Anda di halaman 1dari 14

Bangsa Portugis

Di akhir abad ke 15 muncullah bangsa Portugis yang berani berpetualang menyeberangi samudra
untuk menemukan jalur perhubungan yang baru dengan Asia. Akhimya pada 1511 M di bawah
pimpinan Don Alfonso De Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka yang merupakan Bandar
perdagangan di Asia Tenggara, Namun keberadaan bangsa Portugis di Malaka im selalu mendapatkan
gangguan dari wilayah lainnya tapi mereka mampu untuk bertahan di sana hingga tahun 1574 M. pada
tahun 1587 M Sultan Aceh Alauddin Riwayat mengadakan perdamaian terhadap Portugis karena
adanya pemberontakan dari wilayah taklukkannya terhadap Aceh, sehingga pemberontakan itu
mampu diredakan dengan bantuan Portugis, hal ini membuat wilayah kekuasaan Portugis meluas ke
Aceh dan mendapatkan keuntungan yang besar,

Pada tahun 1512 M Portugis sampai ke Maluku dan pada tahun 1513 M Portugis kembali dating ke
Maluku dan mereka berusaha untuk menjalin hubungan kerja sama terutama dalam bidang
perdagangan rempah-rempah dan mereka diperbolehkan mendirikan sebuah benteng di sana. Pada
awalnya hubungan ini berjalan baik, tapi pada tahun 1521 M muncullah bangsa Spanyol. sehingga
memunculkan persaingan antara Portugis dengan Spanyol. Tahun 1524 M bangsa Spanyol kembali
datang ke Maluku dan diterima baik olch masyarakat Tidore dan persaingan pun kembali terjadi
dengan masyarakat Ternate yang bersekutu dengan Portugis. Pertikaian antara Ternate-Portugis
dengan Tidore-Spanyol diakhiri dengan kemenangan Ternate-Portugis, namun Ternate dirugikan oleh
Portugis yakni dengan memonopoli rempah-rempah, sehingga Masyarakat Ternate yang dibantu oleh
seluruh masyarakat Maluku, papua/Irian Jaya dan Jawa berusaha untuk mengusir Portugis dan pada
tahun 1574 M di bawah pimpinan Sultan Baabullah berhasil merebut benteng Portugis dan mengusir
Portugis dari wilayah Ternate.Dengan didudukinya Malaka dan Maluku Portugis meninggal kan
budaya mereka disana seperti alat musik beraliran keroncong (biola, ukulele/kentrung dan Cello)
bangunan gedung, benteng pertahanan, penyebaran agama Nasrani dan bahasa yang dapat dipahami
oleh masyarakat setempat terutama di Maluku. Kedatangan bangsa Portugis disebabkan olch
(Darmawan, Masuknya Imperialisme Barat di Asia Tenggara, tanpa tahun)

1) Semangat untuk menaklukkan bangsa yang dulu pernah menaklukkan negara mereka dalam hal ini
orang Islam (Rencquesta)

2) Terputusnya perdagangan antara Lisabon dengan kawasan Laut Tengah akibat jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki pada tahun1453 sehingga Portugis harus mencari jalan sendiri ke
Timur khususnya Indonesia untuk mencari rempah-rempah.

3) Perubahan besar di Eropa sekitar tahun 1500-an Maschi pada masa Renaissance. Renaissance dapat
diartikan sebagai lahirnya kembali kebudayaan Romawi dan Yunani. Namun juga Renaissance dapat
diartikan sebagai lahirnya kembali jiwa dan semangat Eropa yang bebas, kebebasan untuk mencari
dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini mengakibatkan perubahan mental yang besar
pengaruhnya bagi bangsa Eropa. Selain itu menumbuhkan semangat kepeloporan, penjajahan,
termasuk penjelajahan untuk mencari daerah-daerah baru di luar Eropa.

4) Penemuan-penemuan yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


seperti penggunaan mesiu, peta bumi, kompas dan sarana pelayaran yang lebih baik sehingga mampu
melakukan pelayaran ke seluruh dunia dan mempunyai semangat penjajahan
Pada tahun 1510 Alfonso d'Albuquerque berhasil menaklukkan Goa dan Malaka setahun kemudian
pada tahun 1511. Sebelumnya pemimpin kekuasaan Portugis adalah Francisco De Almeida telah
berhasil menguasai perdagangan di pantai Malabar tetapi menolak

untuk memperluas ekspansinya ke Malaka. Dari Malaka, Portugis mengirimkan dutanya ke Myanmar
dan Siam serta mengirimkan Angkatan Bersenjata ke Maluku di bawah kepemimpinan Antonio d'
Abreu pada tahun 1512. Portugis mencoba berhubungan dengan Ratu Pajajaran pada tahun 1522
untuk membendung kekuasaan Islam dan menyebarkan agama Katolik melalui pelabuhan Sunda
Kelapa Namun upaya yang dipimpin oleh Franciscus Xaverius tersebut gagal walaupun sudah
dialihkan ke Blambangan

Secara umum, kejatuhan Portugis di Asia Tenggara menurut Sir Thomas Roc, scorang utusan Inggris
di Moghul disebabkan oleh hal hal berikut (Darmawan. Masuknya Imperialisme Barat di
AsiaTenggara, tanpa tahun):

1) Portugis terlalumengandalkan kekuatan perangnya dan menganggap paling kuat sehingga


melakukan peperangan di mana mana yang mengakibatkan banyaknya biaya yang keluar,

2) Portugis Jantung sebagai penakluk, sehingga menimbulkan permusuhan dan kebencian di kalungan
bangsa-bangsa AsiuTenggara

3) Seringkali terjadi keributan intern dimana para pemimpinnya sering terlibat dalam perebutan
kekuasaan dan pengaruh untukkepentingan pribadinya masing-masing.

