Anda di halaman 1dari 11

MASA

KOLONIALISME
Di Indonesia
PORTUGIS
Penjajahan Portugis di Indonesia merupakan salah satu periode penjajahan
yang terjadi pada abad ke-16 hingga abad ke-17. Berikut adalah gambaran
umum tentang sejarah penjajahan Portugis di Indonesia:
 Kedatangan Portugis: Pada tahun 1511, pasukan Portugis di bawah
pimpinan Alfonso de Albuquerque berhasil merebut Malaka dari
tangan Kesultanan Melaka. Mereka mendirikan koloni perdagangan
dan pangkalan militer di Malaka, yang menjadi pusat kegiatan Portugis
di wilayah ini.
 Pengaruh di Maluku: Portugis memiliki minat terhadap rempah-
rempah, terutama cengkih dan pala yang hanya tumbuh di Kepulauan
Maluku. Mereka mencoba mengendalikan perdagangan rempah-
rempah ini dengan membangun hubungan dengan para pemimpin
lokal. Portugis mendirikan benteng dan faktori (pusat perdagangan) di
Ambon, Ternate, dan Tidore.
 Persaingan dengan Spanyol: Pada tahun 1521, Ferdinand Magellan,
seorang penjelajah Spanyol yang berlayar di bawah bendera Portugis,
mencapai Kepulauan Filipina. Namun, setelah Magellan tewas dalam
pertempuran di sana, Spanyol mengklaim kepulauan itu sebagai
wilayahnya sendiri. Persaingan antara Portugis dan Spanyol di wilayah
ini berlanjut selama beberapa dekade.
 Pengaruh Kristen: Selain kegiatan perdagangan, Portugis juga
melakukan upaya penyebaran agama Kristen di wilayah yang
mereka jajah. Misi-misi Katolik didirikan di beberapa daerah,
terutama di Maluku. Banyak raja-raja lokal di Maluku yang
mengadopsi agama Katolik sebagai bentuk dukungan terhadap
Portugis.
 Penurunan kekuasaan: Penjajahan Portugis di Indonesia tidak
berlangsung lama. Pada pertengahan abad ke-17, kekuatan
Portugis mulai menurun karena persaingan dengan Belanda dan
Spanyol, serta perlawanan lokal. Benteng-benteng Portugis di
Maluku, seperti Benteng Belgica di Banda, direbut oleh
Belanda pada tahun 1605.
 Akhir penjajahan Portugis: Pada tahun 1663, pasukan Belanda
berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. Ini mengakhiri
kekuasaan Portugis di wilayah ini, dan Belanda menjadi
kekuatan kolonial dominan di Indonesia.
Periode penjajahan Portugis di Indonesia memberikan dampak
yang signifikan terhadap sejarah, termasuk dalam bidang
perdagangan, agama, dan geopolitik. Pengaruh budaya Portugis
juga masih dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan di
Indonesia saat ini, terutama di Maluku dan daerah sekitarnya.
SPANYOL
Bangsa Spanyol datang ke Indonesia melalui penjelajahan Samudra di
bawah pimpinan Christopher Columbus dan Ferdinand Magellan.
Columbus tiba di Kepulauan Bahama pada tahun 1492, sementara
Magellan mencapai Kepulauan Filipina pada tahun 1521. Magellan
terbunuh dalam konflik, tetapi pelayaran dilanjutkan oleh Sebastian del
Cano hingga kembali ke Spanyol pada tahun 1522. Penjelajahan ini
membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat dan memberikan pengetahuan
tentang luasnya Samudra Pasifik.
 Pada tahun 1521, ekspedisi dua kapal milik Spanyol berhasil mencapai
Maluku yang pada waktu itu sedang dilanda persaingan antara Ternate
dan Tidore. Kondisi demikian dimanfaatkan oleh Spanyol dengan
memberikan dukungan kepada Tidore dalam menghadapi Ternate yang
juga didukung oleh kekuatan Portugis. Keterlibatan Spanyol dan
Portugis dalam persaingan Ternate dan Tidore berakhir dengan
ditandatanganinya Perjanjian Tordesillas.
 Tujuan kedatangan bangsa Spanyol ke Indonesia adalah untuk
perdagangan rempah-rempah. Spanyol melakukan ekspedisi pelayaran
untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah. Sebelum sampai ke
Indonesia, Spanyol lebih dulu mendarat di Filipina. Namun, pemimpin
mereka yang bernama Magellan tewas terbunuh.Pimpinan pelayaran
kemudian berpindah kepada del Cano, orang inilah yang berhasil
sampai ke Indonesia dan mendarat di Tidore, Maluku pada tahun 1521.

