regent dari
pribumi. Status bupati sampai camat menjadi pegawai pemerintah colonial.
 Mengidentifikasi dampak di bidang politik pemerintahan pada masa pemerintahan Inggris
- Rafles mereformasi pemerintahan dengan berpandangan liberal. Raflas menghapus
ikatan feudal dengan mengurangi otonomi bupati. Dengan menjadikan Bupati
sebagai pegawai pemerintah.
 Mengidentifikasi dampak di bidang ekonomi pada masa pemerintahan Inggris
- Pada masa Rafles terjadi pemindahan kepemilikan tanah yang awalnya milik raja
dan penguasa local menjadi milik pemerintah. Hal ini memungkinkan Negara untuk
melakukan penyewaan tanah Landrent. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
hubungan antara raja penguasa dengan kawulanya dari patron client menjadi
komersial. Hal ini menyebabkan pula pemerintah mendapatkan pajak tanah dank as
pemerintahan.
 Mengidentifikasi dampak di bidang ekonomi pada masa Kolonial Belanda
 Mengidentifikasi dampak di bidang sosial dalam pertumbuhan & perpindahan penduduk
- Mengidentifikasi dampak di bidang budaya dalam perkembangan agama nasrani dan
seni musik.

Anda mungkin juga menyukai