Manuel l. (Raja Portugis) memanggil pelaut ulung Portugis bernama Vasco da Gama untuk
melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia yang merupakan daerah penghasil
rempah-rempah
Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan Samudra
Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes dari penguasa Kerajaan Demak.
Demak telah menyiapkan pasukan untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka.
Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100 perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan
serangan ke Malaka. Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan pengikut Kadir belum
mampu menandingi kekuatan Portugis, sehingga serangan Demak ini juga belum berhasil
8 November 1521 silam. Bangsa Spanyol berhasil masuk ke Nusantara setelah berlayar melalui
Filipina, melewati Kalimantan Utara, dan tiba di Tidore. Saat sampai di Tidore, bangsa Spanyol
diterima dengan baik oleh masyarakatnya. Tetapi, karena Portugis telah lebih dahulu sampai di
Tidore, mereka pun merasa terancam dengan kehadiran Spanyol dan berujung pada perselisihan dua
bangsa Eropa tersebut.
22 April 1529 Perjanjian Saragoza tetap membagi wilayah dunia di luar Eropa untuk Spanyol dan
Portugis. Dari Meksiko ke arah barat hingga Kepulauan Filipina menjadi milik Spanyol.
Sementara Portugis mendapatkan wilayah dari Brasil ke timur sampai Kepulauan Maluku.
Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Saragoza, maka Spanyol harus segera meninggalkan
Kepulauan Maluku dan kembali fokus di Filipina. Sedangkan Portugis diperkenankan tetap
melakukan aktivitasnya di Kepulauan Maluku, termasuk memonopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada 1605 Portugis akhirnya meninggalkan Maluku dan menetap Pulau Timor hingga 1975.
Spanyol
Kedua bangsa ini sama-sama ingin menguasai wilayah lain di dunia. Hal ini menimbulkan
keprihatinan Paus Yulius II. Untuk menjaga kerukunan antara keduanya, maka Paus turun tangan
untuk bermusyawarah dengan kedua bangsa tersebut. Diadakanlah kemudian perjanjian pembagian
wilayah. Perjanjian ini diadakan di Tordesillas, Spanyol pada tanggal 7 Juni 1494. Isinya adalah
wilayah di luar Eropa dibagi menjadi dua dengan garis meridian 1550 km sebelah barat Kepulauan
Tanjung Verde.
Keberangkatan ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes. Ia juga disertai oleh seorang
kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano.
Pada 1521, Magelhaens melalui Samudra Pasifik dan sampai di sebuah pulau bernama Kepulauan
Massava. Pulau ini pun kemudian berganti nama menjadi Filipina yang diambil dari nama Raja
Spanyol pada waktu itu, Raja Philips III. Magelhaens juga menyebarkan agama di setiap daerah yang
dia singgahi. Namun ternyata, penyebaran agama ini menimbulkan berbagai perlawanan di sebagian
wilayahnya. Salah satu perlawanan atas penyebaran agama tersebut dilakukan oleh orang-orang
Mactan yang mengakibatkan tewasnya Magelhaens di Filipina.
Setelah Magelhaens terbunuh saat di Filipina, ekspedisi mencari rempah-rempah pun dilanjutkan oleh
Kapten Juan Sebastian del Cano atau lebih dikenal dengan Kapten del Cano. Penjajahan Spanyol di
Indonesia dimulai setelah mereka berhasil sampai di Tidore, Maluku. Kedatangan bangsa Eropa ini
pun disambut dengan baik oleh masyarakat Maluku. Sebab, saat itu masyarakat Maluku juga tengah
melakukan perlawanan terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Portugis di tanah Indonesia.
Isi perjanjian
1582 Spanyol Kembali ke Nusantara untuk Reconquista atau penaklukan kembali benteng
Portugis di Ternate. Di mulai dari ekspedisi Fransisco Duenas, terdapat 6 ekspedisi Spanyol yang
dikirim dari Filipina untuk membantu Portugis menaklukan Maluku. Namun, tidak ada satu pun
ekspedisi yang dapat menaklukan Maluku
1606 Spanyol mengirim ekspedisi di pimpin oleh gubernur Filipina, Pedro de Acuna untuk
membangun kembali kontrol atas Maluku. Sejak tahun 1606-1663, Spanyol berhasil menduduki
beberapa pulau rempah – rempah. Namun, karena mahalnya biaya yang dikeluarkan Spanyol untuk
mempertahankan posisi mereka di kepulauan Maluku, akhirnya pada tahun 1663 gurbernur Filipina
Marique de Lara memutuskan pembongkaran dan pengabaian di Maluku.