Anda di halaman 1dari 7

1

Ekofisiologi Tumbuhan : Korelasi antara


Stomata dan Pencemaran Udara
I. R. Azizah, E. M. K. Wardani, A. R. Putri, N. R. Kusumawardhani, F. K. Muzaki, S.Si.,
M.Si
Departemen Biologi, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: rm_faridkamal@bio.its.ac.id

AbstrakEkofisiologi tanaman adalah ilmu tentang respon suatu tanaman. Di sisi lain, ilmuan ekologi atau fisiologi
fisiologis tanaman terhadap lingkungan. Hampir semua polutan mengarahkan permasalahan ekologi tentang pengontrolan
udara menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, salah satu pertumbuhan, reproduksi, kemampuan bertahan hidup, dan
kerusakan yang terjadi adalah kerusakan pada stomata. Dalam
penyebaran geografi tanaman sebagai proses yang diakibatkan
laporan praktikum ini akan dibuktikan tentang kerusakan pada
stomata yang disebabkan oleh polusi. Praktikum ekofisiologi oleh interaksi antara tanaman dengan mekanisme fisikanya,
stomata ini bertujuan untuk,mengetahui dan memahami prinsip kimia, dan lingkungan biotik [1].
dasar ekofisiologi serta mampu memahami pengaruh pencemaran Pada studi ekofisiologi akan mengeksplorasi tentang proses
udara terhadap struktur dan mekanisme buka tutup stomata. fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi,
Dilakukan pengambilan sampel stomata dari 8 lokasi, 4 lokasi di kelangsungan hidup, adaptasi, dan evolusi tanaman. Proses-
wilayah ITS yang bebas polusi dan 4 lokasi di luar wilayah ITS
proses fisiologis meliputi hubungan air, nutrisi mineral,
masing - masing dengan 3 kali pengulangan. Digunakan Kuteks,
isolasi, tissue, kaca objek dan kaca penutup serta mikroskop transportasi zat terlarut, dan energetika (fotosintesis dan
untuk mengamati sampel sampel stomata. Hasil yang didapat respirasi). Pengaruh faktor biotik dan abiotik, fisiologi stres
dari praktikum ini adalah terbukti bahwa rata rata stomata dan konsekuensi ekologis untuk adaptasi dan evolusi tanaman
tertutup dan abnormal ditemukan paling banyak di wilayah juga termasuk dalam studi ekofisiologi tanaman [2].
diluar ITS, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa polusi di Pada percobaan ini, kita akan membahas tentang pengaruh
wilayah diluar ITS lebih tinggi dibandingkan dengan di wilayah
ITS.
langsung pencemaran ludara terhadap perubahan struktur
stomata yang diambilpada dua tempat yang berbeda yaitu, di
Kata KunciEkofisiologi tumbuhan, Polusi, Stomata ITS dan di luar ITS dengan tujuan untuk membandingkan hasil
stomata setelah terdampak pencemaran udara.
Abstract Plant Ecophysiology is a study about plants Stomata merupakan organ transpiransi pada tumbuhan, yang
responses against its environment. Almost all of the pollutants in mana pada bagian adaxial daun terjadi proses pertukaran
the air can do damage to any plants, one of the damage is the
dengan daerah luar [3]. Transpirasi oleh bagian adaxial daun
damage to the stomata that caused by pollution. This stomatal
ecophysiology experiment purpose is to know and understand the karena untuk mencegah terjadinya penguapan secara berlebih
principle of basic ecophysiology and also to understand how air ketika proses transpirasi tersebut berlabngsung. Proses
pollution can damage the structure and stomatal open-close transpirasi tersebut disebabkan oleh pengaruh terbuka dan
mechanism. The stomata samples were taken from 8 different menutupnya stomata, yang dikontrol oleh ion kalsium saat
location, 4 location inside ITS thats free of pollution and 4 stomata menutup dan peningkatan asam malat saat stomata
location outside ITS each has three repitition. For this experiments
we use nail polish, adhesive tape, tisue, object glass and microscope terbuka pada sel penjaga stomata [4]. Kandungan CO2 pada
to observe the stomata samples. The result of this experiment is lingkungan yang tinggi sebagai akibat pencemaran udara dapat
that the average of closed stomata and abnormal stomata found berdampak pada densitas stomata. Semakin banyak kandunga
outside the ITS location is plenty compared to the average of CO2, maka akan semakin kecil densiotas dari stomata [5].
stomata samples inside ITS. Jam biologis atau jam Sikardian adalah regulaor dari
membuka dan menutupnya stomata [6]. Pembukaan dan
KeywordsPlant Ecophysiology, Pollution, Stomata.
penutupan stomata selama siklus 24 jam diatur oleh jam
sirkadian untuk mengantisipasi transisi antara terang dan
I. PENDAHULUAN gelap. Maka dari itu pembukaan stomata terjadi pada di pagi
hari sebelum subuh dan penutupan di malam hari sebelum
E KOFISIOLOGI tanaman adalah ilmu tentang respon
fisiologis tanaman terhadap lingkungan. fisiologi adalah
ilmu yang mendeskripsikan tentang mekanisme fisiologis yang
senjakaena untuk mengantisipasi serapan CO2 yang berlebih.
Selain itu sirkadian gerbang jam sensitivitas stomata untuk
sinyal ekstraseluler, seperti cahaya [7].
mendasari observasi ekologi. Ekofisisologi juga berkaitan
Hampir semua polutan udara menyebabkan kerusakan pada
dengan studi suatu organisne untuk beradatasi, yaitu
tumbuhan, salah satunya yaitu beberapa bahan yang berupa
mempelajari reaksi terhadap faktor faktof fisik dan kimia dari
2

partikel atau debu yang juga mempengaruhi vegetasi. Hal ini didukung pula dengan penelitian yang dilakukan
Beberapa gas polutan udara seperti, Klorin (Cl2) yang berasal oleh rujukan [8] yang membandingkan pengaruh Pb yang
dari kilang minyak, menyebabkan daun terlihat keputihan, merupakan gas hasil dari pembakaran kendaraan pada pohon
terjadinya nekrosis antar tulang daun, tepi daun nampak seperti angsana dengan tanaman Trembesi, Cassia, kenanga yang
hangus, etilen (CH2CH2) yang berasal dari gas buangan memiliki kemampuan baik dalam menyerap CO2. Dan
automobil, menyebabkan tumbuhan tetap kerdil, daun menunjukkan bahwa ambang batas tanaman angsana terhadap
berkembang secara abnormal dan senesen secara prematur, kandungan Pb di udara lebih tinggi dari pada ambang batas
Sulfur dioksida (SO2) yang berasal dari asap pabrik, pada pada Trembesi, Cassia dan Kenanga.
konsentrasi menyebabkan klorosis umum dan pada konsentrasi Praktikum ekofisiologi stomata ini dilaksanakan bertujuan
tinggi menyebabkan keputihan pada jaringan antar tulang daun untuk,mengetahui dan memahami prinsip dasar ekofisiologi
[8]. serta mampu memahami pengaruh pencemaran udara terhadap
Disamping itu, kerusakan pada stomata juga dapat struktur dan mekanisme buka tutup stomata.
dipengaruhi oleh kondisi normal saline dan elevated
atmospheric CO2 pada atmosfer menyebabkan peningkatan
II. METODOLOGI
ketebalan pada dinding sel epidermis bawah daun. Salinitas
menyebabkan adanya perubahan pada struktur permukaan Cara kerja pengambilan stomata yang pertama yaitu
epidermis sementara CO2 tidak berpengaruh terhadap pengambilan sampel daun Pterocarpus indicus di 8 lokasi
peningkatan konsentrasi yang ada pada CO2. NaCl salinitas yang diduga tercemar dan sedikit tercemar polusi. Untuk
lokasi yang diduga tercemar polusi yang ada di 4 tempat yaitu
juga mempengaruhi jumlah vesikel dalam sel-sel mesophyll.
:
Di beberapa daerah sitoplasma tanaman, vesikel diamati,
1. Jalan Kenjeran (depan Premiere Print) (71453.8404 LS,
beberapa di antaranya telah bergabung dengan membran
1124648.8856 BT)
plasma bukan kloroplas [9].
Contoh lain dari penyebab kerusakan stomata adalah kadar
SO2 pada atmosfer, yang dapat menyebabkan perlambatan
pada stomata untuk menutup. Hal ini dikarenakan SO2
memasuki tanaman melalui pori-pori epidermis stomata.
Ketika stomata terbuka terjadi pertukaran gas antara
karbondioksida, oksigen dan uap air, dengan kondisi sulfur
dioksida yang masuk melalui difusi karena gradien konsentrasi
rendah SO2 dalam sel. Ketika SO2 dalam kondisi yang rendah
maka dtomata akan menutup sementara stomata akan
membuka ketika SO2 berada dalam kondisi tinggi. SO2 pada
kondisi ini menyebabkan stomata dapat membuka terus- Gambar 1. Lokasi pengambilan stomata di Jalan Kenjeran di depan
Premiere Print.
menerus sehingga menyebabkan sel penjaga di sekitar
epidermis rusak [10].
Pterocarpus indicus dapat membuat penyesuaian fisiologis 2. TPS Keputih Jalan Medokan Keputih (71740,9 LS,
terhadap tekanan lingkungan, yang muncul untuk 1124806,3 BT)
memungkinkan tanaman untuk meminimalkan kerusakan dari
polusi udara. Kenaikan terhadap proses fotosintetik tanaman
ini disebabkan oleh polusi udara hasil dari kompensasi
biologis. Dalam menanggapi polusi udara, sel-sel mesophyll
tanaman akan menjadi teratur, struktur ellipsoid kloroplas
hancur, dan dinding sel muncul menebal [11]. Kerusakan
sitologikal diinduksi polusi udara bisa dipengaruhi terutama
oleh perubahan di daerah palisade jaringan dan daun.
Angsana atau narra, sebuah pohon yang umum di Filipina
terkenal kayu berharga, juga menunjukkan sifat farmakologis.
Daun, kayu, kulit dan akar, dalam bentuk decoctions dan Gambar 2. Lokasi pengambilan stomata di TPS Keputih Jalan Medokan
ekstrak minyak mentah, menemukan aplikasi di common Keputih.
penyakit seperti bisul, borok, biang keringat, batu kandung
kemih, diare, disentri, sariawan dan luka sifilis [13]. 3. Jalan Manyar Kertoarjo (depan Gramedia) (71646.8 LS,
Penggunaan pohon angsana (Pterocarpus indicus) sebagai 1124548.7 BT)
tanaman peneduh di jalan ini dimungkinkan, karena pohon
angsana mampu berperan sebagai penyerap yang baik untuk
Pb [8].
3

Gambar 6. Lokasi pengambilan stomata di belakang Dokter Angka ITS.

3. Perumahan Dosen Blok X ITS (7.2890260 LS 112.7964853


BT)
Gambar 3. Lokasi pengambilan stomata di Jalan Manyar Kertoarjo
(depan Gramedia).

4. MERR Jalan Kedung Baruk (depan Anang Karaoke)


(7.311240 LS, 112.779857 BT)

Gambar 7. Lokasi pengambilan stomata di Perumahan Dosen Blok X


ITS.

4. Perumahan Dosen Blok G ITS (7.288298 LS, 122.794627


BT
Gambar 4. Lokasi pengambilan stomata di MERR Jalan Kedung Baruk
di depan Anang Karaoke.

Dan lokasi yang diduga sedikit tercemar yaitu diambil lokasi


di kampus ITS, diantaranya :
1. Taman Benzene Kimia ITS (7170.06 LS 112 4739.8
BT)

Gambar 8. Lokasi pengambilan stomata di Perumahan Dosen Blok G


ITS.

Pengambilan dilakukan pada pukul 07.00 pada lokasi di


kampus ITS dan pukul 09.00 di luar ITS. Sampel diambil
dengan mengambil beberapa daun pada salah satu cabang.
Kemudian daun dibersihkan dengan tissu. Hal ini bertujuan
Gambar 5. Lokasi pengambilan stomata di Taman Benzene Kimia ITS. untuk membersihkan permukaan daun dari kotoran dan debu
agar mudah dilakukan pengamatan. Daun yang telah
2. Belakang Dokter Angka ITS (71656.3 LS, 1124740.5 dibersihkan lalu dibuat preparatnya. Cara pembuatan preparat
BT) yaitu dengan mengoleskan kuteks bening pada bagian abaksial
daun. Dikarenakan pada bagian abaksial daun mengandung
lebih banyak stomata daripada pada bagian adaksial [14].
Digunakan kuteks karena kuteks mengandung alkohol yang
4

dapat memicu pembukaan pori-pori epidermis daun sehingga tergolong terdapat polusi udara, dikarenakan lokasi tersebut
saat diamati akan nampak lebih jelas[15]. Dipilih kuteks warna berada di pinggir jalan raya yang penuh dengan kendaraan
bening karena untuk mepermudah pengamatan. Lalu bermotor. Sehingga, diduga pengambilan stomata pohon
dikeringkan beberapa saat dan ditempeli dengan selotip. Angsana (Ptericarpus indicus) tersebut terpengaruh oleh gas-
Selanjutnya selotip ditarik dan ditempelkan pada gelas objek. gas hasil polusi udara.
Digunakan selotip karena dapat merekatkan lapisan epidermis 2. Belakang Dr. Angka ITS
daun, selain itu untuk merekatkan epidermis pada gelas objek. Lokasi pengambilan stomata berada di belakang Plaza Dr.
Pada pengamatan tidak digunakan penutup dikarenakan ojek Angka BAAK ITS. Stomata diambil di bagian abaksial daun
yang diamati telah melekat pada gelas objek [16]. Kemudian angsana. Lokasi pengambilan sangat rindang dan sedikit sekali
diamati menggunakan mikroskop. Diamati struktur stomata, terpapar polusi.
dihitung jumlah stomata dan presentase kerusakannya. Tiap 3. Perumahan Dosen Blok X
preparat diambil 3 ulangan dengan diamati 3 bagian preparat. Pengambilan stomata di perumahan ITS blok X, didepan
Setelah itu dibandingkan antara daun yang diambil di kampus rumah nomor X-5 terdapat pertigaan dan tempat motor.
ITS dan di luar ITS. Kondisi lingkungan di Perumdos ITS Blok X cukup bersih,
Rumus Perhitungan Densitas Stomata : sejuk, dan minim polusi karena jarang terdapat kendaraan
bermotor yang berlalu lalang.
4. Perumahan Dosen Blok G
Kondisi lokasi pengambilan sampel yaitu belum tercemar
Menghitung Luas Bidang Pandang (mm2) :
oleh polutan, ditandai dengan kondisi pohon yang tumbuh
subur dan daerah sekitar pohon dingin. Pohon Angsana
(Ptericarpus indicus) tumbuh di dekat Saluran air serta dengan
lingkungan yang rindang dan sangat jarang dilalui oleh
Keterangan : kendaraan bermotor.
: 3,14 5. Jalan Kenjeran ( depan Premiere Print)
Dob : Diameter lensa objektif Pengambilan stomata dilakukan di Depan Premiere Print
Pok : Perbersaran lensa okuler Kenjeran. Lokasi tersebut berada didalam wilayah yang
Pob : Perbesaran Lensa Objektif tergolong terdapat polusi udara, dikarenakan lokasi tersebut
berada di pinggir jalan raya yang penuh dengan kendaraan
Metodologi yang digunakan dalam analisis hasil bermotor. Sehingga, diduga pengambilan stomata pohon
pengamatan stomata adalah menggunakan metode pola Angsana (Ptericarpus ndicus) tersebut terpengaruh oleh gas-
pembahasan deskriptif. Dimana dalam hal ini, kita gas hasil polusi udara
menggunakan nilai-nilai dari data stomata terbuka, stomata 6. TPS Keputih Jalan Medokan Keputih
tertutup, dan stomata abnormal untuk dapat menarik Lokasi pengambilan berada di TPS (Tempat Pembuangan
kesimpulan mengenai kondisi wilayah pengamatan. Misalkan Sampah) Keputih. Pohon angsana yang daunnya akan diambil
suatu perbandingan jumlah stomata yang masing-masing untuk penelitian stomata, berada di dekat tumpukan sampah
diambil dari wilayah ITS dan non ITS menunjukkan non organik dan jalanan sekitarnya sering dilewati kendaraan
perbandingan bahwa pada wilayah ITS ditemukan stomata bermotor, selain itu lahan di daerah tersebut juga biasa dipakai
abnormal dan stomata tertutup dalam jumlah sedikit, untuk membakar sampah hingga mengeluarkan asap hitam.
sedangkan stomata terbukanya dalam jumlah besar, yang 7. MERR Jalan Kedung Baruk (depan Anang Karaoke)
dibandingkan dengan wilayah non ITS yang menunjukkan Lokasi pengambilan stomata dilakukan di perempatan
jumlah stomata abnormal dan stomata tertutup dalm jumlah MERR, menuju jalan baruk didepan pembangunan Apartemen
yang lebih banyak serta stomata terbuka yang lebih sedikit. Gunawangsa. Lokasi pengambilan sangat terik, ramai dengan
Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pada wilayah dengan lalu lalang kendaraan bermotor. Pohon Pterocarpus indicus
kondisi stomata abnormal dan stomata tertutup dengan jumlah terketak di pinggir jalan.
besar menunjukkan tingginya perncemaran udaranya di 8. Jalan Manyar Kertoarjo (Depan Toko Gramedia)
wilayah tersebut, sedangkan pada wilayah yang memiliki Lokasi pengambilan stomata berada dipinggir Jalan Raya
stomata terbuka dalam jumlah yang banyak menunjukkan Manyar Kertoarjo tepat di depan Toko Gramedia. Kondisi
bahwa paparan pencemaran pada wilayah tersebut tergolong lingkungan di Manyar Kertoarjo Seberang Gramedia panas,
kecil. dan banyak polusi karena banyak terdapat kendaraan bermotor
yang berlalu lalang.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi dari masing-masing lokasi pengambilan :
1. Taman Benzena Kimia ITS
Pengambilan stomata dilakukan di Depan Premiere Print
Kenjeran. Lokasi tersebut berada didalam wilayah yang
5

(c)

Gambar 9. Hasil pengamtan preparat stomata yang diambil di Jalan


Kenjeran depan Premiere Print pengulangan ke-2. A. Stomata tertutup. B.
Stomata Abnormal

Grafik rata rata densitas stomata

(d)

(a)

(e)

(b)

(f)
6

Berdasarkan hasil grafik diperoleh perbandingan bahwa


stomata terbuka untuk wilayah ITS memiliki rata-rata yang
lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah non ITS. Stomata
tertutup pada wilayah ITS memiliki rata-rata yang lebih rendah
dibandingkan dengan wilayah non ITS. Sedang stomata
abnormal rata-rata paling banyak ditemukan di wilayah non
ITS dibandingkan wilayah ITS. Hasil-hasil tersebut
menunjukkan pengariuh pencemaran udara yang besar
terhadap kerusakan stomata terjadi pada wilayah non ITS. CO2
diperlukan oleh sel penjaga untuk menghasilkan asam malat,
yang digunakan sebagai ion lawan ke K + , yang menyebabkan
(g) penutupan stomata tapi pembukaan disertai dengan
peningkatan jumlah malat pada sel penjaga. Pada saat
kandungan CO2 rendah, pembentukan asam malat di dalam
sitoplasma dapat ditransfer dengan cepat ke dalam vakuola
bersama dengan K +, itu adalah osmotik aktif. Sedangkan pada
saat kandungan CO2 tinggi, sebaliknya jumlah asam malat dan
H + dalam sel penjaga akan meningkat menjadi titik di mana
ada perlambatan dalam produksi malat [4]. Pada konsentrasi
CO2 juga dapat menyebabkan membesarnya ukuran sel
penjaga sehingga stomata akan sulit untuk membuka dan
melangsungkan transpirasi [18]. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pada wilyah yang terdampak pencemaran udara tinggi
(h) dengan kandungan CO2 tinggi dapat menyebabkan kerusakan
pada stomata karena terhambatnya proses terbukanya stomata.

IV. KESIMPULAN
Dari praktikum ekofisiologi stomata yang telah dilakukan
dapat disimpulkan, bahwa pencemaran udara berpengaruh
terhadap struktur dan mekanisme buka tutup stomata. Ini
ditunjukkan dengan perbedaan nilai hasil perhitungan densitas
stomata daun angsana (Ptericarpus indicus) dari lokasi yang
berbeda, yaitu dari lokasi yang berada didalam ITS dan berada
di non ITS dekat jalan raya. Nilai hasil perhitungan densitas
stomata tersebut menunjukkan densitas stomata terbuka pada
(i) lokasi yang berada di ITS lebih tinggi dengan nilai sebesar
Gambar 10. (a) Grafik rata rata densitas stomata terbuka di ITS. (b) 31,445, dari pada densitas stomata non ITS sebesar 19,54.
Grafik rata rata densitas stomata terbuka di luar ITS. (c) Grafik rata
rata densitas stomata tertutup di ITS. (d) Grafik rata rata densitas
Densitas stomata tertutup pada daun Ptericarpus indicus pada
stomata tertutup di luar ITS. (e) Grafik rata rata densitas stomata lokasi yang berada di ITS lebih rendah dari pada non ITS,
abnormal di ITS. (f) Grafik rata rata densitas stomata abnormal di luar yakni sebesar 31,435 dan 43,32. Sementara perbedaan nilai
ITS. (g) Grafik perbandingan rata rata densitas stomata terbuka di ITS
densitas stomata abnormal dari daun yang diambil di ITS dan
dan di luar ITS. (h) Grafik perbandingan rata rata densitas stomata
tertutup di ITS dan di luar ITS. (i) Grafik perbandingan rata rata non ITS yaitu sebesar 8,495 dan 18,705. Nilai densitas stomata
densitas stomata abnormal di ITS dan di luar ITS. abnormal lebih tinggi pada lokasi pengambilan non ITS dari
pada lokasi ITS.
Berdasarkan hasil grafik yang telah didapatkan diperoleh
hasil bahwa terdapat stomataterbuka, stomata tertutup, dan V. DAFTAR PUSTAKA
stomata abnormal. Stomata terbuka disebabkan oleh kenaikan [1] Lambers, H., Chapin, F. S., Pons, T. L. Plant
tekanan turgor yang disebabkan oleh masuknya air ke dalam Physiological Ecology. New York. Springer. (1998)
sel penjaga, sehingga terjadilah akumulasi ion kalsium pada [2] Ebbs, S. Plant Ecophysiology-Spring Semester. Available
sel penjaga yang berasal dari sel tetangga. Sedangkan stomata at :
tertutup disebabkan oleh peningkatan asam malat, setelah http://www.plantbiology.siu.edu/plb530/index_files/PLB5
terjadi proses pertukaran ion hidrogen saat akumulasi ion 30_Sp09.pdf
kalsium berlangsung [17]. Stomata abnormal memiliki ciri-ciri [3] Burghardt, M., and Riederer, M. Ecophysiological
warna lebih gelap, sel penjaga rusak, dan stomata tertutup saat Relevance of Cuticular Transpiration of Deciduous and
jam biologisnya terbuka Evergreen Plants in Relation to Stomatal Closure and Leaf
7

Water Potential. Journal of Experimental Botany. Vol. 54


No. 389 (2003).
[4] Mansfield, T. A. Hetherington, A. M., and Atkinson, C. J.
Some Current Aspects of Stomatal Physiology. Annu. Rev.
Plant Physiol. Plant Mol. Bioi. 41 : 55-75 (1990)
[5] Woodward, F. A. Stomatal Number are Sensitive to
Increase in CO2 from Pre-Industrial Levels. Nature. Vol
327
[6] Hotta, C. T., Gardiner, M. J., Hubard, K. E., Baek, S. J.,
Dalchau, N., Suhita, D., Dodd, A. N., and Webb, A. A. R.
Modulation of Environmental Responses of Plants by
Circadian Clocks. Plant, Cell and Environment. 30 : 333 -
349 (2007)
[7] Yakir, E. D. H., Harir, Y. And Green, R. M. Regulation of
output from the Plant Circadian Clock. Jerussalem.
Department of Plant Sciences and the Environment,
Institute for Life Science, Hebrew University. (2006).
[8] Martuti, N. K. T. Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran
Udara di Jalan Protokol Kota Semarang. Biosaintifika. 5
(1). (2013)
[9] Geissler , N., Sayed, H., Hans-Warner, K. Elevated
Atmospheric CO2 Concentration Ameliorates Effects of
NaCl Salinity on Photosynthesis and Leaf Struture of
Aster Tripolium L. Journal of Experimental Botany. Vol.
60 No. 1. 137 151. (2009)
[10] Kingston, C. E., Haworth, M., and Mcelwain, J. C.
Damage Structure in Leaf Epidermis and Cuticle as an
Indicator of Elevated Atmospheric Sulphur Dioxide in
Early Mosozoic Floras. Review of Palaeobotany and
Palynologyi. 208 : 25 42. (2014).
[11] Baek, S. G. And Woo, S. Y. Physiological and
biochemical responses of two tree species in urban areas
to different air pollution levels. Photosynthetica. 48 (1) :
23 29. (2010).
[12] Ragasa, C. Y., De Luna, R. D., and Hofilena, J. G.
Antimicrobial terpenoids from Pterocarpus indicus.
Natural Product Research: Formerly Natural Product
Letters. (2006).
[13] Adebooye, O. C., Hunsche, M., Noga, G., and Lankes, C.
Morphology and Density of Trichomes and stomata of
Trichosanthes cucumerina (Cucurbitaceae) as aff ected by
leaf age and salinity. Turk. J. Bot. 36 : 328 335. (2011)
[14] Camargo, M. A. B., And Morenco, R. A. Density, Size,
and Distribution of Stomata in 35 Rainforest Tree Species
in Central Amazonia. Acta Amozina. Vol. 41 (2) : 205
212. (2015)
[15] Mulyani, S. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta. Kanisius.
2006
[16] Salisbury, F. B., and Ross, C. W. Plant Physiology 3rd
edtion. California. Wadsworth Publishing Co.
[17] Franks, P. J., Leitch, I. J., Ruszala, E. M., Hetherington,
A. M., and Berling, D. J. Physiological framework for
adaptation of stomata to CO2 from glacial to future
concentrations. Phil. Trans. R. Soc. B. 367 : 537 546
(2012)

Anda mungkin juga menyukai