4) Negara lain seperti Belanda dan Inggris meningkatkan kemampuan angkatan lautnya sehingga
mampu menyaingi armada Portugis dan Spanyol pada akhir abad ke-16.
Bangsa Spanyol
Pertama kali bangsa Spanyol menjejakkan kaki di wilayah Asia Tenggara adalah di Filipina pada 16
Maret 1521 dengan membawa misi ekspedisi ilmiah di bawah kepemimpinan Ferdinand de
Magelhaens dan menundukkan wilayah utara dengan mudah dan tanpa perlawanan yang berarti.
Namun tidak demikian dengan penduduk di wilayah selatan yang mencium adanya maksud lain dari
kedatangan bangsa Spanyol sehingga melakukan perlawanan yang sangat gigih, berani dan pantang
menyerah. Latar belakang kedatangan bangsa Spanyol ke Filipina adalah karena keberhasilan Sultan
Muhamad al Fatih menaklukkan Konstantinopel pada 1453 yang dilanjutkan dengan blokade
perdagangan kerajaan Turki Usmani di Laut Tengah terhadap pedagang-pedagang Eropa Barat
sehingga Bangsa Barat mencari daerah produsen rempah-rempah. Dengan keberhasilan Spanyol dan
Portugis menghalau dan menghancurkan kekuatan Islam di semenanjung Iberia tahun 1492, membuat
Portugis dan Spanyol berkembang menjadi kekuatan "Pelindung agama Kristen" yang direstui Paus di
Roma untuk menaklukkan daerah-daerah baru untuk dikristenkan. Agar tidak terjadi perselisihan di
kemudian hari antara Spanyol dan Portugis maka Paus Alexander pada tahun 1494 di Todersillas
membuat perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Todersillas yang berisi embagi dunia menjadi
dua. Daerah-daerah di sebelah barat garis Todersillas menjadi milik Spanyol dan bagian timur milik
Portugis (Mahmud, 2012)

Ferdinand de Magelhaens tewas akibat konflik yang terjadi antara penduduk asli dengan Spanyol
yang memasang sebuah salib atas nama raja sebagai tanda bahwa tanah tersebut dijadikan bagian dari
kerajaan Spanyol Raya. Sisa anak buahnya kembali ke Spanyol untuk melaporkan semua yang terjadi
dan menamakan kepulauan tersebut dengan nama Pulau St. Lazarus. Pada mulanya raja kurang
memperhatikan atas kepulauan ini, karena sedang sibuk membendung kekuatan Protestanisme di
negerinya. Baru pada tahun 1526 raja mulai memikirkannya, kemudian mengirimkan sebuah tim yang
dipimpin olch Fernando Cortez, penakluk Mexico untuk menyelidiki kepulauan ini. Dua orang anak
buahnya meninggal. Pada tahun 1542 berangkatlah Laksamana Ruy Lopez dan Vilalobos dari Puerta
Navidad (Mexico) ke Philipina. Vilalobos mengganti nama kepulauan St. Lazarus menjadi Philipinese
sebagai tanda kehormatan kepada putera mahkota Don Philips II, putera Maharaja Karel V. Setelah
secara resmi berkuasa mengganti ayahnya, Philips II mencurahkan semua kekuatannya untuk
menguasai kepulauan yang dinisbatkan pada namanya.

Pada tahun 1521, ketika orang Portugis dan Spanyol bertemu di Maluku, timbul perselisihan antara
keduanya. Spanyol dan Portugis saling menuduh, bahwa lawannya melanggar isi perjanjian
Tordesillas (1494). Perselisihan ini kemudian dapat diakhiri dengan tanda tangani Perjanjian Saragosa
(1529), yang menentukan batas timur antara Wilayah kekuasaan Portugis dan Spanyol yaitu garis
meridian yang melalui kepulauan Jailolo. Namun demikian, Spanyol tetap mengklaim bahwa daerah
kepulauan (Filipina sekarang) adalah wilayah kekuasaannya karena merekalah yang pertama kali
menemu kaya. Mereka berusaha menduduki daerah itu. Pada tahun 1542 Ruy Lopez de Villalobos
berangkat dari Meksiko untuk menaklukkan daerah tersebut. Dialah yang memberikan nama
"Philippines" sebagai penghormatan kepada Raja Spanyol Philip II. Ekspedisi kedua dikirim pada
tahun 1562 di bawah pimpinan Miguel Lopez de Legazpi. Berangkat dari Meksiko dengan
pasukannya yang kuat. Perang berlangsung antara tahun 1565-1572, perang ini berakhir dengan
penaklukan tiga kerajaan Islam yang belum lama didirikan di Manila yaitu raja Sulaiman, raja
Matarda dan raja Lakandula. Raja Matarda dan raja Lakandula lebih dulu tunduk kepada Spanyol dan
kemudian memeluk agama Kristen, sedangkan raja Sulaiman melawan sampai gur (Darmawan,
Masuknya Imperialisme Barat di Asia Tenggara tanpa tahun).
Tujuan penjelajahan Spanyol di Philipina adalah (Darmawan, Masuknya Imperialisme Barat di Asia
Tenggara, tanpa tahun):

1) Ingin menguasai rempah-rempah namun ternyata tidak berhasil karena Filipina tidak menghasilkan
rempah-rempah dan hanya menjadi bandar transito. Spanyol berusaha untuk menutupi kekurangan ini
dengan mencoba mengeksploitasi emas dan tempat kawasan ini juga tidak menghasilkan emas,
akhirnya Spanyol berusaha meningkatkan posisi Manila sebagai Bandar transito yang penting di Asia
Tenggara. Namun ketika Inggris membangun Hongkong (1842) kedudukan Manila sebagai Bandar
transito jatuh.

