Anda di halaman 1dari 18

Laporan Visitasi

Museum Biologi UGM

Disusun oleh: Kelompok 10 :

1. Akmala Khusnul F K4318004


2. Ardanicha M K4318012
3. Novian Wildan R K4318044
4. Novita Kharisatul M K4318045
5. Lathifah Radha I K4318038
6. Rona Sabrina K4318053

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
Anatomi Hewan dengan judul “Laporan Visitasi Museum Biologi UGM”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen Pembimbng mata kuliah Anatomi Hewan, yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surakarta, 4 Oktober 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Contents
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Skeleton ....................................................................................... 2
2.2 Cara Pembuatan Skeleton .............................................................................. 3
2.2.1Phanulinushomarus ..................................................................................... 4
2.2.2 Felis bengaensis ......................................................................................... 6
2.2.3 Arothron meleagris..................................................................................... 7
2.2.4 Bubalus bubalis .......................................................................................... 8
2.2.5 Phantera tigris .......................................................................................... 11
2.2.6 Dugong dugon .......................................................................................... 12
BAB III ................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................. 13
1.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
1.2 Saran ....................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 14
Lampiran ............................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahasiswa memiliki peranan penting dalam pembangunan dan
pengembangan negara Indonesia. Dalam merealisasikan peran tersebut, diharapkan
mahasiswa tidak hanya menguasai teori – teori yang telah didapatkan pada bangku
perkuliahan saja, tetapi diharapkan juga mampu membaca dan mengerti berbagai
fenomena yang terjadi di alam sekitar secara langsung. Alasan inilah yang
menyebabkan mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UNS mengadakan kegiatan
kunjungan ke Museum Biologi Universitas Gajah Mada.

Kunjungan ke Museum Biologi Universitas Gajah Mada merupakan bagian


dari kegiatan perkuliahan di program studi Pendidikan Biologi. Mahasiswa program
studi Pendidikan Biologi memanfaatkan museum sebagai media pembelajaran. Dalam
laporan kunjungan ke Museum Biologi Universitas Gajah Madah ini akan dibahas
secara langsung mengenai pembuatan skeleton hewan.

Dengan adanya kunjungan ke Museum Biologi Universitas Gajah Mada,


diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami bagaimana cara pembuatan
skeleton hewan untuk membantu perkuliahan dan pengajaran di program studi
Pendidikan Biologi.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah pengertian skeleton itu ?
2. Bagaimana cara pembuatan awetan skeleton ?
3. Apa saja awetan skeleton yang ada di Museum Biologi UGM ?
4. Bagaimana perbedaan skeleton tiap spesies di Museum BiologiUGM?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari skeleton
2. Mampu melakukan cara pembuatan awetan skeleton
3. Mengetahui apa sajaa wetan skeleton yang ada dimuseum biologi
4. Mampu membedakan skeleton pada tiap spesies yang ada dimuseum
biologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Skeleton

Kerangka tubuh manusia juga disebut system skeleton yaitu merupakan


susunan tulang pembentuk tubuh manusia, penggerak badan, merupakan alat
gerakpasif karena tulang juga akan ikut bergerak, jika alat gerak aktif (otot) yang
melekat pada tulang tersebut mengadakan gerakan, jadi tulang berguna untuk
pelekatan otot tubuh. Selain itu, tulang-tulang tersebut juga berfungsi sebagai
pembentukan darah merah yaitu pada cavum medular (rongga sumsum) yang
terdapat pada tulang yang berbentuk pipih atau panjang, terutama pada medulla
ossearubra (sumsum tulang merah) sedang pada sumsum tulang kuning atau
medulla osseaflava tidak memproduksi sel darah merah, kecuali jika diperlukan
akan berubah menjadi sumsum tulang merah.

Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal,
internal, dan basis cairan (rangkah hidrostatik), walaupun system rangka
hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainya karena
tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal
atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti
ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206
tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu.

2
2.2 Cara Pembuatan Skeleton
1. Menyuntik bagian lobus hewan dengan formalin atau chloroform

2. Menghilangkan darah dengan 2opsi:

- Menempatkan maizena ke dalam tubuh yang dibedah agar menyerap


seua darah

- Masukkan freezer agar darah membeku

3. Memasukkan beanang pada lubang pembuluh darah vertebrata

- Memisahkan otot dari tulang dengan dua opsi:merebus dengan air


mendidih dan diberi detergen agar tidak bau

- Memasukkan ulat hongkong agar dimakan

4. Menunggu hingga otot rontok, membersihkan rangka dengan scalper

5. Menandai urutan tulang dengan pensil 2b atau diberi ziplock agar uruta
tidak terbalik.

6. Melakukan bleaching dengan larutan hydrogen peroksida engan


perbandingan 1:1 dilakukanpada tempat dengan ventilasi yang baik selama
24 jam

7. Menempatkan skeleton dalam air mengalir agar hydrogen peroksida larut

8. Melakukan positioning/ penyusunan rangka semirip mungkin dengan


kondisinya di alam

9. Perawaan jangka panjang: menggunakan lem jika tulangnya copot,


menutup rapi rangja yang telah jadi agar terhindar dari debu dan angin,
member dilika gel agar dapat menyerap jamur.

3
2.2.1 Panulinushomarus
Gambar Keterangan Gambar
2.2.2
2.2.3
2.2.4
1. Rostrum
2.2.5
1 2. Antena
2.2.6
2.2.7 3. Organonvisus
2.2.8 4. Caput
2.2.9 2 5. Chelae
2.2.10 6. Abdomen
6
2.2.11
2.2.12
5

3
4

2.2.13
2.2.14
2.2.15 Deskripsi
2.2.16
2.2.17
A. Penjelasan tiap bagian 2.2.18
(caput, abdomen, ekstremitas)
2.2.19
Tubuh Panulinus humarus terdiri dari tiga bagian yaitu bagian depan terdiri atas kepala dan
2.2.20
dada atau disebut Cepalothorax. Sementara dibagian belakang terdiri dari badan danekor yang
disebut abdomen yang terdiri atas enam segmen. Kepala ditutupi oleh kulit atau cangkang kepala
(carapace). Carapace berfungsi untuk melindungi organ tubuh sepertiotak, insang, hati dan
lambung.
Panulinus humarus memiliki bentuk badan yang memanjang, silindris, kepala besar ditutupi
carapace berbentuk silindris, keras, tebal, dan bergerigi. Mempunyai antenna besar dan panjang
menyerupai cambuk, dengan rostrum kecil. Organon visus agak tersembunyi dibawah cangkang
ruas abdomen yang ujungnya berdurita jam dan kuat.Pada ujung lobster betina endopod pada
plepod II tanpa appendix interna/stylamblys. (Isnansetyo dan Yuspanani, 1993)
Ekstremitas pada lobster terdiri atas :
 Antenna sebagai alat indra
 Mandibula dan maxilla (rahang) utuk mengunyah makanan dan mengalirkan air
 Chilepes, yaitu kaki yang paling depan, merupakan kaki terbesar dan ujungnya membentuk
chela untuk menyerang, bertahan dan alat peraba
 Empat pasang kaki yang sebenarnya untuk bergerak, memegang makanan, dan membersihkan
tubuh

4
 Ekstremitas pada abdomen untuk menimbulkan aliran air, membantu fertilisasi, dan memelihara
telur serta anak-anaknya
 Ekstremitas terakhir disebutur opodium dengan telson yang berfungsi untuk berenang mundur
(Rombe, dkk., 2018)

B. Ciri Khusus
 Memiliki caput yang bergerigi tajam
 Merupakan jenis udang raksasa
 Kulitnya tebal dan keras (Muljanah et. al., 1994)
 Mempunyai tiga tahapan stadia larva yaitu neupliosoma, filosoma, dan puerulus.

5
2.2.1 (Felis bengaensis)

2.2.2
Gambar Keterangan Gambar
2.2.3
2.2.4
2.2.5
1. Caput/tengkorak
2.2.6
2. Abdomen
2.2.7
3. Ekstremitas
2.2.8
2.2.9
1 2

2.2.10
2.2.11
2.2.12
2.2.13 Deskripsi
2.2.14
2.2.15
B. Penjelasan tiap bagian
2.2.16
Caput terdiri dari : Cranium, atau Skull, Mandible, atau Lower jaw, Leher, terdiri dari 7 buah
2.2.17
tulang (vertebrae cervicalis)
Abdomen terdiri dari : Bahu, tulang belikat (Scapulla), Tulang punggung, 1vertebrae thoracalis,
Tulang punggung, 7 vertebrae lumbalis, Tulang punggung, 3 tulang vertebrae sacralis bergabung
menjadi satu, dan Tulang rusuk
Ektremitas atas terdiri dari, Telapak tangan (meta carpus), Cakar, Pergelangan tangan (carpus),
Ulna (tulang tangan), Radius (tulang tangan), Humerus (tulang siku)
Ekstremitas bawah terdiri dari Tulang panggul (ischium), Tulang paha (femur), Fibula (tulang betis),
Tibia (tulang betis), Pergelangan kaki (tarsus), Telapak kaki (meta tarsus), Jari (phalank)

C. Ciri Khusus
Pada kucing dapat dibedakan antara truncus, caput dan abdomen. Pada bagian ekstremitas atas
dan bawah kucing mempunyai tipe skeleton yang sama. Pada kedua ekstremitas jufa terdapat cakar

BAB III
PENUTUP

6
2.2.1 (Arothron meleagris)
2.2.2
Gambar Keterangan Gambar
2.2.3
2.2.4
Gambar asli pengamatan saat di museum
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8 a. sirip caudalis
2.2.9
b. sirip pectoralis
2.2.10
2.2.11 c. sirip analis
2.2.12
d. sirip dorsalis

c
a d b
2.2.13
2.2.14 Deskripsi
2.2.15
A. 2.2.16
Deskripsi
2.2.17
Arothron
2.2.18 meleagris tidak mempunyai sirip perut, tetapi diadapat
bermanuver
2.2.19dengan menggunakan sirip dada, punggung, danekor. Spesies ini
mempunyai
2.2.20bentuk mulut menyerupai paruh yang digunakan untuk mencabik
mangsanya. Gigi yang menyatu bersama menjadi satu kesatuan, menciptakan
mulut yang kuat dan dapat meretakkan kulit kerang siput, landak
laut, dan kepiting yang merupakan makanan utama ikan buntal. Ikan buntal
memiliki keunikan pada alat pencernaannya yaitu lambung yang mampu
menggelembung, sehingga ikan ini dikenal sebagai blowfish. Kantung
lambungikan buntal dapat membesar dengan cara memasukkan air/udara
kedalam lambung. Kemampuan menggelembung ini disebabkan oleh
bekerjanya otot esophagi kokardia dan otot pada sfingterpilorik. Lambung ini
dapat menjadi besarkarena kulit ikan buntal memiliki serabut kolagen tidak
elastis tersusun berombak di bagian dermis yang dapat mengulur menjadi
memanjang saat terjadinya penggelembungan. Ikan ini juga tidak memiliki
tulang rusuk pleural, sirip pelvis dan tulang pelvis.

B. Cirikhusus

Tubuh ikan buntal dapat mengembang seperti balon dan mengeluarkan


duri tajam, hal ini dilakukan agar melindungi diri dari mangsa yang akan
mengganggunya. Selain itu, ikan buntal ini juga memiliki racun yang
terkandung di dalam tubuhnya.

7
2.2.21 Bubalus bubalis
2.2.22 Gambar
Keterangan Gambar
2.2.23
2.2.24
2.2.25
2.2.26
2.2.27
2.2.28
2.2.29
2.2.30
2.2.31
Sumber:
2.2.32
http://ilmuveteriner.com/anatomi-tulang-
pada-beberapa-hewan/

2.2.33 Deskripsi
2.2.34
) Sistem Kerangka Ternak
2.2.35
2.2.36
Tulang terdiri atas tulang keras (Os) dan tulag rawan (Cartilago). Semua tulang dibungkus
2.2.37
oleh selaput jaringan ikat yan disebut periost. Menurut Anonim (2010), berdasarkan
2.2.38
bentuknya tulang dibagi menjadi:
2.2.39
2.2.40
1) 1. Tulang pipa (Ossa longa)

Ciri-cirinya adalah berbentuk silindris memanjang dan kedua ujung membesar (epifise).
Contohnya: tulang paha (os femus) dan tulang lengan (os humerus)

2) 2. Tulang pipih (Ossa Plana)

Cirri-cirinya adalah berbentuk pipih, permukaan datar dan bertugas melindungi bagian
tubuh yang lunak seperti otak dan alat-alat dalam. Contohnya: tulang belikat (os scapula)
dan tulang panggul (os coxae).

3) 3. Tulang pendek (Ossa Brevis)

Berdasarkan letak dan fungsinya, tulang dibagi dalam 3 kelompok :

1) - Axial Skeleton (Kerangka Sumbu)

Meliputi; tulang belakang (columna vertebralis), tulang rusuk (os costae), tulang dada (os
sternum), tulang kepala (ossa cranii). BAB

2) - Appendicular skeleton (Tulang Anggota Gerak)

Appendicular skeleton dibedakan menjadi extremitas anterior dan extremitas posterior.


