Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

         

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Penelitian

Tanaman cabai rawit dalam bahasa latinnya Capsicum Frustescens L, kadang


kadang ditanaman dipekarangan rumah sebagai tanaman sayur atau tumbuhan liar
dipekarangan kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasan dari America tropic, yang
menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5 – 1.250 m dpl.

Seperti halnya dengan makhluk hidup lainnya tanaman cabai juga mengalami suatu
pertumbuhan. Selama proses pertumbuhan, tanaman Cabai mengalami proses peningkatan
atau pematangan aktivitas organ baik dalam segi ukuran, yang meliputi volume, massa,
jumlah dan panjang.

Tumbuhan cabai yang mulanya kecil tumbuh menjadi seiring dengan berjalannya
waktu dan perlakuan yang diperolehnya. Pertumbuhan yang dialami oleh tumbuhan cabai
tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor.Salah satu faktornya yaitu pengaruh nutrisi .
Perbedaan jumlah bibit yang ditaruh pada tiap polybag akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman tersebut.

            Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Pengaruh banyaknya Nutrisi
terhadap Pertumbuhan tinggi batang Tanaman Cabe Rawit.

1.2  Rumusan Masalah

         Apakah nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit ?

         Bagaimana pengaruh nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit ?

1.3  Hipotesis

Ho       : Nutrisi tidak berpengaruh terhadap tanaman cabe rawit.

Hi        : Nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit.

1.4  Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui takaran nutrisi yang tepat terhadap pertumbuhan Tinggi Batang
Tanaman Cabe Rawit

Manfaat Penelitian

         Mengetahui apakah banyaknya nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


perkembangan tinggi batang tanaman cabe rawit.

         Mengetahui banyaknya nutrisi manakah yang dapat tumbuh dan berkembang lebih
cepat dan subur.

.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Klasifikasi Tanaman Cabe Rawit

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum frutescens L.

2.2  Faktor yang yang mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit

Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada
pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah).
Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebutpertumbuhan primer. Pada
tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan
menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium akan membelah ke
arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam membentuk kayu
(xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya mengalami pertumbuhan
primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus menerus selama
tumbuhan tersebut hidup.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a.    Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi faktor yang berasal dari luar
tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Ada beberapa faktor
ekstrenal yang mempengaruhi pertumbuhand an perkembangan tumbuhan yaitu air,
cahaya, kelembapan, makanan (nutrisi), suhu.

1.        Nutrisi

Nutrisi adalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen
sel. Tidak hanya karbondioksida dan air saja yang dibutuhkan tumbuhan untuk bisa tumbuh
dengan baik tetapi juga beberapa unsur unsur mineral. Adapun menurut jumlah yang di
butuhkan oleh tubuh, unsur mineral ini dibedakan menjadi 2:

         Makroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah


banyak. Makroelemen ini  meliputi oksigen, carbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, fosfor,
kallium, kalsium dan magnesium.

         Mikroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalm jumlah


sedikit. Mikroelemen ini meliputi besi, klorin, tembaga, seng, molibddenum, boron dan
nikel. Mikro elemen ini betfungsi sebagai kofaktor yaitu reaksi enzimatik dalam tumbuhan.

Jika kekurangan nutrisi maka tumbuhan tersebuat akan mengalami difisiensi. Difisiensi
ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.

Baik makro dan mikronutrien diperoleh akar tumbuhan melalui tanah. Akar tumbuhan
memerlukan kondisi tertentu untuk dapat mengambil nutrisi-nutrisi tersebut dari dalam
tanah. Pertama, tanah harus lembap sehingga nutrien dapat diambil dan ditransport oleh
akar. Kedua, pH tanah harus berada dalam rentang dimana nutrien dapat dilepaskan dari
molekul tanah. Ketiga, suhu tanah harus berada dalam rentang dimana pengambilan nutrien
oleh akar dapat terjadi. Suhu, pH, dan kelembapan optimum untuk tiap spesies tumbuhan
berbeda.

Hal ini menyebabkan nutrien tidak dapat dipergunakan oleh tumbuhan meskipun
nutrien tersebut tersedia di dalam tanah.  Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh
faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor
eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi tanaman,
maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan pertumbuhan
tanaman akan terhambat. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur
hara makro dan unsur hara mikro.

2.        Air

Tanpa air tumbuhan tidaklah dapat tumbuh. Air termasuk senyawa yang dibutuhkan
tumbuhan. Air berfungsi anatara lain sebagai fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzim
ezimatik, menjaga kelembapan dan membengtu perkecambahan pada biji.

3.        Suhu

Pada umumnya,tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh. Suhu  dimana


tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal disebut dengan suhu
optimum. Suhu paling rendah yang masih memungkinkan suatu tumbuhan untuk tumbuh
disebut suhu minimum sedangkan suhu tertinggi yang masih memungkinkan tumbuhan
untuk tumbuh disebut suhu maksimum.

4.        Kelembapan

Semakin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar
air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel,
dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.

5.        Cahaya  

Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis,
tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat,
karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat
pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di
tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di
tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di
dalam gelap ini disebut etiolasi.

Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon
tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain
itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh
pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.

Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis,


yaitu:

 Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan
krisatinum.

 Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum, dan
kentang.

 Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode


penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.
b.    Faktor dalam

Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormonyang


terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh
tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis
mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.

Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:

 Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang
dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga
pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal
(apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang,
sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai
bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian
koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih
lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan
tumbuh membelok ke arah datangnya sinar.

 Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang),


juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah
untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji
(partenokarpi).

 Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan


pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang
merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri
tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia jaringan.

 Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-
biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara
fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun,
dan memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji).

 Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai
hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen
meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan
berasa manis.

 Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh.


Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:

 Kaulokalin : merangsang pembentukan batang

 Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui


bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin)

 Filokalin : merangsang pembentukan daun

 Antokalin : merangsang pembentukan bunga

 Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan
memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau
regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam
traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus
dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian
tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1  Alat dan Bahan

       Alat

         4 Polybag

         Penggaris

         Pensil

        4 Label Kertas

        Bahan

1. Tanah
2. 4 Tanaman Cabe Rawit
3.  Air
4. Pupuk

3.2  Cara Kerja

1.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2.   Mengambil tanaman cabe rawit yang sudah disiapkan

3.  Memindahkan tanaman cabe rawit kedalam polybag ABCD, memasukkan pupuk saja
kedalam polybag pada lebel A

4. Memasukkan pupuk dan tanah dengan takaran, pupuk lebih banyak daripada tanah kedalam
polybag pada lebel B

5. Memasukkan pupuk dan tanah dengan takaran, setengah pupuk dan setengah tanah kedalam
polybag pada lebel C

6. Memasukkan pupuk dan tanah dengan takaran, tanah lebih banyak daripadapupuk kedalam
polybag pada lebel D

7.   Meletakkan semua gelas plastik yang telah berisi bibit cabe rawit dibawah cahaya
matahari.

8.  Menyiram tanaman dengan air secara rutin pada tiap polybag.

11.   Melakukan pengamatan 2 hari sekali selama 2 minggu.

12.   Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

3.3  Waktu dan Tempat

Waktu                         : Selasa, 07 Agustus 2018 s/d Senin, 20 Agustus 2018

Tempat                        : Halaman Sekolah

3.4  Cara Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran pada setiap 1 minggu sekali
dalam kurun waktu 2 minggu. Pengukuran dilakukan terhadap pertumbuhan tinggi batang,
jumlah daun dan lebar dau pada tanaman Cabe Rawit. Pengolahan data yang kami lakukan
yaitu dengan cara menghitung rata-rata tiap tanaman pada gelas plastik.
3.5  Variabel

Variabel Bebas            : Nutrisi

Variabel Terikat          : Pertumbuhan (Panjang batang, jumlah daun dan lebar daun)

  pada Tanaman Cabe Rawit Hijau.

     : Intensitas cahaya, suhu, jumlah air, jenis tanaman cabai, waktu pemberian pupuk, jumlah


pupuk dan kelembapan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1     Data dan Fakta

Hari Ke - Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi


Batang Batang Batang Batang
Label A Label B Label C Label D
2 4,6 cm 9,2 cm 3,6 cm 7,7 cm

4 4,8 cm 9,3 cm 3,7 cm 7,9 cm

6 5 cm 9,6 cm 3,8 cm 8 cm

8 5,1cm 9,8 cm 3,9 cm 8 cm

10 5,3 cm 10,1 cm 4,1 cm 8,2 cm

12 5,6 cm 10,3 cm 4,2 cm 8,4 cm

14 5,8 cm 10,5 cm 4,5 cm 8,5 cm


         Analisis data

Pada Minggu pertama tanaman cabe rawit yang di tanam dengan komposisi pupuk


yang berbeda tiap polybag plastik menunjukan pertumbuhan. Dan pada minggu kedua
hampir semua tanaman cabe rawit yang di tanam mengalami pertumbuhan.

Pertumbuhan tinggi batang tertinggi pada minggu kedua terjadi pada tanaman label B
yang berisi 1 tanaman dan pupuk lebih banyak daripada tanah, dengan tinggi batang cabe
rawit yaitu 10,5 cm dan tinggi batang tertinggi kedua terjadi pada tanaman label A yang
berisi 1 tanaman cabe rawit dengan media pupuk saja dan tinggi batang tanaman cabe rawit
yaitu 5,8 cm sedangkan tinggi batang terendah terdapat pada tanaman label D yang berisi
media tanah saja, dan tinggi batang tanaman cabe rawit yaitu 8,5 cm.

Dari semua pengamatan yang telah di lakukan pada tanaman cabe rawit dari minggu
pertama sampai minggu kedua mengalami perbedaan tinggi batang, jumlah daun dan lebar
daun. Hal ini di sebabkan karena jumlah nutrisi yang diserap pada tiap gelas plastik
berbeda. Pada label B nutrisi yang diserap oleh benih cabe rawit akan lebih banyak
dibandingkan dengan tanaman yang berlabel A, C dan D. Maka pertumbuhan pada label B
lebih cepat dibanding yang lain.
BAB V

PENUTUP

5.1  Kesimpulan

Dari Hasil Pengamatan Tanaman Cabe Rawit dapat disimpulkan bahwa semakin
banyak pupuk daripada tanah, maka pertumbuhan cabe rawit akan lebih cepat tumbuh, di
karenakan nutrisi yang di serap lebih banyak.

5.2  Saran

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disarankan sebagai berikut:

         Dalam pengamatan terutama pengukuran hendaknya dilakukan oleh 1 orang saja yang
mengukur agar tidak terjadi distorsi.

         Sebaiknya pengamatan dilakukan setiap hari agar tahap pertumbuhan suatu tanaman
yang didapat lebih optimal
         

Anda mungkin juga menyukai