b. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan peristiwa tertutupnya ekspresi gen dominan apabila
berdiri sendiri. Ekspresi gen ini akan terlihat jika terdapat secara bersamaan
dengan gen dominan lain. Kriptomeri dapat dipandang sebagai epistasis resesif.
Suatu contoh kriptomeri adalah warna bunga Linaria maroccana. Galur
murninya berwarna merah dan putih. Pigmen antosianin yang menyebabkan
warna pada bunga, jika terdapat dalam kondisi plasma sel yang asam akan
berwarna merah, sedangkan pada kondisi basa akan berwarna ungu. Hal tersebut
karena adanya gen A yang menyebabkan terbentuknya antosianin dan alelnya
gen a yang menyebabkan plasma sel bersifat basa dan alelnya gen b
menyebabkan plasma sel bersifat asam.
2
Epistasi merupakan peristiwasuatu gen mengalahkan gen lain yang bukan
alelnya. Gen yang dikalahkan ekspresinya oleh gen lain yan bukan sealel disebut
hipostasis..
Epistasi Dominan
Warna umbi lapis tanaman bawang ditentukan oleh dua gen, yaitu gen
warna merah (M) dan gen warna kuning (K). gen M bersifat epistasis
terhadap K, sehingga umbi lapis pada tanaman bawang bergenotipe mmk,
tidak berwarna merah atau kuning, tetapi berwarna putih. Persiangan
antara umbi lapis merah dan kuning (gen M dan gen K bertemu)
menghasilkan tanaman bawang F1 yang semuanya berumbi lapis merah.
Jika tanaman bawang F1 disilangkan sesamanya, akan didapat tanaman
bawang F2 dengan perbandingan umbi merah : umbi kuning : umbi putih
= 12 : 3 : 1.
Epistasi Resesif
Warna rambut tikus ditentukan oleh gen A untuk warna abu-abu dan
alelnya gen a untuk warna hitam. Selain kedua gen itu, agar warna rambut
dapat diekspresikan juga perlu adanya gen W. alel gen W, yaitu gen w,
menyebabkan warna tidak dapat diekspresikan sehingga tikus akan
berwarna putih. Di sini terlihat bahwa gen homozigot resesif ww
menutupi gen A ataupun a. dengan demikian, untuk keluarnya warna
hitam atau abu-abu, seekor tikus harus memiliki gen W.
Perkawinan antara tikus hitam dan putih hoomozigot akan menghasilkan
keturunan atau F1 yang semuanya berwarna abu-abu. Jika tikus abu-abu
ini dibiarkan kawin sesamanya, akan didapatkan tikus F2 berwarna abu-
abu, hitam, dan putih dengan rasio fenotipe 9 : 3 : 4.
d. Gen-Gen Komplementer
Gen-gen komplementer merupakan gen-gen yang saling berinteraksi atau
bekerja sama untuk memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah satu gen
tersebut tidak ada, pemunculan fenotip tersebut dapat terhalang. Sebagai contoh
adalah pembentukan warna ungu pada bunga tanaman kacang. Pembentukan
warna ini melibatkan dua gen dominan, yaitu gen A dan P. tidak adanya salah
3
satu gen dominan itu menyebabkan tidak terbentuknya warna ungu sehingga
bunga berwarna putih.
4
e. Polimeri
Polimeri merupakan peristiwa beberapa pasang gen yang bukan sealel
memengaruhi sifat tertentu. Contoh polimeri terdapat pada warna biji gandum.
Warna merah pada biji gandum ditentukan oleh gen M1 dan M2, sedangkan
alelnya m1 dan m2 menyebabkan biji gandum tidak berwarna atau berwarna
putih, makin banyak jumlah gen penghasil warna (gen M), warna biji gandum
makin merah. Sebaliknya, makin sedikit gen M, makin berkurang warna merah
pada biji gandum. Pembentukan satu sifat oleh lebih dari satu gen ini disebut
poligen.
Persilangan antara tanaman gandum berbiji merah dan tanaman berbiji putih
homozigot menghasilkan tanaman gandum F1 yang semuanya berwarna merah.
Warna merah pada F1 itu tidak semerah induknya. Jika F1 disilangkan sesamanya,
akan diperoleh tanaman gandum F2 berbiji merah dan putih dengan perbandingan
15 : 1.
