Anda di halaman 1dari 22

Kebangkitan Heroisme

dan Lahirnya Semangat


Kebangsaan
(Materi Atas)

Kelompok 2 /XI-IPS 4
ANGGOTA KELOMPOK

Marindra Putri Sekarwangi (20) Rahayu Indah Rejeki (26)

Rangga Senopati Sawung


Rahmat Jelang Ramadhan (27) Umbaran (29)

Ratih Kusumodewi Putri (30)


PETUALANGAN,
PENJELAJAHAN DAN
PENGUASAAN DAERAH
BARU
Faktor Penjelajahan Samudra

Kisah perjalanan Jatuhnya Kostantinopel Adanya semangat


Marcopolo (1254-1324) ke tangan Turki penaklukan terhadap
yang mengisahkan membuat putusnya jalur orang-orang Islam serta
tentang keajaiban dunia perdagangan antara menguasai daerah
dalam bukunya. Eropa dan wilayah timur. Kerajaan Islam.

Membuktikan pendapat Melaksanakan 3G


bahwa bumi itu bulat (Gold/mencari kekayaan,
oleh Copernicus dan Glory/mencari kejayaan,
Galileo Galilei Gospel/menyebarkan
agama).
Penjelajahan Menuju Hindia
a. BANGSA SPANYOL
Dipimpin oleh Magelhaens dan Del Cano. Mengambil jalur Colombus dan
mendarat di benua Amerika bagian selatan, berlanjut hingga Samudra Paifik
dan mendarat di kepulauan Massava, Filipina (1521), Magelhaens terbunuh
dalam sebuah perang di sini. Rombongan selamat dipimpin del Cano dan
bergerak ke selatan sampai akhirnya menemukan Pulau Maluku dan berhasil
membawa rempah-rempah kembali ke Spanyol melalui Tanjung Harapan.

b. BANGSA PORTUGIS
Ekspedisi pertama oleh Bartholomeus Diaz hanya sampai Tanjung Harapan.
Vasco da Gama berangkat tahun 1497 mengikuti rute Bartholomeus Diaz lalu
menyusuri pantai timur Afrika hingga sampai di Calicut dan Goa di india pada
1498. Dipimpin Alfonso de Albuquerque, ekspedisi berikutnya berhasil
mendarat di Malaka (1511) dan berhasil menjalin perhabatan dengan Kerajaan
Ternate berkat ekspedisi lanjutan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau.
c. BANGSA BELANDA
Pada 2 April 1595 ekspedisi pimpinan Cornelis de Houtman berangkat ke
HIndia. Ekpedisi ini tiba di Banten 1596, tetapi akhirnya diusir oleh Sultan
Banten karena bersika kasar. Mereka lalu berlayar ke arah timur. Di Bali
berhasil membeli beberapa pot merica dan kembali. Dengan adanya ekspedisi
ini, Jalan menuju Hindia telah ditemukan.

d. BANGSA INGGRIS
Kedatangan Inggris dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish
dengan mengikuti rute Magelhaens pada tahun 1579 dan 1586. Tahun 1591
George Raymond dan James Lanchaster dikirim untuk menemukan Indonesia.
Kapal Lanchaster hanya sampai di Selat Malaka dan sempat ditawan perompak,
mereka berhasil kembali ke Inggris tahun 1954. Sementara itu, kapal George
Raymond tenggelam dan terpaksa kembali ke inggris.
KESERAKAHAN KONGSI
DAGANG VOC
Untuk menghindari persaingan antara para pedagang belanda, pada
bulan Maret 1602 dibentuklah kongsi dagang besar bernama Verenigde
Oost Indishche Compagnie atau VOC yang dipimpin oleh 17 direktur
(Heeren Seventien) dengan pimpinan tertinggi disebut gubernur jenderal.
VOC diberi hak oktroi berupa monopoli dan menguasai perdagangan
untuk kepentingan sendiri, serta hak kedaulatan (soevereinitet) sehingga
dapat bertindak layaknya suatu negara.
Aktivitas VOC
Gubernur jenderal pertama VOC adalah Pieter Both, berkantor di atas kapal yang berlabuh di
perairan Ambon, kemudian mendirikan pos dagang di Jayakarta. Sikap serakah dan sewenang-
wenang VOC makin tampak hingga membuat penguasa Jayakarta mengusirnya (1916). Pada 30
Mei 1618, J.P Coen datang dan berhasil merenbut Jayakarta. Di bekas Kota Jayakarta
kemudian dibangun Kota Batavia.

VOC Bangkrut dan Dibubarkan

Menjelang abad ke-18 VOC mulai menunjukkan tanda-tanda


kebangkrutan. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, seperti
korupsi yang merajalela, ketidakcakapan pegawainya, dan
banyaknya utang yang harus ditanggung. Akibat kebangkrutan ini,
pada 31 Desember 1799 VOC resmi dibubarkan.
KOLONIALISME DI INDONESIA
PASCAPEMBUBARAN VOC
Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte mengubah Republik
Batavia menjadi Kerajaan Hollandia (Konikrijk Holland). Ia
memercayakan kerajaan boneka tersebut kepada Louis
Bonaparte, saudara ketiganya. Louis kemudian menetapkan
Daendels sebagai gubernur jenderal Hindia Timur.
Masa Pemerintahan
Republik Batavia Untuk memperbaiki keuangan pemerintah
Belanda akibat kerugian VOC, Deandels
menerapkan kebijakan penyerahan pajak hasil
Dalam masa pemerintahannya, Daendels bumi (contingenten), kewajiban menjual hasil
mendapat tugas pokok untuk mempertahankan bumi hanya pada pemerintah kolonial
Pulau Jawa dari Inggris. Untuk memenuhi (verplichte leverantie), kewajiban penduduk
tugasnya, Daendels mempersiapkan Jawa sebagai Priangan menanam kopi (prianger stelsel), dan
basis militer dengan membangun rumah sakit, menjual tanah-tanah kepada
tangsi militer, benteng, Jalan Raya Pos (Anyer- swasta/partikelir.
Panarukan), serta menambah jumlah tentara
dengan merekrut orang-orang Bumiputra. Daendels berupaya melakukan perbaikan di
bidang peradilan untuk memperlancar
jalannya pemerintahan dan mengatur
Di bidang politik dan pemerintahan, Daendels ketertiban dengan membagi peradilan menjadi
membatasi dengan ketat kekuasaan raja-raja lokal, tiga jenis, yaitu Eropa, Timur Asing, dan
membagi wilayah Jawa menjadi 23 karesidenan pribumi. Praktik korupsi yang merajalela sejak
yang terbagi lagi menjadi beberapa kabupaten, dan berdirinya VOC dan penyelewengan kekuasaan
menjadikan bupati sebagai pegawai kolonial yang pun dihabisi tanpa pandang bulu.
digaji tetapi tidak punya hak feodal.
Kebijakan-kebijakan Daendels menimbulkan
ketidakharmonisan dengan penguasa pribumi yang
berujung mengancam pertahanan Jawa. Selain itu,
Daendels yang memberikan hukuman keras pada
pejabat yang korupsi justru dituduh melakukan
korupsi. Oleh karena itu, Daendels dipulangkan dan
jabatannya di Hindia Timur digantikan oleh Janssens.
Paham jika Janssens tidak sehebat Daendels, EIC
memanfaatkan keadaan untuk menyerang Jawa.
Janssens pun menyerah dan menandatangani
Perjanjian Tuntang sebagai bentuk penyerahan
wilayah Indonesia kepada EIC.
Masa Pemerintahan East India Companie (EIC)/Inggris

Setelah Indonesia (khususnya Pulau Jawa) jatuh ke


tangan Inggris, Gubernur Jenderal EIC, Lord Minto
yang berkedudukan di Calcuta, India, mengangkat
Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur
untuk Indonesia didampingi oleh suatu badan
penasihat yang disebut Advisory Council dengan
tugas utama mengatur pemerintahan dan
meningkatkan perdagangan serta keuangan.

Sebagai seorang yang beraliran liberal, Raffles


menginginkan adanya perubahan-perubahan di
Indonesia dengan melaksanakan berbagai sikap dan
kebijakan.
Kebijakan Raffles

Bidang Pemerintahan Bidang ekonomi-keuangan


- Kedudukan Sultan Hamengkubuwana III - Memberi kebebasan rakyat menanam tanaman ekspor
dikembalikan. - Menghapus sistem monopoli
- Menghapus Kesultanan Banten, - Menjual tanah kepada swasta dan melanjutkan usaha
mengharuskan kedaulatan Kesultanan penanaman kopi
Cirebon kepada Inggris. - Melaksanakan sewa tanah (landrente)
- Desa menjadi unit administrasi kolonial - Pajak dipungut perorangan langsung oleh pemerintah
- Para bupati masih menjadi pegawai - Sultan dan bupati yang tidak taat pada peraturan
kolonial, tetapi dikurangi kekuasaannya. landrent dipecat.

Bidang Peradilan
Kebijakan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels karena berorientasi
pada besar kecilnya kesalahan, bukan pada warna kulit.
Sikap Raffles
Raffles yang juga merupakan seorang ilmuwan melakukan
berbagai sikap dalam bidang sosial dan budaya saat berada di
Indonesia, seperti:
Pendirian Gedung Bataviaasch Genootschap (Gedung
Harmoni) tahun 1778 sebagai lembaga pengetahuan.
Penulisan buku History of Java dalam dua jilid saat kembali
ke London (1817).
Penemuan Rafflesia Arnoldi
Memindahkan Prasasti Airlangga (1042) ke India untuk
memperkaya Museum Calcuta
Merintis pembuatan Kebun Raya Bogor
Melaksanakan sistem berkendara memakai jalur kiri dan
dipakai sampai saat ini.

Secara umum dapat dikatakan Raffles kurang berhasil untuk mengendalikan tanah jajahan sesuai dengan
idenya. Akibatnya pemerintah Inggris tidak dapat mendapat keuntungan yang berarti, sedangkan rakyat
Indonesia tetap menderita
KEMBALI DIJAJAH
KERAJAAN BELANDA
EIC menyerahkan Indonesia kepada Belanda pada 1814 sesuai
hasil Traktat London. Untuk mengatur keadaan Hindia-Belanda,
Kerajaan Belanda membentuk komisaris Jenderal (C.T. Elout, A.A.
Buyskes, Baron van der Capellen), dengan kebijakan Jalan Tengah
(mengeksploitasi tanah jajahan demi kepentingan negara
induk,dengan tetap melindungi hak penduduk pribumi).
Masa Pemerintahan Masa Pemerintahan
Baron van der Capellen (1919) Johannes van den Bosch
KEBIJAKAN: Di tengah kekalutan akibat kegagalan van der Capellen
Tetap mempertahankan sistem residen untuk menambah pemasukan bagi kas Belanda, Van den
Penghapusan sistem juri dan pengadilan Bosch mengusulkan kebijakan cultuurstelsel/tanam
Bupati sebagai penguasa feodal paksa. Setelah disetujui oleh Raja Willem, van den Bosh
Kedudukan desa dipertahankan, penguasanya diangkat sebagai gubernur jenderal untuk melaksanakan
sebagai pemungut pajak dan hasil bumi. idenya (1830).
Memberikan peluang kepada pengusaha asing untuk Kebijakan cultuurstelsel nyatanya mengakibatkan
menanamkan modalnya di Indonesia. penderitaan bagi rakyat karena pelaksanaan yang
menyimpang dari ketentuan pokok.
"
Kita bergembira bukan karena memotong padi;
kita bergembira karena memotong padi yang
kita tanam sendiri.

"
EDUARD Douwes Dekker
(Multatuli: Max Havelaar)
Kebijakan Politik Pintu Terbuka (Politik Liberal)
Sistem ini dilaksanakan setelah adanya tanam paksa yang hanya memberikan keuntungan pada pihak
Belanda. Di masa ini pemerintah Kerajaan Belanda melaksanakan sistem ekonomi liberal di Indonesia yang
ditandai dengan penerapan beberapa peraturan, antara lain :

INDISCHE
COMPTABILITEIT WET AGRARISCHE BESLUIT
SUIKER WET (UU GULA) AGRARISCHE WET (UU
(1867) (1870)
AGRARIA)
Tanaman tebu adalah
Anggaran Belanja Penjelasan hak
hak monopoli Tanah Indonesia dibagi
Hindia Belanda harus kepemilikan tanah dan
pemerintah yang akan menjadi 2 yaitu tanah
diterapkan dengan jenis-jenis hak
diambil alih pihak rakyat dan tanah
undang-undang yang penyewaan tanah oleh
swasta pemerintah.
disetujui oleh parlemen pihak swasta.
Belanda.
RESPON TERHADAP
IMPERALISME DAN
KOLONIALISME
Bidang Politik
Pada awal abad ke-20, mulai berdiri organisasi-organisasi pergerakan dengan dilandasi nasionalisme
dengan corak perkembangannya masing-masing sebagai wadah perlawanan terhadap penjajah, seperti:

1. Budi Utomo: dilandasi oleh nasionalisme dalam bentuk yang masih samar-samar karena
membatasi dengan jelas gerakannya pada wilayah Jawa dan Madura dan tampak belum tegas
antara perjuangan politik atau terbatas pada sosial kultural.