8
3) - Viesceral Skeleton (tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ lunak).

Seperti; os penis (tulang kelamin jantan pada anjing), os cardis (tulang jantung pada sapi) .
) - Appendicular skeleton (Tulang Anggota Gerak)

Appendicular skeleton dibedakan menjadi extremitas anterior dan extremitas posterior.

3) - Viesceral Skeleton (tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ lunak).

Seperti; os penis (tulang kelamin jantan pada anjing), os cardis (tulang jantung pada sapi) .

Menurut Anonim (2012), pada dasarnya kerangka tubuh hewan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1) a. Ossa cranii, dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a) - Bagian tengkorak; os ocipitale (tulang kepala belakang), os sphenoidale (tulang baji), os othmoidale
(tulang rapis), os parietale (tulang ubun-ubun), os frontale (tulang dahi), os temporale (tulang pelipis).

b) - Pars splanehno cranii; os morale (tulang pipi), os lacrimale (tulang air mata), os nasale (tulang
hidung), os premaxillare (tulang rahang atas muka), os maxillare (tulang rahang atas), os mandibulare
(tulang rahang bawah).

2) - Columna vertebralis (susunan tulang belakang), yang terdiri dari :

a) Vertebrae cervicalis (ruas tulang leher)

b) Vertebrae thoracales (ruas tulang punggung)

c) Vertebrae lumbales (ruas tulang pinggang)

d) Vertebrae sacrales (ruas tulang kemudi)

e) Vertebrae coccygeales (ruas tulang ekor)

f) b. Ossa castae (tulang-tulang rusuk), turut membentuk dinding sebelah lateral dari ruang dada. Terdapat
berpasangan kiri dan kanan. Jumlahnya sebanyak ruas tulang punggung; pemamah biak 13 pasang,
kuda 18 pasang, babi 14-15 pasang, carnivore 13 pasang.

g) c. Ossa sternum (tulang dada), meliputi :

h) - Manubrium sterni

i) - Processus xiphoideus

j) - Carpus sterni

k) - Crista sterni

3) d. Ossa ekstremitas, dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

a) - Ossa ekstremitas thoracalis (tulang kaki muka) diantaranya : os scapula, os humerus, os radius, os
ulna, ossa carpi, ossa metacarpalia, digit (os phalanx).

b) - Ossa ekstremitas pelvinae (tulang kaki belakang), diantaranya : os coxae, os femur, os tibia, os
fibula, ossa tarsi, ossa metatarsalia, digit (os phalanx).

9
) Komponen Alat Gerak Ternak (ekstremitas)

Penyusun alat gerak pada kerbau adalah os scapulla, os humerus, ossa radius-ulna, os metacarpale, os
femoris, ossa tibia-fibulla, dan os metatarsale. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa ossa radius-ulna,
os metacarpale, ossa tibia fibula, dan os metatarsale memiliki ukuran lebih panjang pada sapi PO
(P0,05) antara sapi PO dan kerbau. Kerbau identik dengan tubuh yang pendek namun besar. Kerbau
memiliki konformasi tubuh yang besar dan bulat serta ukuran kaki yang relatif pendek dengan bagian
teracak yang lebih besar dibandingkan sapi PO karena digunakan untuk menopang tubuhnya yang
besar. Ukuran kaki yang lebih pendek dengan teracak yang lebar membuat kerbau menjadi stabil dalam
menopang tubuh dan aktivitas geraknya. ). Kerbau memiliki ukuran kaki (os metacarpale dan os
metatarsale) yang lebih pendek, namun memiliki ukuran teracak yang lebar dan besar memberikan
persentase kaki yang lebih besar dibandingkan sapi PO. Bagian kaki (metacarpale dan metatarsale) pada
kerbau yang pendek namun ukurannya lebar dan besar ini digunakan sebagai penopang tubuh kerbau
yang besar agar seimbang saat berdiri maupun beraktivitas.(Himawan,2016)

Komponen Tulang Belakang

Komponen tulang belakang ternak kerbau dan sapi PO meliputi ossa vertebrae cervicales, ossa
vertebrae thoracicae, ossa vertebrae lumbales, dan ossa vertebrae sacrales. Keseluruhan komponen
tulang belakang memiliki ukuran panjang yang relatif sama (P>0,05) antara ternak kerbau dan sapi PO.
Hal ini diduga disebabkan oleh bentuk panjang tubuh antara kerbau dan sapi PO yang hampir sama.
Selain itu diduga komponen tulang belakang kedua jenis ternak tersebut telah mengalami pertumbuhan
yang melambat bahkan telah optimal pada kisaran umur I3 (3-4 tahun). (Himawan,2016)

Cirri khusus:

Kerbau adalah ruminansia besar yang mempunyai potensi tinggi dalam penyediaan daging. Kerbau
merupakan ternak asli daerah panas dan lembab, khususnya daerah belahan utara tropika

Kerbau ditinjau dari habitatnya, digolongkan dalam 2 tipe, yaitu: swamp bufallo dan river bufallo.
Swamp buffalo (kerbau rawa) tipe habitatnya adalah area daerah rawa yang tempat berkubangnya di
lumpur, sedangkan river buffalo (kerbau sungai) menetap di daerah basah dan lebih suka berenang di
sungai atau kolam yang dasarnya keras. Kerbau sungai umumnya tipe kerbau penghasil susu, sedangkan
kerbau rawa merupakan tipe penghasil daging (Fahimuddin 1975). Ciri-ciri kerbau rawa adalah
berwarna keabu-abuan, leher terkulai dan memiliki tanduk besar yang mengarah ke belakang sehingga
sering digunakan sebagai hewan kerja.(Siamtiningrum, 2016)

10
2.2.1 GORILA (Gorilla gorilla)
2.2.2
Gambar Keterangan Gambar
2.2.3
2.2.4 1. Orbit
Gambar asli pengamatan saat di museum
2.2.5 2. Mandibula
8 1
2.2.6 3. Floating rib
9 2.2.7 4. Humerus
2.2.8 2 5. Femur
2.2.9 6. Radius
2.2.10 7. Ulna
10
2.2.11 8. Skull
00 3
2.2.12 9. Maxilla
11 4 10. Rib
5 11. Pelvis
12. Fibula
6
12
7

2.2.13
Deskripsi
2.2.14
A. Penjelasan D.
tiapPenjelasan tiap bagian
2.2.15 (caput,
bagian (caput,
abdomen, abdomen, ekstremitas)
ekstremitas)
E. Ciri
Pada gorilla Khusus
2.2.16
caput atau tengkorak memiliki bentuk lonjong/oval dengann volume sekitsr 450-
2.2.17
650 cc. struktur tengkoraknya memiliki lubang besar terletak pada bagian belakang tulang kepala
dan membentuk2.2.18
sudut tumpul. Jendolan tulang di atas lekukan mata tinggi, luang hidung besar,
2.2.19
rahang masif dan tidak berdagu (Yunus, 2006).
Pada bagian 2.2.20
abdomen terdapat tulang rusuk untuk melindungi organ didalanya seperti pada
manusia, tidak memiliki ekor tetapi memiliki tulang ekor yang tidak mengalami pemanjangan.
memiliki scapula, memiliki umbar vertebrae, thoracic vertebrae dan 2 ruas cervical vertecrae.
Ekstrimitas pada gorila, tungkai bagian anterior lebih panjang daripada posterior karena pada
tungkai anterior digunakan urtuuk bergelantungan dan bergerak dari satu pohon ke pohon yang
lain, pada ekstrimitas posterior terdapat femur, tibia, fibula, tarsus, metatarsus dan phalangus,
sedangkan pada ekstrimitas anterior terdapat humerus,radius, ulna, carpus, metacarpus, dan
phalangus. Otot tangan lebih kuat dan tangan lebih panjang dan besar digunakan untuk
menyesuaikan diri dengan kehidupan pepohonan.
B. Ciri khusus
- Tubuh ditutupi raambut kecuali pada wajah, telinga, tangan, dan kaki.
- Memiliki bentuk tubuh yang kekar dan padat
- Memiliki lubang hidung yang lebar.
- Mara dan telinga berukuran kecil.
- Sebagian dapat ditemukan ddi hutan hujan tropis
- Termasuk satwa terestrial. (Nowak, 1999)

11
Duyung (Dugong dugon)

Deskripsi
A. Penjelasan Tiap Bagian B. Ciri Khusus
1. Ribs (tulang rusuk) = untuk melindungi paru- - Kulit Duyung (Dugong dugon) tebal, keras
parunya. dan licin dengan warna abu-abu agak
2. Sternum (tulang dada) = tempat melekatnya otot- kebiruan.
otot pernapasan yang akan mengembangkan paru- - Lebih banyak aktif di malam hari(nokturnal)
paru saat bernapas. terutama untuk mencari makanan.
3. Teeth (gigi) = Mengunyah makanan - Termasuk binatang yang setia dengan
4. Mouth (mulut) = awal mula masuk makanan pasangannya dan bersifat monogami.
5. Scapula (Tulang Belikat) = Berperan dalam - Perkembangbiakan sangat lambat.Biasanya
pergerakan organ atas. seekor duyung beranak dalam interval 3-7 tahun
6. Mandible (Mandibula) = Berperan menggigit dan sekali dengan melahirkan seekor anak dalam
menggiling makanan. setiap satu periode kehamilan.
7. Orbit (eye socket) merupakan tempat dari mata (Jamaludin dkk, 2015)

12
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Skeleton adalah susunan tulang pembentuk tubuh, penggerak
badan, merupakan alat gerak pasif karena akan ikut bergerak jika alat
gerak aktif yaitu otot yang melekat pada tulang melakukan gerakan
sehingga tulang juga sebagai tempat melekatnya otot.
Pembuatan skeleton sedikit lama, pertama-tama menyuntik hewan
dengan formalin atau chloroform, menghilangkan darah dengan maizena
atau masukkan freezer agar darah membeku. memasukkan benang pada
lubang pembuluh darah vertebrata, memisahkan otot dari tulang dapat
dengan merebus dengan air mendidih atau memasukkan ulat hongkong
agar dimakan, membersihkan rangka dengan scalper. Melakukan
bleaching dengan larutan hydrogen peroksida dengan perbandingan 1:1
selama 24 jam. Menempatkan skeleton dalam air mengalir agar hydrogen
peroksida larut. Melakukan positioning/ penyusunan rangka semirip
mungkin dengan kondisinya di alam.
Awetan yaang diamati antara lain ikan buntal, kerbau, lobster,
kucinng hutan, gorilla, dan duyung. Pada skeleton tiap spesies yang
diamati berbeda-beda dari segi bentuk maupun susunannya, dikarenakan
setiap spesies memiliki habitat dan adaptasi dengan lingkungan yang
berbeda-beda misal pada kera skeleton bagian hunerus panjang karena
unruk bergeraak dan bergelantungan pada poho, pada lobster memiliki
cepalothorax yang merupakan gabungan kepala dan dada.

1.2 Saran
Saran dari kelompok kami, pertama, peserta maupun yang akan
melakukan kunjungan lebih tepat waktu saat berkumpul untuk melakukan
keberangkatan, kepulangan, maupun untuk kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan selama kunjungan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kedua, para pembimbing seharusnya lebih aktif dalam mendamingii
peserta saat melakukan kunjungan ke museum biologi dan dalam
penyusunan laporan.

13
Daftar Pustaka
Hilmawan, F., Nuraini, H., Priyanto, R., & Putra, B. W. (2016). Pengukuran Morfometrik
Sapi Peranakan Ongole dan Kerbau Jantan dengan Metode Citra Digital
(MORPHOMETRIC MEASUREMENT OF MALE ONGOLE CROSSBRED
CATTLE AND BUFFALO BY DIGITAL IMAGE ANALYSIS). Jurnal
Veteriner, 17(4), 587-596.

Isnansetyo,A.,danYuspanani.(1993).Biologidankemungkinanbudidayaudang barong
(Panulirus sp.).BuletinBudidayaLaut, 7 :35-43

Jamaludin A, Sjahfirdi L, Widiarti R. 2015. Dugong (Dugong dugon) feeding


behaviour in Sea World Indonesia, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
International Conference on Biological Sciences. 2(1): 504.

Muljanah,et.al.(1994).Pengaruh suhu dan waktu pembiusan dengan pendinginan


bertahap terhadap ketahanan hidup udang windu tambak (Panaeus
monodon Fab.) dalam transportasi system kering.Jurnal Peneletian Pasca
Panen Perikanan, 79

Nowak, R.M. (1999). Walker’s Mammals Of the World, 6th edition. Canada :
Johns Hopkins University Press.

Rombe, K.H.(2018). Pengelolaan perikanan lobster dengan pendekatan eafm di


Teluk Pelabuhan Ratu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,
10(1);231-241

Siamtiningrum, G., Putra, B. W., & Priyanto, R. (2016). Morfometrik Tubuh Serta
Persentase Karkas dan Non Karkas Kerbau Rawa dan Sapi PO Hasil Penggemukkan
Secara Feedlot. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, 4(1), 227-233.

Yunus, R. , Haryanto, B., Abadi, C. (2006). Teori Darwin Dalam Pandangan


Sains dan Islam. Jakarta : Prestasi.

14
Lampiran

15

Anda mungkin juga menyukai