5
BAB III
METODOLOGI
Prosedur Percobaan
1. Duduk sesuai dengan kelompok masing-masing.
2. Membaca LKPD dengan saksama.
3. Salah satu perwakilan kelompok mengambil alat yang akan digunakan untuk
praktikum.
4. Tempelkan label pada gelas beaker pertama dan kedua sebagai individu
jantan (♂) generasi F1, gelas beaker ketiga dan keempat sebagai individu
betina (♀) generasi F1. Kemudian gelas beaker kelima ditempeli label A dan
gelas keenam ditempeli label B.
5. Percobaan terbagi menjadi 3, yaitu :
1) Membuktikan Hukum Mendel II (Dominasi Penuh)
a. Sebelum memulai percobaan, perhatikan ketentuan berikut.
Kancing genetika dianggap sebagai gamet-gamet yang
mengandung gen dominan maupun resesif yang dihasilkan oleh
generasi F1 yang berperan sebagai induk kedua.
Kancing merah (B) dominan terhadap kancing putih (b).
6
Kancing kuning (K) dominan terhadap kancing hijau (k).
Lambang B untuk biji bulat, dan b untuk biji keriput.
Lambang K untuk biji kuning, dan k untuk biji hijau.
b. Pisahkan 20 pasang kancing warna merah dan putih masng-masing
menjadi 2 bagian yang sama sebagai gamet jantan (kancing menonjol)
dan gamet metina (kancing bercekungan).
c. Campurkan gamet jantang masing-masing dari kancing merah dan
putih juga gamet betina masing-masing dari kancing merah dan putih.
Masukkan kancing jantan ke dalam gelas berlabel ♂ dan kancing
betina ke dalam gelas berlabel ♀.
d. Pasangkan secara acak dan masukkan ke dalam gelas beaker A.
e. Lakukan langkah (a) dan (b) untuk kancing kuning dan hijau.
Pasangkan secara acak dan masukkan ke dalam gelas beaker B.
f. Pertemukan setiap pasang dari gelas A dan B sampai habis, catat
macam dan jumlah fenotip serta genotip pada tabel.
g. Hitung perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun genotip.
7
e. Aduklah kedua gelas beaker agar letak kancing setiap warna tidak
berkumpul di suatu sudut.
f. Lakukan pengambilan secara acak satu kancing dari gelas ♀ dan gelas
♂. Kemudain pasangkan dan catat macam dan jumlah genotip
maupun fenotipnya pada tabel.
g. Hitung perbandingan yang diperoleh baik fenotip maupun genotip.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Rasio genotipe
BBKK : BBKk : BBkk : BbKK : BbKk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
3 : 2 : 3 : 6 : 11 : 7 : 3 : 3 : 2
Rasio Fenotipe
Bulat Bulat Keriput Keriput
: : :
Kuning Hijau Kuning Hijau
22 : 10 : 6 : 2
9
Rasio genotipe
MM : Mm : Mm
14 : 32 : 14
Rasio fenotipe
Bunga Bunga Bunga
: :
Merah Pink Putih
14 : 32 : 14
Resio genotipe
MMPP : MMPp : MMpp : MmPP : MmPp : MMpp : mmPP : mmPp : mmpp
2 : 4 : 3 : 6 : 11 : 4 : 2 : 4 : 4
Rasio fenotipe
Bunga Bunga Bunga
: :
Ungu Merah Putih
26 : 4 : 10
10
Analisis Data
Pada percobaan pertama yaitu persilangan dihibrid, dari persilangan tersebut
diperoleh hasil 22 model gen dengan genotip BBKK, BBKk, BbKK, BbKk dan
fenotipnya bulat kuning, 10 model gen dengan genotip BBkk, Bbkk dan
fenotipnya bulat hijau, 6 model gen dengan genotip bbKK, bbKk dan fenotipnya
keriput kuning, 2 model gen dengan genotip bbkk dan fenotipnya keriput hijau.
Percobaan kedua yaitu persilangan untuk membuktikan sifat intermediet pada
penyimpangan semu Hukum Mendel. Dari persilangan tersebut diperoleh hasil
14 model gen dengan genotip MM dan fenotipnya Bunga Merah, 32 model gen
dengan genotip Mm dan fenotipnya Bunga Pink, serta 14 model gen dengan
genotip mm dan fenotipnya Bunga Putih.
