Kelas : 3C Agribisnis
NIM : 11190920000006
A. Pendahuluan
Cocor bebek adalah tumbuhan sukulen yang mampu memproduksi tunas adventif
(reproduksi vegetatif) pada tepian daunnya. Kemampuan reproduksi vegetatif ini menghasilkan
tanaman yang sama dalam waktu yang singkat. Kalanchoe pinnata atau yang biasa disebut cocor
bebek termasuk tanaman herba yang memiliki daun tebal. Tanaman ini banyak tumbuh liar di
pinggir jalan, atau sengaja ditanam oleh masyarakat sebagai penghias rumah di desa-desa. Selain
sebagai penghias rumah, cocor bebek juga dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional mulai
dari akar cocor bebek sampai daun cocor bebek yang dapat digunakan untuk menyembuhkan luka,
bisul dan juga luka bakar. Tanaman cocor bebek merupakan jenis tanaman tumbuhan yang
mengandung air yang mampu hidup di daerah kering. Masyarakat sering menanam cocor bebek
karena tanaman mudah tumbuh dan tidak rumit dalam pemeliharaannya. Tanaman ini merupakan
tanaman yang dapat diperbanyak dengan stek daun atau tunas adventif sehingga tidak butuh waktu
lama untuk membuat pembibitan cocor bebek. Cocor bebek dapat tumbuh dilingkungan sejuk
maupun yang kering dan panas, selama cocor bebek mendapatkan cahaya yang cukup.
Perbanyakan tanaman dengan stek merupakan salah satu cara terbaik untuk jenis tanaman
berumur panjang (tahunan) seperti tanaman buah-buahan. Stek mempercepat diperolehnya
tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induk. Bahan untuk membuat stek hanya sedikit
tetapi akan dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak. Salah satu jenis stek adalah stek
daun yang biasanya diterapkan pada tanaman hias sukulen contohnya cocor bebek. Bagian daun
yang bisa dipakai untuk bahan stek ialah berupa helaian daun atau helaian daun berserta tangkai
daunnya. Akar dan batang kemudian akan tumbuh pada bagian daun yang terpotong. Sedangkan
bagian daun tersebut tidak berkembang menjadi tanaman yang baru. Ada beberapa keuntungan
yang didapat dari tanaman yang berasal dari bibit stek, yaitu:
• Tanaman baru mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal
bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya.
• Tanaman asal stek dapat ditanam pada tempat yang permukaan air tanahnya dangkal,
karena tanaman asal stek tidak mempunyai akar tunggang.
• Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara perbanyakan yang praktis dan
mudah dilakukan.
• Stek dapat dikerjakan dengan cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus
seperti pada cara cangkok dan okulasi.
Setek daun dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias yang berbatang sukulen,
berdaun tebal, dan memiliki kandungan air tinggi. Contohnya, Begonia, Sansevieria,
Violces, Wijayakusuma, Zamea curcas, dan cocor bebek. Bahan setek dapat berupa daun
utuh, atau hanya berupa potongan-potongan daun, tergantung pada jenis tanamannya. Daun
untuk setek sebaiknya yang berwarna hijau segar dan berumur cukup tua. Daun seperti ini
memiliki karbohidrat dan nitrogen cukup tinggi sehingga cukup untuk menumbuhkan akar.
Sebelum disemai, setek diberi hormon tumbuh untuk mempercepat pertumbuhan akar.
Kemudian disemai ke dalam media bersama campuran tanah kebun, kompos, pupuk
kandang dan pasir dengan perbandingan 1:2:2:2, lalu disiram secukupnya. Tutup
persemaian dengan plastik transparan untuk menjaga kelembabannya tetap tinggi.
Biasanya dalam waktu 2-3 minggu setek sudah memunculkan tunas baru. Setelah
perakarannya cukup banyak, setek dapat dipindahkan ke polibag.
Katie Gohmann. Cara Menanam Cocor Bebek. [diakses pada Rabu, 2 Desember 2020 ]. Tersedia
dari https://id.wikihow.com/Menanam-Cocor-Bebek
Mayanti, T., Huspa, D. H. P., Nurlelasari, N., Safari, A., & Supratman, U. (2017). Senyawa
Bufadienolida yang bersifat Insektisida, Daigremontianin dari daun Cocor Bebek (Kalanchoe
daigremontiana). Jurnal Kimia VALENSI, 2(2), 2–6.
Zaenal Abidin. Cara Stek Daun Cocor Bebek. 23 Desember 2016. [diakses pada Rabu, 2 Desember
2020 ]. Tersedia dari https://pakarbudidaya.blogspot.com/2016/12/cara-stek-daun-cocor-
bebek.html