Anda di halaman 1dari 20

BAB 7.

ALEL MAJEMUK dan INTERAKSI GEN


BAB 7. ALEL MAJEMUK dan INTERAKSI GEN
Oleh: Nur Ilmiyati

ALEL MAJEMUK (ALEL GANDA)


Biasanya kita berpendapat bahwa sebuah gen hanya memiliki sebuah alel saja seperti: gen T (tinggi)
punya alel t (kerdil), A→ a, B A→ b dst.

Kenyataan menunjukkan bahwa sebuah gen dapat memiliki lebih dari satu alel dsb Multiple alelomorfi,
alelnya dsb Alel Ganda.
1. Alel ganda pada kelinci

Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama – sama mempengaruhi warna bulu, dan
berada pada lokus yang sama.
Warna bulu kelinci dengan gen W.
W > wch > wh > w
Gen W : fenotipe kelabu
Gen wch : fenotipe kelabu muda (chinchilia)
Gen wh : berfenotipe himalaya
Gen w : berfenotipe albino (tak berpigmen)
Kemungkinan genotipenya sebagai berikut:
Fenotipe Kemungkinana Genotipe
Kelabu (normal) WW, WWch, WWh, Ww
Chinchilla (KLB Muda) WchWch, WchWh, Wchw
Himalaya WhWh , Whw
Albino ww
Contoh :
Seekor kelinci chinchilla heterozigot yang disilangkan dengan kelinci Himalaya heterozigot
akan memperoleh keturunan?
Jawab: ...

GOLONGAN DARAH MANUSIA


Golongan Darah Sistem ABO
Proses pewarisan gol darah ABO ditemukan oleh F. Bernstein, yang menyatakan bahwa antigen
diwariskan oleh 3 alel dari sebuah gen.
Gen tersebut adalah gen I dengan alel IA, IB dan i. Dominansinya adalah IA = IB > i.
Produk tertentu dari gen I ialah suatu molekul protein (isoaglutinin) yang terdapat pada permukaan
eritrosit.
Orang yang memiliki alel IA mampu membentuk antigen A.
Orang yang memiliki alel IB mampu membentuk antigen B.
Sedangkan yang memiliki alel i, tidak mampu membentuk antigen A dan antigen B.
Interaksi antara alel IA, IB dan i menyebabkan terjadinya 4 fenotip golongan darah A, B, AB dan O
Alel ABO
Contoh : Bagaimanakah kemungkinan fenotipe golongan darah anak – anak yang lahir dari perkawinan
antara pria bergolongan darah B heterozigot dengan wanita bergolongan darah A heterozigot pula?

P IAi >< IBi


Gamet IA IB
i I
F1 IAIB = golongan darah AB
IAi = golongan darah A
IBi = golongan darah B
ii = golongan darah O
Golongan Darah Sistem MN
Contoh :
Bagaimanakah kemungkinan fenotipe golongan darah anak – anak yang lahir dari perkawinan
antara pria bergolongan darah M dengan wanita bergolongan darah N?
P NN >< MM
Gamet N M

F1 MN = golongan darah MN

Golongan Darah Sistem Rh


Contoh :
Bagaimanakah kemungkinan fenotipe golongan darah anak – anak yang lahir dari perkawinan
antara pria dan wanita yang keduanya bergolongan darah Rh +?
P Rh rh >< Rh rh
Gamet Rh Rh
rh rh

F1 Rh Rh = golongan darah Rh +
Rh rh = golongan darah Rh +
Rh rh = golongan darah Rh +
rh rh = golongan darah Rh –

INTERAKSI GEN
Biasanya kita beranggapan bahwa suatu fenotip ditentukan oleh satu gen saja, misalnya: gen Merah (M),
gen tinggi (T) dst. Kenyataan menunjukkan bahwa ada 2 gen atau lebih banyak gen yang dapat saling
berpengaruh untuk menentukan suatu fenotip, peristiwa itu dsb Interaksi Gen. Interaksi gen pertama
kali ditemukan pada bentuk jengger/jawer/pial ayam, pada ayam ras dikenal: pial Rose (mawar), Pea
(kacang), Walnut dan pial bilah/ tunggal/single.

BENTUK JENGGER AYAM DARI GALUR YANG BERBEDA

Bentuk pial ini ternyata dipengaruhi oleh 2 pasang gen yang saling mempengaruhi:
yaitu gen R dengan r dan gen P dengan p.
Ayam bergenotip R-pp berpial Rose Ayam bergenotip rrP- berpial Pea
Ayam bergenotip R-P- berpial Walnut Ayam bergenotip rrpp berpial single
Walnut disilangkan dengan walnut. Hasil dari perkawinan antara Walnut dan Walnut diperoleh:

9 R- P- : WALNUT 3 R- pp : ROSE

3 rr P- : PEA 1 rr pp : SINGLE

Menghasilkan kombinasi 16 kombinasi dengan perbandingan keturunan = 9 : 3 : 3 : 1

Kriptomeri adl: interaksi yang sifatnya menyembunyikan karakter yang terdapat pada leluhur, yang oleh
C. Darwin dsb Atavisme. Kriptomeri ini dipecahkan secara genetis pertama kali oleh W.Bateson dan R.C.
Punnet.

Pada interaksi gen dikenal beberapa peristiwa:


1. Epistasis Dominan → penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang bukan alelnya.
Rumusnya: A mengalahkan B dan b (A epistasis thd B dan b)
ex” : Pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo).
W: gen penentu warna kulit putih Y : gen penentu warna kulit kuning
P: WWYY (Putih) x wwyy (Hijau)
F1 : WwYy ( Putih)

F2 9 W-Y- Putih
3 W-yy Putih Putih : Kuning : Hijau =
3 wwY- Kuning 12 : 3 : 1
1 wwyy Hijau

2. Epistasis Resesif, suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang bukan alelnya.
Rumusnya: aa epistasis thd B

ex” : Pewarisan warna rambut mencit (Mus musculus)

A: gen penentu warna kelabu, a: gen penentu warna hitam


C: gen penentu keluarnya warna c : gen penentu warna tidak keluar
P: AACC (Kelabu) x aacc (Albino)
F1 : AaCc ( Kelabu )

F2 9 A-C- Kelabu
3 A-cc Albino Kelabu : Hitam : Albino =
3 aaC- Hitam 9 : 3 : 4
1 aacc Albino

3. Epistasis dominan-resesif → terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistasis terhadap
pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis
terhadap pasangan gen I.
Rumus: A epistasis thd B dan b,
bb epistasis thd A dan a

ex” : pewarisan warna bulu ayam

P: IICC (putih) x iicc (putih)

F1 : IiCc (putih)

F2 9 I-C- Putih
3 I-cc putih putih : berwarna =
3 iiC- berwarna 13 : 3
1 iicc putih

4. Gen-gen Komplementer, yaitu Gen-gen yg membantu gen lain, agar suatu sifat dapat muncul, jika salah
satu gen dominan tidak hadir maka pertumbuhan karakter akan terhalang/tertutupi.

Contoh : orang bisu tuli sejak lahir. Orang normal memiliki gen D dan E bersama-sama, jika hanya
memiliki salah satu atau tidak ada gen dominan maka orang akan terlahir bisu tuli

P : DDee (bisutuli) x ddEE (bisutuli)

F1 : DdEe ( Normal)

F2 9 D-E- Normal
3 D-ee bisutuli Normal : bisutuli =
3 ddE- bisutuli 9 : 7
1 ddee bisutuli

5. Gen-gen rangkap dengan efek kumulatif → epistasis yang muncul akibat adanya duplikat dari gen
sebelumnya dengan adanya efek komulatif

ex” : pada Cucurbita pepo yang memiliki tiga macam bentuk buah yaitu cakram, bulat, lonjong.

P: BBLL (cakram ) x bbll (lonjong)


F1 : BbLl (cakram)

F2 9 B-L- Cakram
3 B-ll bulat cakram : bulat : lonjong =
3 bbL- bulat 9 : 6 : 1
1 bbll lonjong

GEN GANDA (POLIGEN)


Biasanya suatu kelas fenotip mudah dibedakan dengan kelas fenotif yang lain, misalnya: tanaman
tinggi→kerdil dst. Tetapi ternyata sifat keturunan tidak dapat dipisahkan semudah itu, sebab misalnya
warna merah pada bunga masih terdapat variasanya diantara merah tsb. Penelitian menunjukkan
bahwa timbulnya berbagai variasi dalam sifat keturunan ttt, disebabkan oleh Gen-gen Ganda (Multiple
gen/ Poligen)

Contoh Gen Ganda pada tanaman gandum oleh H. Nilsson-Ehle (Swedia) & E.M. East (USA).
P AABB (merah) X aabb (putih ) 
F1 AaBb (M. Medium)
F2 9 A-B- 1 AABB Merah
2 AABb: M. kelam
2 AaBB: M. kelam
4 AaBb: M. Medium Hasil perkawinan gen ganda =
3 A-bb 1 AAbb: M. Medium Merah : M.Kelam: M.Medium:
2 Aabb: M. Muda M. Muda: Putih = 1 :4 : 6 : 4 : 1
3 aaB- 1 aaBB: M. medium
2 aaBb: M. Muda
1 aabb : Putih

HUBUNGAN ANTARA BANYAKNYA GEN GANDA, KELAS GENOTIP DAN FENOTIP DALAM F2
Ʃ Pasangan pada Bag. dr. F2 yg = salah Ʃ kelas genotip Ʃ kelas fenotip
Gen Ganda satu induknya dalam F2 dalam F2
1 ¼ 3 3
2 1/16 9 5
3 1/64 27 7
n 1/n 3n 2n + 1

Perbandingan fenotip pad F2 pun mengikuti aturan ttt.


1 ps gen perb. Fenotip= 1 : 2 : 1
2 ps gen perb. Fenotip= 1 : 4 : 6 : 4 : 1
3 ps gen perb. Fenotip= 1 : 6 :15 : 20 : 15 : 6 : 1
n ps gen perb. Fenotip= (a + b)2n

Poligen pada manusia antara lain=


o Perbedaan pigmentasi ;
o Sidik jari; Warnamata;
o Bibir sumbing dan celah langit-langit atas;
o Diabetes;
o Beberapa penyakit jantung; Intelegensia

Perbedaan tinggi tubuh


Menurut penelitian dipengaruhi oleh 4 ps gen, tetapi disini dibedakan adanya gen dasar (gen yang
menentukan tinggi dasar orang) dan gen ganda (gen yang memberi tambahan pada tinggi dasar). Gen
dasar dinyatakan dengan a b c d , sedangkan gen ganda dinyatakan dengan huruf T (untuk tinggi) dan t
(untuk rendah atau tidak memberi tambahan tinggi)
Contoh soal:
Misalnya jika tinggi dasar orang Indonesia yang normal adalah 140 cm. Setiap alel T pada genotip
seseorang akan memberikan tambah-an 6 cm, sedang alel t tidak memberi-kan tambahan apapun pada
tinggi dasar orang.
Jika pria genotip aT aT bT bT cT ct dT dt menikah dengan wanita bergenotip at at bt bt cT cTdT dt
a. Berapa tinggi kedua orang tersebut?
b. Berapa kemungkinan tinggi anak-anaknya?
Diposting oleh nurilmiyati di 06.11 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
BAB 4. PENENTUAN JENIS KELAMIN
BAB 4. PENENTUAN JENIS KELAMIN
NUR ILMIYATI
Apabila kita berbicara tentang jenis kelamin atau seks dari suatu makhluk tentu perhatian kita terutama
pada adanya makhluk jantan dan betina.
Perbedaan jenis kelamin umumnya dipengaruhi oleh dua faktor :
1. Faktor lingkungan
2. Faktor genetic/herediter
1. Faktor lingkungan
Biasanya yang mengambil peranan di sini adalah keadaan fisiologis.
Jika kadar hormone kelamin dalam tubuh tidak seimbang dalam penghasilan dan peredarannya, maka
pernyataan fenotip pada suatu makhluk mengenai kelaminnya dapat berubah.
Akibatnya watak kelaminnya pun mengalami perubahan.
2. Faktor genetic/herediter
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa faktor genetiklah yang menentukan jenis kelamin suatu
makhluk.
Oleh karena bahan genetic terdapat di dalam kromosom, maka perbedaan jenis kelamin terletak dalam
komposisi kromosom.

BERBAGAI TIPE PENENTUAN JENIS KELAMIN


Makhluk hidup di dunia sangat beraneka ragam, karena itu tentunya mudah dimengerti bahwa cara
penentuan jenis kelamin pada berbagai makhluk hidup itu tidak sama.
Beberapa tipe penentuan jenis kelamin yang dikenal adalah :

I. Tipe XY

1. Pada lalat buah (Drosophila melanogaster)


Inti sel tubuh lalat buah Drospohila hanya memiliki 8 buah kromosom saja, sehingga mudah sekali
diamati dan dihitung.
Delapan buah kromosom itu dibedakan atas :
a. Enam buah kromosom (atau 3 pasang) pada lalat ♀ maupun ♂ bentuknya sama. Karena itu, kromosom-
kromosom ini disebut autosom (kromosom tubuh), disingkat dengan huruf A.
b. Dua buah kromosom (atau 1 pasang) disebut kromosom kelamin (seks kromosom), sebab bentuknya
ada yang berbeda pada lalat ♂ dan ♀.
Kromosom kelamin dibedakan atas :
1) Kromosom X yang berbentuk batang lurus. Lalat ♀ memiliki 2 kromosom X.
2) Kromosom Y yang sedikit membengkok pada salah satu ujungnya. Kromosom Y lebih pendek daripada
kromosom X. Lalat ♂ memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y.
Berhubungan dengan itu formula kromosom untuk lalat buah Drosophila ialah sebagai berikut :
a. Lalat ♀ adalah 3AAXX (= 3 ps A + 1 ps krom X) atau (8,XX), shg gametnya satu macam
(homogametik), yi sel telur (3AX)
b. Lalat ♂ adalah 3AAXY (= 3 ps A + 1 krom X + 1 krom Y) atau (8,XY), shg gametnya dua
macam (heterogametik), yaitu sperma (3AX) dan sperma (3AY)
Andaikan terjadi nondisjunction selama oogenesis (pembentukan sel telur) akan terbentuk dua macam
sel, yaitu 1 sel telur yang membawa dua kromosom X (3AXX) dan 1 telur tanpa kromosom X (3AO). Jika
dalam keadaan ini terjadi pembuahan, tentu keturunan akan menyimpang dari keadaan normal, yaitu
sebagai berikut :

 Sel telur (3AXX) + sperma (3AX) = lalat ♀ super (3AAXXX) yang memiliki 3 krom X. Lalat ini tidak lama
hidupnya, karena mengalami kelainan pada beberapa alat tubuhnya.
 Sel telur (3AXX) + sperma (3AY) = lalat ♀ yang mempunyai krom Y (3AAXXY). Lalat ini fertil (subur) spt
lalat ♀ biasa.
 Sel telur (3AO) + sperma (3Ax) = lalat ♂ (3AAXO). Lalat ini steril.
 Sel telur (3AO) + sperma (3AY) tidak akan menghasilkan keturunan, sebab letal. Jadi lalat 3AAYO tidak
dikenal (telur tidak menetas)

Kelainan LAIN pada Drospohila: Selain adanya kelainan di atas, masih dikenal beberapa kelainann
lainnya, misalnya :

1. Lalat ginandromorf, ialah lalat yg ½ tubuhnya terdiri jar. lalat ♀ sedangkan ½ lainnya
terdiri jar. lalat ♂. Batas antara bagian ♀ dan ♂ nyata.
2. Lalat jantan super, lalat yang sebenarnya akan menjadi lalat ♂, tetapi triploid (3n) untuk autosomnya
(3AAAXY) dan steril.
3. Lalat interseks, ialah lalat yang jaringan tubuhnya merupakan mosaic (campuran yg tak teratur) dari
jaringan lalat ♀ dan ♂. Lalat ini sebenarnya akan menjadi lalat ♀, tetapi tripoid (3n) untuk autosomnya,
shg menjadi lalat interseks (3AAAXX). Lalat ini steril (mandul).
4. Lalat dengan kromosom X yang melekat. Lalat ini ♀, tetapi kedua kromosom X saling melekat pada salah
satu ujungnya. Shg Fknya 3AAXXY

Teori perimbangan tentang penentuan jenis kelamin


Menurut C.B. Bridges penentuan jk pada Dm: faktor penentu ♀ terdapat dalam krom-X,sedang
faktor penentu ♂ terdapat pada autosom. Ia membuktikan bahwa lebih dari sebuah gen dlm krom-X
mempengaruhi sifat ♀, sedang gen-gen yang mempengaruhi sifat ♂ tersebar luas dalam autosom dan
tidak diketemukan dalam krom-Y
Bridges berpendapat bahwa mekanisme penentuan jenis kelamin pada lalat Drosophila didasrkan
atas teori perimbangan tentang penentuan jenis kelamin. Teori ini menyatakan bahwa jenis kelamin
pada Drosophila digunakan Index Kelamin, yaitu banyaknya kromososm X dibagi dengan banyaknya stel
autosom atau disingkat X/A.
Contoh:
Lalat betina (3AAXX) Iknya= X/A=2/2=1,0
Lalat jantan (3AAXY) Iknya= X/A=1/2=0,5

2. Pada Manusia

Inti sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom ( 23 pasang kromosom), t.a: 22 ps krom. tubuh dan
1 ps sex krom, shg:
Pada pria memiliki 22 autosom + 1 krom X + 1 Krom Y, dengan FK= 22AAXY (46,XY), shg gametnya dua
macam (heterogametik), yaitu sperma (22Ax) dsb ginospermiumdan sperma (22AY)
dsb androspermium.
Sedangkan pada wanita memiliki 22 autosom+1 ps krom X, shg gametnya satu macam (homogametik),
yi sel telur (22AX)
Kromatin kelamin

M.L. Barr dan Bertram (1940) menemukan badan kromatin dalam sel syaraf kucing ♀, tetapi tidak ada
pada kucing ♂.
Penelitian dilanjutkan pada manusia dengan memeriksa sel epitel tunika mucosa mulut dan pada lekosit
(SDP), ternyata pada wanita ditemukan adanya badan kromatin (Badan Barr) pada inti selnya, sedangkan
pada pria tidak diketemukan.

Hipotesis lyon
Mary F. Lyon berpendapat bahwa KK adalah salah satu dari sepasang krom X yang mengalami pignose
(mengembun) setelah pembelahan mitosis. Pendapat ini terkenal dengan Hipotesis Lyon. Berdasarkan
hipotesis itu, maka banyaknya KK pada suatu individu sama dengan banyaknya krom X yang dimiliki
dikurang satu, maka wanita (XX) memiliki 1 KK, sedangkan pria (XY) tidak memiliki KK.
Sex kromatin tidak hanya digunakan untuk membedakan jenis kelamin saja, tetapi juga untuk
mendiagnosa berbagai macam kelainan pada manusia, Jenis kelamin janin juga dapat dideteksi dengan
melakukan tes badan kromatin dari cairan amnion, untuk mengetahui ada atau tidaknya sex kromatin.

Peranan kromosom X dan Y pada manusia

Pada manusia kromosom Y merupakan kromosom yang memiliki gen-gen untuk sifat laki-laki.
Berapa pun banyaknya kromosom X dimiliki seseorang, asal di samping itu masih mempunyai kromosom
Y sebuah saja, maka orang itu adalah laki-laki.
Autosom pada manusia sama sekali tidak berpengaruh pada jenis kelamin, sedangkan pada
lalat Drosophila turut mempengaruhi jenis kelamin.
Ada beberapa contoh Penyakit kelainan Genetis pada manusia:
A. Kelainan Pada Kromosom Tubuh
1) Sindrom Down (Sindrom Trisomi - 21)--> FK: 47,+21
2) Sindrom Patau (Sindrom Trisomi - 13)--> FK: 47, +13
3) Sindrom Edward (Sindrom Trisomi - 18)->FK: 47, +18
B. Kelainan Pada Kromosom Kelamin
1) Sindrom Turner (Wanita XO) --> FK: 45, XO
2) Sindrom Klinefelter (Laki-laki XXY) --> FK: 47,XXY
3) Sindrom Superfemale (Wanita Super) --> FK: 47, XXX
4) Sindrom Supermale (Pria Super) --> FK: 47, XYY
5) Sindrom XX (laki-laki 46,XX)
C. Kelainan Struktur Kromosom
1) Sindrom Cri du Chat ( 5p-)
2) Sindrom de Grouchy ( 18p-)
3) Sindrom de Grouchy ( 18q-)
4) Sindrom Ring Kromosom 18 (18r)
Kelainan Gonad dan Perkembangan Seksual (Genetalia Ambiguous)
1) Hermaphroditsm, FK: 46, XX/46, XY
2) Female Pseudohermaphroditsm, FK: 46,XX
3) Male Pseudohermaphroditsm, FK: 46,XY

3. Pada Hewan Menyusui


Pada hewan menyusui mengikuti sistem XY, hewan ♀ adalah XX dan yang ♂ = XY

4. Pada Tumbuh-tumbuhan berumah dua


Kebanyakan tumbuhan berumah satu, sehingga tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya. Pada
tumbuhan yang berumah dua dapat dibedakan jenis kelaminnya mengikuti type XY, tanaman ♀ adalah
XX, sedang tanaman ♂ = XY
II. Type XO
Pada beberapa serangga dari ordo Orthoptera dan Hymenoptera, seperti belalang misalnya, tidak
terdapat kromosom Y. Belalang ♀ memiliki sepasang kromosom-X, jadi XX, Sedang yang ♂ hanya
memiliki sebuah kromosom-X saja, maka menjadi XO.

III. Tipe ZW
Dimiliki oleh beberapa jenis kupu, beberapa jenis ikan, beberapa jenis reptil dan burung ditemukan
bentuk kromosom kelamin yang berlainan dengan type XY.
Pada ♂ memiliki sepasang kromosom yang sama bentuknya, sedang ♀ bersifat heterogametik.
Untukmenghindari kekeliruan maka kromosom hewan tsb diberi simbul ZZ dan ZW, Untuk hewan ♂ =
ZZ, sedang ♀= ZW, sehingga semua sperma mengandung krom. Sex Z, sedang telur sebagian
mengandung krom Z dan sebagian krom W.

IV. Type ZO

Pada unggas (ayam, itik, dan sebagainya) susunan kromosom kelaminnya lain lagi. Yang ♀ hanya
memiliki sebuah kromosom kelamin saja, tetapi bentuknya lain dengan yang dijumpai pada belalang.
Karena itu ayam ♀ adalah ZO (heterogametic). Ayam ♂ memiliki sepasang kromosom kelamin yang
sama bentuknya ZZ (homogametic). Jadi spermatozoa ayam hanya satu macam saja, yaitu membawa
kromosom kelamin Z, sedang sel telurnya ada dua macam, mungkin membawa kromosom kelamin Z dan
mungkin juga tidak memiliki kromosom kelamin sama sekali

V. Type Haploid-Diploid

Pada serangga ordo Hymenoptera sepertilebah, semut dan lebah madu, penentuan jenis kelamin
tidak ada hubungannya dengan krom. Kelamin. Lebah madu ♂ terjadi karena partenogenesis, yaitu
terbentuknya individu baru dari telur tanpa fertilisasi, sehingga lebah madu ♂ bersifat haploid.

tanpa fertilisasi  LM ♂ dgn 16 krom

32 krom lebah ratu dg 32 krom

dgn fertilisasi
lebah pekerja 32 krom

Penentuan Jenis Kelamin dan Lingkungan Luar


Pada hewan tingkat rendah, penentuan jenis kelamin tidak genetik melainkan tergantung dari
lingkungan luar, Individu ♂ dan ♀ mempunyai genotif yang sama, tetapi suatu rangsang dari sumber
lingkungan menentukan pertumbuhan ke individu ♂ atau ♀.
Contoh pada cacing laut Bonellia yang ♂ kecil, semua organ mengalami degenerasi kecuali organ
reproduksi dan hidup di dalam rahim cacing ♀ yang lebih besar. F. Baltzer, menemukan setiap sel telur
yang terisolir akan menjadi cacing ♀.
Seks membalik sebagian

Crew (1923) menemukan adanya ayam betina dewasa yang dapat berubah menjadi jantan. Ayam
betina yang membalik jenis kelaminnya itu mempunyai bulu ekor dan berkokok seperti halnya ayam
jantan, serta berlaku sebagai induk jantan terhadap anak-anaknya.
Hal tersebut terjadi karena rusaknya ovarium, hasil penyelidikan Crew disebabkan karena
tuberkolose, akibatnya gonad yang sebelah kanan berkembang menjadi testis

Rangkai Kelamin (sex linkage)


Sifat keturunan seperti biji bulat, albino, tinggi, warna merah dst... merupakan sifat keturunan (gen)
yang diturunkan dalam kromosom tubuh (autosom)

Sedangkan semua sifat keturunan (gen) yang diturunkan dalam kromosom kelamin disebut rangkai
kelamin (sex linkage).

GEN-GEN YANG TERDAPAT PADA KROMOSOM X


1. Rangkai kelamin pada Drosophila
Adanya rangkai kelamin mula-mula ditemukan oleh T.H.Morgan. ia mendapatkan lalat bermata
putih. Lalat ini merupakan mutan (mengalami perubahan gen), karena lalat normal berwarna merah.
Pada waktu lalat jantan bermata putih dikawinkan dengan lalat betina normal (bermata merah),
maka semua lalat F1 baik jantan maupun betina bermata merah. Jika lalat F1 dikawinkan, maka lalat F2
memperlihatkan perbandingan 3 bermata merah dan 1 bermata putih.
Perbandingan ini memberikan petunjuk bahwa merah adalah dominan terhadap putih. Diambil
kesimpulan bahwa gen resesif rupa-rupanya hanya memperlihatkan pengaruhnya pada lalat jantan saja.
Karena itu Morgan berpendapat bahwa gen yang menentukan warna merah itu terdapat pada
kromosom X.
Dari penelitian selanjutnya Morgan menemukan 20 gen yang terdapat pada kromosom X

2. Rangkai kelamin pada manusia


a. yg disebabkan oleh gen resesif
 Buta warna
adalah penyakit keturunan yang menyebabkan seseorang tidak bisa membedakan warna merah dengan
biru, atau kuning dengan hijau. Disebabkan oleh gen resesif cb (color blind), gen buta warna terpaut
pada kromosom X

Genotip buta warna adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel Di Atas Terlihat Bahwa Laki-laki Tidak Ada Yang Carier Atau Pembawa

 Anodontia

Adalah kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam keadaan Resesif. Kelainan
ini menyebabkan penderita tidak memiliki gigi (ompong). Apabila ibu yang menderita anodontia
menikah dengan laki-laki yang normal, maka semua anaknya laki-laki akan menderita anodontia
 Hemophilia

Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengakibatkan darah seseorang sukar membeku,
penderita hemofilia jika terluka darahnya akan membeku sekitar 50 mnt – 2 jam, hal ini akan
mengakibatkan penderita mengalami kehilangan banyak darah dan dapat menimbulkan
kematian Penyakit ini dikendalikan oleh gen resesif (h) yang terpaut kromosom X. Contoh
silsilah penyakit hemofilia adalah pada keluarga kerajaan Eropa. Ratu Victoria dari Inggris menderita
hemofilia.

Genotip wanita hemofilia:


HH = XHXH = Homozigot dominan /normal
Hh = XHXh = heterozigot (carier/pembawa sifat)
Hh = XhXh = homozigot resesif/penderita hemofilia
Genotip laki-laki hemofilia:

XHY = laki-laki normal


XhY = laki-laki hemofilia

 Sindrom Lesch Nyhan

Penyakit tubuh karena adanya proses pembentukan purin yang berlebihan terutama pada basa
guanine. Penderita tidak mampu membuat enzim HGPRT (Hipoxantin Guanin Phospo Ribosil
Transferase) tetapi diikuti dengan aktifnya AGPRT (Adenin Guanin Phospo Ribosil Transferase).

Ciri-ciri penderita antara lain :


 Pasien memiliki tabiat abnormal, misalnya kejang otot tanpa disadari serta menggeliatkan kaki
dan tangan.
 Tunamental, sukar menelan dan sering muntah.
 Semua penderitanya laki-laki dengan usia kurang dari 10 tahun
 Suka tertawa
 Hydrosefali terangkai X
Dari 9 kasus penyakit hidrosefali, ada satu yang bersifat genetis. Yaitu disebabkan oleh
gen resesif hi pada kromosom X. ditandai dengan kepala membesar karena penimbunan cairan
serebrospinal di dalam ruang otak.
Keadaan ini berakibat gangguan mental, kehilangan kemampuan bergerak (motorik) dan
lambat laun menyebabkan kematian.

b. Disebabkan oleh gen dominan


Contohnya gigi cokelat dan mudah rusak, karena kurang email.
Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B yang terdapat pada kromosom X. alelnya resesif b
menentukan gigi normal.
Jika seorang laki-laki bergigi cokelat B- menikah dengan seorang perempuan bergigi normal bb, maka
semua anaknya perempuan akan bergigi cokelat, sedangkan semua anak laki-laki bergigi normal

GEN YANG TERDAPAT PADA KROMOSOM Y


Kromosom Y jauh lebih sedikit mengandung gen-gen, karena memang lebih pendek ukurannya jika
dibandingkan dengan kromosom X. oleh karena kromosom Y dimiliki laki-laki saja, tentunya mudah
dimengerti bahwa sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada kromosom Y hanya akan diwariskan
kepada keturunan laki-laki saja.
Contoh yang terkenal pada manusia adalah Hypertrichosis yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-
bagian tertentu di tepi daun telinga. Kelainan ini disebabkan oleh gen resesif h yang terdapat pada
kromosom Y.
Perkawinan antara laki-laki Hypertrichosis dengan perempuan normal akan mempunyai anak
laki-laki yang semuanya Hypertrichosis.

RANGKAI KELAMIN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA


Kromosom kelamin pada manusia terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Bagian dari kromosom X yang homolog dengan bagian dari kromosom Y.


Bagian ini tidak panjang dan terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin tidak
sempurna.
2. Bagian dari kromosom X yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari kromosom Y.
Bagian ini panjang sekali dan terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin sempurna,
yaitu gen-gen yang lazim menunjukkan sifat kelamin.

3. Bagian dari kromosom Y yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari kromosom X.
Bagian ini pendek sekali dan terletak gen-gen yang dinamakan gen-gen rangkai Y, disebut juga gen
holandrik

GEN YANG DIPENGARUHI OLEH JENIS KELAMIN


Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki maupun perempuan.
Baru pada keadaan homozigot resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam
fenotif.

Berikut ini akan diterangkan gen-gen yang dominansinya ditentukan dari jenis kelamin individu

1. Kepala botak
Mula-mula dikira bahwa kepala botak itu disebabkan oleh gen yang terdapat pada kromosom
kelamin. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa seorang ayah yang mempunyai kepala botak
dapat mempunyai anak laki-laki yang botak pula.
Kenyataan ini membuktikan bahwa dugaan tersebut tidak dibenarkan, karena andaikata gen untuk
kepala botak terdapat pada kromosom X, maka tidak mungkin ayah dan anaknya laki-laki mempunyai
sifat yang sama.
Andaikata gen itu diduga terdapat pada kromosom Y, itu pun tidak benar, mengingat bahwa ada
perempuan yang mempunyai kepala botak.
Jika B merupakan gen yang menentukan kepala botak dan alelnya b menentukan kepala berambut
normal, maka pengaruh jenis kelamin itu sedemikian rupa sehingga gen B itu dominan pada laki-laki,
tetapi resesifnya pada perempuan.

Genotip Laki-laki Perempuan

BB Botak Botak
Bb Botak Tidak botak
bb Tidak botak Tidak botak

2. Panjang jari telunjuk

Apabila kita meletakkan tangan kanan dan kiri kita pada suatu alas di mana terdapat sebuah garis
mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui,
apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang ataukah lebih pendek daripada jari manis.

Pada kebanyakan orang, ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari
telunjuk lebih pendek dari jari manis. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada
orang laki-laki, tetapi resesif pada orang perempuan. Kejadian gen itu menjadi sebagai berikut :

Genotip Laki-laki Perempuan

TT Jari telunjuk pendek Jari telunjuk pendek


Tt Jari telunjuk pendek Jari telunjuk panjang
tt Jari telunjuk panjang Jari telunjuk panjang

Bab 2. GENETIKA MENDEL


Bab 2. GENETIKA MENDEL (NUR ILMIYATI)
PENDAHULUAN
Gregor Johann Mendel abad ke-19. Percobaan persilangan pada kacang ercis (Pisum sativum)→prinsip-
prinsip pewarisan sifat. Groger Mendel telah berspekulasi tentang adanya suatu bahan yang terkait
dengan suatu sifat atau karakter di dalam tubuh suatu individu yang dapat diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya.

Wilhelm Johannsen lalu menyingkatnya sebagai gen dua puluh tahun kemudian.
Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom

Alasan Mendel menggunakan kacang kapri: Pasangan sifat beda menjolok; Autogami sifat yang Konstan ;
Mudah melakukan penyerbukan silang; Waktu yang diperlukan singkat ; Keturunannya banyak

Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang tinggi dengan yang kerdil. Keturunannya
memperlihat-kan nisbah(perbandingan) tanaman tinggi terhadap tanaman kerdil sebesar 3:1

Dan dari serangkaian percobaannya tentang pewarisan sifat tersebut Mendel kemudian dinobatkan
sebagai Bapak Genetika

• TERMINOLOGI

P→Parental

F → Filial,c/ F1 : keturunan pertama, F2 : keturunan kedua

Alel → bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus (tempat) tertentu.
Gen dominan → gen yang menutupi ekspresi alelnya, ditulis dgn simbul huruf kapital
Gen resesif → gen yang ekspresinya ditutupi oleh ekspresi alelnya,diberi simbul huruf kecil.
Homozigot → individu membawa pasangan alel sama (DD/dd)

Heterozigot → individu membawa pasangan alel berbeda (Dd)


Fenotip →sifat individu yangdapat diindra (G+E)

Genotip →susunan genetik yang mendasari pemunculan suatu sifat.

Hibrid →hasil perkawinan antara 2individu yang mempunyai sifat beda.

• HUKUM SEGREGASI
(HUKUM MENDEL I)

☼Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-
masing gamet yang terbentuk.

Salah satu contoh persilangan Mendel, antara kacang kapri biji bulat dengan biji keriput, sampai
generasi kedua ternyata menghasilkan perbandingan = bulat : keriput = 3 : 1

• Modifikasi Nisbah Mendel

 Modifikasi nisbah 3 : 1

Semi dominansi → terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi pengaruh alel resesifnya
dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan muncul sifat antara (intermedier).

ex” : Pewarisan warna bunga pada Bunga Pukul Empat

(Mirabilis jalapa)
P: ♀ MM x mm ♂
Merah Putih

Gamet M m

F1 : Mm (Merah muda)
Menyerbuk sendiri (Mm x Mm)

F2 : dengan nisbah: fenotipe merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1

• Perkawinan Resiprok:
Merupakan perkawinan kebalikan dari perkawinan yang semula dilakukan.
P : ♀ DD (Tinggi)x ♂ dd (Kerdil) Resiproknya: P : ♀ dd (Kerdil) x ♂ DD (Tinggi)

Gamet D d Gamet d D
 

F1 : Dd (Tinggi) F1 : Dd (Tinggi)

 

F2 : 3 tinggi : 1 kerdil F2 : 3 tinggi : 1 kerdil

• Backcross (Perkawinan Balik): perkawinan individu F1 dengan salah satu induknya.


C/ pd Marmut, B :u/gen hitam + b: u/gen putih

P : ♀ BB x ♂ bb
Hitam Putih

Gamet B b

F1 : Bb (Hitam)
Backcross : ♀ BB x ♂ Bb

Hitam Hitam

Gamet B B dan b

F2 B

B BB (Hitam)
b Bb (Hitam)
Hasilnya 100 % hitam

• Testcross (Uji silang): perkawinan individu F1 dengan individu yang homozigot resesif
Pada c/ ini menghasilkan 50% Marmut hitam dan 50% Marmut putih

P : ♀ BB x ♂ bb

Hitam Putih
Gamet B b

F1 : Bb (Hitam)
Testcross : ♀ Bb x ♂ bb

Hitam Putih
Gamet B dan b b

F2 B b

b Bb (Hitam) bb (Putih)

Dari testcross monohibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan = 1 : 1

Testcross juga backcross, tetapi backcross belum tentu testcross.

LETALITET

• Peristiwa matinya individu, biasanya pada saat embryo, karena adanya gen letal/gen kematian dalam
keadaan homozigotik.

• Gen letal dominan : Ayam creeper, Tikus kuning, Huntington’s chorea, Brakhidaktili.

• Gen letal resesif: Ichtyosis congenita (bayi lahir dengan kulit tebal dan banyak luka terutama di tempat-
tempat lekukan).

Gen Letal Dominan


→ Gen yang dapat mengakibatkan kematian pada individu homozigot (embrio).

ex” : peristiwa letal dominan antara lain dapat dilihat pada ayam redep (creeper).
Ayam creeper dengan genotif Cc dengan genotif Cc memiliki kaki pendek, karena menderita
penyakit keturunan yang disebut Achondroplasia, ayam yang bergenotif CC tidak pernah
dikenal (karena mati pada saat embryo)

Apabila sesama ayam Creeper (Cc) dikawinkan, maka


♀ Cc x ♂ Cc

CC Cc Cc cc
Letal Creeper Normal

(2 : 1)

• Gen Letal Resesif

Ex” : Ichthyosis congenita

Merupakan suatu penyakit keturunan yang disebabkan oleh gen resesif i, yang menyebabkan kulit
kering dan bertanduk , dan pada lipatan-lipatan tubuhnya mengeluarkan darah, biasanya meninggal
dalam kandungan.
Jika sepasang suami istri yang normal carrier menikah, kemungkinan anaknya sbb:

♀ Ii x ♂ Ii


II Ii Ii ii
Normal NC Ichthyosis congenita (Letal)

75 % keturunannya hidup, 25 % letal

CODOMINAN

• Kadang sepasang alel dalam keadaan heterozigot tidak menghasilkan sifat intermediet, tetapi
membentuk sifat baru, alel demikian disebut Alel Codominan.

Contoh pada sapi Shorthorn dikenal 3 warna, yaitu merah, coklat dan putih:
• Sapi merah mempunyai genotip CRCR

• Sapi coklat mempunyai genotip CRCW

• Sapi putih mempunyai genotip CWCW


Warna coklat bukan warna intermediet antara merah dan putih

• Perkawinan2 sapi coklat akan menghasilkan keturunan yg memperlihatkan perbandingan fenotip 1


merah : 2 coklat : 1 putih.

P ♀ CRCW X ♂ CRCW

sapi coklat sapi coklat


Gamet: CR , CW CR , CW

F1 CRCR = sapi merah CRCW = sapi coklat


CRCW = sapi coklat CWCW = sapi putih

Jika sapi jantan merah kawin dengan sapi betina coklat, dihasilkan sapi F1 dengan perbandingan fenotip
1 merah : 1 coklat. Bagaimana keturunan F2 apabila sapi-sapi F1 diberi kesempatan kawin secara bebas?

Karena F1 terdiri dari sapi merah dan coklat, maka akan ada 4 macam perkawinan:
1. sapi ♂ merah x sapi ♀ merah
2. sapi ♂ merah x sapi ♀ coklat
3. sapi ♂ coklat x sapi ♀ merah
4. sapi ♂ coklat x sapi ♀ coklat
Jika semua kemungkinan itu dijumlah, maka F2nya didapatkan perbandingan keturunan dengan
perbandingan fenotip 9/16 merah : 6/16 coklat : 1/16 putih

P ♀ CRCW X ♂ CRCR
sapi coklat sapi merah

Gamet: CR , CW CR

F1 CRCR = sapi merah CRCW = sapi coklat

macam Banyaknya Keturunan F2


perkawinan perkawinan
Merah Coklat Putih

Merah x Merah 1/4 1/4 - -


Merah x Coklat 2/4 (1/2) 1/4 1/4 -
Coklat x coklat ¼ 1/16 1/8 1/16

Jumlah 9/16 6/16 1/16

• PEMBUATAN DIAGRAM SILSILAH


Jika seorang gadis Dm menikah dengan pemuda yang normal, anak keturunannya kemudian menikah
dengan pemuda yang normal carier. Diagramnya:

P: ♀ dd x ♂ DD

diabetes normal

F1 : Dd (Normal carier)

F2 : 1 DD = Normal

2 Dd = Normal carier

1 dd = Diabetes
Dari diagram samping dibuat diagram silsilah :

Bagaimanakah genotif masing-masing individu tsb?

HUKUM PENGELOMPOKAN SECARA BEBAS


(THE LAW OF INDEPENDENT ASSORTMEN OF GENES)
(HUKUM MENDEL II)

Gen-gen sepasang alel memisah secara bebas ketika berlangsungnya pembelahan reduksi, yaitu pada
waktu pembentukan gamet-gamet.
 Persilangan Dihibrid

Persilangan yang melibatkan pola pewarisan dua macam sifat beda


C/ Kacang ercis

B: gen untuk biji bulat, alelnya b (kisut)

K: gen untuk biji warna kuning, alelnya k (hijau)

P: ♀ BBKK (Bulat,Kuning) x ♂ bbkk (Kisut,Hijau)

Gamet BK bk

F1 : BbKk (Bulat,Kuning)

Gametnya  BK, Bk, bK dan bk


Menyerbuk sendiri (BbKk x BbKk )
Dari persilangan tersebut diperoleh 16 macam F2:

• 9 B-K- : Bulat, Kuning

• 3 B-kk : Bulat, Hijau

• 3 bbK- : Kisut, Kuning

• 1 bbkk : Kisut, Hijau


Jadi persilangan dihibrid menghasilkan keturunan F2, dengan perbandingan: Bulat, kuning : Bulat,hijau :
Kisut,kuning : Kisut, hijau = 9:3:3:1

• TRIHIBRID ... POLIHIBRID

BEBERAPA RUMUS YG DAPAT DITERAPKAN PADA BERBAGAI KEJADIAN


1. Meramal banyaknya macam gamet yang dapat dibentuk hibrid.

Rumus: 2n
Ket: 2  menunjukkan bahwa pada setiap pasang alel akan terjadi 2 macam gamet

n  jumlah pasangan alel/sifat beda

Contoh:

Monohibrid (Aa)  2n = 21 = 2  A; a
Dihibrid (Aa Bb)  2n = 22 = 4  AB; Ab; aB dan ab

2. Meramal banyaknya kombinasi dalam F2

Rumus: (2n)2
C/ Perkawinan monohibrid (Aa x Aa), menghasilkan kombinasi F2:

F2 = (2n)2 = (21)2 = 4  AA, Aa, Aa, aa

3. Meramal banyaknya macam genotif dalam F2

Rumus: 3n

c/ Banyaknya macam genotif F2 pada Perkawinan monohibrid =


3n = 31 = 3  AA, Aa (2) dan aa
4. Meramal bentuk perbandingan keturunan dari perkawinan/ hibrid dipakai rumus Hukum segitiga
pascal

1 1

1 2 1

1 3 3 1 dst...

C/ Perkawinan monohibrid
banyaknya gen dominan

1 x 31= 1 x 30= 3 : 1

angka tetap

angka mengikuti Hukum segitiga pascal

Dihibrid = 1 x 32 : 2 x 31 : 1 x 30 = 9 : 3 : 3 : 1

MATEMATIKA DALAM GENETIKA


Dasar-dasar teori kemungkinan:

1. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah = perbandingan antara suatu yang
diinginkan itu terhadap keseluruhan.

Rumus : X K (X) = besarnya kemungkinan untuk mendapatkan (X)


K (X) = --------------- ( X + Y )= jumlah keseluruhan

(X + Y)

Contoh soal: Berapakah kemungkinan seorang ibu melahirkan anak laki-laki?

2. Kemungkinan atas terjadinya 2 peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah = hasil
perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.

Rumus: K (X+Y) = K(X) x K(Y)


Contoh soal: Berapa kemungkinan suatu keluarga memiliki 2 anak pertama laki-laki?

3. Kemungkinan atas terjadinya 2 peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi ialah = jumlah dari
besarnya kemungkinan untuk peristiwa-peristiwa itu.
Rumus: K (X+Y) = K(X) x K(Y)

Contoh soal: Di-tos 2 uang logam bersama-sama, bagaimanakah kemungkinan mendapatkan 2 gambar
atau 2 angka?

Penggunaan rumus binomium


Rumus  (a + b)n

Disini a dan b merupakan kejadian terpisah, sedangkan n menyatakan banyaknya percobaan, untuk
berbagai nilai menggunakan pedoman Hukum segitiga Pascal
1 1

1 2 1

1 3 3 1 dst...

