Anda di halaman 1dari 2

GENETIKA II KELOMPOK 4: 1. 2. 3.

AMIRUL HASAN PRISTIANA AFH ESTER MAYA GENETIKA POPULASI Dua Model Struktur Populasi 207341409186

17 Nopember 2009

Dua hipotesis yang saling bertentangan dikembangkan selama tahun 1940 sampai tahun 1950 sebagai masa pengembangan struktur genetik pada populasi. Model klasik menyatakan bahwa terdapat sangat sedikit variasi genetik, sedangkan model balance menyatakan bahwa terdapat sejumlah besar variasi genetik. Tabel frekuensi alel berdasarkan pengamatan pada lokus Lap-5 populasi D. willistoni Alel 98 100 103 Total Nomor 62 596 342 1000 Frekuensi 0.062 0.596 0.342 1000

Menurut model klasik, gene pool (total gen dalam 1 populasi) dari populasi terdiri dari sangat banyak loci, dari alel wild type (normal) dengan frekuensi mendekati satu yang ditambah beberapa alel pengganggu yang muncul akibat mutasi, tetapi frekuensinya sangat rendah karena telah melalui seleksi alam. Sebuah tipe individu homozigot memiliki alel wild type yang letaknya berdekatan pada setiap lokus, tetapi pada beberapa loci kemungkinan heterozigot terdiri dari alel wild (normal) dan alel mutan. Alel yang normal, genotip idealnya terdapat pada individu homozigot dengan susunan alel tipe wild pada setiap lokusnya. Evolusi mungkin terjadi karena alel yang unggul muncul akibat mutasi. Mutan yang menguntungkan atau unggul akan bertambah frekuensinya akibat seleksi alam dan menjadi alel wild type yang baru dimana alel wild type aslinya telah tereliminasi atau tereduksi sehingga menjadi rendah frekuensinya. Menurut model balance di sana jarang bahkan tidak ada satu pun alel wild type. Agaknya pada kebanyakan loci, gene pool terdiri dari sebuah susunan alel yang

frekuensinya beragam. Oleh karena itu, individu yang heterozigot memiliki proporsi yang besar pada loci ini. Tidak ada satu pun normal atau pun genotip ideal, bahkan pada populasi yang terdiri dari susunan genotip yang berbeda satu dengan lainnya pada kebanyakan loci tetapi dapat beradaptasi dengan baik pada kebanyakan lingkungan yang ada di sekitar populasi tersebut. Model balance menganggap bahwa evolusi adalah sebuah proses perubahan yang sangat besar pada frekuensi dan jenis alel pada kebanyakan loci. Alel tidak terisolasi agaknya, bahkan ketahanan pada sebuah alel bergantung pada alel lainnya yang berada pada genotip tersebut. Seperangkat alel-alel pada sebuah lokus beradaptasi dengan sebuah alel pada loci lainnya, karena itu perubahan alel pada suatu lokus akan menstimulasi perubahan alel pada loci lainnya. Bagaimana pun juga, seperti model klasik, model balance sepakat bahwa kebanyakan mutan-mutan berada pada kondisi yang merugikan bagi pembawanya dan alel pengganggu akan tereliminasi oleh seleksi alam sehingga frekuensinya rendah, tetapi tetap memiliki peran sekunder, yaitu peran negatif pada proses evolusi.

Anda mungkin juga menyukai