KELOMPOK 7
◉ Dacrydium elatum tersebar pada beberapa negara dengan iklim lembab yang ditandai
oleh musim panas yaitu banyak di Vietnam, Laos, Cambodia, Thailand, Malaysia;
beberapa daerah di pulau Sumatra dan Kalimantan (Farjon dan Filer, 2013). Suhu rata-
rata untuk tumbuhan ini tumbuh adalah 21,2oC (Biffin et al, 2011).
BAGIAN-
BAGIAN
◉ Daun dan Ranting: Ranting-ranting yang tidak terlalu tegak yang berkumpul
membentuk jumbai yang bersamaan membentuk mahkota. Daun-daun mudanya
berbentuk lanset linear dan melengkung parallel ke arah ranting dengan panjang
kurang lebih 14mm, dengan lebar 0,3mm dan ketebalan 0,2mm (Laubenfels, 1988).
◉ Batang: Batang yang lurus dan pipih berwarna coklat. Tingginya dapat mencapai 30
meter dan diameternya dapat mencapai 80cm (Laubenfels, 1988).
◉ Organ Reproduksi: Memiliki serbuk sari terkumpul pada kerucut kecil dengan
Panjang 4-8mm dan diameter 1-1,2mm. Dacrydium elatum juga memiliki
mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium penghasil gamet jantan).
PENCIRIAN
Tanaman SUKU
dari suku podocarpaceae berbentuk perdu atau pohon.
Daun tersebar, tersusun spiral atau berhadapan, berbentuk sisik, jarum atau lanset.
Pada Phyllocladus daun tereduksi dan terdapat filokladium/kladodium yaitu cabang yang
berubah bentuk atau fungsinya menjadi seperti daun.
Tumbuhan umumnya berumah dua. Strobilus terletak diketiak daun. Strobilus jantan
banyak membawa miksosprofil yang tersusun spiral. Setiap mikrosporofil membawa
dua mikrosporangia. Mikrospora bersayap. Strobilus betina membawa satu ovul (jarang
beberapa ovul) yang diliputi oleh satu lapisan sukulen yang disebut epimatium dan
duduk pada suatu reseptakulum yang terdiri dari sisik-sisik yang bersatu.
(Silalahi, 2015)
PENCIRIAN SUKU
◉ Biji bisa seluruhnya diliputi epimatium (seperti pada marga Podocarpus) dan sebagian
tertanam pada arilus berbentu cawan (Phyllocladus). Embrio dengan dua kotiledon
◉ Suku Podocarpaceae terdiri dari 7 marga dengan sekitar 150 jenis, terutama yang
terdapat di belahan bumi bagian Selatan, contohnya adalah
◎ Podocarpus polystachyus R.Br.
◎ Dacrydium elatum Will.
◎ Phyllocladus hypohyllus Hook.
(Silalahi, 2015)
KANDUNGAN KIMIA -
MANFAAT
◉ Dari ekstrak ranting dan getah dapat diisolasi enestebol (C H O ),
20 28 3
ecdysteroids, 20-hidroksicdysone, ajugasterone C, ponasterone, dan daucosterol
(Thao et al, 2019).
MANFAAT
◉ Minyak atsari (Essential oil) dari kayu dari tumbuhan Dacrydium elatum dapat
digunakan untuk mengatasi gangguan intestinal (Sam et al, 2004).
Sequoiadendrongiganteum
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Pinopsida
Subclass : Pinidae
Order : Pinales
Family : Cupressaceae
Genus : Sequoiadendron J. Buchholz
Species : Sequoiadendron giganteum
(ITIS Report, 2019).
DESKRIPSI
◉ Sequoia raksasa, memiliki beberapa sinonim antara lain: Americus gigantea, Gigantabies
wellingtoniana, Sequioa wellingtonia, Taxodium giganteum dan Steinhauera gigantea.
Area dari tumbuhan ini sekarang hanya terbatas di sepanjang lereng barat Sierra Nevada
di California Tengah. Tanaman ini terkenal akan ukurannya yang sangat besar, usia, dan
keindahannya (Hartesveldt, et.al., 1975). Karena hal ini, sebagian besar rumpun sequoia
raksasa telah diberi status dilindungi. (Chalchat, et.al., 1988).