Contoh Soal :
1. Jika di tos 3 mata uang bersama-sama, berapakah kemungkinan mendapatkan 1gambar, 2 angka?
2. Sebuah keluarga menginginkan memiliki 4 anak, berapa kemungkinan memiliki anak:
a. Semua anak laki-laki
b. 2 laki-laki, 2 perempuan
c. 1 laki-laki, 3 perempuan
d. Anak pertama laki-laki

CHI-SQUARE TEST (Tes χ2)

Seringkalidalam kita mengadakan percobaan perkawinan/persilangan menghasilkan keturunan yang


tidak sesuai dengan hukum Mendel. Kejadian tersebut menyebabkan kita ragu-ragu, apakah
penyimpangan tsb terjadi karena kebetulan saja atau karena faktor lain?

Maka kita perlu mengadakan evaluasi terhadapbenaratau tidaknya hasil percobaan yang telah kita
lakukan dibandingkan dengan keadaan secara teoritis.

Caranya dengan CHI-SQUARE TEST (Tes χ2)

Rumus  d2 (o – e)2

χ2 = ∑ ----- = ∑ --------------

e e

Keterangan:
e = expected = hasil yang diharapkan / diramal

o = observed = hasil yang diperoleh


d = Deviation/ deviasi/penyimpangan = selisih antara hasil yg diperoleh (o) dan yang diharapkan (e)

∑ = sigma = jumlah

Dalam perhitungan harus diperhatikan besarnya derajad kebebasan (degree of freedom) yang nilainya =
jumlah kelas fenotip dikurangi dengan satu.
Contoh:

Dalam Dihibrid perbandingannya =9:3:3:1

Maka kelas fenotipnya adl 4,shg dof4-1=3

Catatan:

Menurut ahli statistik (Yates), khusus untuk 2 kelas fenotif perlu diterapkan KOREKSI YATES pada
nilai deviasi , yaitu mengurangi nilai deviasi dengan 0,5

• Setelah diperoleh hasil χ2 kemudian dilihat dalam tabel χ2

Derajat Kemungkinan
Kebebasan 0,90 0,70 0,50 0,30 0,10 0,05 0,01
1 0,016 0,15 0,46 1,07 2,71 3,84 6,64
2 0,21 0,71 1,36 2,41 4,61 5,99 9,21
3 0,58 1,42 2,37 3,67 6,25 7,82 11,35
4 1,06 2,20 3,36 4,88 7,78 9,49 13,28

Contoh soal:
1. Tanaman berbatang tinggi (Tt) menyerbuk sendiri menghasilkan 60 biji, kemudian
ditanam, hasilnya 40 tanaman batang tinggi dan 20 berbatang kerdil.
Dari hasiltersebut apakah sudah sesuai dengan hukum Mendel?

Jawab:

genetika
BAB I
PENGERTIAN GENETIKA
 Genetika.
Ilmu yang mempeljri tentang apa yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan
bagaimana cara pewarisan / penurunn tersebut.
 Genetika, menjelaskan tentang:
1. Adanya persamaan dan perbedaan sifat turunan pada makhluk hidup.
Variasi adalah perbedaan antara individu dalam satu spesies.
Variasi ada 2 macam
 Variasi somatis/ V. Lingkungan = makanan, temperatur, tempat hidup dan faktor luar lainnya.
 Variasi Germinalis/ V. Hereditas pada keturunan tertentu.
Genetika mempelajari persamaan/ perbedaan untuk faktor herediter terhadap lingkungan.
Rumus P=G+E
Keterangan: P /Phaenotype = sifat individu yang dapat di indera
G /Genotype = sifat herediter individu yang dibawa oleh gen-gen yang merupakan dasar
genetisnya, biasanya dipakai simbul = Aa, Bb dst.
E /Environtment = lingkungan.
2. Apa yang diturunkan dari induk kepada keturunannya.
3. Bagaimana mekanisme materi genetika itu diturunkan.
4. Bagaimana kerja materi genetika tersebut.

 Manfaat Genetika:
Genetika merupakan cabang Biologi, sebagai ilmu terapan dipakai dalam bidang:
1. Kedokteran,mendiagnosis suatu penyakit, apakah karena faktor keturunan atau bukan,
sehingga dapat dipakai untuk pengobatannya.
Contoh: Sindrom talidomida merupakan fenokopi (bukan keturunan tapi menyerupai kelainan
genetis) dari Fokomelia.
2. Kedoktern hewan dan Peternakan: pencarian bibit unggul, mendapatkan unggas pedaging,
petelur, ternak pedaging,tahan penyakit dll.
3. Pertanian
4. Psikologi
5. Antropologi
 Cara mempelajari penurunan sifat genetis, ada 9 cara:
1. Penangkaran/ Hibrid / Penyilangan / Crossing, yang perludiperhatikan =
a. Mempunyai daurhidup yang pendek
b. Mempunyai turunan yang cukup banyak
c. Mempunyai variasi sifat
d. Mudah dilakukan
2. Silsilah keluarga
3. Anak kembar
a. Anak kembar fraternal (dizigotik/ DZ)
b. Anak kembar identik (monozigotik/ MZ)
4. Kawin sekerabat, dapat digunakan untuk mempelajari tingkah laku suatu karakter. Kawin
sekerabat membuat sifat genetis yang buruk lebih sering muncul.
Cotoh: kawin sekerabat pada Orde Amish jumlah cacat genetis lebih banyak. Peneliti McKusick
dkk, menemukan ada 4 kelainan genetis yang langka pada populasi umum di dapat dalam
frekuensi relatif tinggi pada orang-orang Amish yang hidup di Ohio, Pennsylvania, dan Indiana.
Keempat kelianan itu adalah:
- Ellis – von Cleveld (suatu tipe cebol)
- Anemia hemolitik defisiensi piruvat kinasa
- Hemofilia B
- Distrofi muskular pinggang
5. Percobaan/ eksperimen
Membuat perubahan sifat genetis. Contoh:
a. Pemisahan bahan genetis dari individu yang satu ke yang lain. C/ pd Bacteri + Virus.
b. Meradiasi
c. Mencari sifat heterosis dengan breeding.
6. Sitologi/Sitogenetika: kromosomsebagai sifatyang diturunkan dapat diketahui bentuk,jumlah
dan sifat-sifatnya.
7. Morfologi anatomi
Dengan persilangan yang terus menerus dapat dibuat sistimatika morfologi anatomi suatu
spesies yang normal, serta variasinya,kemudian dapat dipakai untuk meneliti kelainan-kelainan
yang timbul dari padanya.
8. Analisis Biokimia/Fisiologi Biokimia
Dapat mengetahui susunan kimia dalam kromosom serta gena yang terdapat dalam kromosom.
9. Biometrika
Perhitungan yang bersifat matematika yang berguna untuk menyusun data obyek
genetika,serta mengambil kesimpulan dari padanya.

Anda mungkin juga menyukai