2) Untuk memperluas hubungan dagang dengan China dan Jepang. Hubungan yang dijalin ternyata
gagal karena China dan Jepang melakukan praktek isolasi.

3) Menyebarkan agama Nasrani. Penyebaran agama Kristen di Filipina berhasil terutama Katolik
dibandingkan dengan penyebaran di negara-negara lainnya di Asia Tenggara.

Pada saat Spanyol menghadapi perang Delapan Puluh pada tahun 1468-1648 melawan Belanda,
berakibat pula kepada negara jajahannya karena Belanda mengancam kedudukan Spanyol di
Philipina. Dampak lain dari peperangan ini adalah terjadi penindasan terhadap rakyat Filipina dalam
bentuk pelaksanaan Sistem Polo yaitu suatu sistem yang mewajibkan semua orang kecuali pembesar
dan anak sulung harus bersedia menjadi buruh dengan pekerjaan yang berat dan minim gaji (bahkan
tidak diberikan gaji). Mereka hanya mendapat beras untuk dapat bertahan hidup. Sistem yang kedua
adalah sistem Vancala dimana semua orang Philipina terutama petani dipaku untuk menjual hasil
buminya kepada pemerintah tetapi tidak dibayar dengan uang. Pembayaran yang dilakukan adalah
penerbitan surat utang dari pemerintah sehingga kehidupan para petani menjad tertindas.
Bangsa Belanda
Akibat jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki maka hubungan perdagangan antara Eropa-Asia
melalui Laut Tengah terputus sehingga mendorong orang Eropa untuk mencari rempah rempah
langsung dari sumbernya yang ada di Timur. Usaha ini dilakukan dengan cara menjelajahi samudra
dan akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil yaitu mencapai Indonesia sebagai tempat penghasil
rempah-rempah. Bangsa barat yang telah mencapai Indonesia antara lain adalah Portugis, Spanyol,
Belanda. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia adalah bertujuan untuk menguasai perdagangan
rempah-rempah melalui praktek monopoli. Sehingga mereka melakukan imperialisme perdagangan
atau imperialisme kuno (http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kedatangan-bangsa-eropa-di- asia-
tenggara.html, 2012).

Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia berawal dari wilayah Belanda yang sempit dan keadaan
alamnya yang merupakan daerah dataran rendah dekat dengan pantai Samudra Atlantik, memaksa
Belanda untuk mencari nafkah di laut. Biasanya para pedagang ini membeli rempah-rempah di
Lisabon (ibu kota Portugis) untuk disebarkan ke Eropa Barat dan Utara. Negeri Belanda pada waktu
itu masih merupakan Negara jajahan Spanyol. Tahun 1585 Belanda tidak danat lag membeli rempah-
rempah dari Lissbon karens Pornigis jg dikuna oleh bangsa Spanyol Dengan demikian maksustab
hubungan perdagangan rempah-rempah antara Lisabon dengan Belanda yang akhirnya mengakibatkan
Belanda menderita kerugian Seak it Belanda berusaha sendiri untuk menjelajahi samudera dengan
tujuan untuk mencari rempah-rempah dari daerah asalnya yaitu Indonesia

Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi
ini gagal Bulan April 1595 Belanda memulai pelayarannya menuju ke Nusantara dengan empat buah
kapal di bawah pimpinan Comelius de Houtman dan de Keyter Dalam pelayarannya menuju ke Timur
Belanda menempuh rute Belanda Pantai Barat Afrika - Tanjung Harapan - Samudra Hindia Selat
Sunda Banten. Pada 5 Juni 1596 empat kapal Belanda mendekati pantai barat Sumatera dan 12 hari
kemudian mereka mencapai Banten di daerah Jawa Barat Daya (Vlekke, 2008: 119 dalam
http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kedatangan-bangsa-cropa-di-asia-tenggara.html, 2012)'.

Kedatangan Belanda pertama kali ke Banten sudah diatur untuk menunjukkan rasa persahabatan dan
menyembunyikan perasaan sejati yang sesungguhnya, sehingga para bangsawan Jawa dari Banten
berdatangan ke kapal-kapal Belanda dan menyambutnya dengan baik, karena orang Jawa awalnya
mengira bahwa Belanda adalah mitra dagang yang baik dan orang Jawa mengundang para pedagang
Belanda untuk berniaga dengan bebas di pelabuhan mereka serta mendapat izin dari Mangkubumi.
Akan tetapi kecepatan yang bagus ini disalahartikan oleh Belanda dengan cara ingin memperoleh
keuntungan secara besar-besaran, mereka juga melakukan tindakan undakan yang tidak terpuji dan
melakukan penekanan terhadap rakyat Banten. Dengan kesombongannya Belanda telah diusir dari
Banten Beberapa orang Belanda ditangkap dan hasil barang dagangannya dista, Armada Belanda yang
belum mendapat barang dagang aklamya harus mundur dari Banten menuju ke Sumatera Selatan

Pada tanggal 2 Oktober 1596 Belanda kembali lagi ke Banten Mereka mengadakan perjanjian
persahabatan dan ingin meneb kawan-kawannya yang ditawan. Kemudian tawanan dibebaskan setelah
dibayar mahal. Suasana damai seperti ini tidak berlangsung lama karena mulai tanggal 28 Oktober
sudah terjadi ketegangan lain yaitu antara Belanda dan Portugis. Keduanya saling berebut pengaruh
terhadap raja Banten dan memfitnah musuhnya. Portugis berhasil mendekati Banten dan merusak
hubungan Banten dengan Belanda. Akhirnya Belanda marah kemudian menembaki kapal Portugis
dan Banten. Kesombongan Belanda ini segera tersiar ke seluruh Bandar pantai utara Jawa, akibatnya
Belanda dilarang untuk berlabuh dan hal ini sangat merugikan Belanda. Karena Belanda diusir dari
Banten maka orang-orang Belanda berlayar ke arah Timur sesampainya di Bali mereka berlabuh tapi
Belanda hanya mendapatkan hasil dagangan yang sedikit.

Pada tanggal 28 November 1598 rombongan baru di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van
Waerwyck dengan 8 buah kapalnya tiba di Banten. Kedatangan Belanda pada saat itu bernasib baik
karena hubungan Banten dengan Portugis memburuk schingga mereka diterima dengan baik. Sikap
dari Van Neck sendiri juga diatur dengan sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar
Banten. Jacob van Neck dibantu oleh van Waerwijk dan van Heemskerck pandai membawa diri dan
sanggup menahan hati bila berhadapan dengan Mangkubumi, bahkan permohonan untuk menyadap
Sultan pun dikabulkan. Dengan membawa hadiah sebuah piala berkaki emas sebagai tanda
persahabatan, van Neck menghadap kepada Sultan Abdul Mafakhir. Hasilnya Van Neck kembali ke
Belanda dengan tiga kapal yang penuh muatan, sedangkan van Waerwijk dan van Heemskerck
melanjutkan perjalanannya ke Maluku dengan lima buah kapal. Dengan keberhasilan dua ekspedisi
dagang ke Indonesia ini akhirnya berduyun-duyunlah orang-orang Belanda untuk berdagang. Tercatat
pada tahun 1598 saja ada 22 kapal milik perorangan dan perikatan dagang dari Nederland menuju
Indonesia Bahkan tahun 1602 ada 65 kapal yang kembali dari pulau Indonesia dengan muatan penuh
(Humasbdg. 2010),

Pada tahun 1598 Angkatan laut Portugis yang dipimpin Laurenco de Brito dari pangkalannya di Goa
untuk menyerang dagang Belanda'. Namun tidak ada satupun kapal Belanda berlabuh di Banten
sehingga menimbulkan kemarahan Angkatan l Portugis, Mangkubumi dituduh telah berkhianat dan
bersekonot dengan Belanda karena membocorkan rahasia, dan menuntut supa Mangkubumi
mengembalikan semua hadiah yang sudah diberikan Sudah tentu Mangkubumi tidak mau menuruti
kemauan merek karena Portugis tidak ada hak dan wewenang untuk mengusir kapal. kapal asing yang
sedang berlabuh di Banten. Akhirnya penyerangan dilakukan oleh Portugis kepada tentara Banten dan
merampas barang barang yang ada dan diangkut ke kapalnya, bahkan lada kepunyaan pedagang China
pun dirampasnya pula. Melihat kejadian itu, tentara Banten, yang memang sudah dipersiapkan,
menyerang kapal-kapal Portugis itu, sehingga tiga buah kapal Portugis dapat dirampas dan seorang
laksamananya tewas, sedangkan yang lainnya melarikan diri, setelah meninggalkan barang hasil
rampasannya.

Karena persaingan ketat antar sesama pedagang Belanda yang berlomba-lomba untuk mendapat
rempah-rempah dari negeri timur, maka keuntungan mereka pun sedikit, dan bahkan rugi. Melihat
kenyataan ini maka pada tahun 1602 dibentuknya persatuan dagang yang kemudian diberi nama
"Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) dengan modal pertama 6,5 juta gulden dan
berkedudukan di Amsterdam; dan tujuannya adalah mencari laba sebanyak-banyaknya, di samping
untuk memperkuat kedudukan Belanda melawan kekuasaan Portugis dan Spanyol. Berdirinya VOC
ini dibantu oleh pemerintah kerajaan Belanda, sehingga VOC diberi hak-hak sebagai berikut
(Humaspdg, 2010):

1) Hak monopoli untuk berdagang di wilayah antara Amerika dan Afrika.

2) Dapat membentuk angkatan perang sendiri, mengadakan peperangan, mendirikan benteng dan
bahkan menjajah

3) Berhak untuk mengangkat pegawai sendiri,


4) Berhak untuk membuat peradilan sendiri (justisi)

5) Berhak mencetak dan mengedarkan uang sendiri.

Sejalan dengan hak yang diperoleh oleh VOC maka kewajiban yang harus dipenuhi terhadap
pemerintah kerajaan Belanda, yaitu Bertanggung jawab kepada Staten General (Dewan Perwakilan
Rakyat Belanda) dan Pada waktu perang harus membantu pemerintah dengan uang dan angkatan
perang. Di Indonesia, VOC pertama kali berpusat di Ambon. Gubernur Jenderal pertamanya adalah
Pieter Both. Di bawah kepemimpinannya, VOC berhasil menguasai perdagangan rempah rempah di
Maluku. Namun, itu belum cukup bagi VOC sebab Malaka sebagai pusat perdagangan di Asia
Tenggara masih dikuasai Portugis. Oleh karena itu, untuk menyingkirkan Portugis, Pieter Both merasa
perlu memindahkan pusat kegiatan VOC dari Ambon ke Jayakarta (Wiharyanto, Pergantian
Kekuasaan di Indonesia Tahun 1800,2007)
Bangsa Perancis
Bersamaan dengan tertanamnya pengaruh Belanda di kepulauan Nusantara saudagar Perancis
mencoba membuka perdagangan dengan Asia Tenggara. Pada tahun 1601 sebuah ekspedisi mendarat
di Banten, pada tahun 1603 maskapai dagang Hindia Timur didirikan di Paris. Bangsa Belanda
berhasil Menahan masuknya Portugis dan Inggris. Menghadapi Hindia Timur Perancis kemudian
terhenti kegiatannya. Perdagangan Perancis kemudian diselenggarakan terbatas kepada perdagangan
individu, mereka mengunjungi Sulawesi dan Sumatera (Darmawan. Masuknya Imperialisme Barat di
Asia Tenggara, tanpa tahun)

Selanjutnya minat Perancis ke Asia ke Asia tenggara dilanjutkan olch misionaris gereja roma Katolik.
Pada tahun 1615 biarawan Jesuit menjalankan misinya di Fai Fo, sebelah selatan dari Tourane
Keberhasilannya menyebabkan pengiriman ke Tiongkok pada tahun 1627 seorang biarawan bernama
Alexa dre de Rhodes yang dikenal tidak hanya sebagai misionaris yang berhasil tetapi juga metodanya
untuk menulis bahasa Vietnam ke dalam tulisan latin menggantikan tulisan China. Alexandre de
Rhodes pergi ke Eropa untuk mencari bantuan dan Usaha yang giat ini menghasilkan terbentuknya
"The Frenc Society of Foreign Mission". Pada tahun 1662 sejumlah biarawan Perancis dikirim, and
tiba di Ayuthya dengan niat masuk Vietnam, tetapi kemudian mereka tinggal di sana. Laporan
Alexandre de Rhodes mengenai kondisi Asia Tenggara juga membangkitkan harapan bagi pedagang
Perancis dan perluasan kekuasaan politik Perancis, dan dalam tahun 1664 maskapai dagang Hindia
Timur Perancis dihidupkan kembali.

Pada waktu itu bangsa Belanda telah memiliki pengaruh besar dalam perdagangan luar negeri dan
posisi yang kuat mereka mendapatkan kesiapsiagaan menggunakan kekerasan jika mereka tidak
memperoleh kesempatan berdagang, hal ini memaksa Raja Narai 16571688 untuk bekerja sama.
Maskapai Hindia Timur milik Inggris, tidak ada maksud untuk campur tangan disana, tetapi Perancis
ingin dan dapat membantu kalangan Minoritas membangkitkan minat pemerintah Perancis dalam
masalah Ayuthya, dan sebuah surat dikirimkan kepada raja Narai, untuk membina persahabatan
dengan Ayuthia pengaruh Perancis tertanam berkat sikap persahabatan dari orang Yunani bernama
Constan Phaulkon, yang menjadi penasihat perdagangan luar negeri Ayuthya. Pada tahun 1680
sebuah putusan dikirimkan dari Ayuthya ke Perancis. Tetapi kapal yang mengangkut tenggelam di
Madagaskar, pada tahun 1683 perwakilan Perancis dibuka di Ayuthya (untuk perdagangan).
Perusahaan Perancis dibuka di Ayuthya pada tahun 1685. akibatnya maskapai perdagangan Hindia
Timur milik Perancis memperoleh konsesi perdagangan yang besar dan diberi hak-hak untuk
membentuk pasukan tetap berkedudukan di pelabuhan Songkhla sebagai perisai untuk
mempertahankan diri dari ancaman Belanda. Kalangan misionaris berharap agar kehadiran pasukan
Perancis di Ayuthya memberi fasilitas bagi penyiaran agama Katolik disana (Darmawan, Masuknya
Imperialisme Barat di Asia Tenggara, tanpa tahun)

Posisi Belanda dibuat lebih sukar lagi oleh Phaulkon, pada tahun 1686 mereka menutup perdagangan
di Ayuthya, meninggal kannya untuk Perancis. Phaulkon kemudian bergabung lebih erat dengan
Perancis. Ketika pasukan Perancis tiba pada tahun 1687 dia mengizinkan untuk menduduki Mergui di
pantai Tenasserim. Dengan ini Perancis dapat mengawasi route Ayuthya dan juga perdagangan di
darat dari Samudra Hindia ke melalui ke Tenaserim. Kekuatan yang digerakkan oleh Phaulkon dan
kehadiran pasukan Perancis menimbulkan Amarah dan kekhawatiran keluarga Bangsawan Thai,
Ketika dalam tahun 1588 Raja Narai jatuh sakit, sepasukan unti asing menahan Phaulkon dan Perancis
terpaksa harus meninggalkan Negara Demikianlah usaha mencoba menguasai Ayuthya gagal. Belanda
memperoleh kembali hubungan dagangnya. Tetapi sejak saat itu Thai tidak membolehkan orang asing
berkedudukan seperti Phaulkon,sampai seratus puluh tahun, barulah orang Eropa diterima baik di
Ayuthya.

Kalangan Misionaris kemudian melanjutkan kegiatannya di Asia tenggara terutama di Cochim China.
Pada pertengahan abad 18 mereka berhasil mendirikan masyarakat Roma Katolik di sana
beranggotakan 300.000 orang. Persaingan antara para biarawan terutama antara orde Jesuit dengan
orde lainnya, pada tahun 1738 paus Clement XII mengadakan pembagian wilayah masing-masing
Orde Jesuit diberi daerah Tongking dan daerah-daerah utara Annam Sedangkan rahib-rahib Perancis
yang tergabung dalam Societe des Mission Entrangeres kawasan Hue ke selatan.

Seorang rahib Perancis bernama Pierre Joseph Georges Pigneau e berjasa menolong Nguyen Anh dari
ancaman serangan Tay Son Suara pada tahun 1777 Perancis membantu Nguyen Anh untuk merebut
kekuasaan dari tangan Tyson bersaudara. Pada tahun 1802, nguyen Anh dapat merebut kembali
kekuasaan atas Annam dengan kentuan Perancis. Nguyen Ahn memproklamasikan dirinya sebagai
Kaisar Gia Long dan Annam disebutnya sebagai kerjaan Vietnam Arisan Selatan). Bersamaan dengan
itu masuklah imperialisme Perancis disana.

Mula-mula Gia long memberikan keleluasaan bergerak kepada misionaris Perancis di Vietnam.
Pengganti-penggantinya bersikap curiga terhadap perkembangan agama Roma Katolik, seperti Minh
Amng 18201840 Thieu Tri 18401847 dan Tuc Duc (1847-1883) semuanya anti Roma Katolik dan
menindasnya. Justru karena penindasan inilah memberi alasan kepada Perancis untuk menyerbu Indo
China, ini terjadi di masa Tu Duc (pada masa Gia Long, Vietnam beruntung dapat bebas dari incaran
imperialisme barat karena sedang berkobar perang Napoleon).

Pada masa Tu Duc agama Katolik ditindasnya dan ini memberi alasan kepada Perancis untuk
menyerbu CochinChina dan pada tahun 1858 dengan alasan melindungi warganegaranya. Ketika
menyerbu Hue tentara Perancis dikalahkan (1858-1862). Pada tahun 1862 ditandatangani perdamaian
Saigon yang berisi (1) Cochin China timur diserahkan kepada Perancis: (2) Tourane, Balat, Kuang An
dibuka untuk Perancis dan (3) kebebasan agama Roma Katolik (Darmawan, Masuknya Imperialisme
Barat di Asia Tenggara, tanpa tahun)

Setelah itu Admiral de la Grandiere mengunjungi raja Norodom dari Kamboja untuk menawarkan
Protektorat Perancis atas Kamboja. Pada waktu itu Kamboja harus membayar upeti kepada tu Duc dan
Mongkut dari Siam. Tawaran Perancis diterima. Hal ini menimbulkan sengketa dengan Siam. Pada
tahun 1867 perselisihan ini dapat diselesaikan dengan diadakan perjanjian antara Siam dengan
Perancis. Siam menuntut agar Kamboja tidak digabungkan dengan Ca China. Sedangkan Siam
mendapatkan Btambang dan Siemte (Angkor)

Dengan peluasan daerah ini Perancis berhasil menakluti IndoChina Selatan, tinggal lagi Vietnam dan
Laos. Pada tahùn kegiatan Perancis ditumpahkan menghadapi Rusia dan dalam keada lumpuh,
dikalahkan Jerman (masa Bismark). Kesempatan baik tidak dipergunakan oleh Tu Duc untuk
mengusir Perancis. Mals dalam menghadapi petualangan Francisgarnier 18731874 menyerb Tongkin
dan Hanoi dan kemudian dikalahkan Vietnam, Perancis menawarkan penyelesaian perundingan dan
Vietnam menerim perjanjian Saigon 1874 yang merugikan Vietnam (padahal Vietnam menang
perang) dimana ditentukan bahwa Hanoi dikembalika kepada Vietnam, Vietnam mengakui Cochin
China sebagai mila Perancis dan Vietnam mengakui kebebasan bagi para penganu Katolik Roma.

Tahap penaklukan berikutnya adalah penaklukan yang dilakukan setelah Perancis kuat kembali. Tu
Duc meminta bantuan China dan ini dianggap melanggar perjanjian. Timbullah perang pada tahun
1883, Perancis menang dan perjanjian ditandatangani 1883 dimana ditentukan bahwa Vietnam
mengakui lindungan Perancis ata Vietnam. Pada tahun 1887 Perancis menganggap Vietnam miliknya
dan pada tahun 1893 Perancis merebut Laos. Dan seluruh Indo China jatuh ke tangan Perancis.
Bangsa Inggris
Sebelum terjadi revolusi industri, Inggris bukanlah suatu negara yang maju, terutama bila dilihat dari
keadaan sosial-ekonominya. Sebagian besar masyarakatnya hidup dari sektor pertanian dan
peternakan. Meskipun demikian, bila dilihat dari potensi alamnya, Inggris memiliki kekayaan alam
yang dapat diunggulkan untuk menuju pada sualu bentuk perekonomian yang maju dan
mempengaruhi perdagangan dunia di kemudian hari. Inggris memiliki kekayaan alam yang cukup
melimpah, seperti batu bara dan bijih besi yang digunakan sebagai bahan pembuat mesin. Inggris
sudah lama memasok (mengekspor) barang tambang besi di Laut Tengah. Lebih dari itu, selain
memproduksi barang-barang hasil tambang, Inggris juga memproduksi hasil perkebunan kapas yang
melimpah dari daerah jajahan. Potensi lain yang dimiliki Inggris berasal dari peternakan, terutama
peternakan domba yang banyak menghasilkan bahan baku wol.

