Anda di halaman 1dari 29

(Modifikasi Hukum Mendel)

Penampakan gen dipengaruhi oleh


Dominansi suatu alel lingkungan
umur
jenis kelamin
spesies
fisiologi
genetik

G e n e t i k

tidak selalu terjadi Perubahan pengaruh dominansi


timbul akibat interaksi gen
(alelik maupun non alelik)
INTERAKSI GEN

Alelik Non Alelik Epistasis

Ko epistasis
Epistasis Dominan
Dominan tak lengkap
(incomplete dominant) Epistasis Resesif
Alel ganda Epistasis Dominan Resesif
Epistasis Resesif Duplikat
Ko dominansi
Epistasis Dominan Duplikat
(Iso epistasis)
Gen letal
Semi Epistasis (gen duplikat
dengan efek kulmulatif)
A. Interaksi Alelik

A.1. Dominan Tidak Sempurna/Incomplete Dominant

Dominan tidak sempurna

Alel dominan tidak menutupi


secara sempurna ekspresi alel resesif

Rasio bemodifikasi

1:2:1
…….. pada carnation
A.2. Alel Ganda

Alel Sepasang gen, yang terdiri dari 2 anggota,


masing-masing terletak pada lokus yang sama
pada kromosom yang homolog
Misal, Gen A
Mutasi Gen

mutasi

a1 a2 a4
a3
variasi baru

Alel yang anggotanya > dua

anggota suatu alel


dapat menjadi lebih dari dua

alel ganda
Pada kelinci ditemukan satu seri alel ganda
yang mempengaruhi warna bulu

• Gen C yang dominan menyebabkan bulu berwarna polos

• Alel resesifnya c menghasilkan kelinci albino

• Kemudian ditemukan gen ketiga yang menyebabkan bulu putih kecuali


ujung keempat kakinya, telinga, hidung, dan ekor yang berwarna hitam
Jenis ini disebut Himalaya (cH), yang dominan terhadap albino, tetapi
resesif terhadap polos

• Alel keempat menyebabkan bulu kehilangan pigmen kuning, sehingga


warna bulu menjadi abu-abu perak (chinchilla) yang dinyatakan dengan cch
sifat ini resesif terhadap polos, tetapi dominan terhadap himalaya dan albino
Chinchilla
Polos

Albino
Himalaya Albino

Warna bulu pada kelinci, dikendalikan oleh satu seri alel ganda
Misal : Pada persilangan kelinci antara berwarna polos (Cc)
dengan Chinchilla ( cchc)
Tentukan rasio genotip dan fenotip keturunan yang lahir

Polos X Chinchilla
Cc cchc

????
A.3. Ko dominansi

Kadangkala, seri alel ganda ini tidak menunjukkan dominansi


di antara anggota alelnya, dalam hal ini kedua alel diekspresikan
Ekspresi seperti ini disebut ko dominan

Misalnya pada gen yang mengendalikan golongan darah


Ada tiga anggota alel ganda, yaitu : IA, IB, dan i

Antara alel IA dan IB tidak ada dominansi, sehingga orang yang


bergenotip IAIB mempunyai golongan darah AB

Jika seorang wanita bergolongan AB menikah dengan seorang laki-laki


bergolongan darah O, dapatkah anda tentukan bagaimana
golongan darah anak-anaknya ?
A.4. Gen Letal

Alel yang menyebabkan dihasilkan atau tidak dihasilkannya suatu produk,


yang menghalangi suatu individu berkembang biak dan menyebabkan
kematian

Contoh : Defisiensi klorofil pada kedelai

P: Yy X Yy
Hijau Kuning Hijau Kuning

F1 : 1YY 2Yy 1yy


Hijau Hijau kuning Kuning

(mati)
B. Non Alelik (Epistasis)

Epistasis : penutupan ekspresi suatu gen oleh gen lain


yang bukan alelnya.
Gen yang ditutup disebut hipostasis

Epistasis

Dominan Resesif

Yang menutupi adalah Yang menutupi adalah


gen dominan gen resesif

Gen aa epistatik terhadap


Mis. Gen A menutupi
gen B dan b
ekspresi gen B dan b
Terdapat beberapa tipe Epistasis :

B.1. Ko Epistasis/Atavisme

Rasio Fenotip F2 = persilangan dihibrid biasa


yaitu 9 : 3 : 3 : 1

Contoh :

Gen yang mengawasi bentuk jengger/balung pada ayam


Jengger ROS Jengger WALNUT
disebabkan oleh adanya gen R dan pp disebabkan oleh gen dominan R dan P

Tunggal

Jengger BIJI/PEA Jengger TUNGGAL


disebabkan oleh gen rr dan P disebabkan oleh kedua gen resesif (rr dan pp)
Bandingkan kedua persilangan berikut :
Ko Epistasis Mendel, dihibrida

Persilangan antara ayam berjengger ros Persilangan antara kapri berbiji bulat kuning
dengan ayam yang berjengger biji, dengan kapri berbiji keriput hijau
keduanya homozigotik keduanya homozigotik

P Ros X Biji Bulat,kuning X Kisut,hijau


(RRpp) (rrPP) (BBKK) (bbkk)

Walnut Bulat kuning


F1 (RrPp) (BbKk)

1 RRPP 1 RRpp 1 rrPP 1 rrpp 1 BBKK 1 BBkk 1 bbKK 1 bbkk


2 RrPP 2 Rrpp 2 rrPp 2 BbKK 2 Bbkk 2 bbKk
F2
2 RRPp 2 BBKk
4 RrPp 4 BbKk

9 bulat kuning : 3 bulat hijau :


9 walnut : 3 ros : 3 biji : 1 tunggal
3 keriput kuning : 1 keriput hijau
Terdapat 2 perbedaan antara ko epistasis
dengan persilangan dihibrid biasa :
• F1 tidak menyerupai salah satu induk,
bukan pula kombinasi dari kedua induk

• Pada F2 timbul sifat-sifat baru


Contoh ko epistasis lainnya
Warna buah pada paprika….

rrYY RRyy

RrYy

(R.Y.) (rrY.) (R.yy) (rryy)


B.2. Epistasis Dominan
Epistasis Dominan (12 : 3 : 1)

Bila A epistatik terhadap B dan b


Rasio fenotipik F2 adalah 12 : 3 : 1
B. ii
Warna bulu anjing
B menyebabkan warna hitam,
b menyebabkan warna coklat
I dan i mengatur produksi pigmen
Anjing dengan gen I tidak
menghasilkan pigmen pada bulu
bb ii
meskipun mempunyai gen yang
dapat menimbulkan warna

Perkawinan antara anjing


coklat homozigotik (bbii)
dengan putih homozigot (BBII), B. I.
F1 yang semuanya putih bb I.
F2 terdiri dari putih, hitam, dan
coklat dengan perbandingan
12 : 3 : 1
B.3. Epistasis Resesif (Kriptomeri)

Bila aa epistasis terhadap B dan b


Rasio fenotip F2 menjadi 9 : 3 : 4

Pada tanaman Flax, bunga biru


disebabkan w+ dan m+ bersama
w+ dan mm menyebabkan warna ungu
Gen ww menyebabkan warna putih,
epistatik terhadap m+ dan m

Persilangan antara bunga ungu


homozigotik (w+w+mm) dengan
putih homozigotik (wwm+m+)
menghasilkan F1 yg semuanya biru

F2 mengasilkan bunga biru, putih,


dan ungu dengan perbandingan
9:3:4
B.4. Epistasis Dominan Resesif

Pada bawang, sisik putih


A epistatik terhadap B dan b disebabkan oleh gen I yang
bb epistatik terhadap A dan a menghalangi kerja enzim,
Rasio fenotip F2 menjadi 13 : 3 cc menyebabkan tdk terbentuknya
kromagen untuk warna

Persilangan antara bawang


dg sisik berwarna homozigotik
(CCii) dengan sisik putih (ccII)
menghasilkan F1 yg semuanya
putih.

F2 menghasilkan sisik putih dan


berwarna dengan rasio 13 : 3
B.5. Epistasis Resesif Duplikat

aa epistasis terhadap B dan b


bb epistasis terhadap A dan a
Rasio fenotip F2 menjadi 9 : 7

Warna bunga ungu disebabkan


adanya gen C dan P

Persilangan antara tanaman


dengan bunga putih homozigotik
(CCpp X ccPP), menghasilkan F1
yang seluruhnya ungu

F2 menghasilkan tanaman berbunga


Ungu : Putih dengan perbandingan
9:7
B.6. Epistasis Dominan Duplikat (Polimeri)

A epistasis terhadap B dan b


B epistasis terhadap A dan a
Rasio fenotip F2 adalah 15 : 1

Pada Capsella, kotak buah segitiga


disebabkan oleh adanya gen C atau D
Kotak buah lonjong disebabkan oleh
gen cc dan dd bersama-sama

Persilangan antara Capsella dengan


kotak buah segitiga homozigot (CCDD)
dengan yang berkotak buah lonjong
homozigot (ccdd), menghasilkan F1
dengan semua kotak buah segitiga
Capsella bursa-pastoris
F2 menunjukkan perbandingan 15 : 1 (Shepherd’s purse)

untuk kotak buah segitiga : lonjong


Semi Epistasis
B.6. (Gen Duplikat dengan Efek Kumulatif)

Pada waluh, bentuk buah


Keberadaan gen-gen resesif
ada yang bulat, cakram, & lonjong
aa atau bb memberi efek sama
Buah bulat disebabkan adanya
gen resesif ss atau rr
Gen S dan R bersama membuat
bentuk buah Cakram, sedangkan
gen ss dan rr bersama
menghasilkan buah lonjong

Penyilangan tanaman berbuah


cakram homozigotik (SSRR) dg yg
berbuah lonjong (ssrr) akan
menghasilkan F1 yg semuanya
cakram.
F2 menghasilkan fenotip cakram,
bulat, lonjong, dengan perbandingan
9:6:1
Modifikasi Persilangan Dihibrid Mendel

Tipe Interaksi gen A-B- A-bb aaB- aabb

No Epistasis/ Ko Epistasis 9 3 3 1
Epistasis Dominan 12 3 1
Ep. Resesif 9 3 4
Ep. Dominan Resesif 13 3
Ep. Resesif Duplikat 9 7
Ep. Dominan Duplikat 15 1
Semi Epistasis 9 6 1

Anda mungkin juga menyukai