Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12

Penetrasi, Fertilisasi dan Perkembangan Embrio


Faishal Aliwardana ( 1513100031 )
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: faishalwardana@gmail.com

AbstrakPenetrasi adalah proses penembusan spermatozoa


ke dalam ovum. Untuk bisa masuk ke dalam sel telur,
spermatozoa harus melewati sel-sel kumulus, menembus zona
pelusida, dan selaput vitelin. Setelah spermatozoa masuk,
terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara inti sel telur dengan
inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru yang
disebut zigot. Dalam praktikum ini diamati
preparat
perkembangan embrio katak dan embrio ayam. Pada
praktikum ini didapatkan 5 fase perkembangan embrio pada
katak yaitu morula, gastrula, neurolasi, organogenesis dan
cleavage 2-16 sel. Tipe telur pada katak adalah telolesital dan
tipe pembelahannya holoblastik unequal. Tahap setelah
pembelahan adalah morula, blastula, gastrula, neurulasi, dan
organogenesis. Pada tahap pembentukan organ dari masing
masing lapisan embrio, pada ektodermal neural membentuk
otak, ektodermal somatik membentuk hidung, telinga, dan
mata. Pada endoderm membentuk saluran pencernaan, hati,
paru paru, dan pada lapisan mesoderm membentuk jantung,
pembuluh darah, dan sistem urogenital.
Kata Kunci Embrio, Fertilisasi, Ovum, Penetrasi,
Pembelahan.

I. PENDAHULUAN

ENETRASI adalah proses penembusan spermatozoa


ke dalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, terjadi
fertilisasi yaitu peleburan antara inti sel telur dengan
inti spermatozoa sehingga tumbuh menjadi individu baru
yang disebut zigot. Fertilisasi terjadi di dalam saluran
kelamin betina atau dalam tubuh disebut fertilisasi interna
dan apabila di luar tubuh (di dalam air) disebut fertilisasi
eksterna. Fungsi utama fertilisasi adalah untuk menyatukan
kumpulan kromosom haploid dari dua individu menjadi
sebuah sel diploid. Setelah terjadi tahap penetrasi,
kemudian terjadi fase pembuahan sel telur oleh sperma.
Pada fase pembuahan (fertilisasi), terjadi peleburan inti sel
telur dengan inti sel sperma (pronukleus jantan dengan
pronukleus betina). Hasil dari fase fertilisasi ini adalah
terbentuknya zygote. Dalam fase selanjutnya zygote
mengalami perkembangan menjadi individu baru melalui
proses pembelahan. Proses pembelahan yang terjadi pada
zygote meliputi morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurolasi.
Proses
pembentukan
blastula
disebut
blastulasi.
Berdasarkan bentuk dan susunan blastomernya, blastula
dibagi atas tiga macam yaitu : Coeloblastula, Discoblastula,
dan Stereoblastula. Blastula ini berasal dari telur
homolechital yang mengalami perubahan holoblastik tak
teratur, dan telur megalechital yang membelah secara
meroblastik [1].
Fase blastula, terbentuk dua lapis benih, yaitu epiblast
dan hypoblast. Pada gastrula dua lapis benih itu menjadi
tiga lapis: ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Dalam
proses gastrulasi terjadi berbagai macam gerakan sel di
dalam usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai

dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies


bersangkutan [1]. Neurulasi merupakan tahap pembentukan
bumbung neural dari embrio. Keping neural atau neural
plate tumbuh dari ectoderm saraf [2]. Periode ini diawali
dengan pembentukan neural plate dan diakhiri dengan
pembentukan bumbung neural. Pada tahap ini terjadi 3
proses utama yaitu:
1) Invaginasi : Gerakan mencekuk dan melipat
suatu
lapisan
2) Evaginasi : Gerakan menjulur suatu lapisan
3) Delaminasi :
Gerakan
memisahkan
diri
sekelompok
sel dari kelompok utama atau lapisan
asal [3]
Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat
tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal,
hati, dan sebagainya. Ektoderm akan mengalami
diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alatalat indera. Mesoderm akan mengalami diferensiasi
menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan
ovarium), alat peredaran darah , dan alat ekskresi [2]. Jadi
praktikum ini dilakukan untuk mengetahui urutan
fertilisasi dan tahap perkembangan awal embrio.
II.METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Perkembangan Hewan dengan mata
praktikum Fertilisasi, Penetrasi, dan Perkembangan Embrio
dilaksanakan di Laboratorium Botani dan Laboratorium
Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya pada hari Selasa, 28 Oktober 2014 pukul 07:00
WIB.
2.2 Alat dan Bahan
Peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang digunakan
dalam praktikum Fertilisasi, Penetrasi, dan Perkembangan
Embrio adalah preparat-preparat embrio katak, slide-slide
penetrasi, perkembangan embrio dan organogenesis ayam,
dan mikroskop compound.
2.3 Cara Kerja
Dalam penjelasan mengenai embrio katak, digunakan
metode pengamatan dan analisis di bawah mikroskop.
Pertama, preparat perkembangan embrio katak diamati
dengan menggunakan mikroskop compound dan
didokumentasikan. Karakteristik setiap fase perkembangan
embrio katak yang teramati dideskripsikan. Dalam
penjelasan
mengenai
penetrasi,
fertilisasi,
dan
perkembangan embrio ayam, digunakan metode presentasi.

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12


Slide-slide penetrasi, fertilisasi, dan perkembangan embrio
diamati. Tiap proses yang terjadi mulai penetresi hingga
fase akhir perkembangan embrio dijelaskan. Karakteristik
tiap-tiap fase perkembangan embrio dideskripsikan dan
pada proses pembentukan organ-organ dijelaskan secara
rinci.
III. PEMBAHASAN
3.1 Penetrasi dan Fertilisasi
Saat ovulasi, telur tertahan pada metafase pembelahan
meiosis kedua. Telur tersebut dikelilingi oleh lingkaran
proteinaseosa yang disebut zona pelusida. Sel granulosa
yang menempel pada permukaan zona pelusida dan
dikeluarkan bersama sel telur dari ovarium tetap menempel
sebagai kumulus. Sperma yang akhirnya membuahi sel
telur terlebih dahulu harus melewati lapisan-lapisan di
sekeliling telur sebelum dapat berpenetrasi ke dalam
membran sel telur. Oosit akan tetap hidup selama 6-24 jam
setelah ovulasi [5].
Saat koitus, jutaan sperma terdeposit pada vagina bagian
atas. Sebagian besar tidak pernah sampai pada tempat
fertilisasi. Sperma yang abnormal jarang dapat berhadil
melakukan perjalanan yang panjang ini dan bahkan
mayoritas spermatozoa yang sehat justru mati di tengah
jalan. Mayoritas sperma keluar dari vagina setelah
pengenceran semen. Hanya sebagian kecil sperma yang
masuk ke dalam serviks yang akan ditemukan dalam
hitungan menit setelah koitus. Di sini mereka dapat
bertahan hidup di dalam kriptus epitel selama beberapa
jam. Sperma tidak dapat melewati serviks menuju rongga
uterus bila mukosa serviks tidak dalam keadaan siap.
Keadaan ini biasanya didapatkan pada pertengahan siklus
ketika kada estrogen tinggi dan kadar progesteron rendah.
Estrogen melunakkan stroma serviks dan membuat sekret
serviks menjadi tipis dan encer. Progesteron menimbulkan
efek sebaliknya, yaitu suatu keadaan yang tidak cocok
untuk spermatozoa. Pada kondisi yang paling baik, sperma
membutuhkan 2-7 jam untuk bergerak melewati uterus
menuju tempat fertilisasi di dalam saluran telur [5].
Fertilisasi merupakan proses peleburan sel kelamin
jantan dan betina. Hasil fertilisasi adalah zigot. Zigot akan
berkembang melalui beberapa tahapan menjadi individu
baru dengan sifat genetik yang berasal dari kedua tetuanya.
Proses fertilisasi ada beberapa aktivitas, yaitu hubungan
(kontak) serta pengenalan sperma dengan sel telur,
pengaturan pemasukan sperma ke dalam sel telur,
peleburan bahan genetik dari sperma ke dalam sel telur,
dan aktivasi metabolik telur untuk memulai perkembangan
[4].
Menurut Adnan (2010) [6], fertilisasi pada berbagai jenis
hewan
dapat
dibedakan
berdasarkan
tempat
berlangsungnya, yaitu: (1) Fertilisasi secara eksternal
adalah fertilisasi yang berlangsung di luar tubuh induknya.
Jenis fertilisasi ini banyak dijumpai pada hewan-hewan
aquatik, antara lain berbagai jenis ikan, katak, dan
sebagainya. Pada hewan yang fertilisasinya berlangsung
secara eksternal, jumlah telur matang yang dihasilkan
dalam satu kali pemisahan berkisar antara ratusan hingga
ratusan ribu buah. Kenyataan ini sangat berkaitan dengan
berbagai resiko lingkunagn yang dialami oleh gamet
setelah dilepaskan dari tubuh induknya antara lain
perubahan lingkungan fisik, kimia, dan berbagai faktor
biologis lain seperti kemungkinan untuk mangsa oleh
predator. (2) Fertilisasi internal adalah fertilisasi yang

2
berlangsung di dalam tubuh induknya. Biasanya
menghasilkan telur yang matang dalam jumlah yang
terbatas dalam satu kali siklus reproduksi (sekitar 1-15
buah). Fertilisasi (pembuahan) merupakan suatu proses
penyatuan atau peleburan antara gamet jantan dengan
gamet betina sehingga membentuk zigot. Ketika terjadi
kopulasi maka sperma akan bergerak menuju tempat
pembuahan. Pergerakan sperma menuju tempat pembuahan
dibantu oleh adanya gerak antiperistaltik saluran kelamin
dan kayuhan silia dari uterus dan oviduk [7].
Tempat fertilisasi pada hamper semua ternak adalah
bagian awal ampula tuba falopii. Sewaktu masuk dalam
ampula, selubung ovum, zona pelusida, masih dikelilingi
oleh sekelompok sel-sel granulose yang masih disebut selsel cumulus. Pada ternak-ternak mamalia kecuali babi, selsel cumulus menghilang dari ovarium dalam beberapa jam
setelah ovulasi [4].
Tiga peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat
peningkatan kadar kalsium intraselular yang terjadi pada
oosit saat terjadi fusi antara membran sperma dan sel telur.
Membran sel telur berdepolarisasi, sehingga mencegah fusi
membran dengan spermatozoa lainnya. Hal ini disebut
sebagai blok primer terhadap polispermia. Blok ini
memastikan bahwa hanya pronukelus pria yang dapat
berfusi dengan pronukleus wanita dan menjaga keadaan
diploid pada zigot. Peristiwa yang kedua dikenal sebagai
reaksi kortikal. Granula-granula kortikal berada sedikit di
bawah membran membran sel telur, dan bersama dengan
reaksi kortikal ini mereka berfusi dengan membran dan
melepaskan isinya ke dalam zona pelusida. Reaksi ini akan
membuat zona menjadi keras dan mengganggu kemampuan
sperma lain untuk berikatan dengan zona-blok sekunder
terhadap polispermia. Peristiwa yang ketiga meliputi
dimulainya lagi pembelaha meiosis kedua dari sel telur.
Badan polar kedua terbentuk dan dan dikeluarkan dari sel
telur sehingga memastikan bahwa pronukleus wanita
bersifat haploid. Sekali lagi, hal ini akan menjaga zigot
tetap diploid. Setelah masuk ke dalam sel telur, sitoplasma
sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur dan
membran ini (nukleus) sperma pecah. Membran yang baru
terbentuk di sekeliling kromatin sperma membentuk
pronukleus pria. Membran ini oosit yang baru juga
terbentuk di sekeliling pronukleus wanita. Sintesis DNA
dimulai selama periode ini bersamaan dengan persiapan
pronukleus haploid untuk pembelahan mitosis pertama
zigot. Membran pronukleus pecah, kromosom induk
bergabung dan membentuk gelendong mitosis pada
metafase. Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom
memisahkan diri dan pembelahan sel pertama terjadi [5].
3.2 Perkembangan Embrio pada Ayam
Zigot Embrio Umur 18 Jam, Terbentuk primitive streak
yang merupakan bagian poestrior hewan dewasa, jadi
pertumbuhan janin terjadi sebelah anterior dari primitive
streak. Pada usia ini terlihat daerah gelap yang disebut zona
opacca dan daerah yang terang disebut zona pelucida.
Primitive streak adalah suatu daerah yang membelah secara
aktif. Di anterior primitive streak terdapat penebalan dari
nodes hensen. Setelah terbentuk primitive streak,
blastoderm bertambah lonjong, dan daerah di anteriornya
bertambah gelap, ini meruapakan daerah janin,sedangkan
daerah blastiderm di luar daerah ini adalah daerah ekstra
embrional yang akan membentuk alat-alat dan strukutur
janin sementara yang pada waktu menetas sebagian akan
hilang. Gelapnya daerah janin disebabkan karena
menebalnya tempat itu berhunung dengan terjadinya
notokord. Pada usia ini tumbuh somit yang pertama, dan

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12


selanjutnya somit ini akan tumbuh somit terus sepanjang
usia embrio. Tiap satu jamakan terbentuk somit, sehingga
dari sini dapat ditentukan usia embrio. Permulaan daerah
pembentukan daerah embrio yaitu dengan terbentuknya
keeping neural. Dari keeping ini terjadi lipatan neural.
Dalam hal ini lapisan anterior dari keeping neural
membentuk suatu peninggian dan tumbuh ke muka di atas
ektoderm [1].
Embrio Umur 24 Jam, Pada usia ini terbentuk 6 somit.
Khorda timbul di bawah lipatan neural pada sumbu tengah
embrio. Khorda ini tidak timbul karena delaminasi
mesoderm seperti pada diferensiasi di antara kedua lapisan
mesoderm. Mesoderm pada kedua belah notochord
berdiferensiasi mebnjadi somit-somit mesoderm, ini dapat
dibedakan adanya mesoderm dorsal yang lebih tebal dan
mesoderm lateral yang melebard di antara ektoderm dan
endoderm. Somit berikutnya di bentuk di belakang somit
terdahulu, somit yang paling depan adalah somit yang palig
tua.. Pada usia ini mulai terbentuk pembuluh darah yang
berasal dari zona opacca. Zona opacca menjadi bertambah
lebar, pada bagian postriotampak berbintik-bintik yaitu
pulau-pulau darah yang kelak akan menjadi sebagian besar
dari system pembuluh darah akstra embriobal. Zona opacca
yang berbintik-bintik sekarang disebut zona zona opacca
vaskulosa. Bintik-bintik tersebut disebabkan penebalan
setempat pada lapisan splanknis. Pulau-pulau darah
selanjtnya akan menjadi rongga dan terpisah menjadi
kumpulan sel sentral, sel ini kel;ak akan menjadi butir
darahyang mengandung hemoglobin, sedangkan sel periferi
yang tinggal akan membangun dinding pembuluh darah
yang disebut endhotelium. Dalampulau-pulau pembuluh
darah akn tejadi suatu jarigan pembuluh kapiler yang
disebut retikulum. Rongga di dalam pulau darah akan diisi
dengan plasma darah. Sistem pembuluh darah akan
berlangsungsampai usia eram 72 jam. Pada usia ini juga
berlangsung system pencernaan yangberlangsung sampai
usia 96 jam eram. Lipatan kepala dari embrio dibangunkan
oleh semua lapisan embrional, karena bagian kepala
terangkat dari blastoderm, maka endoterm turut maju ke
muka. Dengan demikian entoderm merupakan suatu
bumbung di dalam lipatan kepala. Bagian terbuka yang
berhubungan dengan yolk ialah usus tengah. Usus belaang
dibentuk dengan cara yang sama dengan usus depan. Pada
bagian yang paling anterior, endoderm yang dari usus
depan bersentuhanlangsung denagn ectoderm dan tidak
dihalangi mesoderm. Bagian ini yang dinamakan pelat
oral. Dalam ektoderm yang dibatasi dari usus depan oleh
selaput tipis dinamakan stomodeum yang nantinya akan
membentuk mulut dan rongga mulut. Setelah membran
tadi menembus akan berhubungan dengan farings. Usus
tngah terbuka pada bagian ventralnya, karena tidak
mempunyai dinding bawah. Pada janin 24 jam lipatan
neural telah mendekat satu sama lain. Persatuan lipatan
neural pertama-tama terjadi mulai somit pertama. Dalam
pada itu primitive streak terus menghilang [2].
Embrio Ayam 33 Jam, Pada usia ini embrio terbentuk
mata dan otak yng erlangsung sampai usia 72 jam.
Bumbung neural awalnya terbentuk lurus, selanjutnya
menggelembung berkonstruksi membentuk ruangan
ventrikel otak dan sum-sum tulang belakang. Bagian
anterior membentuk tiga vesikula yaitu prosensefalon (otak
depan), mesensefalon (otak tengah) dan rhombensefalon
otak belakang). Prosensefalon mengalami penonjolan pada
kedua sisi lateral membentuk vesikula optik. Otak depan
terbagi lagi menjadi telensefalon dan diensefalon.
Telensefalon akan berkembnag mebnjadi serebrum.
Diensefalon
akan
berkembangmenjadi
thalamus,

3
hipotalamus, dengan hipofisa dan epifisa anterior.
Mesensefalon tidak berubah dengan rongganya menjadi
aquaduct serebral. Rhombensefalon berdiferensiasi menjadi
metensefalon yang kelak menjadi serebelum. Selain itu
rhombensefalon yang berdiferensiasi miensefalon yang
kelak menjadi medu;la oblongata. Optic vesikel setentang
dengan lens pit, sepasang kanan kiri otak. Mula-mulaoptic
vesicle mempunyai hubungan dengan diensefalon disebut
optik stalk. Kemudian bagian terluar mengadakan
invaginasi lens pit ke arah luar, terbentuk optik cup yang
terdiri dari dua lapis sel. Lapisan terluar disebut lapisan
berpigmen, sebelah dalam lapisan retina. Lapisan
berpigmen tumbuh menjadi lapisan koroid, sedangkan
lapisan retina menjadi lapisan definitive. Optik stalk
kemudian menyusl menjadi syaraf mata. Lens pitterus
invaginasi membentuk lens vesicle. Vesikula optik
berinvaginasi dan berbentuk cawan yang dinamanakan
cawan optik. Dihadapan mulut cawan, terjadi kantong
lensa, yaitu suatu badan bundar kosong yang terjadi dari
penebalan ektoderm dan kelak berdiferensiasi menjadi
lensa. Sel-sel mesenkim menyelaputi optik cup
menghasilkan vaskulosa chooidea, sclera, kornea, dan
cairan humor aqueos dan humor vitreus. Otot-otot tumbuh
dari sel-sel mesenkim. Iris tumbu dari optik cup [2].
Embrio Ayam Usia 48 jam, Janin pada usia ini akan
membentuk hidung dan telinga sampai usia eram 72 jam.
Di samping itu juga berbentiuk hati yang berlangsung
sampai usia 96 jam. Telingan terdiri dari telinga luar,
tengah dan dalam. Plakode telinga berasal dari invaginasi
ectoderm yang menjulur ke dalam dermis sekitar
romosefalon. Invaginasi ini menghasilkan gelembung bakal
telinga yang kemudian lepasdati epidermis kulit. Plakode
telinga tengah ini berkembang menjadi telinga tengah dan
telinga dalam. Telinga luar yang lebih dikenal sebagai daun
telingan bearasl dari 5-7 titi tumbuh epidermis di sekitar
tempat plakode telinga dalam. Titik tumbuh itu
berkembang menjadi dentik-detik epidermis. Dalamproses
pembentukan daun telinga, mesenkim yang ada di antara 2
lapis epidermis yang membentuk daun telingan
berditerensiasi membentuk tulang rawan endokonral.
Perkembangan hati bermula dari tonjolan di sebelah ventral
usus di daerah gerbang usus anterior. Jendolan ini juga
disebut diverkulum hati. Jendolan karnial bercabang dan
membentuk epitel sel hati. Pembuluh darah vena porta dan
vena hepatica mengadakan proliferasi dan berpasangan
pada parenkim hati. Di antara parenkim hati terdapat
rongga sinusoid. Hati terbagi-bagi menjadi lobulus hati
oleh sel sepitel hati. Diverkulum hati bagian cranial
terbentuk ductus koledikus. Hati berkembang relatif cepat,
mula-mula ada dua lobus di kanan dan di kiri yang sama
besar. Adanya lambungdi bagian abdomen kiri
menghambat perkembangn lobus kiri sehingga besarnya
tidak sama. Janin usia 72 jam terbentuk paru-paru sampai
usia 96 jam, dan juga terbentuk pancreas. Di samping itu
juga mengalami lanjtan pembentukan item peredaran
darah. Pankreas dibentuk dari divertikulum yang berasal
datri sebelah dorsal dan ventral saluran pencernaan tpat di
sebelah caudal kantong empedu. Paru-paru berasal dari
saluran pencernaan. Bagian tengah farings keluar alas
laringo trachea yang akan tumbuh ke ara ventral, alur
laringotrakea bercabang dua, batas permukaan trakea,
bronki, dan saluran alveolus paru-paru berasal dari
endoderm. Bronkus primer sebnelah kanan bercabang
menjadi 3 buah, masing-masing cabang bronkiolus apical,
tengah, dan bawah. Dari bronkus kiri bercabang kiri yaitu :
brunkus atas dan bawah. Dari kelima bronkus ini
bercabang lagi membentuk bronkiolus. Percabangan yang

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12


kecil menjadi bronkiolus respiratorius. Terakhir saluran
kecil disebutsaluran ductus alveolaris yang ujungnuya
berbentuk kantung disebut alveolus. Jaringan paru-paru
yang sebelumnya yang berbentuk kelenjar segerav
berubahmebnjadi jaringan yang banyk udara. Vaskularisasi
di sekitar alveolus menjadi banyak. Percabgan di sibni
tergantung pada interaksi dengan mesenkim yang ada di
sekelilingnya. Perkembangan jantung diawalideangan
penebalan splanchnic mesoderm di daerah anterior
intestinal poirtal, yaitu daerah yang membuka ke arah usus
tengah dari usus depan. Dari penebalan tersebut akan
terbentuk epimorkadiumdan endokardium yang nantinya
merupakan dinding dari tabung jantung. Selanjtnya
terbentuk dua buluh jantung yang akhirnya bersatu tepat di
sebelah yolk stalk. Sinus venusus dan atrium akan dibentuk
pada daerah dimana kedua vena omfalomesenterika
bersatu. Fleksura jantung yang menonjol lke kanan akan
menjadi ventrikel. Dibentuk bulbus arteiosus di belakang
trunkus arteiosus. Pada akhir minggu pertama telah terjadi
pembagian ventrikel kanan kiri. Bulbus terbagi atas dua
pembuluh, yang satu keluar dari ventrikel kiri dan yang
lainnya akan keluar dari ventrikel akanan. Pada waktu
embrio arteri pulmonalis masih dihubungkan dengan otot
oleh duktus bothali [3].
Pada usia ini terbentuk system urogenital, di samping itu
juga terus melanjutkan sistem pencernaan. Bakal alat
genitalia mula-mula berpisah dai bakal ginjal pada
mesomere. Badamn genital ke arah median embrio, bakal
ginjal di lateral. Bakal genital disebit genital ridge,
menonjol ke peritoneum diventral, Seangkan bakal ginjal
disebut nefrotum. Ada tiga perkembnagan tpe-tipe ginjal
mulai dati yang paling primitif sampai yang paling maju
sampai
pronefros,
mesonefros,
dan
metanefros.
Pembentukan system genitsl merupakan suatu rangkaian
pembentukan gonad yang bearsal dari mesonefros.
Permukaan metromedial mesonefros mengalami penebalan
membnetuk pematang gebital yang membujur anteto
postrior setta menonjol ke dalam coelom. Pematang genital
terdiri atas mesenkim dan epitelium. Epitel pematang
genital menebal dan tumbuh menjadi epitel germinal.
Proliferasi epitel germinal ke arah dalam dan membentuk
pita-pita seks primer. Bila embrio merenggang datipada
yolk maka saluiran pencernaan akan menyerupai bentuk
bumbung, kecuali umbilicus yang masuh tetap membuka.
Lebih daripaad itu, bagian-bagiannya menalami difrensial
dan diperkirakan sudah menempati posisi permanen di
dalam rongga tubuh. Selama perubahan ini usus bergerak
menjauh dari lokasi asalanya ke bawah notochord, dan
diikatkan oleh mesenterium dorsal pad atap dinding tubuh.
Mesenterium ini dibangun oleh mesoderm solankhnis [3].
Pada janin ayam terdapat empat macam selaput embrio,
yaitu lantois, kantong yolk, amnion dan erosa. Pada waktu
menetas, amnion san serosa hilang seluruhnya, juga alntois
sebagian besar hilang, sedangkan kantong yolk dibutuhkan
pada dinding usus halus. Alontois mulai terbentuk pada
janin ayam umur 27 jam pengeraman, terjadi sebagian
suatu divertikulum pada dasar usus belakang di daerah
kloaka yang mula mula menyerupai kantong dan tumbuh
cepat sekali. Diwaktu janin tumbuh, yolk akan dicerna,
maka kantong yolk akan bertambah kecil; dua sampai tiga
hari sebelum menetes, kantong yolk telah hampir semua
maksud dalam jaringan janin. Amnion adalah selaput yang
membungkus janin sehingga tidak berhubungan langsung
dengan sekitarnya. Didalam rongga amnion terdapat cairan
amnion. Serosa tumbuh sekitar kantong yolk dan
membungkus seluruh kantong tersebut, lalu melekat pada
cangkang tekur. Selanjutnya dinding lantois bersatu dengan

4
lapisan mesoderm somatik dari serosa, merupakan suatu
struktur yang disebut alantokorion dengan kapiler-kapiler
darahnya [2].

Gambar 1. Perkembangan embrio ayam; (A) perkembangan embrio ayam


pada tahap pembentuka primitive streak setelah sekitar 18 jam inkubasi, HN
menunjukkan Hensen node yakni jaringan penyelenggara pada awal embrio
ayam dan PS menunjukkan primitive streak ; (B) embrio ayam dalam telur
setelah inkubasi 4 hari, e: mata, h: jantung, w: sayap, l: kaki, dan a: allantois;
(C) pembentukan kerangka tulang rawan embrio ayam setelah 5-5,5 hari
inkubasi (sebelum pengerasan kerangka).
Sumber gambar: Davey, 2007 [9]

Gambar 2. Genomic dalam perkembangan embrio ayam; (A) embrio normal


sebelah kiri, dan embrio taplid 3 sebelah kanan setelah lima hari inkubasi; (B)
penampang neural tube atau tabung neural setelah tiga hari inkubasi; (C)
embrio yang membangun electroporated ke dalam tabung neural; dan (D)
sebuah dahan embrio normal yang wilayah polarisasi.
Sumber gambar: Davey, 2007 [9]

3.3 Perkembangan Embrio pada Katak


Fertilisasi katak terjadi secara eksternal, yaitu terjadi
pembuahan diluar tubuh betina, yang biasanya terjadi di
tempa-tempat berair. Hanya satu sperma yang dapat masuk
dan membuahi sel telur, dan ini terjadi pada bagian kutub
animal. Telur telolecithal pada katak yang telah dibuahi
membelah secara radial simetris dan bertipe pembelahan
holoblastik. Telur ini mempunyai banyak yolk yang
terkonsentrasi pada bagian vegetal, hal ini mengakibatkan
pembelahannya terhambat, oleh sebab itulah pembelahan
awalnya terjadi pada kutub animal dan membelah secara
membujur (meridional) yang kemudian secara perlahan
akan turun ke daeral vegetal. Unequal holoblastik ini
membuktikan telah terdapatnya dua sel embrio yang utama,
yaitu daerah yang sangat cepat membelah (animal pole)
dan daerah yang membelah dengan lamban (vegetal pole).
Selama proses cleavage ini, bagian kutub animal akan
mempunyai banyak blastomer yang kecil-kecil, sementara
pada bagian vegetal akan mempunyai sedikit blastomer,
namun dengan ukuran yang besar [10].
Pada amphibi, embrio dengan jumlah sel 16 sampai 64
disebut dengan morulla. Pada embrio dengan jumlah 128
sel akan terdapat blastocoel (rongga) yang disebut proses
blastula. Blastocoel ini terbentuk dari alur pembelahan awal
sel yang terdapat cekungan di daerah animal pole sangat
kecil yang disebut intercellular cavity, yang akan
membesar selama proses pembelahan selanjutnya hingga
membentuk rongga (blastocoel). Hasil dari pembelahannya,

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12


kemampuan adhisi-adhisi dari sel blastomer satu dengan
yang lain akan semakin bertambah dam mereka akan
menysun dirinya untuk membentuk suatu epithelium sejati
yang disebut (blastoderm). Blastoderm akan menyisakan
dua sel yang tebal yang berada pada animal pole yang
selanjutnya akan membentuk semacam atap dari
blastocoels. Bagian sisi dan lantai blastocoels terisi oleh
multilayered blastoderm dari makromer kuning telur yang
besar. Embrio yang berisi rongga blastocoels dan
mempunyai blastomer ini adalah fase blastula pada katak
[10].
Gastrulasi pada katak dimulai pada sisi dorsal, sedikit
dibagian bawah equator (grey crescent), disinilah sel
marginal endoderm tenggelam kedalam embrio dan
embentuk sebuah celah yaitu blastopore. Pada gastrula juga
terbentuk invagination zone, yaitu daerah yang mengalami
invaginasi
(pelekukan
kedalam)
pada
bagian
endodermalnya, tepatnya dibagian bawah mulut blastopore
[11].

5
mesoderm hadir terlebih dahulu; dan (C) akhir gastrulasi.
Sumber gambar: Schile, 2001 [12]

IV. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil praktikum Penetrasi, Fertilisasi
dan Perkembangan Embrio ini adalah mekanisme
perkembangan embrio diawali dari adanya penetrasi
dimana penetrasi merupakan proses penembusan
spermatozoa ke dalam ovum, Setelah spermatozoa masuk,
terjadi fertilisasi yaitu peleburan antara inti sel telur dengan
inti spermatozoa, setelah terjadi peleburan terjadi
pembelahan sel secara mitosis, lalu menjadi tahap blastula,
gastrula, neurulasi, dan organogenesis. Pada tahap
pembentukan organ dari masing masing lapisan embrio,
pada ektodermal neural membentuk otak, ektodermal
somatik membentuk hidung, telinga, dan mata. Pada
endoderm membentuk saluran pencernaan, hati, paruparu,
dan pada lapisan mesoderm membentuk jantung, pembuluh
darah, dan sistem urogenital.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]

Gambar 3. Sketsa gerakan internal selama gatrulasi. (A-C) Pandangan


midsagital; (D-F) perilaku mesoderm.
Sumber gambar: Keller, 1991 [11]

W. Yatim. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung (1994).


E. W. Ferial. Biologi Reproduksi. Jakarta: Penerbit Erlangga (2013).
G.H. Fried, dan G.J. Hademenos. "Biologi Edisi Kedua". Jakarta:
Penerbit Erlangga (2006).
[4] A.P.D. Nurhayati. Diktat Perkembangan Hewan. Surabaya: ITS Press
(2004).
[5] L.J. Heffner, dan D.J. Schust. "At a Glance Sistem Reproduksi Edisi
Kedua". Jakarta: Penerbit Erlangga (2006).
[6] Adnan. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
UNM (2010).
[7] B. Akbar. Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif yang
Berpotensi Sebagai Bahan Antifertilitas. Jakarta: Penerbit Adabia Press
UIN Syarif Hidayatullah (2010).
[8] Sugiyanto. Perkembangan Hewan. Yogyakarta: Fakulatas Biologi
UGM (1996).
[9] M.G. Davey, dan C. Tickle. The Chicken as a Model for Embrionic
Development. Cytogenet Genome Research. (117):231-239 (2007).
[10] K.V. Sastry, dan Shukal. Developmenal Biology. India: Rastogi
Publication (2007).
[11] R.E. Keller. Early Embryonic Development. Methods in Cell
Biology: Xenopus laevis: Practical Uses in Cell and Molecular
Biology. San Diego: Academic Press (1991).
[12] A.J. Schile. Using Optical Coherence Microscopy to Study Early Frog
Development [Senior Thesis]. Harvey Mudd College (2001).

Gambar 4. Fragmentasi blastocoel. (A dan B) Adanya kantong blastocoel


(panah).
Sumber gambar: Schile, 2001 [12]

Gambar 5. (A) Sebelum gastrulasi, hanya blastocoel; (B) hasil gastrulasi,

Tabel Pengamatan
No.

Gambar Pengamatan

Gambar Literatur

Tahapan

Keterangan

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12

6
Gambar embrio

1.

umur 35 jam
2

1.

Somite

2.

Neural
Tube

3.

Foregut

1.

Somites

2.

Neural

1
(Davey and Ticle,2007)
Gambar embrio 42

jam
2

Tube

(Davey and Ticle,2007)


Gambar embrio 48

1.

Somites

1.

Telensefalo

jam

(Davey and Ticle,2007)


Gambar embrio 53

jam

n
2.

Somites

3.

Mesensefal
on

1
2
3
(Davey and Ticle,2007)

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12

7
Gambar embrio 56

jam

1.

Somites

2.

Telensefalo
n

3.

Mesensefal
on

(Davey and Ticle,2007)


Gambar embrio 96

jam

1.

Optic cup

2.

Ventrikel

3.

Kuncup

1
2

ekor
4.

Kuncup
lengan

(Davey and Ticle,2007)

1)
No.
1.

Tabel Pengamatan Awetan Embrio Katak


Gambar Pengamatan

Tahapan
Tahapn pembelahan 2 sel

Keterangan
1.

Pembelahan 2 sel
2.

Epidermis

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12

Tahapan pembelahan 4 sel

Tahapan pembelahan 6 sel

1.

Pembelahan 4 sel

1.

Terjadi
pembelahan

menjadi 6 sel

Tahapan morula

1.

Adanya

pembelahan pada
sel menjadi
banyak

Tahapan blastulasi

1.

pembentukan

Tampak
blastocoel

2.

Animal pole

3.

Vegetal pole

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12

9
Tahapan gastrulasi

Tampak adanya
pembagian tiga lapisan
embrionik

1.

Ektoderm

2.

Mesoderm

3.

Endoderm

2
3

Tahapan neurulasi awal

1.

Terbentuk adanya
neural plate

1
2.

Neural pore

Tahapan neurulasi akhir

1.

Pembentukan
neural tube

DISKUSI
Diskusi embrio katak :
1. Mempunyai deutoplasma banyak, sedikit inti dan sedikit sitoplasma yang menempati hanya daerah puncak kutub
animal. Inti sel telur cenderung berbentuk bulat dan inti sel sperma berbentuk lonjong dan pipih
2.
a. Perbesaran 40x
Fase Embrio 2 sel : Pada tahap ini masih terjadi pembelahan awal dimana terdapat alur membujur pada bagian kutub
animal yang membelah sel menjadi dua bagian.
b. Perbesaran 40x Fase Embrio 4 16 sel: Setelah pembelahan awal, maka selanjutnya diikuti oleh pembelahan kedua pada
bagian animal pole yang membelah pada bagian sisiagak ke kanan dari pembelahan awal.
c. Perbesaran 40x Fase 16 64 sel: Merupakan tahap morulla pada katak, terbentuk intercellular cavity pada daerah
animal pole.
d. Perbesaran 40x Tahap Morulla: Pada katak, tahap morulla berawal dari pembelahan 16 sampai 64 sel. Rongga
intercellular cavity membesar seiring dengan bertambahnya jumlah pembelahan yang menyiapkan terbentuk blastocoels.
e. Perbesaran 40x Tahap Blastulasi: Terlihat fase fate map pada blastula, yaitu terbentuknya calon calon pembentuk
organ. Seperti mesoderm dan endoderm.
f. Perbesaran 40x Tahap Gastrulasi: Terjadi invaginasi pada endoderm yang melekuk masuk kedalam blastula.
g. Perbesaran 40x Tahap neurolasi: Terlihat telah terbentuk neural plate pada bagian animal pole.
3. a fase morula : telur terus membelah secara berulang-ulang dan melalui berbagai bidang pembelahan sehingga terbentuk
suatu bola padat yang pejal.

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12

10

b fase blastula : telur terus membelah dan sel-sel di bagian dalam rontok membentuk blastocoel sehingga terbentuk bola
padat berongga
c. fase gastrula : telur mengalami berbagai perpindahan sel menuju tempatnya masing-masing sesuai bakal alat yang
dibawanya membentuk 3 lapis benih serta terjadi pelekukan akibat aktivitas pada fase gastrula ini
d. fase neurulasi : telur berbentuk agak memanjang dengan penonjolan pada daerah dorsal akobat lempeng-lempeng neural
4. Pada katak tidak jelas adanya blastomer bentuk morula. Karena blastomer terdiri dari berpuluh-puluh sel secara berangsur
terbentuk rongga di bagian tengah yang makin lama makin membesar . rongga tersebut berisi cairan
5. Karena pada embrio katak sudah terdapat cadangan makanan sehingga nutrisinya telah terpenuhi.
Diskusi Laporan akhir
1. Sperma menembus zona pelusida , kemudian sperma bertaut pada vitellus, dan terjadi fast bloking untuk menghindari
bterjadinya polysperma. Sperma yang berhasil masuk, kepala sperma terambil ke dalam vitellus. Sperma dalam vitellus
tersebut kepalanya membengkak sehingga volume vitellus berkurang . Pronuklesi jantan dan betina mulai berkembang
dan ketika sudah berkembang sempurna terdapat banyak nuklei, setelah itu terjadiilah fertilisasi.
2. Setelah terjadi fertilisasi, ovum membentuk membran pembuahan, metabolisme meningkat hebat, ooplasmanya makin
kental sampai agak gel, organel untuk sintesa protein mulai disiapkan dan bekerja.
3. Tabel. Proses dan karakter fase perkembangan embrio
Tahapan Ciri-ciri
Telur sebelum dibuahi Sel telur diliputi selaput beupa lendir, memiliki kutub vegetal dan animal, bagian kuning telur
menjadi bagian ventral tubuh embrio, memiliki polaritas dan bentuk bilaterl simetri
Telur
(tahap penetrasi)
Telur berwarna kuning dengan banyak butir-butir lemak serta berbentuk bulat penuh (telur masak)
Zigot Merupakan bentuk penyatuan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina
Morula
berupa bola padat yang masif dan terdiri dari sel-sel yang membelah
Blastula Bola berongga terdiri dari sel-sel yang membelah
Gastrula Bola berongga ( sempit yang mana sel-sel disekelilingnya telah menempati temoatnya masing-masing dan
mengalami evolusi
Neurula Pada bagian dorsal terbentuk tonjolan notochord sebagai calon tulang punggung dan penonjolan lain akibat
lempeng-lempeng neural yang berkembang
4. Tipe pembelahan:
1. Meroblastik, merupakan tipe pembelahan yang hanya terjadi paca kutub vegetal, sedangkan yolk tidak mengalami
pembelahan. Lapisan yang terbentuk dalam pembelahan ini adalah ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
2. Holoblastik, merupakan tipe pembelahan yang terjadi pada kutub animal. Lapisan yang terbentuk dalam pembelahan
ini adalah, endoderm, mesoderm, dan ektoderm
5. Pembentukan mata :
Prosensefalon bagian posterior mengalami enonjolan ke arah lateral membentuk vesikula optik
Vesikula optik kontak dengan ektoderm dan menginduksi ektoderm membentuk plakode lensa
Plakode lensa menginduksi balik ke vesikula optik dan menyebabkan terjadinya perubahan pada vesikula optik
Invaginasi vesikula optik membentuk cawan optik dengan dinding rangkap
Hubungan antara cawan optik dan otak menyempit menjadi tangkai optik
Pembentukan telinga :
Plakode telinga tengah berasal dari invaginasi ektoderm yang menjulur ke dalam dermis sekitar rombensefalon.
Invaginasi ini menghasilkan gelembung bakal telinga yang kemudian lepas dari epidermis kulit. Plakode tengah ini
berkembang jadi telinga tengah dan dalam. Telinga luar berasal dari 5-7 titik tumbuh epidermis disekitar tempat plakode
telinga dalam. Titik tumbuh tersebut berkembang menjadi jentik-jentik epidermis.
6. Organogenesis hati : Tumbuh berupa evaginasi medio-ventral foregut yang berbatasan dengan midgut. Bagian
posterior kemudian membuat diventrikulum untuk menjadi vesica fellea. Vena vitellin akan memasuki dan bercabang
halus dalam hepar yang sedang tumbuh ini. Pankreas tumbuh berupa 1, 2, atau 3 evaginasi dekat evaginasi bakal hepar.
Kuncup hati (endoderm) / divertikulum hati berkembang dari bagian terminal forgut (di bagian kaudal lambung) selama
pertengahan minggu ketiga. Divertikulum hati merupakan tabung endoderm yang memanjang dari usus depan ke
mesenkim di sekitarnya (mesoderm kardiogenik). Kuncup ini yang berisis sel yang berproliferasi, bercabang dan
membentuk epitel glandular hati tumbuh ke dalam septum transversum (mesodermal). Pembentukan paru paru :
Bagian tengah farink keluar alas laringotrakea yang akan tumbuh ke arah ventral. Alur laringotrakea bercabang dua.
Batas permukaan trakea, bronki dan saluran alveolus paru-paru berasal dari endoderm. Percabangan dari saluran-saluran
disini tergantung pada interaksi dengan mesenkim yang ada disekelilingnya.

Laporan Praktikum Perkembangan Hewan Kelompok 12

11

7. Jumlah somit dapat digunakan dalam penentuan umur embrio : Somit disebut juga mesoderm dorsal atau epimer.
Mula-mula ditemukan jaringan mesoderm yang terletak di sepanjang tubuh dan dekat sumbu badan. Pada ayam dan
beberapa vertebrata lain embrio dalam stadium plat neuralis, jaringan somitnya berada di bawah plat neuralis. Somit
dengan notochord disebut mesoderm notochord. Somit terbentuk pertama pada usia 19 jam eram dan selanjutnya tiap jam
akan tumbuh satu somit, sehingga dapat ditentukan usia embrio. Segmentasi somit semakin banyak sesuai dengan umur
embrio.
8.

Gerak rotasi : gerakan otot yang membuat anggota badan menjadi lurus.
Gerak fleksi : gerakan otot yang menyebabkan pembengkokan badan.

9. Pembentukan jantung
Mesoderm bakal jantung terdapat pada kedua sisi sumbu embrio yang merupakan bagian dari mesederm splanknik
Setelah bagian ventral berhubungan dengan endoderm dan membentuk usus depan embrio, sel-sel mesoderm splanknik
bakal jantung melepaskan diri dan membentuk sepasang tabung yang dibatasi oleh endokardium
Sisa mesoderm splanknik bakal jantung saling berdekatan dan membentuk epimiokardium
Jantung pada awalnya merupakan tabung yang lurus yang mengalami perubahan dengan berbagai cara yaitu :
a. Tumbuh ke depan
b. Membelok ke bawah dan kanan
c. Membelok ke kiri
d. Membentuk huruf S
Pada beberapa tempat terjadi konstriksi dan menggelambung terbagi menjadi 4 bagian utama yaitu :
1. Sinus venosus, diposterior
2. Atrium, pada belokan pertama
3. Ventrikel, pada bagian yang turun
4. Trunkus arteriosus

Anda mungkin juga menyukai