Dengan demikian, dapatlah dipahami, meskipun pada saat i Inggris belum menjadi sebuah negara
industri yang maju dan menguasai pasaran dunia, tetapi Inggris sudah memiliki banyak faktor
pendorong berupa kekayaan alam yang tidak semua negara-negara Eropa memilikinya dalam rangka
mengantarkan Inggris menjadi negara yang kaya akan hasil industri. Dengan kata lain, persyaratan
sebagai negara industri melalui kepemilikan bahan baku atau bahan mentah sebagian telah terpenuhi
Inggris. Potensi inilah yang pada perkembangan selanjutnya menjadi fondasi yang kuat bagi
perindustrian di Inggris.

Bagi para pemilik lahan atau tanah pertanian, untuk mendapatkan keuntungan yang besar mereka
tidak segan-segan menjual lahan pertanian tersebut. Hasil penjualan lahan pertanian tersebut
selanjutnya dipakai untuk modal atau menanam modal pada pabrik dan industri. Tanpa disadari,
keadaan ini menimbulkan revolusi agraria, suatu revolusi yang telah membawa perubahan sosial pada
masyarakat Inggris. Pada kehidupan masyarakat ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Di
daerah pedesaan masyarakat yang semula berprofesi sebagai petani, sejak saat itu tidak lagi
berorientasi pada pertanian, tetapi sudah mengarahkan perhatiannya pada pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus.

Munculnya pabrik dan industri di daerah perkotaan telah menimbulkan ekses-ekses yang sukar diatasi
dan semakin menambah runyamnya kondisi masyarakat pada waktu itu. Banyak penduduk pedesaan,
terutama mereka yang menganggur datang ke kota untuk mencari pekerjaan di pabrik-pabrik sentra
industri. Urbanisasi dengan segala konsekuensinya terjadi secara besar-besaran, sebab di kota terdapat
sistem ekonomi pasar yang mengandalkan adanya peningkatan produksi, buruh, distribusi, dan profit.

Pada abad ke-17, Inggris tampil sebagai sebuah negara yang menguasai lautan (Sarvajala). Hal ini
terbukti dengan semakin luasnya daerah perdagangan Inggris di kawasan Asia maupun Amerika.
Suatu posisi yang pada hakikatnya mendorong Inggris untuk menjadi sebuah negara yang kaya raya di
kawasan Eropa. Dalam perdagangannya, Inggris tergolong negara yang mahir memainkan peranan
dan strategi perdagangan. Sebagai bukti, pemerintah Inggris memiliki persekutuan dagang yang
disebut East Indies Company (FIC) atau Persekutuan Dagang Hindia Timur. EIC merupakan sebuah
persekutuan dagang yang menjadi saingan bagi persekutuan dagang Belanda yang bernama VOC di
wilayah Hindia Timur dan Asia Timur. Menjelang abad ke-18. persekutuan EIC ini mengalami
kemajuan yang pesat.

Posisi Inggris semakin menguntungkan dengan bertambahnya daerah jajahan di India dan Amerika
Utara. Melalui daerah jajahan tersebut, Inggris mencapai kemakmuran. Daerah jajahan tersebut,
terutama daerah jajahan yang memiliki jumlah penduduk paling banyak, dijadikan kawasan potensial
untuk memasarkan hasil industrinya. Untuk mempertahankan posisi yang menguntungkan tersebut,
Inggris memberlakukan tiga prinsip terhadap daerah jajahannya, yaitu:

1) Berusaha untuk tetap mempertahankan tanah jajahan;

2) Memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat di daerah jajahan;

3) Memperluas dan mengembangkan daerah jajahan.

Selanjutnya Inggris memiliki daerah jajahan yang hampir tersebar di seluruh benua. Tidak
mengherankan jika Inggris membanggakan dirinya dengan mengatakan The Sun Never Sets in the
British Empire. Adapun daerah jajahan Inggris yang dimaksud adalah:

1) Di Asia, pusat jajahannya di India, dengan daerah jajahannya Malaysia, Singapura, dan Myanmar
2) Di Afrika, pusat jajahannya di Ainka Selatan;
3) Di Amerika, dengan pusat jajahannya di Amerika Utara:
4) Australia, New Zealand, dan Papua Nugini

Sebuah studi terbaru menunjukkan 90 persen negara di dunia temyata pernah dijajah Inggris. Dari
sekitar 200 negara di dunia saat ini, hanya 22 negara yang sama sekali tak pernah dijajah Inggris,
antara lain Guatemala, Tajikistan dan Kepulauan Marshall termasuk satu negara Eropa, Luksemburg.
Sejarah penjajahan Inggris itu dimuat dalam sebuah buku berjudul All Countries We've Ever Invaded:
And the Few Never Got Round To, karya Stuart Laycock (Hardoko, 2012)

Inggris mendapatkan kesempatan untuk memperluas perdagangan di Asia Tenggara dengan


menduduki Pulau Condore 17021705 Negrais (1758) Balangbangan (Kalimantan utara 1773) Pada
abad XVIII adalah perang Inggris - Perancis berkobar dimana mana. Dacrah pertama Semenanjung
Melayu yang dipengaruhi Inggris alah Penang. Sebabnya adalah pada tahun 17801784 Inggris an
Belanda terlibat dalam Perang Laut, Untuk memperkun Induk Nya di Asia Belanda mengganggu
perdagangan Inggris ktdedia - China, Pada tahun 1771 Sultan Kedah yang menguasai Jepang)
berhubungan dengan Francis Light, yang bersedia menyerah kan pulau Penang kepada Inggris dengan
syarat Inggris melindungi Kedah terhadap ancaman Sultan Selangor (Darmawan. Masuknya
Imperialisme Barat di Asia Tenggara, tanpa tahun)

