Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

ANATOMI HEWAN
AMPHIBIA

Disusun Oleh:

Nama : Rona Sabrina

NIM : K4318053

Kelas :C

Kelompok : 10 / Haifa Azizzah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019
Laporan Praktikum

Anatomi Hewan

I. Judul : Amphibia

II. Tujuan : 1. Mengetahui topografi Amphibia


2. Mengetahui fungsi organ-organ
3. Mengetahui berbagai sistem organ pada Amphibia

III. Alat dan Bahan


Alat Bahan

1. Papan bedah 1. Eter


2. Gunting seksi 2. Ranas sp
3. Pinset 3. Bufo sp
4. Kapas 4. Polypedates leucomystax
5. Cutter
6. Jarum pentul

IV. Langkah Kerja

1. Membius katak menggunakan kloroform yang telah diteteskan pada kapas.


2. Meletakkan katak pada papan bedah.
3. Melakukan pengamatan pada morfologi katak.
4. Melakukan single pitting di bagian otak belakang katak.
5. Mengamati organ mulut dan bagian dalamnya.
6. Membentangkan badan katak, posisi ventral terlihat.
7. Menancapkan jarum pentul di masing masing ekstremitas.
9. Mengamati tekstur kulit luarnya.
10. Menguliti katak secara perlahan-lahan supaya tidak ada pembuluh yang
pecah.
11. Mengamati integument dan bagian-bagian yang dimilikinya.
12. Melakukan section/pembedahan dari arah posterior ke anterior.
13. Mengamati organ-organ pada katak.
14. Mengamati system organ pada katak.
15. Menulis laporan sementara.
V. Hasil Pengamatan

1. Morfologi

Hail Pengamatan + Gambar Keterangan


Bufo sp. 1. Caput
1 2 2. Truncus
3 3. Digiti
9 4. Kloaka
4
5. Ekstremitas posterior
6. Ekstremitas anterior
13
8 7. Organon visus
1 8. Cavum Oris
9. Nares
2
1 10. Selaput Renang
6 11. Pes
5 1 12. Crus
7 1 13. Femur
14. Antebrachium
1 7
15. Metacarpal
Rana sp.4 16. Carpal
1 15 17. Brachium
17 1 18. Membran tymphani
6
0 19. Black-spot
1 14
4
1 12
2 5
3
11
6
3

9 7
8
2
Polypedates sp. 3
5
18
6 19
7

4 1
1
17

8 9 12
1
4 13
1
Gambar Referensi
https://phys.org/newma
n/gfx/news/hires/2016/
newgoldenfro.jpg

https://tse2.mm.bing.net/
th?id=OIP.ZIDNjxKkIwOMg
kZtRA6WuAHaE8&pid=Api
&P=0&w=234&h=157

https://tse2.mm.bing.n
et/th?id=OIP.5w80_tILR
8dBKbTbTX0ilQHaE8&pi
d=Api&P=0&w=226&h
=151

Deskripsi
Morfologi :
a) Morfologi Rana sp.
Rana sp. memiliki sepasang mata yang dilapisi oleh membrane niktitans yang
berfungsi melindungi mata dari gesekan air. Memiliki sepasang hidung yang
digunakan untuk bernafas bersama dengan paru-paru. Memiliki membrane
tempanani untuk pendengaran. Untuk melompat, katak memiliki ekstremitas
anterior dan posterior. Ekstremitas posterior memiliki ukuran lebih panjang
dibandingkan ekstremitas anterior. Ekstremitas anterior terdiri dari brachium,
antebrachium, karpal dan metacarpal. Bagian ekstremitas atas terdiri atas femur,
tibia, crus, dan digiti yang dikelilingi selaput natataria yang digunakan untuk
berenang ketika berada di dalam air( Brotowidjoyo, 1989).
b) Morfologi Bufo sp.
Bufo sp. Berdasarkan pengamatan memiliki rima oris di sertai nares dan
organon visus yang berada pada bagian caput, caput berbentuk segitiga disertai
membrane temphani di bagian caudal organon visus. Pada bagian truncus terdapat
ekstremitas anterior dengan bagiannya brachium, antebrachium, manus, dan digiti.
Terdapat pula ekstremitas posterior dengan bagiannya femur, crus, dan pes dan 5
digiti. Pada bagian posterior terdapat kloaka. Memiliki kulit dengan bintil-bintil
menonjol diseluruh tubuhnya (Fatiqin, 2014)

c) Morfologi Polypedates sp.


Polypedates sp. Memiliki bagian caput yang dilengkapi organon visus, rima
oris, nares, dan membrane timphani. Pada bagian truncus memiliki ekstremitas
anterior dengan bagiannya yaitu brachium, antebrachium, manus dan digiti. Pada
bagian truncus juga terdapat ekstremitas posterior yang terdiri dari femur, crus, dan
tibia, serta digiti dilengkapi blackspot. Pada bagian posterior juga terdapat kloaka.
Morfologi khusus dari Polypedates sp. Yaitu memiliki moncong yang pendek
dengan ciri khas ekstremitas posterior yang sangat panjang dibandingkan spesies
amphibi lainnya, hal ini disebabkan oleh faktor tempat tinggal dan suhu
lingkungannya hidup (Addaha, Tjong, Novarino, 2015)

Rana sp. Bufo sp. Polypedates sp.


Memiliki selaput renang Tidak memiliki selaput Memiliki blackspot di
renang ataupun blackspot. ujung digiti.

Kulit licin, berbintil kecil. Kulit Kasar, berbintil Kulit Halus, tanpa ada
banyak dan besar. bintil.

Ekstremitas posterior lebih Ekstremitas posterior Ekstremitas posterior


panjang dibandingkan hamper sama panjang sangat panjang
ekstremitas anterior. dengan ekstremitas berkebalikan dengan
anterior. ekstremitas posterior yang
pendek.
Moncong panjang dan Mocong pendek berbentuk Mocong pendek
berbentuk segitiga segitiga
Sumber
Addaha, H., Tjong, D. H., Novarino, W. (2015). Variasi Morfologi Katak Pohon
Bergaris Polypedates leucomystax Gravenhorst, 1829 (Anura;Rhacophoridae)
di Sumatera Barat. Jurnal of Natural Sciences. 4(3):348-354
Brotowidjoyo, M. D. (1989). Zoologi Invertebrata. Jakarta : Erlangga
Fatiqin, A. (2014) Kelas Amphibi. Palembang : Bahan Ajar
2. Topografi

Hail Pengamatan + Gambar Keterangan


Bufo sp. 1. Larynx
1 2. Cor
2 3. Hepar
4. Vesica fellea
3 5. Intestinum
4
6. Duodenum
7. Ventriculus
5
8. Anus
6 9. Pulmo
7 10. Jejenum
11. Rectum
8 12. Sel telur (Ovum)
9 13. Testis
Rana sp. 14. Ductus mesonephridicus
(ureter)
2
3

4
7

10
5

11 1
2
9 8
Polypedates sp.

5
1
3 7

14
8
Gambar Referensi
Rana sp.
https://4.bp.blogspot.com
/-
5lsILrCFRpc/T_n5kcGCbeI/
AAAAAAAAAMw/iGjEieTrY
Vg/s320/2011-10-
17+16.11.41.jpg

Bufo sp. http://3.bp.blogspot.com/


-
QIldkCWLRr4/UVu95Rz08
9I/AAAAAAAAADQ/DF9dh
P0EkEU/s1600/046.jpg

Polypedates sp.
http://4.bp.blogspot.com
/HH_lv5tRJB4/UJiFOEa7C9
I/AAAAAAAAA04/DPqzXJt
qknM/w1200-h630-p-
nu/frog+2.GIF

Deskripsi
Topografi :

1) Cor, yaitu berwarna merah tua dibungkus oleh selaput pericardium yang berada di atas hati
(Iskandar, 1998). Dilengkapi dengan truncus anteriosus yang pada preparat baru saja
mati masih tampak berdenyut.
2) Pulmo, yaitu terdapat sepasang berada di sebelah kanan dan kiri jantung yang berada di atas
hati berwarna oranye yang dibungkus oleh pleura dan mengembang. Struktur tipis dan
lembut (Huda, 2017).
3) Hepar, yaitu berwarna merah kecoklatan di bawah jantung dengan bagian lobus dexter dan
lobus sinister (Campbell, 2003).
4) Ventriculus, yaitu berwarna keputihan, terdapat di sebelah kiri linea mediana.
5) Lien, yaitu kecil dan berwarna kemerahan.
6) Pankreas, yaitu ditemukan di dekat usus.
7) Intestinum, yaitu bentuknya berkelok-kelok.
8) Vesica felea, yaitu terletak di antara hepar dan cor, berwarna kehijauan.
9) Ovarium, yaitu terdapat 2 ovarium besar pada betina, berisi banyak telur-telur kecil, dan
berwarna kehitaman.
10) Oviduct, yaitu menyalurkan telur ke luar tubuh.
11) Testis, yaitu berjumbai 2 berwarna kuning, dekat dengan corda dorsal.
12) Ureter, yaitu saluran kencing yang bermuara pada kloaka
13) Vesica urinaria, yaitu kantung yang berdinding tipis dan berwarna keputihan.

Tabel Perbedaan Topografi

Bufo sp. Rana sp. Polypedates leucomystax


 Cavum oris tidak  Cavum oris menonjol.  Cavum oris menonjol
begitu menonjol.  Pankreas berwarna  Pankreas berwarna
 Pankreas berwarna hijau. hijau
hitam.  Tidak memiliki pundi  Memiliki pundi hawa
 Memiliki pundi hawa. hawa.  Ukuran organnya
 Ukuran organnya  Ukuran organnya relatif sedang.
relatif lebih besar. relatif lebih kecil.

3. Sistem Digesti

Gambar Pengamatan Keterangan

Bufo sp 3
4 1. Cavum oris
2. Oesophagus
3. Venriculus
1 4. Intestinum
5
5. Pancreas
6. Kloaka

Rana sp
4 3
5 2

6
1

Polypedates leucomystax

6
2

4 3
Gambar Referensi
https://zulyaminkimo.wordpress.com/vertebrata/am
phibi/
https://nurulbioedu.wordpress.com/2018/04/28/ka
tak-rana-sp/amp/

Deskripsi

Sistem digesti :

a) Tractus digestivus
1. Cavum oris. Pada cavum oris terdapat lidah (lingua) yang berfungsi menangkap
mangsa, dan kelenjar ludah yang berfungsi membantu menelan makanan.

2. Esophagus, adalah saluran pendek menuju lambung.

3. Ventriculus, adalah tempat mencerna makanan secara mekanik dan kimiawi.

4. Intestinum, adalah saluran panjang dan berkelok-kelok.

5. Kloaka, adalah tempat mengumpulkan bahan-bahan dari pencernaan, eksresi,


dan sistem reproduksi (Stevens & Ian, 2004)

b) Glandula digestoria

1. Vesica fallea (empedu), yaitu terletak diantara lobi hepatis berwarna kehijauan.
2. Hepar, terdapat dua bagian yaitu lobus dexter (ukura ebih kecil) dan lobus
sinister (ukuran lebih besar). Berwarna merah kehitaman.
3. Pankreas, yaitu terletak diantara ventriculus dan duodenum. Salurannya ductus
pancreaticus dan bermuara di duodenum. (Ville,1999)

Perbedaan Sistem Digesti


Pembeda Rana sp Bufo sp Polypedates
leucomstax

Pankreas Berwarna hijau Berwarna sedikit Berwarna


kehitaman kehitaman

Lidah Bercabang dua Tidak bercabang Tidak bercabang

Gigi Gigi berbentuk Tidak Tidak


conus. Gigi-gigi mempunyai gigi mempunyai gigi
kecil disepanjang
rahang atas dan
gigi vomerin ada
langit-langit
mulut.

Sumber

Stevens,C. E., & Ian, D. H. (2004). Comparative Physiology of the Vertebrate Digestive
System. Cambridge : Cambridge University Press.
Ville, A.Claude. (1999). Zoologi Umum (terjemahan). Jakarta : Erlangga.

4. Sistem Respirasi

Gambar Pengamatan Keterangan


Bufo sp
2

3
1
1. Rongga mulut
2. Pulmo
3. Kulit
4. Bronkus
5. Glottis

Rana sp

Polypedates leucomystax
5
Gambar Referensi
http://eltracytaocktora.blogspot.com/2011/10/lapor
an-praktikum-zoologi-vertebrata_2991.html?m=1

https://nurulbioedu.wordpress.com/2018/04/28/ka
tak-rana-sp/amp/

Deskripsi
Sistem respirasi pada Rana sp, Bufo sp, dan Polypedates leucomystax terdiri dari
organ-organ respirasi, yaitu :
1. Pulmo, berupa kentung elastis berjumlah sepasang yang terletak di rongga
badan dan berhubungan dengan cavum oris melalui lubang yang disebut glottis.
Struktur paru-paru katak berdinding tipis dan elastis.

2. Bronkus, bentuknya sangat pendek dan tidak terdapat trachea.

3. Kulit, pernapasan dengan kulit baik di darat maupun di air berhubungan dengan
struktur kulit yang sangat tipis dan kaya dengan kapiler darah dan selalu lembab
sehingga memungkinkan terjadinya difusi oksigen karbondoksida. (Staf Dosen
UGM, 1990)

4. Selaput rongga mulut, memasukkan oksigen yang terkandung di udara secara


difusi mlalui rongga mulut.

