Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM PENGARUH CAHAYA, SUHU, DAN

DETERGEN PADA PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN BIJI KACANG HIJAU

Disusun oleh:
Afta Febrian

Sekolah Menengah Atas Islam (SMA Islam) PB Soedirman


Cijantung – Jakarta Timur
Akreditasi : A
Jl. Raya Bogor Km. 24 Cijantung Jakarta Timur, 13770
Telp. (021) 8400387(Ext. 124) Fax. (021) 8411579
Website : www.smasoedirman24.sch.id, e-mail : info@smasoedirman24.sch.id
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena
prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan
ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk
semula.

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di
Indonesia. Sampai saat ini perhatian masyarakat kurangnya perhatian ini di antaranya
disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih sangat rendah.
Tanaman kacang hijau diduga berasal dari kawasan India dan telah lama dikenal dan ditanam
oleh petani di Indonesia. Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan
dengan tanaman kacang-kacangan yang lain yaitu:

1. Lebih tahan terhadap kekeringan


2. Hama dan penyakit relatif sedikit
3. Panen relatif cepat, pada umur 55-60 hari
4. Cara tanam dan pengelolaan dilapangannya serta perlakuan pasca panen relatif mudah
5. Kegagalan panen total relatif kecil
6. Harga jual tinggi dan stabil
7. Dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah

Dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau, memerlukan media dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu cahaya, suhu dan air. Sehubungan dengan kacang hijau yang dalam
pertumbuhannya dipengaruhi oleh ketiga hal diatas, pada percobaan ini akan membahas
mengenai pengaruh cahaya, suhu dan air yang berbeda jenis. Untuk mengetahui secara detail,
maka perlu diketahui bahwa semua tumbuhan memerlukan cahaya dan air untuk dapat
tumbuh. Cahaya dan air berfungsi antara lain untuk proses fotosintesis, mengaktifkan reaksi
enzimatik dan menjaga kelembapan. Tanpa cahaya dan air reaksi kimia dalam sel tidak dapat
berlangsung sehingga mengakibatkan tumbuhan mati.

Selain itu pada percobaan ini dilakukan dengan pemberian air deterjen untuk mengetahui
perkembangan kacang hijau tersebut. Berdasarkan penuturan diatas, saya tertarik untuk
melakukan pengaruh cahaya, suhu dan air terhadapa perkembangan tumbuhan kacang hijau.

I.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui pengaruh cahaya, suhu dan deterjen pada
pertumbuhan kacang hijau.

I.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui pengaruh cahaya, suhu dan deterjen
pada pertumbuhan kacang hijau.
I.4 Rumusan Masalah

1. Apakah cahaya berpengaruh terhadapa pertumbuhan kacang hijau?


2. Apakah suhu berpengaruh terhadapa pertumbuhan kacang hijau?
3. Apakah deterjen berpengaruh terhadapa pertumbuhan kacang hijau ?
BAB II
LANDASAN TEORI

1. PERTUMBUHAN

Pengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga
dipakai untuk bagian tumbuhan lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang
berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar atau daun yang menonjol keluar
dari biji. Sebenarnya proses perkecambahan telah mulai dan berlangsung sebelum
peristiwa ini muncul.
Tumbuhnya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Air
2. Suhu
3. Oksigen
4. Cahaya

Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai
media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila
tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi kering,kekurangan
nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan
terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati.

Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu di lingkungan tanaman tersebut juga
harus ditentukan. Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30⁰C. Semakin tinggi suhu
yang ada di lingkungan suatu tumbuhan, maka semakin laju transpirasi dan semakin
rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga proses pertumbuhan semakin lambat dan
perlakuan tumbuhan pada suhu yang rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih
panjang dari pada perlakuan tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri
adalah untuk aktivitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang
terlalu ekstrim yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan
terhambat atau terhenti karena enzim idak dapat bekerja.

Faktor lainnya adalah oksigen. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan
pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi
sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila
oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan
terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.

Faktor terakhir yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas cahaya.


Tanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri: berdaun
hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun
ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang
ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan
mempunyai ciri-ciri: berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun
berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini
karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin
menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.

Beberapa proses dalam pertumbuhan tanaman yang dikendalikan oleh air antara lain:
perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan daun, sintesis klorofil, gerakan batang,
gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas. Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara
irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan merupakan
peristiwa perubahan biologis yang bersifat kuantitatif.

Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh
peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul
sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
b. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel
tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air kedalam
vakuola.
c. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran tertentu
menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi. Pada akhirnya
terbentuk jaringan, organ, dan individu.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan:


a. Faktor eksternal/lingkungan (ekstraseluler)
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa factor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut: Air dan mineral, Kelembaban., Suhu
dan Cahaya

b. Faktor internal (interseluler)


Faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat
mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.yaitu:
Hormon Auksin : merangsang pertumbuhan bunga.
Hormon Giberelin : merangsang pertumbuhan batang.
Hormon Sitokinin : memperpanjang akar.
Hormon Afserat : menghambat perpanjangan sel.

c. Faktor Intraseluler (gen)


Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung
akar dan batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan,
dan diferensiasi.
Pertumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan memanjang akibat kegiatan
meristem apical diujung akar dan ujung batang. Sedangkan pertumbuhan sekunder
merupakan pertumbuhan membesar akibat kegiatan cambium dan hanya terjadi pada
tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

2. KACANG HIJAU

A. Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak
dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan
dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau
menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan
dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang
terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung
biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan
kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang
dikenal sebagai soun.

B. Manfaat Kacang Hijau


Banyak manfaat yang terkandung didalam sihijau bundar ini. diantaranya adalah
sebagai berikut, Kacang hijau mengandung mineral berupa kalsium dan fosfor yang
sangat berguna untuk memperkuat tulang. Kandungan protein didalam kacang hijau
mencapai 24%, sangat baik untuk kesehatan jantung. Selain itu multi-protein nya
berfungsi menggantikan sel mati dan membantu sel tubuh.

Kandungan lemak didalam kacang hijau terdiri atas 73% asam lemak tak jenuh dan
27% asam lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Selain itu, karena kandungan asam lemak tak jenuhnya, kacang hijau dapat dikonsumsi
bebas bagi yang memiliki masalah dengan berat badan.

Kacang hijau juga mengandung vitamin B1 dan B2 yang membantu penyerapan


protein, mencegah kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja saraf. Vitamin B1 juga
bermanfaat untuk pertumbuhan dan vitalitas pria.

Selain baik bagi kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit. Mandaat
kacang hijau juga sangat baik untuk Ibu Hamil. Kacang hijau mengandung Asam Folat
yang penting untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat mengonsumsi kacang hijau sejak awal
kehamilan atau sebelum hamil. Khasiat yang terkandung dalam asam folat sangat baik
bagi perkembangan saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang
mengandung asam folat ini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan
jantung, bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat
meningkatkan kecerdasan bayi.

C. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.

D. Morfologi Tanaman Kacang Hijau


Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara
30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk
bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.

Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya
cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta
batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silendris dengan
panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna
hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji.

Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya
kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning,
cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada
permukaan. Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas
selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m
di atas permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh di daerah yang curah
hujannya rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembapan pada tanah bekas tanaman
yang diairi.

3. DETERJEN

A. Deterjen
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan
sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik
serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

B. Komposisi
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:

Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai
ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini
berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran
yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori
surfaktan yaitu:
Anionik:
1) Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
2) Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)
3) Alpha Olein Sulfonate (AOS)
Kationik : Garam Ammonium
Non-ionic : Nonyl phenol polyethoxyle
Amphoterik : Acyl Ethylenediamines

Builder
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan
cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
Asetat:
1) Nitril Tri Acetate (NTA)
2) Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silikat : ZeolitSitrat : Asam Sitrat
Filler
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.

Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik,
misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan
daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh: Enzim,Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

C. Jenis-Jenis Deterjen
Berdasarkan bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas:

Detergen Cair, secara umum Detergen cair hampir sama dengan Detergen bubuk.
Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia setahu saya Detergen cair ini
belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin
cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi canggih.

Detergen krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi
kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.
Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai
sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, Detergen bubuk dapat
dibedakan menjadi dua yaitu Detergen bubuk berongga dan Detergen bubuk padat.
Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses
pembuatannya.

D. Bahaya Detergen
Tanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen dapat
menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua
bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi
mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan
lingkungannya.

Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami


yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil
pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi
kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat
iritasi ‘sedang’ pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan
dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang
terdapat dalam Detergen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi
pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat
racun dan berbahaya bagi kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak
digunakan oleh industri Detergen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS
mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan
dengan bahan lain yaitu LAS.

Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah
phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk Detergen, sebagai
softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion
kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci Detergen
meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri
Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya
merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam
jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara
(eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen
akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan
makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang
terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada
akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa
negara, penggunaan phosphate dalam Detergen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah
dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam Detergen.

Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah
terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah
deterjen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan
ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar
matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami
degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat.
Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat
merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan
saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah
deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di penghujung saluran
selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup dengan kepadatan populasi yang
sangat besar.

Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak
lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada
lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa
kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan
gatal dan kadang menjadi alergi

Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen
berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses
penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan
klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena
dan klor sangat mungkin terjadi pada Saat ini instalasi pengolahan air milik PAM dan
juga instalasi pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang
mampu mengolah limbah deterjen secara sempurna.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : 26 – 29 Januari 2021


Tempat : Rumah

3.2 Alat dan Bahan

1. Biji Kacang Hijau


2. Air
3. Detergen
4. Tanah dalam polyback
5. Gelas air ineral 5 buah
6. Kapas secukupnya
7. Karet gelang
8. Kertas karbon
9. Penggaris
10. Kertas label/spidol permanen

3.3 Langkah Kerja

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau


1. Meletakkan masing-masing 5 biji kacang hijau dalam 3 gelas air mineral
2. Meletakkan gelas pertama pada tempat yang terpapar cahaya matahari
3. Meletakkan gelas kedua pada tempat yang gelap
4. Menutup seluruh permukaan gelas ketigas dengan kertas karbon dan mengikat nya dengan
karet gelang. Membuat satu lubang pada kertas karbon yang mengelilingi gelas. Meletakkan
gelas ketiga pada tempat yang terpapar cahaya matahari
5. Memberi air secukupnya setiap hari
6. Mengamati pertumbuhan selam 14 hari, mengukur tinggi tanaman dan menghitung jumlah
daun yang tumbuh

Pengaruh Suhu terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau


1. Meletakkan masing-masing 5 biji kacang hijau dalam 2 gelas air mineral
2. Meletakkan gelas pertama pada suhu ruangan, sedangkan gelas kedua pada suhu dingin (di
dalam lemari es)
3. Memberi air secukupnya setiap hari
4. Mengamati pertumbuhan selam 14 hari, mengukur tinggi tanaman dan menghitung jumlah
daun yang tumbuh

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau


1. Menyiapkan dua polyback yang berisi tanah subur
2. Memassukkan ke dalamnya masing-masing 5 biji kacang hijau
3. Mencairkan detergen
4. Memberi label pada masing-masing polyback (A dan B)
5. Meletakkan tempat yang terpapar cahaya matahari
7. Polyback A: menyirami tanaman dengan air selama 14 hari
8. Polyback B: menyirami tanaman dengan air detetergen selama 14 hari
9. Mengamati pertumbuhan selam 14 hari, mengukur tinggi tanaman dan menghitung jumlah
daun yang tumbuh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hari/tanggal Penanaman:

Tinggi (cm)
Perlakuan Cahaya Suhu Detergen
Karbon Matahari Gelap Ruangan Lemari A B
es/Dingi
n
Hari ke-1 0 0 0 0 0 0 0
Hari ke-2 0 0,9 0 0,9 0 0 0,8
Hari ke-3 0,4 1,5 0 1,5 0 0 1,2
Hari ke-4 0,9 2,1 0 2,3 0 0 2,0
Hari ke-5
Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Hari ke-11
Hari ke-12
Hari ke-13
Hari ke-14

Jumlah Daun (satuan buah)


Perlakuan Cahaya Suhu Detergen
Karbon Matahari Gelap Ruangan Lemari A B
es/Dingi
n
Hari ke-1 0 0 0 0 0 0 0
Hari ke-2 0 0 0 0 0 0 0
Hari ke-3 0 0 0 0 0 0 0
Hari ke-4 0 0 0 0 0 0 0
Hari ke-5
Hari ke-6
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Hari ke-11
Hari ke-12
Hari ke-13
Hari ke-14
BAB V
KESIMPULAN

1. Tanaman yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami pelambatan untuk tumbuh.
Sebaliknya, tanaman di tempat banyak cahaya akan lebih cepat tumbuh.

2. Suhu normal adalah suhu dimana kecepatan pertumbuhan tanaman yang paling tinggi.
Suhu rendah adalah suhu dimana tanaman tidak tumbuh sama sekali. Suhu tinggi adalah
suhu dimana tanaman tumbuh dengan keadaan yang tidak terlalu subur.

3. Kacang hijau yang diberi air mineral (air putih biasa) hasilnya akan lebih baik bila
dibandingkan dengan (biji) kacang hijau yang diberi larutan deterjen.
DAFTAR PUSTAKA

Saktiono. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Maryati, Sri dkk. 2012. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nurfarida, Tika. 2012. Contoh Laporan Biologi Pertumbuhan Bij Kacang Hijau,
http://tikanurfarida.blogspot.com/2012/09/contoh-laporan-biologi-pertumbuhan-biji.html,
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai