Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

CARA MENGORBANKAN MENCIT

Disusun oleh :

Hafiqah Istiqomah

(PO71390190032)

Dosen Pembimbing Praktikum :

Andy Brata,.,A S.Farm, MM, Apt.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

PROGRAM STUDI FARMASI

2021
I. IDENTITAS

Nama : Hafiqah Istiqomah

NIM : PO71390190032

Tingkat : II b

II. JUDUL : “CARA MENGORBANKAN MENCIT”

III. TUJUAN : Mengetahui dan memahami cara mengorbankan mencit.

IV. DASAR TEORI

Hewan mencit atau Mus musculus adalah tikus rumah biasa termasuk ke dalam ordo

rodentia dan famili muridae. mempunyai warna bulu putih dan mata merah muda

(Hrapkiewicz et Al, 1998). Mencit merupakan hewan yang tidak mempunyai kelenjar

keringat, jantung terdiri dari empat ruang dengan dinding atrium yang tipis dan dinding

ventrikel yang lebih tebal. Percobaan dalam menangani hewan yang akan diuji cenderung

memiliki karakteristik yang berbeda, seperti mencit lebih penakut dan fotofobik, cenderung

sembunyi dan berkumpul dengan sesama, mudah ditangani, lebih aktif pada malam hari atau

nokturnal, aktivitas terganggu dengan adanya manusia, suhu normal 37, 4⁰ C, laju respirasi

163 per menit sedangkan pada hewan tikus sangat cerdas, mudah ditangani, tidak bersifat

foto fotofobik, lebih resisten terhadap infeksi, kecenderungan berkumpul dengan sesama

sangat kurang, jika makanan kurang atau diperlakukan secara kasar akan menjadi liar dan

galak, suhu normal 37, 5⁰ C, laju respirasi 210 per menit pada mencit dan tikus

persamaannya gigi seri pada keduanya sering digunakan untuk mengerat atau menggigit

benda-benda yang keras. menyesuaikan dan tidak diperlakukan tidak wajar. Di dalam suatu

dosis yang dipakai untuk penggunaan suatu obat harus sesuai dengan data mengenai

penggunaan dosis secara kuantitatif, dikarenakan bila obat itu diaplikasikan kepada manusia

dilakukan perbandingan luas permukaan tubuh.


Rute pemberian obat dapat diberikan secara peroral, subkutan, intramuskular,

intravena dan intra peritoneal. Rute per oral dapat diberikan dengan mencampurkan obat

bersama makanan, bisa pula dengan jarum khusus ukuran 20 dan panjang kira-kira 5 cm

untuk memasukkan senyawa langsung ke dalam lambung melalui esofagus, ujungnya bulat

dan berlubang ke samping. Rute subkutan paling mudah dilakukan pada mencit. Obat dapat

diberikan kepada mencit dengan jarum yang panjangnya 0,5 sampai 1 cm dan ukuran 22

sampai 24 (22-24 gauge). obat bisa disuntikkan di bawah kulit di daerah punggung atau di

daerah perut. kekurangan dari rute ini adalah obat harus dapat larut dalam cairan sehingga

dapat disuntikkan. rute pemberian obat secara intramuskular lebih sulit karena otot mencet

sangat kecil, obat bisa disuntikkan ke otot paha bagian belakang dengan jarum panjang 0,5

sampai 1 cm dan ukuran 24 gauge, suntikan tidak boleh terlalu dalam agar tidak terkena

pembuluh darah. rute pemberian obat secara intravenaharuslah dalam keadaan mencit tidak

dapat bergerak ini dapat dilakukan dengan mencit dimasukkan ke dalam tabung plastik

cukup besar agar mencit tidak dapat berputar ke belakang dan supaya ekornya keluar dari

tabung, jarum yang digunakan berukuran 28 g dengan panjang 0,5 cm dan suntikan pada

Vena lateralis ekor,cara ini tidak dapat dilakukan karena ada kulit mencit yang berpigmen

jadi penanya kecil dan sukar dilihat walaupun mencit berwarna putih. Cara intraperitoneal

hampir sama dengan cara intramuskular, suntikan dilakukan di daerah abdomen di antara

cartilage xiphoidea dan symphysis Lubis ("Mangkoewidjojo, 1998").

Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan ialah faktor

internal dan faktor eksternal, adapun faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil

percobaan meliputi variasi biologik (usia, jenis kelamin) pada usia hewan semakin muda

maka semakin cepat reaksi yang ditimbulkan, ras dan sifat genetik, status kesehatan dan

nutrisi, bobot tubuh, luas permukaan tubuh. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil

percobaan meliputi suplay oksigen, pemeliharaan fisiologik ( keadaan kandang, suasana


asing, pengalaman hewan dalam penerimaan obat keadaan ruangan tempat hidup seperti

suhu, kelembaban, ventilasi, cahaya, kebisingan serta penempatan hewan), pemeliharaan

keutuhan struktur ketika menyiapkan jaringan atau organ untuk percobaan.

V. ALAT & BAHAN

1. ALAT :

 Alat yang digunakan

 Kadang restrain

 penggaris

 Timbangan berat badan

2. BAHAN :

 BAHAN 

 Alkohol 70%

 Eter

 Etil Karbamat

 Haloten

 Natrium fenobarbital

3. HEWAN YANG DIGUNAKAN

Hewan yang digunakan adalah mencit jantan, galur lokal, berumur antara 6 – 8

minggu.

VI. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. CARA FISIK (ETANASI)

Cara fisik dilakukan dengan dislokasi leher. Proses dislokasi dilakukan dengan cara:

 Ekor mencit dipegang dan kemudian ditempatkan pada permukaan yang

bisa dijangkaunya, biarkan mencit meregangkan badannya.


 Saat mencit meregangkan badannya, pada tengkuk ditempatkan suatu

penahan, misalnya pensil atau batang logam yang dipegang dengan tangan

kiri.

 Ekornya ditarik dengan tangan kanan dengan keras, sehingga lehernya akan

terdislokasi dan mencit akan terbunuh.

2. CARA KIMIA

cara pengorbanan hewan lain adalah dengan menggunakan gas karbondioksida

dalam wadah khusus atau dengan pemberian fenobarbital natrium pada takaran letalnya.

 ETER

Digunakan u ntuk anastesi singkat, dengan obat diletakkan pada suatu wadah

kemudian hewan dimasukkan dan wadah ditutup. Bila hewan sudah kehilangan kesadaran

hewan dikeluarkan dan siap di bedah. Pemberian berikutnya diberikan bantuan kapas yang

di basahi dengan obat itu.

 Fenobarbital natrium

Dosis penobarbital natrium adalah 45-60 mg/kg untuk pemberian intra peritoneal

dan 35 mg/kg untuk cara pemberian intra vena.

VII. HASIL PENGAMATAN

Cara yang digunakan adalah cara fisik, dilakukan dengan dislokasi leher. Proses

dislokasi dilakukan dengan cara: Ekor mencit dipegang dan kemudian ditempatkan pada

permukaan yang bisa dijangkaunya, biarkan mencit meregangkan badannya. Saat mencit

meregangkan badannya, pada tengkuk ditempatkan suatu penahan, misalnya pensil atau

batang logam yang dipegang dengan tangan kiri. Ekornya ditarik dengan tangan kanan

dengan keras, sehingga lehernya akan terdislokasi dan mencit akan terbunuh.

VIII. PEMBAHASAN
Mencit dan tikus putih adalah hewan percobaan yang sering dan banyak digunakan

di dalam laboratorium farmakologi dalam berbagai bentuk percobaan. Hewan ini mudah

ditangani dan bersifat penakut fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya dan

bersembunyi. Aktivitasnya di malam hari lebih aktif. Kehadiran manusia akan mengurangi

aktivitasnya. Percobaan kali ini adalah membahas tentang bagaimana cara penanganan

hewan coba sebelum kita melakukan pemberian obat terhadap hewan coba maka dari itu kita

harus mengetahui bagaimana cara penanganan hewan coba yang baik dan benar terlebih

dahulu.

IX. KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah cara mengorbankan mencit ada dua, yaitu

secara fisik dan kimia. Cara fisik dilakukan dengan dislokasi leher dan cara kimia dengan

menggunakan gas karbondioksida dalam wadah khusus atau dengan pemberian

fenobarbital natrium pada takaran letalnya.

Anda mungkin juga menyukai