Pada waktu itu Inggris tidak memperhatikan tawaran itu karena belum merasakan kegunaannya.
Tetapi pada tahun 1785 Inggris menerima tawaran itu dan mengadakan perjanjian dengan Kedah yang
pad waktu itu yang mengancam keselamatannya adalah Siam yang menuntut Kedah dan Perak. Dalam
perjanjian itu tahun 1785 ditetapkan: Kedah memberikan Penang kepada Inggris. Inggris
mengganti/membayar kepada Kedah 30.000/tahun. Tetapi sejak tahun 1786 bayaran itu tidak pernah
dibayar lagi. F. Light dengan pasukan kecil menduduki Penang. Kemudian Inggris mendapatkan
daerah pantai Kedah sepanjang berhadapan dengan Penang yang disebut Province of Wellesley.
Penguasaan Singapura oleh Inggris menimbulkan protes Belanda, Inggris tidak membenarkan
Belanda dengan menyatakan bahwa keputusan penguasaan Singapura adalah izin Sultan Johor.
Perbedaan pendapat kemudian diselesaikan melalui Treaty of London (1824) yang menetapkan:
Malaka dan Singapura diserahkan kepada Inggris, Inggris menyerahkan Bengkulu (diduduki sejak
1684). Belanda tidak akan berhubungan dengan raja-raja Melayu, demikian juga halnya Inggris di
sebelah selatan Singapura. Sultan Johor (Sultan Husein) menyerahkan Singapura. Daerah lainnya
adalah Dingdong yang dikuasai Inggris (daerah Perak), Penang, Malaka, dan Singapura disebut
sebagai Straits Settlements, kemudian Malaka. Por of Wellesley di bawah kedaulatan EIC. Pada tahun
1867 Straits Settlements ini dijadikan "Crown Colony". Siapapun yang lahir disana adalah warga
negara Inggris (Darmawan. Masuknya Imperialisme Barat di Asia Tenggara, tanpa tahun)

Inggris menjadi pelindung Sultan-sultan: Johor, Pahang, Negeri Sembilan, Selangor, Perak. Kelantan,
Terengganu, Kedah, Kedah Perlis. Brunai menjadi penting kedudukannya sejak abad XV, ketit
dikuasai oleh Sultan Muhammad (seorang Sultan Malaysia yang pertama memeluk Islam). Daerah ini
maju berkembang setelah jatuhnya Malaka pada tahun 1511 ke tangan Portugis.

Pada tahun 1839 James Brook datang ke Brunei. Brook mengunjungi Asia Tenggara dan China pada
tahun 1830-1831 kemudian tahun 1834 berangka ke China. Brook mendarat di Kuching pada tahun
1839 dan memperoleh informasi bahwa orang Sarawak sedang berontak terhadap penguasa
daerahnya, gubernur dari Sultan Brunei. Paman Sultan, raja Muda Hashim, calon pengganti dari
Sultan Brunei dikirimkan kesana untuk menumpas pemberontakan.

Dari Sarawak Brooke kemudian berlayar ke Sulawesi, kembali ke Sarawak tahun 1840. Hashim minta
bantuan Brooke untuk menghadapi intrik dalam istana yang menentang kepemimpinan Hashim.
James Brook menerima tawaran sebagai Gubernur Sarawak dari Hashim dan dalam beberapa bulan
ini ia dapat mengakhiri pemberontakan itu dan Brooke menerima kesetiaan dari orang Dayak dan
Melayu. Pada tahun 1841 Brooke diangkat sebagai raja Sarawak dan berhasil mengadakan beberapa
perubahan diantaranya, pengadministrasian pemerintahan yang teratur dan peradilan, meng hentikan
kejahatan, serta memajukan perdagangan. Dengan bantuan Angkatan laut Inggris ia berhasil
mengatasi perompak. Armada Inggris membutuhkan batubara yang dihasilkan Kalimantan terutama

Brunei dan Labuan Sementara itu Brunai sendiri banyak mengadakan hubungan dengan bangsa Eropa
lainnya seperti USA (Claude Lee Moses. JW.Torrey), Jerman (Overbeck, seorang Austrian). Spanyol
menuntut daerah sultan Sulu sebagai wilayahnya, Inggris menolak tuntutan itu dan mengakui Sulu
sebagai Negara merdeka. Pada tahun 1849. Brooke mengadakan perjanjian dengan Sulu. Tetapi pada
waktu itu pemerintah Inggris tidak menyetujui tindakan Brooke atas perluasan pengaruh Inggris di
Sulu, sehingga pada tahun 1851 Spanyol berkesempatan menanamkan pengaruhnya di Sulu. Pada
tahun 1885 Inggris mengadakan perjanjian dengan Spanyol yang mengakhiri pendudukan Spanyol
atas Sulu. Pada tahun 1877 ada maskapai dagang Inggris yang beroperasi di barat laut Kalimantan
dengan ijin Brunei, timur laut Kalimantan dengan ijin Sultan Sulu dan Brunei. Pada tahun 1881
maskapai dent disebut British North Borneo Company di bawah pengawasan pemerintah Inggris.
Itulah sebabnya terdapat perjanjian Inggris - Spanyol mengenai Sulu pada tahun 1885 tersebut di atas.
Pada tahun 18888 ditentukan bahwa daerah Brunei, Serawak dan British North Borneo Company
menjadi protektorat Inggris (Datawan, Masuknya Imperialisme Barat di Asia Tenggara, tanpa tahun)

Anda mungkin juga menyukai