2. Serekat Islam: memberikan titik terang bagi perkembangan nasionalisme Indonesia.


Keanggotaan Sarekat Islam berhasil sampai ke lapisan kelas paling bawah dengan ingkup
yang lebih luas, tetapi adanya ciri-ciri yang dijiwai oleh Islam menutup kemungkinanan
masuknya anggota dari masyarakat non-Islam.

3. Indische Partij (IP): walau belum menggunakan nama Indonesia, organisasi ini telah
dengan tegas mencanangkan kemerdekaan tanah air dan bangsa Hindia lepas dari
Nederland sebagai akhir dari perjuangannya. Nasionalisme yang dikembangkan IP memiliki
corak yang tegas, bahkan radikal.
Bidang Sosial Budaya Bidang Ekonomi
Dalam karya sastra zaman kolonial, dikenal adanya "Nota Rinkes" Bangsa Eropa yang awalnya
yang intinya melarang karya sastra bermuatan politik apalagi datang hanya berdagang lama-
antipemerintah, menyinggung adat, dan melanggar susila. Meskipun lama berusaha memaksakan untuk
Balai Pustaka selaku salah satu lembaga penerbitan memperlakukan menguasai perdagangan
sensor ketat terhadap naskah yang akan terbit, para pengarang dan (monopoli). Akibat monopoli
sastrawan tidak pernah menyurutkan sikapnya untuk berpikir kritis. perdagangan bangsa Indonesia
Pada perkembangannya, karya sastra yang muncul sudah banyak hidup menderita sehingga para
diwarnai pemikiran pergerakan nasional meskipun masih samar dan raja/bangsawan yang
bersifat simbolisasi. Penggunaan Bahasa Indonesia sendiri mendapat merespons penderitaan
dorongan keras setelah terlaksananya Sumpah Pemuda dengan rakyatnya memimpin perlawanan
terbitnya majalah Pujangga Baru pada Juli 1930 sebagai media terhadap kongsi dagang
pendorong dinamika dan mengungkapkan citra keagungan Portugis dan VOC.
kebudayaan Indonesia.
Bidang pendidikan
Keterbatasan pendidikan oleh pemerintah kolonial menyebabkan munculnya pendidikan atau perguruan
kebangsaan, seperti:

TAMAN SISWA INDONESISCHE NEDERLANSCH SCHOOL (INS) KAYUTANAM

Awalnya bernama Nationaal Berbekal pendidikannya dari Negeri Belanda dan didikan moral
Onderwijs Instituut Taman Siswa. dari orang tua angkatnya, Mohammad Sjafei mendirikan
Didirikan oleh RM Soewardi sekolah di Desa Kayutanam, yaitu INS yang resmi berdiri pada
Soeryaningrat (Ki Hajar Dewantara) Minggu, 31 Oktober 1926. Penggunaan istilah Indonesische di
pada Senin, 3 Juli 1922. Prinsip dasar depan Nederlanche adalah untuk pernyataan bahwa INS
pendidikan Taman siswa adalah merupakan sekolah Indonesia yang maju dan sejajar dengan
Patrap Triloka, yang bila unsur Belanda. Sedangkan Nederlanche untuk menyatakan bahwa INS
didalamnya digabung menjadi satu menggunakan pengantar bahasa Belanda. Dana untuk INS
ungkapan utuh berbunyi "Ing ngarsa didapatkan Sjafei dari hasil penjualan buku-buku tulisannya,
sung tuladha, ing madya mangun sumbangan para simpatisan, serta acara pengumpulan dana
karsa, tut wuri handayani." tanpa sepeser pun subsidi dari pemerintah kolonial.

Anda mungkin juga menyukai