Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM

EKOLOGI
“PERSAINGAN INTERSPESIFIK PADA TANAMAN”

Disusun Oleh:
Kelompok 5

1) Kurniawan Pandu W : (1710211011)


2) Novita Putri D : (1710211013)
3) Novie Nuraini : (1710211016)
4) Dyah wahyu p : (1710211017)
5) Ayu wulandari : (1510211044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
I. Judul : PERSAINGAN INTERSPESIFIK PADA TANAMAN
II. Tujuan :
1. Mengetahui pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman jagung dan kacang hijau.
2. Membandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospecies dengan
heterospecies.
III. Dasar Teori
Persaingan adalah suatu tipe hubungan antara jenis yang terjadi pada dua atau
lebih individu baik hewan maupun tumbuhan. Hewan maupun tumbuhan mempunyai
cara yang sangat berlainan dalam melakukan persaingan. Persaingan dapat terjadi
antara individu-individu yang sejenis (intraspesifik) atau antara yang tak sejenis
(interspesifik).
Pada dasarnya persaingan antar species ini dilakukan karena adanya kesamaan
dalam kebutuhan hidupnya seperti tempat hidup, makanan, air dan sebagainya. Sebagai
akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan organisme dapat terganggu. Pada
tumbuhan khususnya laju pertumbuhan dan produksi sangat dipengaruhi oleh adanya
persaingan ini.
Makhluk hidup yang ada dalam suatu ekosistem dapat mengalami adanya
interaksi antar satu spesies dengan spesies yang lainnya. Interaksi tersebut dapat
berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti
kompetisi atau persaingan. Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies dapat dilihat dari
jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara
tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat
jarang ditemukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi
pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan (Anonymous, 2010).
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi
teerhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi
kecepatan pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum (1993), setiap
anggota populasi dapat memakan anggota populasi yang lainnya, bersaing terhadap
makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh,
dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu,
dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota
populasi dapat merupakan interaksi yang positip, negatif, atau nol (Jumin, 1992).
Mekanisme-mekanisme ekstrinsik dari interaksi kompetitif melibatkan aksi
aksiaksi individu yang meningkatkan kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan
reproduksi dengan mengurangi kesempatan saingannya untuk memperoleh suatu
sumber makanan. Interaksi-interaksi ini pada hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin
melibatkan interferensi langsung untuk memperoleh sumber makanan atau suatu
penurunan umum kemampuan saingnya untuk menggunakan sumber tersebut
(Indriyanto, 2006).
Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari
spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan
sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu
yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj
(1979), persaingan yang dilakukan organismeorganisme dapat memperebutkan
kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan,
agen dispersal, atau faktorfaktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan
oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
Jagung dan kacang hijau merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang
berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin
akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana
keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling
memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini
berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara jagung dan kacang hijau.
IV. Alat dan Bahan
No Nama Alat dan Bahan Dokumentasi

1 Cawan Petri
2 Polybag/Pot

3 Timbangan

4 Penggaris

Spidol

5
6 Label Kertas

7 Biji Kacang Hijau

8 Biji Jagung

8 Tanah Hitam
9 Air

V. Dokumentasi Cara Kerja


No Cara Kerja Dokumentasi Cara Kerja
1. Rendamlah biji jagung dan
kacang hijau yang telah
diseleksi dalam air selama 1
jam.

2. Siapkan pot yang telah berisi


tanah; buanglah bagian atas
setebal 1 cm.

3. Tanamlah biji tanaman yang


sudah direndam tadi pada pot
yang tersedia sbb:
 Pot A 4 biji jagung (sebagai
kontrol)
 Pot B 4 biji kacang hijau
(sebagai kontrol)
 Pot C 2 biji jagung dan 2
biji kacang hijau
 Pot D 4 biji jagung dan 4
biji kacang hijau
 Pot E 8 biji jagung dan biji
kacang hijau
POT A POT B

POT C POT D

POT E
4. Sebagai cadangan sediakan
beberapa, polybag yang ditanami
jenis yang sama untuk
penyulaman.
6. Lakukan penyiraman setiap
harinya.

7. Sesudah 1 bulan penanaman,


bongkarlah tanah pada setiap pot
dan ambillah tanaman jagung
dan kacang hijau.

8. Timbang dan cacatlah berat


basah masing-masing tanaman
dalam setiap pot.

VI. HIPOTESIS DAN HASIL


HIPOTESIS
Perlakuan penanaman benih jagung dan kacang hijau sebagai perlakuan kontrol
yang lebih banyak masing-masing dalam satu polybag maka akan terjadi kompetisi atau
persaingan antar sesama jenis tanaman yang biasa disebut persaingan intraspesifik
untuk memperebutkan sumber daya yang tersedia. Persaingan yang dilakukan
organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsur
hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi
lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan
hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih.
Jagung dan kacang hijau merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda
dan ditanam pada satu media sebagai pemberian perlakuan inerspesifik dan akan terjadi
suatu interaksi. Interaksi tersebut berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya
memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan
cahaya matahari untuk berfotosintesis sehingga terjadi tumpang tindih relung ekologi
antara jagung dan kacang hijau.
HASIL
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung diperoleh data rerata
tinggi tanaman tiap perlakuan selama 3 minggu
Rerata Tinggi Tanaman
Perlakuan
Jagung (cm)
Polybag berisi 1 tanaman jagung 35c
Polybag berisi 2 tanaman jagung 31,8bc
Polybag berisi 4 tanaman jagung 27,4ab
Polybag berisi 8 tanaman jagung 23,8a
(Sumber : Kusumawati, 2018)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman kacang hijau diperoleh data
rerata tinggi tanaman tiap perlakuan selama 3 minggu
Rerata Tinggi Tanaman
Perlakuan
Jagung (cm)
Polybag berisi 1 tanaman kacang
21,86c
hijau
Polybag berisi 2 tanaman kacang
22,4c
hijau
Polybag berisi 4 tanaman kacang
17,4b
hijau
Polybag berisi 8 tanaman kacang
15,2a
hijau
(Sumber : Kusumawati, 2018)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung dan kacang hijau
diperoleh data rerata tinggi tanaman tiap perlakuan selama 3 minggu
Rerata Tinggi
Rerata Tinggi
Perlakuan Tanaman Kacang
Tanaman jagung (cm)
Hijau (cm)
Polybag berisi 1
tanaman jagung dan 1 36,8b 25,6c
tanaman kacang hijau
Polybag berisi 2
tanaman jagung dan 2 26a 22,6b
tanaman kacang hijau
Polybag berisi 4
tanaman jagung dan 4 24,8a 20a
tanaman kacang hijau
(Sumber : Kusumawati, 2018)

VII. PEMBAHASAN
Perbedaan laju pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau berdasarkan
tinggi tanamannya dengan perlakua tanaman kontrol dengan dan diberi
perlakuan
Berdasarkan literature yang kami temukan hasil rerata tinggi tanaman jagung dan
kacang hijau yang ditanam secara bersamasama dalam satu polybag. Menunjukkan
bahwa pada perlakuan 1 dengan 1 tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau dalam
satu polybag menghasilkan rerata tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan
perlakuan yang lain yaitu sebesar 36,8 cm dan 25,6 cm. Hal tersebut berbeda nyata
dengan 2 perlakuan lainnya yang mana terdapat tanaman jagung dan kacang hijau lebih
banyak jumlahnya dalam satu polybag. Dengan adanya perbedaann nyata hasil rerata
tinggi tanaman tersebut menunjukkan adanya kompetisi atau persaingan antar jenis
tanaman yang berbeda dalam satu polybag. Semakin banyak jumlah tanaman yang
berada dalam satu polybag persaingannya akan semakin ketat untuk mendapatkan
ruang, unsur hara yang terkandung. Sehingga menghambat pertumbuhan tanaman
tersebut. Dan pertumbuhan tanaman jagung lebih tinggi dibandingkan dengan kacang
hijau.
Perbedaan masing-masing, bobot tanaman antara tanaman kontrol dengan diberi
perlakuan
Berdasarkan data yang kami temukan pada literature, pada tanaman kontorl diberi
perlakuan 1 polybag berisi 1 tanaman jagung, perlakuan 2 polybag berisi 2 tanaman
jagung, perlakuan 3 polybag berisi 4 tanaman jagung, dan perlakuan 4 polybag berisi 8
jagung, hal ini juga berlaku pada tanaman control kacang hijau. Pada tanaman jagung
hasil yang didapat pada perlakuan 3 dan 4 terjadi perbedaan nyaa tinggi tanaman, hasil
yang didapatkan lebih rendah dibandingka dengan perlakuan 1 dan 2, hal ini
dikarenakan adanya persaingan tanaman pada perlakuan 3 dan 4 dengan jumlah
tanaman yang cukup banyak. Hal ini terjadi pula pada tanaman kacang hijau pada
perlakuan 3 dan 4. menurut Molles (1999) kompetisi atau persaingan dapat diartikan
sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup
mereka. Dengan perlakuan penanaman benih yang lebih banyak dalam satu polybag
maka akan terjadi kompetisi atau persaingan antar sesama jenis tanaman yang biasa
disebut persaingan intraspesifik untuk memperebutkan sumber daya yang tersedia.
Adanya perbedaan tinggi ini berbeda pula bobot masing-masing tanaman yang diuji.
Semakin tinggi tanaman semakin besar pula bobot yang dihasilkan, menurut literature
yang kami temukan. bobot tertinggi terdapat pada tanaman yang mendapat perlakuan
control. Hal ini terjadi karena persaingan hanya terjadi dengan tanaman sesamanya
sehingga kebutuhan sumber daya alam yang dibutuhkan dapat terpenuhi walaupun
kurang optimal. Sedangkan pada tanaman yang mendapat perlakuan memiliki bobot
yang kecil hal ini terjadi karena persaingan terjadi dengan benih yang berbeda dengan
sumber daya yang dibutuhkan oleh setiap tanaman juga berbeda sehingga pada tanaman
yang mendapat perlakuan terdapat tanaman yang mendapat banyak sumber daya alam
dan terdapat tanaman yang mendapat sedikit sumber daya alam.
Interaksi yang terjadi ketika tanaman yang ditanam lebih dari satu dan ditanam
pada pot yang sama.
Interaksi yang akan terjadi pada tanaman yang ditanam lebih sari satu akan terjadi
kompetisi dalam pertumbuhan dan bertahan hidup suatu tanaman. Interaksi kompetisi
biasanya melibatkan ruang lingkup , makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe
lain dari interaksi. Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan
mempengaruhi terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi. Persaingan pada
tumbuhan ada 2 yaitu intraspesifik dan interspesifik. Intraspesifik adalah persaingan
yang terjadi antara individu yang sejenis sedangkan interspesifik adalah persaingan
antara individu yang berbeda jenisnya. Disini termasuk kompetisi dan menghasilkan
interaksi negatif.
Pengaruh terhadap biji yang direndam sebelum ditanam. Dan interaksi ketika biji
direndam
Terdapat pengaruh terhadap perendaman biji sebelum ditanam yaitu untuk
mendapatkan biji yang unggul dan menekan atau menghilangkan inoculum penyakit
yang terbawa pada benih. Hanya biji yang tenggelam dalam larutan atau air yang dipilih
untuk ditanam. Hal ini dikarenakan biji dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai
mutu fisiologis (daya kecambah dan vigor) yang lebih tinggi, serta pertumbuhan
dilapang yang lebih cepat dan seragam.
Ciri-ciri khusus pada tanaman yang mengalami persaingan
Tidak terdapat ciri khusus pada tanaman yang mengalami persaingan, tetapi semua
makhluk hidup terutama tanaman apabila 2 biji ditanam dalam 1 pot akan ada
persaingan entah itu persaingan komensalisme, parasitisme , mutualisme, netralisme,
predatorisme dll,
Hipotesis hasil pengukuran tinggi
Data menunjukkan hasil rerata tinggi tanaman jagung dan kacang hijau yang
ditanam secara bersamasama dalam satu polybag. Menunjukkan bahwa pada perlakuan
1 dengan 1 tanaman jagung dan 1 tanaman kacang hijau dalam satu polybag
menghasilkan rerata tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain
yaitu sebesar 36,8 cm dan 25,6 cm. Hal tersebut berbeda nyata dengan 2 perlakuan
lainnya yang mana terdapat tanaman jagung dan kacang hijau lebih banyak jumlahnya
dalam satu polybag. Dengan adanya perbedaann nyata hasil rerata tinggi tanaman
tersebut menunjukkan adanya kompetisi atau persaingan antar jenis tanaman yang
berbeda dalam satu polybag. Semakin banyak jumlah tanaman yang berada dalam satu
polybag persaingannya akan semakin ketat untuk mendapatkan ruang, unsur hara yang
terkandung. Sehingga menghambat pertumbuhan tanaman tersebut. Dan pertumbuhan
tanaman jagung lebih tinggi dibandingkan dengan kacang hijau. Hal ini sesuai dengan
teori Wolf (1990) yang ada bahwa tanaman kacang hijau membantu pertumbuhan
tanaman jagung melalui pengikatan unsur nitrogen oleh akar tanaman kedelai yang
merupakan famili leguminoceae karena tanaman jagung merupakan tanaman yang aktif
mengambil nitrogen di dalam tanah dan juga termasuk tanaman yang rakus akan unsur
hara. Adapun persaingan yang terjadi pada perlakuan ini adalah persaingan (kompetisi)
interspesifik karena terjadi pada tanaman yang berbeda spesies.
VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Persaingan Interspesifik Pada Tanaman”
dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman jagung
dan kacang hijau. Jagung dan kacang hijau merupakan jenis tumbuhan dengan habitat
yang berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak
mungkin akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi
dimana keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling
memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Dan untuk
perbandingan tanaman yang ditanam secara monospecies pertumbuhannya lebih lambat
dari pada heterospecies. Dikarenakan Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi
lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang
terjadi antar jenis yang berbeda (Campbell 2002).

IX. DAFTAR PUSTAKA


Tim Ekologi. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Ekologi. Universitas Muhammadiyah Jember.
Jember
Yulia. 2011. Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Persaingan Tanaman Sejenis
(Intraspesifik). (online) https://www.scribd.com/doc/143349038/Persaingan-Antar-
Tanaman-Sejenis-Intra-Spesifik. Diakses pada 20 April 2020 pukul 20:37 WIB
Argiyanti, Anna. 2013. Persaingan Intraspesifik dan Interspesifik Tanaman. (online)
https://www.slideshare.net/argiyanti/laporan-ekologi-tumbuhan-persaingan-
intraspesies-tanaman-dan-interspesies-tanaman. Diakses pada 21 April 2020 pukul
21.00
Kusumawati. 2018. Pengaruh Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna radiata) Vol. 1
No. 2 Hal 28-33. (online) http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/agro/article/view/923.
Diakses pada 21 April 2020 pukul 21.11 WIB

Anda mungkin juga menyukai