◉ Tumbuhan ini dapat tumbuh pada iklim lembab yang ditandai dengan adanya musim
panas yang kering. Dan daerah ini memiliki rata-rata curah hujan tahunan bervariasi dari
sekitar 900 hingga 1400 mm (35 hingga 55 in), dengan variasi tahun-ke-tahun yang
tinggi (Rundel, 1969.)
BAGIAN-
BAGIAN
◉ DAUN: berwarna hijau, berbentuk jarum dengan panjang 3 – 6 mm, dan
tersusun secara spiral pada pucuknya. Daunnya berdesakan dan saling tumpang
tindih dengan tiga baris memanjang (Flint, 2002).
◉ BUNGA: Sequoia raksasa merupakan tumbuhan berumah satu dimana kelamin
jantan dan kelamin betinanya terdapat dalam satu bunga dan umumnya
terbentuk selama akhir musim panas. Serta penyerbukan terjadi antara
pertengahan April dan pertengahan Mei ketika cone dari betina hanya
berdiameter dua atau tiga kali lebih besar dari ranting yang menopangnya
(Hartesveldt, et.al., 1975).
BAGIAN-BAGIAN
◉ BUAH: Pembuahan dari tanaman ini umumnya terjadi di bulan Agustus, saat bentuk cone
sudah mulai terbentuk sempurna. Embrio dari buah ini terbentuk cepat pada musim panas
dan matang di penghujung musim tanam kedua. Buah dewasa berbentuk seperti telur
dengan ukuran 5 – 9 cm dan berisikan rata – rata 200 biji (Harvey, et.al., 1980).
◉ BIJI: untuk beregenerasi. Biji cone berukuran 4 - 7 cm dan matang dalam 18-20 bulan,
walau dapat juga tetap hijau dan tertutup selama 20 tahun. Setiap cone memiliki sisik
sebanyak 30 – 50 yang tersusun secara spiral, dengan beberapa biji menepel di tiap sisik
nya. Biji berwarna coklat tua dengan ukuran 4-5 mm dan tebal 1 mm. Beberapa biji akan
luruh saat sisik pada cone menyusut di akhir musim panas (Hartesveldt, et.al., 1975)
PENCIRIAN SUKU
◉ Suku taxodiaceae umumnya berupa pohon tanpa saluran resin di batangnya.
◉ Memiliki daun berbentuk sisik hingga jarum, yang kadang dimorfik, persisten
atau gugur.
◉ Tumbuhan berumah satu, strobilus jantan kecil, tersusun serupa bulir. Strobilus
betina mengayu, bulat, terminal, sporofil membawa 2-9 ovula. Braktea dan sisik
ovul bersatu sebagian atau seluruhnya. Biji dengan 2-3 sayap, embrio dengan 2-
9 kotiledon.
◉ Suku ini mempunyai sekitar 10 marga dengan 16 jenis, di Asia Timur, Tasmania
dan Amerika Utara. Contoh spesies: Sequoidendron giganteum, Metasequoiq
glytostroboides, Cunninghamia lanceolate (Silalahi, 2015).
KANDUNGAN KIMIA
◉ Minyak yang disintesis dari daun segar tumbuhan sebagian besar mengandung
- pinene (45,1 %) dan elemicin (21,5 %). Komponen lain dengan presentase
kecil antara lain myrcene (6.4%), methyl eugenol (4.3%) dan -terpineol (3.0%).
Sedangkan minyak yang disintesis dari bagian kayu nya sebagian besar
mengandung - pinene (44,5 %). Selain itu mengandung juga limonene (8.7%),
myrcene (7.9%). 9,l0-dehydro-isolongifolen (5.0%), nerolidol (3.1%), -
terpineol (2.9%), -eudesmol (2.5%) dan cinnamaldehyde (2.5%). Juga terdapat
sebagian kecil sabinene (2.2%), pinocarveol (1.6%), borneol (1.5%) and -
cadinene (1.5%) (Jerkovic, et. al. 2003).
MANFAAT
Sebelum status tumbuhan ini dilindungi, sekitar tahun 1870 digunakan sebagai bahan
bangunan untuk membangun atap dan tiang pagar rumah. Namun kayu dari pohon
Sequo raksasa tidak terlalu kuat dan rapuh (University of California, 2019).
Tidak ada pengembangan lebih lanjut pada bidang farmasi setelah statusnya dilindungi.
Ulva sp.
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Divisi :Thallophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulotrichales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva sp.
(Jitrosoepomo, 2011).
Deskripsi
Ulva sp. memiliki aklimatiasi luar dan dapat tumbuh dengan baik diberbagai suhu dan
salinitas, tetapi karakteristik morfologi yang mudah berubah sebagai respon terhadap
lingkungan. Ulva sp. terdapat di dasar pantai berbatu atau pasir. Talus pada tumbuhan
ini menyerupai kipas dan bentuk tubuhnya pipih serta berbentuk lembaran yang tipis
(Oktiana et al., 2015).
Salah satu contoh spesiesnya adalah Ulva lactuca. Berbentuk seperti lembaran daun dan
hidup di laut menempel pada batu, memliki panjang 100 cm, berwarna hijau
terang,memiliki bentuk strap-shad blades dengan tepi yang halus dan bergelombang.
Pada setiap helaian seringkali berwarna pucat dan semakin kearah tepi warnanya
semakin gelap. Di daera tropis, tumbuhan ini biasanya terdapat di air yang dangkal
(Littler et al., 1989).
BAGIAN TUMBUHAN
Pencirian Suku
◉ Ulva sp. termasuk ke dalam famili Ulvaceae yang memiliki ciri-ciri antara lain
inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membrane, bersifat
autototrof (klorofil), terdapat uniseluler maupun multiseluler sederhana,
memiliki pirenoid sebagai tempat hasil fotosintesis, dan organ sel yang dimiliki
antara lain badan golgi, mitokondria, RE (Littler et al., 1989).
REPRODUKSI
Generative : isogami
Foliose
Substrat (cyphella)
Pencirian Suku
◉ Lichen Parmeliaceae berbentuk seperti lembaran daun, warnanya hijau hingga
hijau keabuabuan, talusnya berbentuk seperti daun atau yang dikenal dengan
foliose. Famili Parmeliaceae adalah kelompok lichen foliose terbesar yang
memiliki bentuk talus spesifik dan mudah dikenali (Panjaitan et al., 2012).
◉ Tipe talus foliose dari family ini memiliki ciri-ciri talus mudah terkelupas dari
substratnya. Ciri lain yaitu struktur talus berlapis, pada permukaan bawah
terdapat rizoid, yang berfungsi untuk melekatkan pada substrat, cyphella atau
penutup padat yang merupakan jalinan hifa fungi padat yang berwarna gelap
serta spora tidak bersepta (Fink, 1961).
REPRODUKSI
(Yurnaliza, 2002).
MANFAAT
Ekstrak dari Evernia prunastri dapat menghambat mikroorganisme pada
konsentrasi lebih tinggi. Komponen lichen Evernia prunastri menunjukkan
aktivitas antimikroba yang sangat kuat. Aktivitas antimikroba dibandingkan
dengan antibiotic standar, streptomisin (untuk bakteri), dan ketoconazole (untuk
jamur). Hasil penelitian menunjukkan Evernia prunastri memiliki aktivitas kuat
yang ditemukan dalam asam physodic (Kosanic ́ et al. 2013).
Selain itu, diketahui bahwa komponen dari Evernia prunastri dapat menginduksi
efek sitotoksik yang signifikan pada garis sel kanker. Namun, tidak dapat
ditentukan efek antikanker dari masing-masing komponen yang terdapat pada
Evernia prunastri (Kosanic ́ et al. 2013).
KANDUNGAN KIMIA
Senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak Evernia prunastri
antara lain adalah asam evernic, asam physodic, asam usnat,
atranorin, chloroatanorin, dan metal lecanorate (Aoussar et al.,
2017).
Remirea maritima
Aubl.
Bagian - 1
Bagian
2
1. Buah
2. Upper glume 3
3. Lower glume
4. Daun 4
5. Batang
5
Bagian -
Bagian
6. Stolon
7. Benang sari
6
7
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Antophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Remirea
Spesies : Remirea maritima Aubl.
(NatureServe, 2019).
Karakteristik
1. Batang memiliki modifikasi stolon horizontal
2. Batang memiliki tinggi 0,5 – 3 dm
3. Daun semakin lebat semakin menuju puncak batang
4. Daun kaku, pipih dan menutupi batang seluruhnya
5. Daun memiliki panjang 2 – 8 cm, lebar 2 – 7 mm, bersegi tiga, memiliki penebalan pada
bagian apex, melengkung ke arah luar dan bawah
6. Spike berbentuk ovoid, padat, bergerombol, dan imobil
7. Spike memiliki panjang 1 – 2 cm dan lebar 6 – 10 mm pada pangkalnya
8. Tumbuhan memiliki banyak spikelet dengan panjang 4 mm
(Godfrey dan Wooten, 2011).
Organ Reproduksi
3. Raseme digitate
2
Bagian -
Bagian
4
4. Bunga
5. Buah
5
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Antophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Eleusine
Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn.
(NatureServe, 2019).
Karakteristik
1. Daun linear tajam dengan lebar 3 – 8 mm, tersusun dalam susunan daun
alternate
2. Pangkal daun yang menyelubungi batang memiliki tekstur yang halus
3. Batang yang berbunga berdiri dengan tegak atau terletak horizontal pararel
dengan tanah
4. Memiliki pola aransemen bunga digitate terdiri dari 2 – 6 spike sepanjang 4 –
15 cm yang bersatu pada pangkalnya membentuk struktur menjari. Salah satu
spike memiliki posisi yang lebih rendah daripada spike – spike yang lainnya.
5. Buah berwujud elips seperti biji berwarna hitam dengan panjang 1,5 mm – 2
mm dan memiliki permukaan berkerut
Karakteristik
Persebaran tanaman ini meliputi Belgia, Denmark, Perancis, Itali, Ekuador, Rusia,
Brazil, Israel, Kroasia, Yunani, Siprus, Kuba, Singapura, Kolumbia, Algeria,
Portugal, Vietnam, Spanyol, Samoa, Kepulauan Mariana Utara, Jamaika, Eswatini,
Kepulauan Solomon, Tunisia, Hungaria, Thailand, Arab Saudi, Myanmar, Kamboja,
Suriname, Bangladesh, Brunei Darussalam, Masedonia Utara, dan Bhutan (GBIF
Secretariat, 2017).
Khasiat Farmakologi
Khasiat farmakologi :
1. Diuretik
2. Anti-urolitiasis
3. Antihelmintik (Desai et al., 2017).
4. Antiplasmodial
5. Antidiabetik (Okokon et al., 2010).
Kandungan Kimia
1. Vitexin
2. Isovitexin (Desai et al., 2017).
3. Anthraquinon
4. Cardiac glycoside (Okokon et al., 2010).
Tapeinochilos
ananassae
Bagian -
Bagian
1. Buah
2. Bunga
1
Bagian - Bagian
3
3. Daun
4. Batang
4
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Charophyta
Kelas : Equisetopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Costaceae
Genus : Tapeinochilos
Spesies : Tapeinochilos ananassae
(Atlas of Living Australia,
2017).
Karakteristik
1. Tanaman herba dengan rimpang di bawah tanah
2. Tumbuh hingga 2 – 4 m
3. Daun berwarna hijau gelap, tersusun secara spiral mengelilingi batang
4. Daun memiliki panjang 35 cm dan lebar 15 cm
5. Batang menyerupai batang bambu, serta memiliki rimpang
6. Bunga menyerupai nanas terbalik dan memiliki modifikasi daun yang menutupi
bunganya yang berwarna kuning
7. Buah berbentuk kerucut berwarna merah yang akan berubah menjadi coklat
Organ reproduksi vegetatif : Rimpang (Propagasi)
Organ reproduksi generatif : Bunga (Singapore Government, 2016).
Karakteristik Famili Costaceae
1. Tanaman herba yang memiliki rimpang
2. Secara umum ukurannya tidak lebih dari 5 m
3. Memiliki batang dengan susunan daun dengan filotaksis selain 1:2 yaitu 1:4, 1:5, 1:6 dan
1:7
4. Daun memiliki pelepah tubular, pendek dan tertutup
5. Pelepah daun memiliki bentuk lanceolate atau oblanceolate
6. Bunganya memiliki 6 tepal
7. Bunga – bunganya memiliki infloresensi terminal
8. Terdapat rambut – rambut pada cabang dan daun – daunnya
(Dahlgren et al., 1985).
Sistematika Evolusi
◉ Famili tapeinochilos memiliki rimpang herba yang berukuran besar, rimpang yang tebal dan
berdaging, batang menyerupai batang bambu dan memiliki tinggi hingga 6 meter
◉ Salah satu sinapomorfisme dari family tapeinochilos adalah famili cheilocostus dengan
modifikasi daun berujung tajam, percabangan primer dan sekunder dari batang vegetatifnya
◉ Meskipun bentuk bunga dari famili tapeinochilos dan cheilocostus memiliki perbedaan yang
signifikan, tetapi infloresensinya memiliki suatu kesamaan, sehingga dapat dikatakan bahwa
famili cheilocostus dan tapeinochilos berevolusi dari nenek moyang yang sama,
kemungkinan besar di Asia Tenggara (Specht dan Dennis, 2006).
Persebaran
Persebaran tanaman ini meliputi Australia pada negara bagian
Queensland, Papua Nugini, dan Indonesia pada Pulau Maluku (Atlas
of Living Australia, 2017).
Khasiat Farmakologi dan
Kandungan Kimia
Khasiat farmakologi : Antidiabetik
Kandungan kimia :
1. Flavonoid
2. Alkaloid
3. Fenol
4. Saponin
5. Sterol
6. Terpenoid
7. Cardiac glycoside
(Suarez et al., 2015).
Psidium cujavillum
Sistematika Tanaman
◉ Kingdom : Plantae
◉ Subkingdom : Tracheobionta
◉ Superdivisi : Spermatophyta
◉ Divisi : Magnoliophyta
◉ Kelas : Magnoliopsida
◉ Subkelas : Rosidae
◉ Ordo : Myrtales
◉ Famili : Myrtaceae
◉ Genus : Psidium
◉ Spesies : Psidium cujavillum
(Azhari dan Hartana, 2014).
Sejarah
P. cujavillus yang dikenal dengan sebutan jambu cina (Indonesia), jambu leutik
(Sunda), dan jambu biji kecil (Malaysia), dipertelakan pertama kali oleh Burman
sebagai jenis yang berbeda dari P. guajava karena ukuran morfologinya yang lebih
kecil (Burman 1768).
Gambar Tanaman dan
Bagiannya
Batang
Buah
(Fahn, 1990).
Kegunaan dan Kandungan kimia
(Fahn, 1990).
Organ Vegetatif
a. Daun
Daunnya tunggal, sempit, memanjang (dapat mencapai 15 cm), berwarna hijau gelap dan bagian
sisi bawahnya agak keputihan, daun mudanya lunglai, berwarna merah sampai merah muda
kekuningan. Daun bersilangan, tunggal,tepi daun rata,berbentuk lonjong, berukuran 4,5-12,5 x 1-
4 cm,pangkal daun runcing, berwarna hijau kebiru-biruan dengan bagian bawah putih, urat daun
tidak jelas, lembaga tangkai daun 4-8 mm.
b. Akar
Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria), akar lembaga tumbuh terus-
menerus menjadi akar pohon yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil.
c. Batang
Batang berdiameter 2 m dengan permukaan kulit halus hingga berserat, pada kulit pohon yang
lebih muda memiliki warna abu-abu sedangkan pada pohon yang lebih tua kulit pohonnya berwarna
abu-abu gelap dengan sedikit warna merah cokelat.
Organ Generatif
a. Buah
Buah berbentuk seperti bulat telur atau lateral dengan gumpalan tertekan
biasanya membentuk seperti 2 katup.
b. Bunga
Bunga biseksual, soliter, aksila; ukurannya sangat bervariasi mulai dari 1,8-7,5
cm saling berseberangan, wangi. Sepal orbicular, cembung. Kelopak putih
obovatecuneate; Benang sari dengan filamen filliform; kepala sari berwarna
kuning keemasan.
(Fahn, 1990).
Kegunaan dan Kandungan Kimia
◉ Tanaman tersebut memiliki banyak kegunaan dibidang farmasi. Biasanya digunakan dalam
antiseptic, anti inflamasi, purgatif, pembersih darah, obat cacing, dan lainnya. Tanaman ini
juga biasa digunakan untuk menyembuhkan demam, asma, flu, dan dapat bermanfaat
sebagai kardiotonik, agen ekspektoran, karminatif, dan antipiretik. Mata yang sakit dapat
diobati dengan abu daun tanaman (Sharma, et. al., 2017).
◉ Kandungan kimia daun nagasari hasil uji pendahuluan adalah saponin, polifenol, alkaloid
dan terpenoid. Sedangkan pada kulit akar nagasari didapat kandungan Mesuaferrin-A dan -
B, caloxanthone C, 1,8-dihydro-3-methoxy-6- methylanthraquinone, β-sitosterol, friedelin
dan betulinic acid. Kemudian pada batang terdapat kandungan amyrin (α and β), β-
sitosterol, friedelin, dan lupeol (Asif et.al, 2017).
Peperomia pellucida
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Magnoliidae
Order : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Peperomia
Species : Peperomia pellucida (L.) Kunth
Sinonim : Peperomia exigua Miq
(Majumder, et al, 2011).
Evolusi Tumbuhan
◉ Keanekaragaman bentuk dan habitatnya
◉ Adanya sistem ikatan pembuluh yang lebih lengkap pada xilem selain terdapat
trakea, juga terdapat trakeid dan memiliki sel pengantar pada floem
◉ Keberhasilan dalam menduduki semua habitat
◉ Adaptasi oleh bunga terhadap polinai oleh serangga.
◉ Adaptasi bunga yang biseksual, yang memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri
dan jika dilakukan penyerbukan silang gagal
◉ Perkembangan bakal biji di dalam bakal buah dapat menjamin perlindungan yang
baik terhadap bakal biji atau biji
◉ Penyebaran yang efektif dan efisien oleh serangga, burung, binatang lain, angin air,
dan mekanisme khusus yang lain
◉ Propagasi vegetatif yang efisien menghasilkan perbanyakan yang cepat
Pada divisi Magnoliophyta, mencakup tumbuhan berkeping biji dua yang
memiliki satau atau lebih sifat primitif. Muncul sekitar 122 juta tahun yang lalu
pada periode Kretaseus Bawah. Bunga umumnya mempunyai beberapa tepal,
sering terdiftensiasi menjadi sepa dan petal tetapi kadang-kadang apetal. Stamen
banyak dan masak dalam pola sentripetal. Polen binukleat dan “monosulcate”.
Ginaesium apokarp engan ovul yang bitegmik dan “crassinucellate”. Magnoliales
adalah bangsa yang terbesar. Anak kelas Magnoliidae mempunyai senyawa-
senyawa kimia untuk pertahanan diri, sebagian besar taksa menghasilkan alkaloid
isoquionolin (Silalahi, 2015).
Deskripsi
Peperomia pellucida atau dikenal dengan tumbuhan suruhan, merupakan tumbuhan liar
yang biasa tumbuh pada tempat lembab dengan intensitas sinar matahari yang sedikit.
Tumbuhan ini memiliki habitat di daerah dataran rendah dan tinggi. Memiliki tinggi
sekitar 10-15 cm hingga 30 cm. Batangnya lunak berair (herbaceous) mengkilap. Pada
ujung batangnya biasa tumbuh bunga majemuk seperti bunga sirih. Termasuk ke dalam
tumbuhan dikotil dan termasuk kamaefit (chamaephyte) yaitu semak kecil yang
memiliki batang dengan percabangan yang tahan pada ketinggian kurang dari 25 cm
diatas permukaan tanah
Deskripsi
Daun tunggal bertangkai dengan helaian lebar berbentuk jantung dengan tulang daun
berjumlah tiga berwarna hijau muda. Ujung daun runcing dan pangkal daun bertoreh,
bentuk tulang daun melengkung, tepi daun rata. Permukaan daun licin mengkilat.
Panjang daun mencapai 1-3 cm. Bunga dari tumbuhan suruhan berbentuk bulir (spica)
dengan diameter 1 mm dan muncul pada bagian ujung tangkai dan ketiak daun.
Tumbuhan suruhan memiliki akar serabut yang tidak dalam (Kinho, et al, 2011).
Pencirian Suku
Piperaceae mempunyai sekitar 3.000 spesies tetapi hanya memiliki genus rendah (5-
7 genus). Piper merupakan genus dengan jumlah spesies yang terbanyak dan
diperkirakan memiliki lebih dari 1.000 spesies dan terdistribusi terutama di daerah
tropis. Piper umumnya merupakan tumbuhan berkayu menahun yang memanjat
jarang sekali dalam bentuk semak, dengan modus yang melebar. Daunnya memiliki
bentuk yang bervariasi dan umumnya aromatik serta terasa pedas. Memiliki bunga
yang sangat kecil, tersusun dalam spika dan tidak memiliki perianthium. Memiliki
buah yang empuk dengan 2-6 stamen ovarium satu sel yang disebut orthotropus
ovule. Menyukai habitat yang lembab (Silalahi, 2015).
REPRODUKSI
Organ vegetatif : -
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : A. elasticus
Sinonim : Artocarpus blumei Tree.
(Djarwaningsih, 1995)
Evolusi Tumbuhan
◉ Keanekaragaman bentuk dan habitatnya
◉ Adanya sistem ikatan pembuluh yang lebih lengkap pada xilem selain terdapat
trakea, juga terdapat trakeid dan memiliki sel pengantar pada floem
◉ Keberhasilan dalam menduduki semua habitat
◉ Adaptasi oleh bunga terhadap polinai oleh serangga.
◉ Adaptasi bunga yang biseksual, yang memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri
dan jika dilakukan penyerbukan silang gagal
◉ Perkembangan bakal biji di dalam bakal buah dapat menjamin perlindungan yang
baik terhadap bakal biji atau biji
◉ Penyebaran yang efektif dan efisien oleh serangga, burung, binatang lain, angin air,
dan mekanisme khusus yang lain
◉ Propagasi vegetatif yang efisien menghasilkan perbanyakan yang cepat
Pada divisi Magnoliophyta, mencakup tumbuhan berkeping biji dua yang
memiliki satau atau lebih sifat primitif. Muncul sekitar 122 juta tahun yang lalu
pada periode Kretaseus Bawah. Bunga umumnya mempunyai beberapa tepal,
sering terdiftensiasi menjadi sepa dan petal tetapi kadang-kadang apetal. Stamen
banyak dan masak dalam pola sentripetal. Polen binukleat dan “monosulcate”.
Ginaesium apokarp engan ovul yang bitegmik dan “crassinucellate”. Magnoliales
adalah bangsa yang terbesar. Anak kelas Magnoliidae mempunyai senyawa-
senyawa kimia untuk pertahanan diri, sebagian besar taksa menghasilkan alkaloid
isoquionolin (Silalahi, 2015).
Deskripsi
Pohon benda, pohon tekalong, atau pohon teureup tersebar dari Burma, Siam, Malaya
sampai Palawan. Di Indonesia, pohon ini tumbuh di seluruh Nusantara yang umumnya
tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian 1500 mdpl tetapi
dapat juga tumbuh liar di tepi jlana yang tidak terpelihara atau dekat kuburan. Pohon ini
berkembangbiak melalui biji. Musim bunga pohon benda umumnya terjadi pada bulan
Juni-Agustus dan berbuah pada Oktober-Desember, terkadang sampai bulan Januari
(Sastrapradja, et.al, 1981).
Bagian Tumbuhan
Pohon ini memiliki ranting - ranting dengan ketebalan 8-20 mm dan berambut rapat keemaasan. Daun
penumpunya membungkus ujung ranting sepanjang 6 - 20 cm, berambut panjang kuning hingga merah. Daun-
daun kaku menjangat, bundar telur jorong, 12,5-60 × 10-35 cm; pertulangan daun dengan rambut kasar
keemasan di sisi atas dan rambut keemasan rapat di sisi bawah; ujungnya runcing hingga meruncing;
bertepi rata hingga menggelombang; pangkalnya membulat hingga menyempit. Daun pada anak
pohon berbeda bentuk, berbagi atau bercangap 7-9 taju, panjang 60-120 cm (Argent, 2009).
Bunga dan Buah
Perbungaan dalam bongkol (bunga majemuk) di ketiak, pada ranting
yang berdaun. Bongkol jantan serupa jari gemuk, 6-20 × 2,5-3,8 cm;
Organ vegetatif : -
Getah dari pohon ini dapat dimanfaatkan sebagai obat diare sedangkan
kulit batangnya berkhasiat sebagai obat sakit perut lalu bijinya dapat
menghasilkan minyak rambut (Sastrapradja, et.al, 1981). Oleh suku mentawai,
seduhan air panas dari pepagan atau kulit kayu pohon benda digunakan untuk
membatasi kelahiran (dosisnya sehari sekali selama 3 hari berturut-turut)
(Hidayat, 2005). Di Pattani, Thailand daun benda dipergunakan untuk
mengatasi cacing gelang dengan cara pemakaian lokal (Chuakul, 2005).
KANDUNGAN KIMIA