Anda di halaman 1dari 10

Judul : Amphibia

Tujuan : Mampu mendeskripsikan dan mengklasifikasikan


Hari/Tanggal : Selasa, 28 Oktober 2014
Lokasi : Laboratorium Unit Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
A. Hasil Pengamatan

1. Morfologi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora)


Gambar Literatur Gambar Pengamatan Keterangan:
1. Kepala (Caput)
1 2. Mata (Occulus)
3. Badan (Trunca)
2 4. Kaki (Passive pedes)
3

4
Keterangan
5. Paha (Femur)
5 6. Betis (tybia)
7. Selaput Renang
6

2. Selaput Renang
Gambar Literatur Gambar Pengamatan Keterangan
8. Ruas jari kaki (Digiti
phalanges pedis)
9. Selaput renang

9
B. Prosedur Identifikasi

1. Menyiapkan bahan pengamatan (katak dan kodok)

2. Membius hewan

3. Meletakkan pada papan seksi

4. Mengambil gambar hewan pengamatan

5. Mengamati secara kualitatif

a. Mengamati warna kulit.

b. Mengamati bentuk kepala.

c. Mengamati tympanum.

d. Mengamati permukaan punggung.

e. Mengamati permukaan perut.

f. Mengamati selaput renang.

6. Mengamati secara kualitatif

a. Mengukur panjang badan.

b. Mengukur panjang kaki depan.

c. Mengukur panjang kaki belakang.

d. Mengukur lebar kepala.

e. Mengukur panjang kepala.

f. Mengukur panjang tybia ke femur.


C. Deskripsi Morfologi

Katak sawah memiliki tubuh yang kecil sampai agak besar, kaki yang kuat dan

paha yang berotot besar. Pungungnya berwarna lumpur kecoklatan dengan bercak-

bercak gelap, si tubuh dan lipatan paha dengan bercak-bercak hitam.Kaki depan dan

belakang kerap bercoreng-coreng hitam, Terdapat lipatan-lipatan kulit tipis

memanjang di atas punggung, serupa jalur bintil atau pematang. Kaki dengan selaput

renang yang penuh sampai ujung jari, kecuali pada jari kaki keempat. Permukaan

tubuhnya licin, Tubuhnya terbagi menjadi kepala dan badan (tidak ada leher), Kulit

lunak, tidak bersisik., Lubang hidung antori-dorsal, mata dorsal, besar, memiliki

membran timpaniy, dorsal berada di belakang dekat mata (Kurniati, 1998).

Karakter morfologi dari katak sawah (Fejervarya cancrivora) memiliki mata,

kelopak mata, dan selaput tidur, pada katak memiliki dua mata (sepasang), lalu bola

mata dilindungi oleh dua buah kelopak mata berupa kulit yang tidak dapat

digerakkan. Katak juga memiliki selaput mata yang tipis dan bening yang dapat

digerakkan dari atas ke bawah yang berfungsi untuk melindungi mata ketika berada

di dalam air, lubang hidung luar ada sepasang dan terdapat pada dorsak moncongnya,

celah mulut terdapat pada bagian depan yang moncong dalam celah mulut terdapat

gigi vomer yaitu gigi yang berbentuk gerigi yang terletak pada langit-langit pada

rahang yang berfungsi untuk melumatkan mangsanya agar mudah ditelan. Selaput

pendengar, dekat sebuah caudal mata, terdapat selaput yang sangat tipis, tungkai

belakang terdiri atas paha, betis, telapak bersatu, dan berselaput renang yang

berfungsi untuk membantu katak melakukan pergerakan dalam air dan tungkai depan,

terdiri dari lengan atas, lengan bawah, dan jari-jari masing empat buah (Tjong, 2012).
Pengamatan secara morfologi pada kodok, warna kulitnya hijau loreng,

bentuk kepala segitiga, tympanum berbentuk ova/ bulat, permukaan tubuhnya

berlendir halus, permukaan perut halus dan berwarna putih, dan memiliki 8 selaput

renang. Pengamatan secara kuantitatif katak (rana sp.) memiliki panjang badan 6,5

cm, panjang kaki depan 4,5 cm, panjang kaki belakang 10,5 cm, lebar kepala 2,5 cm

dan panjang kepala 2 cm serta panjang tybia kefermur 6 cm.

D. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amfibi

Ordo : Anura

Famili : Ranidae

Genus : Fejervarya

Spesies : Fejervarya cancrivora (Tjong, 2012)


A. Hasil Pengamatan

1. Morfologi Kodok (Bufo sp.)


Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan :
1. Kepala (Caput)
2. Mata (Occulus)
1
3. Badan (Trunca)
2 4. Kaki (passive pedes)

Keterangan :
5. Paha (Fermer)
6. Betis (tybia)
5 7. Selaput renang
56

7
B. Prosedur Identifikasi

1. Menyiapkan bahan pengamatan (katak dan kodok)

2. Membius hewan

3. Meletakkan pada papan seksi

4. Mengambil gambar hewan pengamatan

5. Mengamati secara kualitatif

a. Mengamati warna kulit.

b. Mengamati bentuk kepala.

c. Mengamati tympanum.

d. Mengamati permukaan punggung.

e. Mengamati permukaan perut.

f. Mengamati selaput renang.

6. Mengamati secara kualitatif

a. Mengukur panjang badan.

b. Mengukur panjang kaki depan.

c. Mengukur panjang kaki belakang.

d. Mengukur lebar kepala.

e. Mengukur panjang kepala.

f. Mengukur panjang tybia ke femur.


C. Deskripsi Morfologi

Kulit kodok selalu basah karena adanya sekresi kulit yang banyak sekali. Kulit

juga mudah dilepas dari tubuhnya karena diantara kulit dan otot terdapat delapan

macam kantung-kantung limpa atau saccus limphaticus yaitu saccus limphatycus

dorsalis, submandibularis, pectoralis, abdominalis, lateralis, rachialis, dan crucalis.

Bagian punggung disebut bagian dorsalis, bagian perut disebut ventralis. Mulut

(Rima oris) terdapat pada ujung anterior, lebar dan berfungsi untuk menangkap

mangsa dengan bantuan lidah yang berlendir, memiliki sepasang lubang kecil yang

terdapat diatas mulut dan lubang ini berhubungan dengan rongga mulut melelui

hidung dalam (nares internanares posterior=choanae). Mata menonjol dan

dilindungi oleh dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut

valvebra superior, bagian bawah disebut valvebra inferior serta kelopak mata ketiga

berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas disebut membran

nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air dan memiliki

membran tympanum yang merupakan gendang pendengaran yang berfungsi untuk

menerima getaran suara, terletak caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada

telinga tidak terdapat daun telinga (pinna auricularis).

Kodok ini terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan anggota depan

belakang (ekskrimitas anterior dan posterior). Dari morfologi, dapat dibedakan

kodok jantan dan kodok betina karena kodok jantan tubuhnya lebih kecil, pada kaki

depan terdapat bantalan kawin (nuptial flight yang berfungsi untuk menekan tubuh

betina seta memberi tanda apabila jantan akan mengeluarkan spermatozoa), dan pada

bagian rahang bawah (mandibula) terdapat sepasang noda hitam yang menandakan
bahwa katak jantan mempunyai sepasang kantung suara (saccus vocalis), yang

berfungsi sebagai resonansi suara (Agungpriyono, 2011).

Pengamatan secara kuantitatif kodok (Bufo sp.) memiliki panjang badan 25

mm, panjang kaki depan 25 mm, panjang kaki belakang 32 mm, lebar kepala 10 mm

dan panjang kepala 10 mm serta panjang tybia ke fermur 25 mm.

D. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amfibi

Ordo : Anura

Famili : Bufodae

Genus : Bufo

Spesies : Bufo sp.


DAFTAR PUSTAKA
Agungpriyono, S, Winarto, A, Supraktikno, Adnyane, M, K, I., 2011, Studi Mikroanatomi
Pankreas Kodok Lembu Menggunakan Metode Pewarnaan Baku dan Immunohistokimia,
J. Veteriner, XII (5)
Kurniati, H., 1998, Kebiasaan Makan Empat Jenis Katak Rana Asal Kelila, Kabupaten
Jayawijaya, Irian Jaya, J. Biota, III (2): 58
Tjong, H, d., Novarino, W., dan Wanda, F, I., 2012, Jenis-Jenis Anura (Ambhibia) di Hutan
Harapan Jambi, J. Biologi Universitas Andalas, I (2): 101-102
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIK HEWAN

LAPORAN II

HERPETOFAUNA (AMBHIBIA)

Oleh :

Nama : Ika Febriani

Stambuk : F1d1 13 020

Kelompok : V (Lima)

Asisten Pembimbing : Dafid Pratama

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

Anda mungkin juga menyukai