Anda di halaman 1dari 5

1.

Bartholomeus Diaz

Bartholomeus Diaz adalah seorang Portugis. Pada bulan Agustus 1487, dia diutus oleh Raja
Portugis Joao II (John II) untuk melakukan pelayaran ke Afrika Barat dalam usahanya
menemukan Hindia, daerah yang kaya akan rempah-rempah.

Kepulauan nusantara sudah sangat terkenal waktu itu sebagai pusat penghasil rempah-
rempah. Hindia/Indonesia terkenal di Eropa karena buku Books of arious periences yang
ditulis oleh Marcopolo (1254-1324).

Marcopolo adalah pedagang dari Venesia, Italia. Di bukunya itu dia mengisahkan tentang
kejaiban dunia atau Imago Mundi selama perjalanannya termasuk ketika dia berada di
Hindia.

Mari kita kembali lagi ke pokok pembahasan kita.

Bartholomeus Diaz memulaikan pelayarannya dari Lisabon, ibu kota Portugis mengambil
rute menyusuri Pantai Barat Afrika. Kemudian pada akhirnya dia sampai ke ujung selatan
Benua Afrika.

Di daerah itu, dia terpaksa berhenti kerena ombaknya cukup besar dan anginnya bertiup
kencang.

Ketika badai mereda, Diaz kembali ke Timur, lalu ke Utara, dan mencapai pantai Afrika di
Teluk Mossel.

Anak buah kapalnya (ABK) sempat mendesak untuk pulang ketika kapal sudah jauh berlayar
ke arah Tenggara. Namun, Bartholomeus Diaz telah melihat bahwa pantai Afrika berbelok ke
Utara sehingga jalan ke India terbuka.

Dias pun kemudian menamakan titik Barat Daya Afrika itu sebagai Tanjung Badai.
Kemudian oleh Raja Joao II menggantinya dengan nama Tanjung Harapan (Cape of God
Hope).

Dinamakan Tanjung Harapan karena tempat ini memberikan harapan bagi bangsa Portugis
untuk menemukan Hindia. Bartholomeus Diaz mendarat di Tanjung Harapan, Afrika pada
tahun 1488.

2. Vasco da Gama

Untuk melanjutkan usaha Diaz, pada tanggal 8 Juli 1497, Raja Portugis, yang bernama
Emmanuel I, memerintahkan seorang pelaut bernama Vasco da Gama untuk berlayar ke
Timur kembali untuk mencari asal rempah-rempah.

Karena rute pelayaran sudah ditemukan sebelumnya, Vasco da Gama langsung berlayar ke
Samudra Atlantik dan sampai di sebelah Utara Pantai Tanjung Harapan.
Pada tanggal 22 Mei 1498, Vasco da Gama bersama rombongannya yang terdiri dari para
ABK dan pedagang tiba di Calcuta dan Goa di Pantai Barat India.

Di kedua tempat itu, Vasco da Gama berupaya mendirikan pos perdagangan, karena dia
menyangka India merupakan daerah penghasil rempah-rempah.

Walaupun pada akhirnya dia dan para pedagang mengetahui India bukan penghasil rempah-
rempah. Ia sempat membeli rempah-rempah untuk di kirim ke Portugis dan sebagiannya
dijual ke negara Eropa lainnya.

3. Alfonso de Albuquerque

Alfonso de Albuquerque melanjutkan ekspedisi yang dilakukan oleh pendahulunya.

Dia atau Portugis sekarang sudah mengetahui India bukan sumber rempah-rempah, tetapi
Malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia.

Setelah menaklukkan Goa pada tahun 1510, dia melakukan ekspedisi menuju Malaka.
Setelah sampai di perairan Selat Malaka, Alfonso de Albuquerque dengan armadanya berniat
menguasai Malaka.

Pada tahun 1511, d’Albuquerque akhirnya berhasil menguasai Kerajaan Malaka.

Setelah Malaka dia pun menaklukkan Myanmar dan dari sinilah kemudian dia menjalin
hubungan dagang dengan Maluku.

4. Christopher Columbus

Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan tiga buah kapal, yaitu Santa Maria, Nina, dan Pinta,
Christopher Columbus bersama adiknya Bartholomew ahli membuat peta mulai berlayar
mencari sumber rempah-rempah di dunia Timur.

Columbus memulai perjalanan ke Timur/Asia dengan menyeberangi Samudra Atlantik. Dia


mengarungi Samudra Atlantik lebih dari dua bulan untuk sampai di Pulau Guanahani yang
terletak di Kepulauan Bahama, Karibia yang selanjutnya dikenal sebagai Hindia Barat.

Dia dan seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci mendarat di Pulau Guanahani yang
dikiranya Hindia pada tanggal 12 Oktober 1492. Kepulauan Bahama, Karibia kemudian
diambil alih oleh tentara Spanyol dan diberi nama San Salvador.

Pada tanggal 6 Desember 1492, Columbus mendarat di Haiti yang kemudian dinamakan
Hispaniola. Sesuai perjanjian, ia diangkat menjadi Gubernur di Haiti.

Christopher Columbus kemudian memutuskan kembali ke Spanyol pada tanggal 16 Januari


1493.
Karena keberadaannya di Benua Amerika inilah, kemudian Christoper Columbus dikenal
sebagai penemu Benua Amerika.

5. Ferdinand Magelhaens

Ferdinand Magelhaens seperti juga Columbus adalah penjelajah Samudra yang berasal dari
Spanyol.

Pada tanggal 10 Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke barat didampingi oleh Kapten Juan
Sebastian del Cano dan seorang penulis dari Italia yang bernama Pigafetta. Rombongannya
terdiri atas 265 orang dan menggunakan lima buah kapal layar.

Pigafetta inilah yang menuliskan kisah perjalanan Magelhaens del Cano mengelilingi dunia
yang membuktikan bahwa bumi itu bulat seperti bola.

Jadi pelayaran Ferdinand Magelhaens inilah yang dianggap pertama kali mengelilingi dunia.
Dimulai dengan mengarungi Samudra Atlantik ke Barat menuju Pantai Timur Amerika
Selatan. Ia kemudian menemukan selat di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik di
ujung selatan Benua Amerika yang kemudian dinamakan Selat Magelhaens.

Pada tahun 1520 atau tahun 1521, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah
rombongan Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama
Filipina, diambil dari nama Raja Spanyol, Philips II.

Pergantian nama ini kemudian menimbulkan kebencian dari suku Mactan yang tinggal di
pulau itu.

Maka pertempuran pun meletus antara orang-orang Mactan dan pasukan Ferdinand
Magelhaens. Pertempuran ini menyebabkan gugurnya Magelhaes pada tanggal 27 April 1521.

Rombongan yang selamat segera meninggalkan Filipina yang dipimpin oleh Kapten
Sebastian del Cano menuju Maluku. Dua kapal ekspedisi yang tersisa tiba di Maluku pada
tahun 1521 dan pada tahun 1522 mereka kemudian sudah tiba di Spanyol.

Pelayaran ini kemudian dikenal dengan sebutan ekspedisi Magelhaens del Cano. Atas
keberhasilan ekspedisi ini, Raja Spanyol menghadiahkan sebuah bola dunia tiruan yang
berlilitkan ikat pinggang dengan tulisan “Engkaulah yang pertama mengitari diriku”.

6. Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer

Pada tahun 1595, De Houtman bersama Pieter de Kaizer dengan empat buah kapal yang
memuat 249 orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal
rempah-rempah ke arah timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis.

Namun, karena kurangnya pengalaman, perjalanan yang ia lakukan memakan waktu yang
sangat lama, yakni 14 bulan. Pada bulan Juni tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama
rombongan sampai di Indonesia dan mendarat di Banten.
Banten pada waktu itu merupakan pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat.

Kemudian de Houtman meninggalkan Banten menuju ke timur menyusuri pantai Pulau Jawa
dan kembali ke negaranya pada tahun 1597 dengan membawa cukup banyak rempah-rempah.

Semenjak Cornelis de Houtman menjejakkan kakinya di Indonesia itulah, kemudian orang-


orang Belanda mulai melakukan pelayaran-pelayaran liar ke Indonesia mencari rempah-
rempah.

8. Sir Francis Drake

Dialah orang Inggris pertama yang datang ke Indonesia dalam pelayarannya


mengarungi dunia.

Drake berangkat berlayar dari Inggris ke arah Barat pada 1577-1580.

Dalam pelayarannya, rombongan ini singgah di Ternate dan sempat melakukan


perdagangan rempah-rempah kemudian pulang ke negaranya dengan muatan
cengkih.

10. Sir Henry Middleton

Pelayaran kedua EIC di pimpin oleh Sir Henry Middleton di tahun 1604. Dia
kemudian berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Belanda.

Antara 1611 – 1617, mereka mendirikan kantor-kantor dagang di Sukadana


(Kalimantan Barat Daya), Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh, Pariaman, dan
Jambi.

Melihat kenyataan ini Belanda kemudian marah dan berkomplik dengan Inggris.

Belanda menganggap bahwa cita-cita mereka dalam memonopoli perdagangan


telah terlepas.

Demikianlah di atas itu, tokoh-tokoh Eropa yang melaksanakan ekspedisi


menjelajahi samudra dalam usaha mereka mencari sumber rempah-rempah.
Niat pertama mereka adalah melakukan niaga atau perdagangan dengan
masyarakat di mana sumber rempah berada. Namun kemudian bergeser menjadi
penaklukan dan penjajahan di seluruh tempat di Asia dan Afrika, termasuk
Indonesia.

Penjajahan ini terjadi karena ketamakan dan kerakusan orang-orang Eropa tersebut
yang pada akhirnya menimbulkan reaksi yang keras terhadap kolonialisme.

Anda mungkin juga menyukai