Percobaan ketiga yaitu persilangan untuk membuktikan sifat kriptomeri pada
penyimpangan semu Hukum Mendel. Dari persilangan tersebut diperoleh hasil
26 model gen dengan genotip MMPP, MMPp, MmPP, MmPp yang berfenotip
Bunga Ungu, 4 model gen dengan genotip MMpp, Mmpp yang berfenotip Bunga
Merah, serta 10 model gen dengan genotip mmPP, mmPp, mmpp yang berfenotip
Bunga Putih.
11
Pembahasan Data Kelas
12
FENOTIP
Kelompok Keriput Keriput
Bulat Kuning : Bulat Hijau : :
Kuning Hijau
1 22 : 10 : 6 : 2
2 10 : 5 : 4 : 1
3 23 : 6 : 8 : 3
4 21 : 8 : 5 : 6
5 19 : 11 : 9 : 1
6 27 : 2 : 4 : 5
7 21 : 7 : 8 : 4
8 27 : 5 : 6 : 2
180
Bulat kuning = 320 × 16 = 9
61
Bulat hijau = 320 × 16 = 3,05 (mendekati 3)
54
Keriput kuning = 320 × 16 = 2,7 (mendekati 3)
25
Keriput hijau = 320 ×= 1,25 (mendekati 1)
13
Percobaan 2 : Membuktikan Penyimpangan Semu Hukum Mendel (Intermediet)
GENOTIP
Kelompok
MM Mm mm
1 14 32 14
2 16 28 16
3 15 30 15
4 15 32 13
5 20 23 17
6 17 26 17
7 15 30 15
8 11 38 11
Jumlah 123 239 118
FENOTIP
Kelompok
Merah : Pink : Putih
1 14 : 32 : 14
2 16 : 28 : 16
3 15 : 30 : 15
4 15 : 32 : 13
5 20 : 23 : 17
6 17 : 26 : 17
7 15 : 30 : 15
8 11 : 38 : 11
123
Bunga merah = 480 × 4 = 1,025 (mendekati 1)
239
Bunga pink = × 4 = 1,99 (mendekati 2)
480
118
Bunga putih = 480 × 4 = 0,98 (mendekati 1)
Sifat intermediet merupakan sifat yang muncul diantara sifat dominan dan resesif
yang menghasilkan sifat baru. Penyimpangan semu jenis ini muncul pada persilangan
monohibrid, seperti pada persilangan bunga Mirabilis jalapa. Hukum Mendel sifat
intermediet memiliki perbandingan 1 : 2 : 1. Dapat dilihat dari hasil perhitungan
perbandingan di atas, pada Percobaan 2 diperoleh perhitungan yang hampir
14
mendekati teoritisnya, ini terbukti bahwa penyimpangan semu intermediet
menghasilkan perbandingan 1 : 2 : 1.
FENOTIP
Kelompok
Ungu : Merah : Putih
1 26 : 4 : 10
2 23 : 6 : 11
3 23 : 8 : 9
4 23 : 6 : 11
5 24 : 5 : 11
6 12 : 16 : 12
7 23 : 8 : 9
8 27 : 4 : 9
182
Bunga ungu = 320 × 16 = 9,1 (mendekati 9)
56
Bunga merah = 320 × 16 = 2,8 (mendekati 3)
82
Bunga putih = 320 × 16 = 4,1 (mendekati 4)
15
Kriptomeri merupakan peristiwa tertutupnya ekspresi gen dominan apabila berdiri
sendiri. Ekspresi gen ini akan terlihat jika terdapat secara bersamaan dengan gen
dominan lain. Suatu contoh kriptomeri adalah warna bunga Linaria maroccana.
Dapat dilihat dari hasil perhitungan perbandingan di atas, pada Percobaan 3
diperoleh perhitungan yang hampir mendekati teoritisnya, ini terbukti bahwa
penyimpangan semu kriptomeri menghasilkan perbandingan 9 : 3 : 4.
16
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Hasil perhitungan perbandingan pada setiap persilangan sesuai dengan
Hukum Mendel.
2. Perbandingan yang dihitung dari data kelas menunjukkan adanya
penyimpangan yang semu karena prinsip Hukum Mendel tetap berlaku, hal
ini hanya disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri
tertentu.
Saran
Pada saat penghitungan perbandingan dibutuhkan ketelitian yang tinggi agar data
yang peroleh dapat dibuktikan kebenarannya.
17
18