Fase sistem respirasi pada amphibi, yaitu :


a). Aspirasi, yaitu cavum oris menutup, otot sub-mandibularis mengalami
relaksasi, sementara otot strerrophyodeus berkontraksi sehingga cavum oris
membesar. (Ville,1999)
b). Inspirasi, yaitu nares tertutup oleh kutub diikuti oleh kontraksi otot
submandibularis dan geniohyoideu, akibatnya cavum oris mengecil dan udara
masuk ke laringnya melalui glottis (Adytus laryngis) dan kemudian pulmo
mengembang.
c). Ekspirasi, yaitu otot submandibularis mengalami relaksasi sedangkan otot
sternnohyodeus dan otot-otot perut mengalami kontraksi yang mengakibatkan
udara yang ada di pulmo keluar.

Perbedaan Sistem Respirasi

Bufo sp Rana sp Polypeates leucomystax

 Memiliki pundi  Tidak memiliki  Tidak memiliki pundi hawa


hawa. pundi hawa.  Pulmo lebih kecil
 Pulmo leboh  Pulmo lebih kecil.
besar karena
bentuk badan
yang lebar.
Sumber

Staf dosen Anatomi Hewan.(1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan


Zoologi. Yogyakarta : Fakultas Biologi, UGM.
Ville, A Claude, Warren F. (1990). Zoologi Umum (terjemahan). Jakarta :
Erlangga.
5. Sistem Sirkulasi

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar


Polypedates leucomystax 1. Cor
2. Ventrikel

Bufo sp.

Rana sp.
1

GAMBAR REFERENSI

https://images.search.yahoo.com/images/view
Deskripsi
1. Jantung (cor), berfungsi mengurangi geseran antara cor dan pericardii. Pada cor terdapat
:
a. Atrium, terdapat sebanyak 2 buah, yaitu atrium Dexter berfungsi menerima darah
minim oksigen dari seluruh tubuh dan atrium sisniter yang berfungsi menerima
darah dari paru-paru.
b. Ventrikel hanya ada satu buah dan terletak di sebelah caudal atrium, warnanya lebih
muda.
c. Truncus arteriosus merupakan pangkal arteri yang keluar dari cor.
d. Sinus venosus berfungsi untuk menampung darah dari pembuluh besar yang masuk
di dalam atrium Dexter. (Djuanda, 1982)

2. Arteri
a. Arteri carotis comunis, menuju kepala, bercabang lagi menjadi arteri carotis interna
dan arteri carotis eksterna, terjadi pembengkakan yang disebut labyrinth.
b. Arteri pulmocutaneus, bercabang lagi menuju arteri pulmonalis dan arteri cutanea
yang menuju ke kulit.
c. Arcus aorta (bagian tengah), menuju kanan kiri tubuh dan membentuk suatu
lengkungan ke arah posterior serta membentuk pembuluh yang menuju ke arah
posterior yang disebut aorta dorsalis dan selanjutnya bercabang menjadi aorta yang
disebut radix aorta. Aorta dorsalis bercabang menjadi aorta renalis yang memberi
darah ke arah arteri spermatica atau arteri ovarica yang memberi darah ke testis atau
ovarium.

3. Vena
a. Vena cava anterior, yaitu menerima darah dari kepala, ekstremitas anterior dan kulit
melalui vena-vena (tiga cabang).
b. Vena cava posterior, yaitu menerima darah dari cabang-cabang vena seperti vena
renalis efferent, vena hepatis 2 bauh dari Hepar, vena abdomalis yang berjalan
dibawah linea alba bersatu dengan vena hepatis dan masuk ke dalam hepar.
c. Vena pulminalis, yaitu sepasang, dexter-sinister, dari pulmonum kiri dan kanan
masuk ke dalam atrium sinister. (Sukiya, 2005)

4. Mekanisme
Dari atrium Dexter darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa melalui arteri
pulmonalis -> paru-paru -> Vena pulmonalis -> atrium dexter. Lintasan peredaran darah ini
disebut lintasan paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, pada katak
-> sinus venosus -> atrium kanan.

Perbedaan Sistem Sirkulasi

Pembeda Bufo sp. Rana sp. Polypedates


leucomystax
Kapiler darah Sedikit Banyak Banyak
Keratinisasi Terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
Kulit Tebal Tipis Tipis

(Donan, 2014)
Sumber
Djuanda, T. (1982). Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: Amico
Donan Satriya Yudha. (2014). Di Sepanjang Sungai Opak Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta the Diversity of Frogs and Tiada (anura) on Aling the Opak River At The
Province of Daerah Istimewa Yogyakarta, 18(2), 52-59
Sukiya. (2005). Biologi Vertebrata. Malang : UM Press

6. Sistem Urogenitalia

Gambar Pengamatan Keterangan Gambar


Polypedates leucomystax 1. Ren
2. Oviduk
3. Kloaka

3
Bufo sp.

3
Rana sp.

Gambar Referensi

https://images.search.yahoo.com/images/view

Deskripsi
1. Organon Uropeticum
a. Ginjal (ren), berbentuk bulat memanjang dan terpisah dari soelom di bawah
vertebra. Berfungsi untuk menyaring darah, zat-zat sisa urine, dan garam berlebih.
b. Ductus mesonephridius, yaitu sepasang, berupa saluran halus, masing-masing keluar
dorsolateral menuju caudal dan bermuara di dorsal cloaca.
c. Vesica urinaria, yaitu kantong tipis sebagai tonjolan dinding cloaca yang berfungsi
untuk menyimpan urine sementara. (Jasim, 2002)

2. Organ genitalia
1. Feminimum
a. Ovarium, yaitu sepasang, berwarna kuning jingga pada bagian cranialnya
menghasilkan ova, terdapat jaringan lemak Corpus adiposum dan terletak pada
ventrak mesonefros.
b. Oviduct, yaitu sepasang saluran berkelok-kelok. Oviduct bagian caudal melebar
menjadi uterus yang bermuara di dorsal cloaca.
c. Cloaca.

2. Masculinum
a. Testis, berbentuk seperti kacang buncis, berwarna putih kuning, digantung
selubung tipis bernama mesorchium, menghasilkan spermatozoa, dijumpai
Corpus adiosum. (Sukiya, 2005)
b. Vassa diferentia, yaitu saluran halus dari testis menuju bagian cranial ren.
c. Ductus wolffisive ductus mesonephridicus, yaitu keluar dari dorso lateral ren,
berjalan di lateral ren, di caudal mengadakan pelebaran kecil.
d. Vesica smeinalis, yaitu menghasilkan kelenjar untuk kehidupan sperma.
e. Cloaca

Perbedaan Sistem Urogenital

Pembeda Rana sp. Bufo sp. Polypedates


leucomystax
Alat kelamin luar Tidak Ada Tidak
Bentuk luar Bulat Benang-benang Testis
menggerombol
Saccus vocalis Tidak Iya Ada
Jantan Betina
Ukuran tubuh lebih kecil Ukuran tubuh ebih besar
Karena membawa telur-
telurnya
Pada kantung suara (saccus Tidak mempunyai kantung
vocalis) tidak ada bercak suara sehingga tidak
hitam. Spesies amphibi mempunyai bercak hitam.
jantan cenderung membuat
kebisingan pada musim
kawin dengan cara
menguak untuk menarik
perhatian spesies amphibi
betina.

(Addaha, dkk., 1829)

Sumber
Addaha, H., Hon, D., & Novarino, W. (1829). Variasi Morfologi Katak Pohon Bergaris
Polypedates leucomystax Gravenhorst, 1829 (Anura : Rhacophoridae) Di Sumatera
Barat Morfological Variation of Striped Tree Frog Polypedates leucomystax
Gravenhorst, 1829 (Anura: Rhacophoridae) in West Sumatera, 4(3), 348-354
Jasin, Maskoeri. (2002). Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya
Sukiya. (2005). Biologi Vertebrata. Malang: UM Press
7. Sistem Integumen

Gambar Pengamatan Keterangan


1. Bintil kasar
dorsal
2. Bintil kecil
ventral
3. Kulit licin
basah
2 4. Kelenjar pada
dermis
4 5. Pembuluh
darah

1 5

Gambar Referensi

https://www.flickr.com/photos/63048706@N06/62
06376675
Deskripsi
1. Sistem integument pada Anura memiliki fungsi, seperti:
 Sebagai perlindungan terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah
 Sebagai perlindungan mekanik
 Sebagai pertahanan dari pengaruh kimia, penyerapan air dan respirasi.

2. Sistem integument terdiri dari dua lapisan pokok:


 Epidermis
Jaringan epidermisnya terbentuk oleh jaringan epitel squamosa yang berlapis.
 Dermis
Dermis pada integument Anura terdiri atas dua lapisan, dermis spongius dan
dermis kompak. Penyusun dermis sponge adalah jaringan ikat longgar dengan
sel-sel pigmen (kromotofor), lender, serosa, kelenjar granular alveolar, kelenjar
eksoskrin serta banyak pembuluh darah. Sedangkan pada dermis kompak terdiri
atas serangkaian lapisan bundle serta kolagen yang tersusun secara menyilang.
Struktur lain yang terdapat pada dermis berupa pembuluh kapiler, serabut saraf
dan otot polos.

Warna ordo Anura yang sangat beragam hal ini berperan dalam pemeliharaan suhu
tubuh dan bentuk proteksi dari predator. Perbedaan warna dipengaruhi oleh aktivitas
kromatofora. Kromotofora pada anura terdapat di dermis spongius tepat di bawah
lamina basal. Terdapat tiga jenis kromatofora yang penting dalam pewarnaan
integument pada anura ialah: melanophore (berwarna hitam atau kecoklatan),
xantophore (pigmen warna kuning) dan iridophore (struktur reflektif warna-warni).
(Syarifuddin,2006)

Perbedaan Sistem Integument

Nama Ciri Pembeda (khas)


Spesies
Bufo sp - Kulit terluar dari epidermisnya tebal, berlipat-lipat, kasar
dengan bintil-bintil besar pada dorsal tubuh dan bintik-
bintik yang lebih kecil dan tidak begitu menonjol pada
ventral tubuh namun tetap dengan tekstur kasar
- Kulit berwarna kuning kecoklatan dan pada ventralnya
berwarna kuning pudar dengan kemerahan pada area
sekitar kloaka
- Pada kulit bagian dermis terdapat banyak sekali kelenjar
dan pembuluh darah (kapiler)
- Kulit pada bagian kepala mengeras dengan elemen atas
pada dermal tengkorak kepala (Duellman and Trueb,
1986)
- Memiliki kelenjar parotoid yang mengandung senyawa
Serotonin pada kulitnya

Rana sp - Epidermis tubuhnya tipis, licin dan selalu basah


- Kelenjar dan sel sekretorinya berkembang secara mandiri,
bukan peralihan atau transisi
- Tubuh yang cukup panjang dengan fleksibilitas dalam
kerangka aksial untuk mendorong tubuh mereka yang rata
ketika di dalam air, dengan kaki berselaput

Polypedates - Digiti dengan bantalan perekat yang besar


leucomystax - Epidermis relatif tipis, yang terdiri atas epitel skuamosa
berlapis yang sebagian keratin didukung oleh dermis.
- Terdapat garis integument yang khas pada dorsal
tubuhnya, sebagai bentuk adaptasi kulit untuk menghindari
kehilangan air akibat penguapan. Bentuk adaptasi tersebut
meliputi kelenjar eksokrin yang mensekresi lipid yang
tersebar di atas permukaan tubuh yan didukung dengan
serangkaian perilaku untuk membentuk penghalang
melawan kehilangan air (Silva et al.2017)

Sumber
Silva SG, Evenson KR, Ricardo LI, Hallal PC. Leisure-time physical activity in
pregnancy and maternal-child health: a systematic review and meta-analysis
of randomized controlled trials and cohort studies. Sports Med. 2017
Feb;47(2):295–317. doi:10.1007/s40279-016-0565-2.
Syarifuddin.(2006).Anatomi Hewan. Jakarta:Buku kedokteran

8. Sistem Muscular
Gambar Pengamatan Keterangan Gambar
9.
Bufo sp 1. Hypoglossus
2. Pectoralis major
3. Rectus abdominus
1 4. Gracilis major
5. External oblique
2
6. Gracilis minor
7. Gastrocnemius
5
3

6
4

Polypedates leucomystax
1. Hypoglossus
2. Rectus abdominus
3. Gracilis major
1 4. Gracilis minor
5. Extensor crusis
6. Flexor carpi raidalis
7. Sartorius
2
6

7
4

Rana sp
1. Hypoglossus
1 2. Pectoralis major
3. Rectus abdominus
6 4. Gracilis major
2 5. Gracilis minor
6. Flexor carpi radialis
3 7. Gastrocnemius

7
5

Gambar Referensi
Bufo sp Sumber :

https://link.pringer.com

Polypedates leucomystax
Sumber :

www.purposegames.com

Rana sp Sumber :
https://link.pringer.com

Deskripsi

1. Bagian-bagian otot yang ada pada amphibi yaitu:


a) Otot bagian luar
b) Otot bagian dalam
c) Otot bagian punggung, otot bagian punggung sangat sedikit
dibandingkan dengan lainnya. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh
amphibi merupakan gerakan dari perpaduan antara otot-otot yang
bersinergi. Misalnya gerakan berenang, meloncat, berjalan atau
memanjat melibatkan beberapa otot yang bekerjasama dan bersinergi.
(Kardong, 1998)

2. Sistem otot aksial pada amfibi masih berbentuk matemarik yang mirip dengan
ikan, tetapi jelas terlihat perbedaan-perbedaannya. Pembatas yang sejajar
membagi otot bagian punggung dan otot bagian bawah. Bagian dari sistem otot
bagian punggung (dorsal) dapat memengaruhi gerakan kepala, otot bagian
bawah (ventral) merupakan bukti dalam pembagian sistem otot-otot setiap
bagian organ tubuh amfibia (Huda, 2017)

3. Tubuh katak juga mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging
berserat halus, otot daging jantung dan otot daging berserat melintang.
Perbedaan ini berdasar susunan secara mikroskopis dan fisiologis. Otot daging
sebelah luar terdiri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat pad
tulang-tulang. Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada
gerakannya. Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu
sama lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua ujung biasanya melekat pad
tulang yang berlainan (Jasing, 1984)

Perbedaan Sistem Muscular


Bufo sp Polipedactes Rana sp
leucomystax
Ukuran otot pada Bufo Ukuran otot pada Ukuran otot tidak
sp besar Polyoedactes secara terlalu besar
umum paling kecil
Otot trisep femoris Otot trisep femoris kecil Otot trisep femoris
besar dan pendek dan panjang sedang dan panjang

Otot-otot abdomen Otot-otot abdomen kecil Otot-otot abdomen


tebal tipis

Sumber

Huda, Syafaat Ariful. (2017). Jenis Hepetofauna Di Cagar Alam dan Taman
Wisata Alam Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Pendidikan Sains. 6(1)
Jasin, Masykoeri.(1984). Sistematika Hewan.Surabaya :Sinar Surya
Kardong, K.V. (1998). Vertebrates :Comparative Anatomy. Boston :Mc Graw

10. Sistem Saraf


Gambar Pengamatan Keterangan Gambar

Bufo sp 1. Medula oblongata


2. Cerebral
3. Tempurung kepala
4. Nervi spinalis
5. Columna vertebralis
6. Optic lobe

Polypedates leucomystax

Rana sp

Gambar Referensi
Bufo sp Sumber :

https://media.gettyimages.com

Polypedates leucomystax
Sumber :

www.medicine.mcgill

Rana sp

Sumber :

www.nthurston.k12

Deskripsi
A. Sistem Saraf Pusat
1. Enchepalon, tersimpan dan dilindungi oleh tulang-tulang kepala
(cranium), dibungkus oleh selaput otak, endocranialis yang
menempel langsung pada cranium, durameter yang dipisahkan oleh
endocranialis oleh ruangan spatium spidurale, pirameter yang
dipisahkan dri durameter oleh ruangan spatium subdurale, piameter
menempel langsung pada jaringan otak
2. Cephalon(otak), dilihat dorsal mempunyai bagian-bagian, lobus
olfactorius, hemisperium cerebri( cerebrum), lobus opticus,
cerebellum, medulla oblongata
3. Medula spinalis, merupakan kelanjutan dari medulla oblongata
berada di dalam canallis medulalis dari columna vertebralis.

B. Sistem saraf peripher


1. Nervi cranialis, ada 10 pasang merupakan nervi yang berpusat pada
cephalon.
Nervi spinalis, ada 10 pasang merupakan nervi yang berpusat pada
medula spinalis.

Perbedaan Sistem Saraf

Bufo sp Polipedactes Rana sp


leucomystax
Otak berukuran besar Otak berukuran kecil Otak berukuran sedang

Serabut syaraf tebal Serabut saraf panjang Serabut saraf sedang


dan pendek

Sumber

Huda, Syafaat Ariful. (2017). Jenis Hepetofauna Di Cagar Alam dan Taman
Wisata Alam Pangandaran Jawa Barat. Jurnal Pendidikan Sains. 6(1)
Jumilawati, Arlen dan Nursal. (2015). Penuntun Praktikum Sistematika
Hewan. Sumatera Utara
Tim Dosen dan Asisten Praktikum Anatomi Hewan.(2019). Modul Praktikum
Anatomi Hewan. Surakarta:UNS

VI. Kesimpulan
a) Pada saat praktikum dapat dilihat topografi pada amphibia yaitu Esophagus,
hepar, pulmo, ren, rectum, cor, vesica felea, ventriculus, intestinum, kloaka,
ovarium, gall blander, duodenum, pylorus, ureter.

2. Sistem organ pada Amphibia :

Indikator Keterangan

Sistem pencernaan Pankreas, Lidah, Gigi, Ventriculus,


Intestinum, kloaka.

Sistem Respirasi Kulit,pundi hawa, kulit licin, paru-paru.

Sistem Sirkulasi Darah Jantung, pembuluh darah di kulit.

Sistem Urogenital Alat kelamin

Sistem Saraf Enchepalon, chepalon, dan medulla


spinalis.

Sistem muscular Tendon

Sistem integumen Epidermis, dermin, pigmen warna, bintil


hitam, kulit licin, kulit kasar.

3. Fungsi sistem Amphibia :

 Sistem pencernaan, berperan dalam proses pencernaan makanan.

 Sistem respiasi, berperan dalam sistem pertukaran oksigen dengan karbon

 Sistem sirkulasi, berperan mengangkut oksigen antara alat pernapasan dan


jaringan, mengangkut sari-sari makanan dari tempat penyerapan dan tractus
digestivus.

 Sistem urogenital, yaitu meliputi ekskresi urin pada tubuh dan organ.

 Sistem saraf, meliputi saraf pusat dan sraf tepi.

 Sistem muscular, sebagai alat gerak

 Sistem inegumen, berperan sebagai pelindung dari lingkungan luar.

VII. Daftar Pustaka


Addaha, H., Tjong, H., & Novarino, W. (2014). Variasi Morfologi Katak
Pohon Bergaris Polypedates leucomystax Gravenhorst, 1829 (Anura;
Rhacophoridae) di Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Amphibia. Vol.
4(3): 348–354.
Campbell, N. A. (2003). Biologi. Jakarta : Erlangga
Djuanda, T. (1982). Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I.
Bandung: Amico
Donan Satriya Yudha. (2014). Di Sepanjang Sungai Opak Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta the Diversity of Frogs and Tiada (anura) on
Aling the Opak River At The Province of Daerah Istimewa
Yogyakarta, 18(2), 52-59
Huda, S. A. (2017). Jenis Herpetofauna di Cagar Alam dan Taman Wisata
Alam Pengandaran Jawa Barat. Science Educatia. Vol 16 (1) : 41-46
Iskandar, D. T. (1998). Amphibia Jawa dan Bali. Bogor: Puslitbang Biologi
Jasin, Maskoeri. (2002). Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata.
Surabaya: Sinar Wijaya
Jumilawati, Arlen dan Nursal. (2015). Penuntun Praktikum Sistematika
Hewan. Sumatera Utara
Kardong, K.V. (1998). Vertebrates :Comparative Anatomy. Boston :Mc Graw
Pujaningsih, R. I. (2007). Kodok Lembu. Yogyakarta : Kanisius
Silva SG, Evenson KR, Ricardo LI, Hallal PC. Leisure-time physical activity
in pregnancy and maternal-child health: a systematic review and meta-
analysis of randomized controlled trials and cohort studies. Sports
Med. 2017 Feb;47(2):295–317.
Staf dosen Anatomi Hewan.(1990). Diktat Asistensi Anatomi Hewan Zoologi.
Yogyakarta : Fakultas Biologi, UGM.
Stevens,C. E., & Ian, D. H. (2004). Comparative Physiology of the Vertebrate
Digestive System. Cambridge: Cambridge University Press.
Sukiya. (2005). Biologi Vertebrata. Malang: UM Press
Syarifuddin.(2006).Anatomi Hewan. Jakarta:Buku kedokteran
Tim Dosen dan Asisten Praktikum Anatomi Hewan.(2019). Modul Praktikum
Anatomi Hewan. Surakarta: UNS
Ville, A Claude, Warren F. (1990). Zoologi Umum (terjemahan). Jakarta :
Erlangga
Yudha, D. S., dkk. (2014). Keanekaragaman Jenis Katak dan Kodok (Ordo
Anura) di Sepanjang Sungai Opak, Propinsi Yogyakarta. Jurnal
Biologi. Vol 18(2) : 52-59

VIII. Lampiran
- Foto logbook
- Foto pengamatan
- Abstrak jurnal
IX. Lembar Pengesahan

Surakarta, 29 Oktober 2018


Asisten Praktikum Praktikan

( Haifa Azizzah ) (Rona Sabrina)


NIM.K43170 NIM.K4318053
Lampiran Logbook

Lampiran Foto Pengamatan

Lampiran Abstrak Jurnal

Anda mungkin juga menyukai