Anda di halaman 1dari 11

Tokoh-Tokoh Penjelajah Samudra –

Kesudahan Perang Salib bagi bangsa-bangsa di Barat, membuat mereka sadar


akan pentingnya ilmu pengetahuan. 
Kekalahan mereka yang cukup telak pada perang itu, meyebabkan bandar (Konstantinopel) yang
sangat penting bagi lalu lintas perdagangan mereka dengan Asia melalui Laut Tengah di tutup
oleh Turki Ottoman. Sejak saat itu Eropa kehilangan mata rantai perdagangan dan pelayaran.
Semua keterpurukan ini mendorong mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan dan
mengkajinya dengan serius. Tidak berselang lama muncullah masyarakat industri yang kemudian
mendorong munculnya revolusi Industri di Eropa.
Perubahan secara besar-besaran di berbagai tingkat lapisan masyarakat pun terjadi.
Perubahan itu meliputi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Kegiatan industri yang melanda masyarakat di negara-negara Eropa itu, menyebabkan
sangat tingginya permintaan bahan baku. Sementara itu bahan baku yang tersedia tidak
cukup.untuk memenuhi keubutuhan industri.
Inilah kemudian yang menjadi salah satu pemicu terjadi pelayaran samudra yang dilakukan oleh
orang-orang Barat ke seluruh dunia.
Pada postingan kali ini kita akan membahas nama-nama tokoh di Eropa yang memiliki
andil sangat besar dalam mengarungi samudra sehingga membawa mereka akhirnya sampai di
Indonesia. Dan tulisan ini kita batasi hanya mengenai seputaran tokoh-tokoh tersebut.

Tokoh-Tokoh Penjelajah Samudra

Berikut kita sajikan beberapa tokoh-tokoh penjelajah yang mengarungi Samudra, yang kita petik
dari beberapa buku pelajaran sejarah, terutama buku IPS Terpadu kelas VII.
1. Bartholomeus Diaz

Bartholomeus Diaz adalah seorang Portugis. Pada bulan Agustus 1487, dia diutus oleh
Raja Portugis Joao II (John II) untuk melakukan pelayaran ke Afrika Barat dalam usahanya
menemukan Hindia, daerah yang kaya akan rempah-rempah.
Kepulauan nusantara sudah sangat terkenal waktu itu sebagai pusat penghasil rempah-
rempah. Hindia/Indonesia terkenal di Eropa karena buku Books of arious periences yang ditulis
oleh Marcopolo (1254-1324).Marcopolo adalah pedagang dari Venesia, Italia. Di bukunya itu dia
mengisahkan tentang kejaiban dunia atau Imago Mundi selama perjalanannya termasuk ketika
dia berada di Hindia.
Diaz memulaikan pelayarannya dari Lisabon, ibu kota Portugis mengambil rute
menyusuri Pantai Barat Afrika. Kemudian pada akhirnya dia sampai ke ujung selatan Benua
Afrika.
Di daerah itu, dia terpaksa berhenti kerena ombaknya cukup besar dan anginnya bertiup
kencang.
Ketika badai mereda, Diaz kembali ke Timur, lalu ke Utara, dan mencapai pantai Afrika
di Teluk Mossel.
Anak buah kapalnya (ABK) sempat mendesak untuk pulang ketika kapal sudah jauh
berlayar ke arah Tenggara. Namun, Bartholomeus Diaz telah melihat bahwa pantai Afrika
berbelok ke Utara sehingga jalan ke India terbuka.
Dias pun kemudian menamakan titik Barat Daya Afrika itu sebagai Tanjung Badai.
Kemudian oleh Raja Joao II menggantinya dengan nama Tanjung Harapan (Cape of God Hope).
Dinamakan Tanjung Harapan karena tempat ini memberikan harapan bagi bangsa Portugis untuk
menemukan Hindia. Bartholomeus Diaz mendarat di Tanjung Harapan, Afrika pada tahun 1488.
2. Vasco da Gama

Untuk melanjutkan usaha Diaz, pada tanggal 8 Juli 1497, Raja Portugis, yang bernama
Emmanuel I, memerintahkan seorang pelaut bernama Vasco da Gama untuk berlayar ke Timur
kembali untuk mencari asal rempah-rempah.
Karena rute pelayaran sudah ditemukan sebelumnya, Vasco da Gama langsung berlayar
ke Samudra Atlantik dan sampai di sebelah Utara Pantai Tanjung Harapan.
Pada tanggal 22 Mei 1498, Vasco da Gama bersama rombongannya yang terdiri dari para
ABK dan pedagang tiba di Calcuta dan Goa di Pantai Barat India.
Di kedua tempat itu, Vasco da Gama berupaya mendirikan pos perdagangan, karena dia
menyangka India merupakan daerah penghasil rempah-rempah.
Walaupun pada akhirnya dia dan para pedagang mengetahui India bukan penghasil
rempah-rempah. Ia sempat membeli rempah-rempah untuk di kirim ke Portugis dan sebagiannya
dijual ke negara Eropa lainnya.
3. Alfonso de Albuquerque

Alfonso de Albuquerque melanjutkan ekspedisi yang dilakukan oleh pendahulunya. 


Dia atau Portugis sekarang sudah mengetahui India bukan sumber rempah-rempah, tetapi Malaka
sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Asia.

Setelah menaklukkan Goa pada tahun 1510, dia melakukan ekspedisi menuju Malaka.
Setelah sampai di perairan Selat Malaka, Alfonso de Albuquerque dengan armadanya berniat
menguasai Malaka.Pada tahun 1511, d’Albuquerque akhirnya berhasil menguasai Kerajaan
Malaka.
Setelah Malaka dia pun menaklukkan Myanmar dan dari sinilah kemudian dia menjalin
hubungan dagang dengan Maluku.
4. Christopher Columbus

Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan tiga buah kapal, yaitu Santa Maria, Nina, dan Pinta,
Christopher Columbus bersama adiknya Bartholomew ahli membuat peta mulai berlayar mencari
sumber rempah-rempah di dunia Timur.
Columbus memulai perjalanan ke Timur/Asia dengan menyeberangi Samudra Atlantik.
Dia mengarungi Samudra Atlantik lebih dari dua bulan untuk sampai di Pulau Guanahani yang
terletak di Kepulauan Bahama, Karibia yang selanjutnya dikenal sebagai Hindia Barat.
Dia dan seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci mendarat di Pulau Guanahani
yang dikiranya Hindia pada tanggal 12 Oktober 1492. Kepulauan Bahama, Karibia kemudian
diambil alih oleh tentara Spanyol dan diberi nama San Salvador.
Pada tanggal 6 Desember 1492, Columbus mendarat di Haiti yang kemudian dinamakan
Hispaniola. Sesuai perjanjian, ia diangkat menjadi Gubernur di Haiti.
Christopher Columbus kemudian memutuskan kembali ke Spanyol pada tanggal 16
Januari 1493.
Karena keberadaannya di Benua Amerika inilah, kemudian Christoper Columbus dikenal sebagai
penemu Benua Amerika.
5. Ferdinand Magelhaens

Ferdinand Magelhaens seperti juga Columbus adalah penjelajah Samudra yang berasal dari
Spanyol.

Pada tanggal 10 Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke barat didampingi oleh Kapten
Juan Sebastian del Cano dan seorang penulis dari Italia yang bernama Pigafetta. Rombongannya
terdiri atas 265 orang dan menggunakan lima buah kapal layar.
Pigafetta inilah yang menuliskan kisah perjalanan Magelhaens del Cano mengelilingi
dunia yang membuktikan bahwa bumi itu bulat seperti bola.
Jadi pelayaran Ferdinand Magelhaens inilah yang dianggap pertama kali mengelilingi
dunia. Dimulai dengan mengarungi Samudra Atlantik ke Barat menuju Pantai Timur Amerika
Selatan. Ia kemudian menemukan selat di antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik di ujung
selatan Benua Amerika yang kemudian dinamakan Selat Magelhaens.
Pada tahun 1520 atau tahun 1521, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah
rombongan Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama Filipina,
diambil dari nama Raja Spanyol, Philips II.
Pergantian nama ini kemudian menimbulkan kebencian dari suku Mactan yang tinggal di pulau
itu.
Maka pertempuran pun meletus antara orang-orang Mactan dan pasukan Ferdinand
Magelhaens. Pertempuran ini menyebabkan gugurnya Magelhaes pada tanggal 27 April 1521.
Rombongan yang selamat segera meninggalkan Filipina yang dipimpin oleh Kapten Sebastian
del Cano menuju Maluku. Dua kapal ekspedisi yang tersisa tiba di Maluku pada tahun 1521 dan
pada tahun 1522 mereka kemudian sudah tiba di Spanyol.
Pelayaran ini kemudian dikenal dengan sebutan ekspedisi Magelhaens del Cano. Atas
keberhasilan ekspedisi ini, Raja Spanyol menghadiahkan sebuah bola dunia tiruan yang
berlilitkan ikat pinggang dengan tulisan “Engkaulah yang pertama mengitari diriku”

6. Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer

Pada tahun 1595, De Houtman bersama Pieter de Kaizer dengan empat buah kapal yang
memuat 249 orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-
rempah ke arah timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis.
Namun, karena kurangnya pengalaman, perjalanan yang ia lakukan memakan waktu yang
sangat lama, yakni 14 bulan. Pada bulan Juni tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama
rombongan sampai di Indonesia dan mendarat di Banten.
Banten pada waktu itu merupakan pelabuhan lada terbesar di Jawa Barat.
Kemudian de Houtman meninggalkan Banten menuju ke timur menyusuri pantai Pulau
Jawa dan kembali ke negaranya pada tahun 1597 dengan membawa cukup banyak rempah-
rempah. Semenjak Cornelis de Houtman menjejakkan kakinya di Indonesia itulah, kemudian
orang-orang Belanda mulai melakukan pelayaran-pelayaran liar ke Indonesia mencari rempah-
rem
7. Jacob Van Neck dan Van Warwyk

Arung samudra yang dilakukan oleh bangsa Belanda kemudian terus berlanjut.
Kini giliran Jacob Van Neck dan Van Warwyk yang mengarungi samudra dengan tujuan yang
sama mencari sumber rempah di Indonesia mereka berhasil mendarat di Banten tahun 1598.
Mereka disambut dengan baik di Banten, Tuban, dan Maluku karena kedatangan mereka
bersikap hormat dengan penduduk setempat berbeda dengan pendahulu mereka Cornelis de
Houtman.
Sebab lain Van Neck dan Van Warwyk disambut dengan penuh keramahan oleh para penduduk
adalah: Banten baru saja mengalami banyak kerugian oleh orang-orang Portugis.
Begitu pula halnya dengan Tuban dan Maluku, terlebih lagi saat itu Ternate sudah tidak menjadi
sekutu Portugis, malah mereka sedang bermusuhan dengan Portugis dan Spanyol.
8. Sir Francis Drake

Dialah orang Inggris pertama yang datang ke Indonesia dalam pelayarannya mengarungi
dunia. Drake berangkat berlayar dari Inggris ke arah Barat pada 1577-1580. Dalam
pelayarannya, rombongan ini singgah di Ternate dan sempat melakukan perdagangan rempah-
rempah kemudian pulang ke negaranya dengan muatan cengkih.
9. Sir James Lanchester dan George Raymond

Pada tahun 1591, Ratu Inggris yang bernama Elizabeth I yang pertama mendukung
keterlibatan Inggris secara langsung dalam perdagangan rempah-rempah.

Sir James Lanchester dan George Raymond atas nama Ratu Inggris tersebut kemudian
bersiap dan mengadakan pelayaran. Lanchester berhasil mencapai Aceh dan Penang dan sampai
di Inggris pada tahun 1594. Pada tahun 1600, Elizabeth I memberikan hak oktroi kepada
maskapai/organisasi dagang Inggris (EIC). Pelayaran pertama maskapai dagang ini di pimpin
oleh Lanchester dan pada bulan Juni 1602, berhasil tiba di Aceh dan terus menuju Banten.
Akhirnya, dia mendapat izin membangun kantor dagang. Pelabuhan Banten inilah yang menjadi
pusat kegiatan orang-orang Inggris sampai tahun 1682. Pada saat itu, Inggris memperoleh
kemajuan di wilayah Asia.
10. Sir Henry Middleton

Pelayaran kedua EIC di pimpin oleh Sir Henry Middleton di tahun 1604. Dia kemudian
berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Belanda. Antara 1611 – 1617, mereka
mendirikan kantor-kantor dagang di Sukadana (Kalimantan Barat Daya), Makassar, Jayakarta,
Jepara, Aceh, Pariaman, dan Jambi. Melihat kenyataan ini Belanda kemudian marah dan
berkomplik dengan Inggris. Belanda menganggap bahwa cita-cita mereka dalam memonopoli
perdagangan telah terlepas.

Demikianlah di atas itu, tokoh-tokoh Eropa yang melaksanakan ekspedisi menjelajahi


samudra dalam usaha mereka mencari sumber rempah-rempah. Niat pertama mereka adalah
melakukan niaga atau perdagangan  dengan masyarakat di mana sumber rempah berada. Namun
kemudian bergeser menjadi penaklukan dan penjajahan di seluruh tempat di Asia dan Afrika,
termasuk Indonesia. 
Penjajahan ini terjadi karena ketamakan dan kerakusan orang-orang Eropa tersebut yang pada
akhirnya menimbulkan reaksi yang keras terhadap kolonialisme.

Anda mungkin juga menyukai