20XX
Rombongan Spanyol di bawah kepemimpinan d'Cano diterima baik
oleh masyarakat dan dijadikan sekutu oleh Kerajaan Tidore. Hal ini
dikarenakan pada saat itu Tidore sedang bermusuhan dengan
Kerajaan Ternate yang bersekutu dengan Portugis. Baca
selengkapnya di sini: Reaksi Masyarakat Kedatangan Bangsa
Spanyol di Indonesia

Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan


pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah
persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang
besar, akhirnya diadakan perjanjian Saragosa pada tanggal 22 April
1529 yang isinya adalah sebagai berikut:
 Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan
kegiatannya di Filipina
 Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku
Berdasarkan perjanjian tersebut, Spanyol harus keluar dari wilayah
Maluku, sedangkan Portugis tetap berkuasa di Maluku dan
melakukan aktivitas monopoli perdagangan.
INGGRIS
Penjajahan Inggris di Indonesia berlangsung singkat yaitu sekitar 5 tahun.
Inggris menguasai pulau Jawa setelah melakukan penyerangan dengan
menggunakan 60 kapal dan berhasil menguasai Batavia pada 26 Agustus
1811 kemudian diteruskan dengan Kapitulasi Tuntang pada 18 September
1811 Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris. Saat itu yang
memimpin Indonesia adalah Stamford Raffles yang memiliki kebijakan –
kebijakan diantaranya :
 Raffles membagi pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan, sistem ini
diteruskan Belanda sampai akhir pendudukan di Indonesia. Dengan
adanya sistem karesidenan ini memudahkan Inggris dalam
mengorganisir pemerintahan. Selain itu juga mengubah sistem
pemerintahan ke corak barat.
 Penghapusan kewajiban tanaman ekspor menjadi awal kebijakan
Raffles, selain itu Raffles juga menghapus pajak hasil bumi
(Contingenten) serta sistem penyerahan wajib (Verplichte leverentie)
yang dahulu diterapkan oleh VOC. Raffles melakukan sistem sewa
tanah untuk mendapatkan pemasukan kas Inggris. Namun
pelaksanaannya mengalami kegagalan, ada 3 faktor yang menjadi
penyebab kegagalan yaitu : Sulitnya menentukan jumlah pajak tanah
karena harus melakukan pengukuran dan penelitian tentang kesuburan
tanah, Sistem uang sebagai pajak yang harus dibayar belum berlaku
sepenuhnya di masyarakat Indonesia, Kepemilikan tanah masih
bersifat tradisional
 Pada bidang hukum, Raffles mengubah pelaksanaan
hukum yang sebelumnya pada pemerintahan Daendels
berorientasi pada ras (warna kulit) namun pada masa
Raffles lebih cenderung pada besar kecilnya kesalahan.
 Raffles menghapus adanya kerja rodi dan perbudakan,
namun dalam kenyataannya Raffles juga melakukan
pelanggaran undang – undang dengan melakukan
kegiatan serupa.
 Pada bidang Ilmu pengetahuan Raffles menulis suatu
buku yang dinamakan History of Java di London 1817.
Selain itu ia juga menulis buku History of the East
Indian Archipelago. Raffles mendukung perkumpulan
Bataviaach Genootschap serta melakukan temuan
berupa bunga Rafflesia Arnoldi. Raffles juga pernah
mengundang para ahli pengetahuan dari luar negeri
untuk melakukan penelitian – penelitian di Indonesia.
Raffles menemukan bunga raksasa yang diyakini
sebagai bunga terbesar di dunia bersama seroang
bernama Arnoldi.
 Adanya gejolak di Eropa atas situasi Inggris dan
Belanda berdampak pula bagi pemerintahan Indonesia di
bawah Inggris. Ditandatanganinya perjanjian London
yang berisi bahwa Belanda mendapatkan kembali
jajahannya pada 1814 menjadi akhir dari pemerintahan
Inggris di Indonesia. Belanda secara resmi kembali
menguasai Indonesia semenjak tahun 1816.
BELANDA
Belanda pertama kali mendarat di pelabuhan Banten pada 23 Juni 1596
dengan empat kapal yang dipimpin oleh Kapten Pieter Keyzer dan
Cornelis de Houtman. Awalnya, penduduk Banten menyambut kedatangan
mereka dengan baik, tetapi perlakuan kasar dari Cornelis de Houtman
memicu ketegangan. Belanda awalnya datang ke Indonesia untuk
berdagang rempah-rempah dan mengambil keuntungan besar dari
perdagangan tersebut. Namun, tujuan mereka berubah menjadi monopoli
dan penjajahan Indonesia.
 Pada saat kedatangan Belanda, Banten sedang merencanakan
penyerangan ke Palembang. Mereka meminta Belanda meminjamkan
kapal untuk penyerangan tersebut, tetapi permintaan itu ditolak.
Setelah Banten menyerang Palembang dan kembali ke Banten, mereka
menemukan Belanda masih berada di sana. Belanda mengambil lada
dari Banten secara tidak sah, dan ketika kepergok, mereka menembaki
kota Banten. Kejadian ini menyebabkan kemarahan rakyat Banten, dan
beberapa tentara Banten menyerbu kapal Belanda dan menangkap
Cornelis de Houtman beserta anak buahnya. Houtman dibebaskan
setelah membayar tebusan dan diusir dari Banten.
 Pada tahun 1598, rombongan pedagang Belanda yang dipimpin oleh
Jacob van Neck tiba di Banten dengan sikap yang lebih baik.
Mangkubumi Jayanegara, penguasa Banten, terpikat dengan mereka
dan meminta bantuan Belanda untuk penyerangan ke Palembang.
Namun, kesepakatan tidak tercapai, dan penyerangan tidak dilanjutkan.
Setelah keberhasilan dua pelayaran Belanda, semakin banyak orang
Belanda yang datang ke Nusantara. Pada tahun 1598, 22 kapal Belanda
melakukan pelayaran ke Indonesia, dan pada tahun 1602, 65 kapal
 Pemerintah Portugis juga terlibat dalam persaingan dengan
Belanda di wilayah ini. Mereka mengirim utusan ke Banten
untuk meminta pemutusan hubungan dengan Belanda.
Mangkubumi Jayanegara awalnya menyetujui, tetapi secara
rahasia ia mengirim utusan untuk memberi tahu tentang
rencana serangan Portugis. Kapal-kapal Belanda kemudian
meninggalkan Banten sebelum serangan Portugis tiba.
Namun, pasukan Portugis tetap datang dan menyerang
Banten. Tentara Banten berhasil menyerang balik, merebut
tiga kapal Portugis dan merampas barang-barang
mereka.Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan persaingan dan
konflik antara Belanda, Portugis, dan kerajaan-kerajaan di
Indonesia pada periode awal penjajahan Belanda.
 Pada tahun 1602, Belanda membentuk perserikatan dagang
bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) untuk
mengatasi persaingan dagang yang merugikan. Tujuan VOC
adalah untuk meraup keuntungan maksimal, memperkuat
posisi Belanda di Nusantara, dan melawan Portugis dan
Spanyol. VOC menghadapi persaingan dari East Indies
Company (EIC) yang didirikan oleh Inggris pada tahun 1600.
VOC membangun kantor cabang di Belanda dan kemudian di
Nusantara.
 Pada 31 Desember 1799, VOC mengalami kebangkrutan
karena beberapa sebab, termasuk korupsi yang merajalela di
dalam perusahaan. Pemerintah Belanda mengambil alih
wilayah Indonesia dari VOC. Sementara itu, Inggris tertarik
untuk menjajah wilayah Indonesia. Pada akhir abad ke-18
dan awal abad ke-19, terjadi perang antara Perancis dan
Belanda di Eropa. Perancis berhasil memenangkan perang
tersebut pada 1806 dan mengambil alih wilayah jajahan
Belanda, termasuk di Indonesia.
 Masa Kekuasaan Belanda Ke Dua (1816-1942) di
Indonesia ditandai dengan kebijakan kolonial dan
perlawanan pribumi. Beberapa perlawanan terjadi,
seperti Perang Saparua, perlawanan Sultan
Palembang, Perang Diponegoro, Perang Padri, dan
Perang Bone. Belanda menghadapi kesulitan
keuangan dan menerapkan Sistem Tanam Paksa
(1830-1870), yang memaksa pribumi untuk bekerja
atau menyisihkan tanah mereka untuk Belanda.
Sistem ini menguntungkan Belanda tetapi mendapat
kritik.

 Pada tahun 1870, Sistem Tanam Paksa digantikan


dengan UU Agraria dan UU Gula. UU Agraria
melindungi hak milik petani dan memberikan peluang
bagi pemodal asing untuk menyewa tanah. UU Gula
memungkinkan pengusaha gula mengambil alih
pabrik milik Belanda. Kemudian, diterapkan
kebijakan Pintu Terbuka (1870-1900), yang membuka
peluang bagi perusahaan swasta untuk berinvestasi di
Indonesia.

 Pada masa ini, terjadi eksploitasi manusia di


perkebunan Belanda dan perkebunan swasta. Aturan
Koeli Ordonantie 1881 mengatur ketat pengerahan
tenaga kerja dengan hukuman bagi pekerja yang
melarikan diri. Lahan baru juga dibuka untuk
perkebunan dan pertambangan, yang dikerjakan oleh
pribumi.
Anggota kelompok :

 M.Abufadhl Abbas

 Handaru Manggala Putra

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai