Anda di halaman 1dari 24

PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

SISKHA NOOR KOMALA

INTENSIVE SCIENCE CLASS


KOMBINASI ALEL LETAL

Kombinasi alel yang menyebabkan kematian  kapan


saja selama tahap perkembangan atau kehidupan 
keadaan kondisi homozigot.
LETAL DOMINAN

 Alel letal dominan adalah dominan homozigot (AA)  individu dengan dua alel dominan homozigot yang dapat
mengalami kematian saat embrio.
 Achondroplastic dwarfisme (Aa) genotipe letal pada manusia  anggota tubuh pendek, kepala besar dengan
wajah datar  sifat dominan autosomal  akibat mutasi spontan  peluang terjadi pada anak adalah 2/3.
LETAL DOMINAN
Alel : Genotipe Fenotipe
a = tinggi normal (tipe liar) AA Letal (Mati)
A = akondroplasia (mutan) Aa Akondroplasia
aa Tinggi Normal
LETAL RESESIF

 Alel letal penyebab kematian adalah resesif homozigot  individu dengan dua alel tersebut akan mengalami
kematian.
 Contoh : Ukuran kaki normal, ciri khas sapi jenis Kerry dihasilkan oleh genotipe DD yang homozigot. Sapi
berjenis pendek, Dexter memiliki genotipe Dd heterozigot. Genotipe homozigot resesif dd menyebabkan
kematian, menghasilkan embrio mati dan cacat yang parah disebut sapi Bulldog. Tanduk pada sapi diatur oleh alel
resesif dari lokus gen lain yaitu pp (horned), kondisi polled (tanpa tanduk) dihasilkan oleh gen dominan P. Pada
perkawinan antara sapi Dexter yang diamati dari genotipe DdPp, maka berapa rasio fenotipiknya?
LETAL RESESIF

 Penyelesaian :
 P : DdPp (dexter, polled) X DdPp (dexter, polled)
 F1 :
KODOMINAN : PENGARUH DUA ALEL HETEROZIGOT

 Dua alel dari satu gen bertanggung jawab untuk memproduksi dua produk gen yang berbeda dan dapat dideteksi
 dominasi yang tidak lengkap  ekspresi gabungan kedua alel dalam heterozigot.
 Kedua alel diekspresikan dan memberikan karakter tersendiri.
 Contoh : Sistem golongan darah MN
ALEL GANDA

 Tiga atau lebih alel dari gen yang sama  menghasilkan model pewarisan sifat yang unik.
 Golongan darah ABO  ditandai dengan adanya antigen permukaan pada sel darah merah  antigen A dan B 
pada kromosom nomor 9.
CONTOH SOAL KODOMINAN DAN ALEL GANDA

 Contoh Soal : Seorang pria menggugat cerai isterinya atas dasar ketidaksetiaan. Anak
pertama dan anak kedua mereka adalah masing – masing bergolongan darah O dan
AB. Anak ketiga yang mereka masalahkan adalah bergolongan darah B.
1. Dapatkah informasi tersebut mendukung kasus pria?
2. Tes dilakukan pada sistem golongan darah MN. Anak ketiga adalah golongan M,
pria tersebut bergolongan N. Apakah informasi tersebut dapat digunakan untuk
mendukung kasus tersebut?
CONTOH SOAL KODOMINAN DAN ALEL GANDA
CONTOH SOAL KODOMINAN DAN ALEL GANDA
ATAVISME
 Atavisme adalah interaksi antar gen berbeda alel yang menghasilkan filial atau keturunan dengan fenotip yang berbeda dari
induknya. Contoh atavisme adalah kasus jengger ayam.

 Bentuk jengger ayam dipengaruhi oleh dua gen berbeda alel, yaitu gen R yang menentukan bentuk rose dan gen P yang menentukan
bentuk pea. Ketika kedua gen ini terdapat secara bersamaan (R-P-) maka kedua gen akan berinteraksi dan akan muncul sifat baru
yaitu bentuk walnut. Dan ketika kedua gen dominan tersebut tidak ada (rrpp) maka akan muncul sifat yang lain lagi yaitu single. 
1. R-P- = walnut
2. R-pp = rose
3. rrP- = pea
4. rrpp = single
CONTOH SOAL : ATAVISME

 Jika ayam rose homozigot (RRpp) disilangkan dengan


ayam pea (rrPP) maka F1 seluruhnya akan menghasilkan
ayam walnut (RrPp). Kemudian F1 tersebut disilangkan
dengan sejenisnya. Maka rasio F2 adalah ….
KRIPTOMERI

 Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya suatu gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen dominan dari alel lainnya.
Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan tersembunyi (kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada
persilangan bunga Linaria maroccana. Warna bunga Linaria maroccana dipengaruhi oleh 4 gen, yaitu:
1. A = terbentuk pigmen antosianin (menghasilkan warna)
2. a = tidak terbentuk pigmen antosianin (tidak menghasilkan warna)
3. B = protoplasma basa (bunga menjadi ungu)
4. b = protoplasma asam (bunga menjadi merah)
 Kemungkinan variasi gen :

1. A-B- = bunga ungu


2. A-bb = bunga merah
3. aaB- = bunga putih
4. aabb = bunga putih
CONTOH SOAL : KRIPTOMERI

 Jika bunga warna merah (AAbb) disilangkan dengan bunga


warna putih (aaBB) maka F1 seluruhnya akan
menghasilkan bunga ungu (AaBbp). Kemudian F1 tersebut
disilangkan dengan sejenisnya. Maka rasio F2 adalah ….

 Rasio yang didapatkan adalah 9 (ungu) : 3 (merah) : 4


(putih)  tidak sesuai dengan hukum Mendel.
INTERAKSI GEN : EPISTASIS RESESIF

 Ekspresi satu gen atau pasangan gen menutupi atau memodifikasi ekspresi gen atau pasangan gen lain.
 Epistasis Resesif : Alel resesif homozigot mencegah ekspresi alel lain di lokus kedua
 Pewarisan warna bulu pada tikus :Warna bulu normal adalah agouti (abu – abu) yang dominan terhadap warna
hitam disebabkan oleh mutasi gen resesif yaitu a.
1. gen A-  warna bulu normal (agouti)
2. gen aa  warna bulu hitam
3. gen B-  memunculkan warna
4. gen bb  menghambat munculnya warna (albino).
CONTOH SOAL EPISTASIS RESESIF

 Disilangkan antara agouti (AABB) dengan albino (aabb) dan menghasilkan generasi F1 semuanya bergenotipe AaBb dengan
fenotipe agouti. Selanjutnya F1 disilangkan dengan sejenisnya, maka berapa rasio keturunan F2, dan bagaimana perbandingan
fenotipe yang muncul?

Rasio genotipe yang dihasilkan adalah 9 : 3 : 3 : 1, dengan rasio fenotipe 9 (agouti) : 3 (hitam) : 4 (albino)  tidak sama dengan rasio
Mendel
INTERAKSI GEN : EPISTASIS DOMINAN

 Epistasis Dominan : Alel dominan mempengaruhi ekspresis alel pada lokus gen kedua.
 Pewarisan warna buah labu di musim panas, alel A dominan menghasilkan warna buah putih, terlepas dari
genotipe B di lokus kedua.
1. Alel A dominan  warna putih (A) menutupi alel B di lokus berbeda
2. Alel A hilang  genotipe aa yang memunculkan warna
3. Genotipe BB atau Bb memunculkan warna kuning
4. Genotipe bb menghasilkan warna hijau.
CONTOH SOAL EPISTASIS DOMINAN

 Disilangkan sebuah tanaman warna putih dengan genotipe heterozigot (AaBb) dengan sesamanya. Maka
bagaimana rasio fenotipe yang terjadi pada F2 ?

F2 : rasio genotipe = 9 : 3 : 3 : 1 dan rasio fenotipe = 12 (putih) : 3 (kuning) : 1 (hijau)   tidak sama dengan rasio
Mendel
GEN KOMPLEMENTER

 Gen Komplementer : Dua pasangan gen dikatakan melengkapi satu sama lain, dengan satu alel dominan di setiap
lokus untuk ekspresi fenotipe tertentu.
 Gen C mengkode protein fungsional yang disebut enzim C  mengubah prekursor tak berwarna menjadi warna
intermediet. Alel c resesif menyebabkan kurangnya produksi enzim C dalam homozigot cc. Gen P mengkode
enzim fungsional P yang mengubah zat tak berwarna menjadi pigmen ungu. Alel p menghasilkan enzim
fungsional. Apabila salah satu dari enzim C dan P hilang, maka tumbuhan tidak berwarna ungu dan memiliki
warna putih.
1. Enzim C = menghasilkan warna dan enzim P = menghasilkan warna ungu.
2. C-P- = tanaman warna ungu.
3. Tanpa kehadiran salah satu atau kedua enzim C dan P = tanaman warna putih.
CONTOH SOAL GEN KOMPLEMENTER

 Warna bunga dikendalikan oleh dua gen, masing –


masing berupa alel dominan dan resesif. Alel dominan
 C dan P mengkode enzim untuk sintesis pigmen
ungu, sedangkan homozigot resesif  cc atau pp tidak
dapat mensintesis pigmen dan memiliki warna merah.

 F2 : 9 (ungu) : 7 (putih)  tidak sama dengan rasio


Mendel.
POLIMERI

 Polimeri adalah interaksi antar gen-gen berbeda alel yang memunculkan satu fenotip dan bersifat kumulatif (saling
menambah). Contohnya adalah warna  merah pada biji gandum yang ditentukan oleh dua gen yaitu M1 dan M2,
sehingga apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna merahnya akan semakin kuat.
CONTOH SOAL POLIMERI

 Jika tanaman berbunga merah (M1M1M2M2) disilangkan


denga tanaman berbunga putih (m1m1m2m2), maka F1 100%
akan menghasilkan tanaman berbunga merah heterozigot
(M1m1M2m2). Jika keturunan F1 disilangkan dengan
sejenisnya maka akan menghasilkan rasio F2 yang sesuai
dengan mendel atau tidak?

 F2 : 15 (merah) : 1 (putih)  tidak sama dengan rasio


Mendel.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai