Anda di halaman 1dari 19

REGENERASI EKOR IKAN

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Struktur dan Perkembangan Hewan 2 yang
diampu oleh Drs. Hj. Nursasi Handayani, M.Si
Disusun oleh:
Kelompok 4/ Offering C
Angelina Destiani Darussalam (210341627295)
Dela Saherti (210341627202)
Eva Putri Agustin (210341627245)
Fajar Dwi Widianto (210341627296)
Helmia Permata Amalia (210341627299)
Nadya Sandhya Putri (210341627219)
Syafa Aliya Rahma (210341627286)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FALKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
NOVEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai
konsep-konsep perkembangan pada hewan dewasa, regenerasi, dan proses
regenerasi
B. Alat dan Bahan
1. Botol minum aqua 1,5 L yang dipotong 4. Penggaris
menjadi dua 5. Benang
2. Sterofoam
3. Pisau silet

Bahan:
1. Ikan berukuran kecil, misalnya zebra 4. Pakan ikan
(Danio rerio) atau lainnya 5. Kapas
2. Air sumur
3. Tanaman air (Hidrilla sp atau Ellodea
sp)

C. Prosedur Kerja
1. Pembagian kelompok

Bentuklah 5 kelompok besar (masing-masing merupakan gabungan 2


kelompok teori)
Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab terhadap 4 ekor ikan..

2. Memotong ekor ikan


Letakkan ikan secara hati-hati di atas papan bedah, potretlah sebelum
ekornya dipotong.

Ukurlah panjang ekor ikan, kemudian potonglah setengah panjangnya


secara vertical dengan silet yang tajam. Anda dapat membalut ikan
dengan kapas basah untuk memudahkan kerja Anda. .

Setelah selesai segera kembalikan ikan ke dalam air di botol aqua yang
telah dipotong tadi, tambahkan 2 batang Hydrilla sp atau Ellodea sp dan
peliharalah dengan baik. Berilah 8 butir pakan setiap hari, dan gantilah
medium ikan 2 hari sekali.
3. Pengamatn regenerasi

Lakukan pengamatan terhadap proses regenerasi dari ekor yang dipotong


setiap hari. Catatlah semua perkembangan yang berkaitan dengan proses
regenerasi ekor ikan tersebut.

Ukurlah panjang ekor ikan setiap hari, dan hitunglah pertambahan


panjangnya, sampai denga akhir minggu ke lima. Untuk mempercepat kerja
Anda dapat menggunakan benang untuk menentukan panjang ekor,
kemudian panjang benang yang diukur dengan penggaris

Catatlah semua perkembangan yang terjadi pada jaringan sejauh yang dapat
diamati, misalnya: perkembangan pola warna, pertumbuhan kerangka ekor,
dan sebagainya. Lengkapilah data Anda dengan dokumentasi. Tuliskan data
yang anda peroleh pada tabel di bawah.
BAB II
HASIL DAN ANALISA DATA
A. Hasil Data Praktikum
Tabel 1. Progres Regenerasi Ekor Ikan Ipin
Pengu Minggu Perubahan Panjang Pajar Panjang Panjang Gambar Gambar
kuran yang ekor ekor jaringa jaringan abdomen dorsal
ke- terlihat abdome jaringan n baru baru
n (awal) baru abdome dorsal
abdomen n
1 I Sisi 5mm 4mm 4mm 2mm
abdomen
dan sisi
dorsal
belum
mengalami
perubahan

2 Sisi 5mm 4mm 4mm 2mm


abdomen
dan sisi
dorsal
belum
mengalami
perubahan

3 II Sisi 5mm 4mm 5mm 3mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
belum
mengalami
perubahan

4 Sisi 5mm 4mm 5mm 3mm


abdomen
dan sisi
dorsal
belum
mengalami
perubahan
5 III Sisi 5mm 4mm 5mm 3mm
abdomen
dan sisi
dorsal
belum
mengalami
perubahan

6 Sisi 5mm 4mm 6mm 4mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
belum
mengalami
perubahan
7 VI Sisi 5mm 4mm 6mm 5mm
abdomen
tetap sisi
dorsal
bertambah
1mm
8 Sisi 5mm 4mm 6mm 5mm
abdomen
dan sisi
dorsal
belum
mengalami
perubahan
9 V Sisi 5mm 4mm 6mm 5mm
abdomen
dan sisi
dorsal
belum
mengalami
perubahan
10 Sisi 5mm 4mm 7mm 6mm
abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
belum
mengalami
perubahan
Tabel 3. Progres Regenerasi Ekor Ikan Fizi
Pengu Minggu Perubahan Panjang Pajar Panjang Panjang Gambar Gambar
kuran yang ekor ekor jaringa jaringan abdomen dorsal
ke- terlihat abdome jaringan n baru baru
n (awal) baru abdome dorsal
abdomen n
1 I Belum 5mm 5mm 3mm 4mm
terjadi
perubahan

2 Sisi 5mm 5mm 4mm 4mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap
3 Sisi 5mm 5mm 4mm 5mm
abdomen
tetap sisi
dorsal
bertambah
1mm

4 Sisi 5mm 5mm 6mm 5mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap

5 Sisi 5mm 5mm 6mm 5mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap

6 Sisi 5mm 5mm 6mm 6mm


abdomen
dan sisi
dorsal tidak
mengalami
perubahan

7 Sisi 5mm 5mm 7mm 6mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap
8 Sisi 5mm 5mm 8mm 7mm
abdomen
dan sisi
dorsal sama
sama
bertambah
1mm
9 Sisi 5mm 5mm 8mm 7mm
abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap
10 Sisi 5mm 5mm 9mm 7mm
abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap
Tabel 3. Progres Regenerasi Ekor Ikan Ehsan
Pengu Minggu Perubahan Panjang Pajar Panjang Panjang Gambar Gambar
kuran yang ekor ekor jaringa jaringan abdomen dorsal
ke- terlihat abdome jaringan n baru baru
n (awal) baru abdome dorsal
abdomen n
1 I Esham 5mm 4mm 4mm 3mm
mengalami (mati) (mati) (mati) (mati)
kematian
pada hari
setelah di
potong
ekornya

2 Eshan ke 2 7mm 6mm 5mm 4mm


belum
mengalami
perubahan

3 II Sisi 7mm 6mm 6mm 4mm


abdomen
bertambahn
1mm dan
sisi dorsal
tetap

4 Sisi 7mm 6mm 6mm 5mm


abdomen
tetap dan
sisi dorsal
bertambah
1mm

5 III Sisi 7mm 6mm 6mm 5mm


abdomen
dan sisi
dorsal tetap
6 Sisi 7mm 6mm 6mm 5mm
abdomen
dan sisi
dorsal tetap

7 VI Sisi 7mm 6mm 7mm 6mm


abdomen
dan dorsal
bertambahn
1mm

8 Sisi 7mm 6mm 7mm 6mm


andomen
dan dorsal
tetap

9 V Sisi 7mm 6mm 8mm 6mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap
10 Sisi 7mm 6mm 8mm 7mm
abdomen
bertambah
1mm

Tabel 4. Progres Regenerasi Ekor Ikan Upin


Pengu Minggu Perubahan Panjang Pajar Panjang Panjang Gambar Gambar
kuran yang ekor ekor jaringa jaringan abdomen dorsal
ke- terlihat abdome jaringan n baru baru
n (awal) baru abdome dorsal
abdomen n
1 I Belum 5mm 5mm 4mm 2mm
terdapat
perubahan

2 Belum 5mm 5mm 4mm 2mm


terdapat
perubahan
3 Sisi 5mm 5mm 5mm 3mm
abdomen
bertambahn
1mm dan
sisi dorsal
tetap

4 Sisi 5mm 5mm 5mm 3mm


abdomen
dan dorsal
tetap

5 Sisi 5mm 5mm 5mm 3mm


abdomen
dan sisi
dorsal tetap

6 Sisi 5mm 5mm 6mm 4mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap

7 Sisi 5mm 5mm 6mm 5mm


abdomen
dan sisi
dorsal tetap

8 Sisi 5mm 5mm 6mm 5mm


andomen
dan dorsal
tetap
9 Sisi 5mm 5mm 6mm 5mm
andomen
dan dorsal
tetap

10 Sisi 5mm 5mm 7mm 6mm


abdomen
bertambah
1mm dan
sisi dorsal
tetap

B. Analisis data
Pada saat pengamatan praktikum regenerasi ikan dilakukan pemotongan
ekor ikan secara vertical horizonal terhadap empat ekor ikan zebra, untuk
membedakan keempatnya diberi nama Upin, Ipin, Ehsan dan Fizi. Pada
praktikum ini dilakukan pengamatan dengan mengukur ekor ikan setiap tiga
hari sekali. Saat pengukuran pertama setelah dipotong ikan upin memiliki
panjang ekor dorsal 2 mm, dan ekor lurus 4 mm. setelah dilakukan pengamatan
sampai pengukuran ke-10, ekor dorsal upin memiliki rata-rata pertumbuhan 3,8
mm, sedangkan pada ekor abdomen upin memiliki rata-rata pertumbuhan 5,4
mm. Kemudian pada pengukuran pertama ikan ipin memiliki panjang ekor
dorsal 4mm, sedangkan panjang ekor abdomen 5 mm. setelah dilakukan
sampai pengukurani ke-10, ekor abdomen ikan ipin memiliki rata-rata
partumbuhan 5,5 mm, sedangkan pada ekor dorsal memiliki pertumbuhan rata
rata 3,8 mm. Pada ikan fizi pada pengukuran pertama memiliki panjang ekor
abdomen 3mm, sedangkan ekor dorsal 4 mm. setelah dilakukan pengamatan
sampai pengukurani ke-10, ekor abdomen ikan fizi memiliki rata-rata
pertumbuhan 6 mm, dan ekor dorsal memiliki pertumbuhan rata-rata 5,6mm.
Ikan ehsan saat diukur pada pengukurani pertama memiliki panjang ekor
abdomen 5mm, sedangkan panjang ekor dorsal 4 mm. pada saat pengkuran ke-
2 ikan ehsan mengalami kematian sehingga diganti dengan ikan yang baru
yang memiliki panjang aal ekor abdomen yaitu 7mm, dan panjang awal ekor
dorsal yaitu 6mm. saat sudah dilakukan pengukuran sampai ke-10, ekor
abdomen ikan ehsan memiliki rata-rata pertumbuhan 5,9, sedangkan ekor
dorsal memiliki pertumbuhan rata-rata 4,8. Dari keempat ikan tersebut dapat
disimpulkan ikan yang cepat mengalami pertumbuhan yaitu ikan ehsan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Regenerasi Beberapa Ikan ( Fizi, Ihsan, Upin, dan Ipin)
Regenerasi ekor ikan dan planaria sama. Tipe regenerasi pada
Planaria dan ekor ikan ialah epimorfis, yang merupakan tipe regenerasi
dimana bagian tubuh yang hilang akan dibentuk kembali dari sel-sel yang
belum terdiferensiasi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Baguna
(1989) dalam Attika, dkk., (2021) setelah planaria dipotong, daerah yang
luka akan secara cepat ditutupi oleh lapisan tipis dari sel epidermis. Sel-
sel berdiferensiasi kemudian menumpuk di bawah luka sehingga
menimbulkan struktur tidak berpigmen yang disebut regenerasi blastema.
Sebagai hasil regenerasi, lebih dari sel-sel berdiferensiasi terus dan
menumpuk dalam blastema yang menyebabkan pertumbuhan pesat. Dalam
waktu seminggu, terjadi diferensiasi dari struktur yang hilang. Menurut
Kalthof (1996), Regenerasi tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk
tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase
regenerasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan dan
perkembangan hewan dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi gen dan hormon. Faktor eksternal
meliputi air, makanan dan cahaya. Hormon merupakan senyawa organik
yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan hewan adalah hormon
somatotrof (hormon pertumbuhan). Bila hewan kekurangan hormon
pertumbuhan, maka pertumbuhan akan terhambat sehingga badannya
kerdil. Bila kelebihan hormone pertumbuhan, maka akan mengalami
pertumbuhan raksasa. Gen merupakan faktor keturunan yang diwariskan
dari orang tua (induk) kepada keturunannya. Gen akan mengendalikan
pola pertumbuhan dan perkembangan hewan. Makanan sangat diperlukan
oleh hewan maupun makhluk hidup lainnya. Makanan digunakan sebagai
zat pembangun tubuh dan sumber energi. Air merupakan pelarut dan
media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh. Reaksi metabolisme ini
akan menghasilkan energi, membantu pembentukan sel- sel yang baru, dan
memperbaiki sel-sel yang rusak. Cahaya matahari sangat diperlukan dalam
pembentukan vitamin D. Vitamin itu diperlukan dalam pembentukan
tulang.
Daerah pemotongan pada sirip ikan berbeda-beda, hal ini
dikarenakan pada pemotongan sirip yang berbeda-beda dapat
menunjukkan organ mana yang dapat melakukan regenerasi terlebih
dahulu, dan sekaligus sebagai kontrol bagian organ manakah yang akan
tumbuh terlebih dahulu dibandingkan dengan organ-organ lainnya. Ekor
yang dipotong parsial atau benar-benar terluka mempunyai kemampuan
untuk melengkapi perbaikan diri melalui proses regenerasi epimorfik.
Proses ini melibatkan penambahan sel mesenkimal baru untuk membentuk
blastema yang diikuti oleh diferensiasi sel tersebut menuju skleroblas,
sintesis, dan deposisi matriks ekstraseluler dan perbaikan morfologikal.
Hal itu menunjukkan bahwa blastema pada ikan dibentuk dari pre-existing
mesenchymal sel yang berdediferensiasi, proliferasi dan berdiferensiasi
menjadi semua tipe sel yang dibutuhkan untuk menyusun kembali jaringan
yang diamputasi. Ketika sebagian dari sel blastema berdiferensiasi, bentuk
mereka seperti halnya perubahan karakteristik membran eksternal mereka
menurut posisi yang mereka duduki dalam memperbaharui ekor (Monroe
et al., 2015).
Sirip ekor zebra yang mengalami sedikit pendarahan setelah
pemotongan (Poss, et al.,2003). Pada pengamatan sirip ekor ikan zebra
setelah pemotongan juga ditemukan sedikit pendarahan. Lapisan tipis
transparan disepanjang bidang pemotongan muncul 1 hari setelah
pemotongan (20-24 jam). Hal ini berarti bahwa penyembuhan luka telah
selesai dan mulai terjadi pembentukan blastema, sebab 1 sampai 3 jam
setelah pemotongan, lapisan tipis epidermis bermigrasi menutupi luka.
Respon ini tidak melibatkan proliferasi sel (Poleo et al., 2003; Nechiporuk
& Keating, 2002). Penebalan lapisan dimulai pada hari ke-2 setelah
pemotongan (48 jam) atau 2 hari di sepanjang bidang pemotongan.
Penebalan lapisan menandakan terjadinya pembentukan blastema oleh
proliferasi sel pada bagian distal dari bidang pemotongan (Poss et al.,
2000) dan disorganisasi mesenkim (Poss et al.,2002). Tahap diferensiasi
ditunjukkan oleh terbentuknya pulau darah bagian proksimal bakal jari-
jari berupa gumpalan berwarna merah pada hari ke-2 Perkembangan
regeneratif dimulai pada hari ke-3 dimana regenerat semakin panjang
pada daerah perifer sirip ekor dibandingkan dengan daerah medial.
Struktur sirip ekor telah terbentuk pada awal perkembangan regenerative
dan terus memanjang hingga hari ke-8 Perkembangan selanjutnya adalah
pembentukan ruas-ruas jari. Ruas- ruas jari terbentuk mulai hari ke-9 . Di
bagian proksimal mulai terjadi pembentukan ruas, ujung tiap jari-jari
regenerat terlihat bergerigi teratur dimana pada bagian distal perifer
regenerat tampak bakal percabangan jari-jari. Sampai pada hari ke-11
seluruh jari-jari regenerat sudah terbentuk ruas di bagian proksimal,
namun pada bagian perifer ruas jari-jari regenerat telah terbentuk sampai
ke bagian yang lebih distal. Pada hari ke-13 ruas pada jari-jari regenerat
mtelah mencapai bagian distal regenerat. Pada hari ke-15 sampai hari ke-
18 percabangan pada daerah perifer nampak jelas, dan semakin
memanjang pada hari ke-21 Pada hari ke-23, ujung regenerat sudah tidak
lagi bergerigi. Pada hari ke-25 pigmen sudah mencapai ujung regenerat,
ruas pada cabang jari-jari regenerat telah tampak jelas, dan struktur
regenerat sirip ekor hampir sempurna seperti semula.

Ikan zebra memiliki bagian sirip ekor yang merupakan salah satu
jaringan yang dapat digunakan karena aksesibilitas, struktur yang
sederhana, serta regenerasinya yang cepat dan hampir tidak terbatas. pada
proses regenerasi sirip kaudal ikan zebra pada hari ke-1 pasca amputasi
terbentuk jaringan berwarna putih di atas amputasi yang terdiri dari luka
epidermis dan beberapa sel blastema. Pada pengukuran ke-4 pasca
amputasi, bagian ekor terlihat berwarna putih di atas bidang amputasi
berisi blastema. Pada pengukurani ke-6 pasca sedangkan hasil proksimal
mulai memperlihatkan bentuk tulang dan pigmentasi sebagai tanda
redifferensiasi. Pada hari k-30 pasca amputasi, ukuran sirip hampir
menyerupai seperti semula dari segi ukuran dan pola. Bagian putih
jaringan tetap bertahan di bagian ujung untuk melakukan pertumbuhan
homeostatis (Pfefferli, et al., 2015).Sirip ekor ikan zebra dapat digunakan
sebagai model untuk mempelajari regenerasi baik dalam hal proses
maupun studi analisis molekular. Regenerasi adalah proses memperbaiki
bagian tubuh yang rusak atau hilang agar kembali seperti semula. Proses
regenerasi sampai terbentuknya sirip ekor seperti keadaan semula
melewati beberapa tahap yaitu: 1. Penyembuhan luka; 2. Pembentukan
blastema dan pemanjangan blastema; 3. Diferensiasi dan; 4.
Perkembangan regeneratif (Sari, dkk., 2016). Pada praktikum uji
regenerasi ekor ikan zebra membutuhkan waktu sekitar satu bulan baik
dengan pemotongan secara diagonal maupun vertikal. Pada saat
pemotongan sirip ekor zebra tidak terjadi pendarahan. Lapisan tipis
transparan di sepanjang bidang pemotongan rata-rata muncul 1 hari setelah
pemotongan (20-24 jam). Hal ini berarti bahwa penyembuhan luka telah
selesai dan mulai terjadi pembentukan blastema, sebab 1 sampai 3 jam
setelah pemotongan, lapisan tipis epidermis bermigrasi menutupi luka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis regenerasi pada sirip
ekor ikan zebra adalah epimorphosis. Hal ini ditunjukkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan pada ruas jari-jari sirip ekor ikan zebra
yang terpotong. Ruas jari-jari yang terpotong, membentuk ruas baru dan
tidak merenovasi jaringan yang tersisa seperti halnya pada jenis regenerasi
morphalaxis seperti pada planaria (Dimitrakopoulos., 2004 dalam Sari,
dkk., 2016) sehingga ruas yang terpotong tetap pendek dengan diameter
yang tetap, sementara itu ruas baru yang terbentuk memiliki diameter yang
lebih kecil (lebih ramping). Selain itu, pada awal proses regenerasi sirip
ekor ikan zebra telah terbentuk blastema, yaitu massa proliferative dan
mengandung banyak sel progenitor yang merupakan salah satu ciri
regenerasi secara epimorphosis (Poss et al., 2003 dalam Sari, dkk., 2016).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pemotongan pada
ekor Ihsan tidak terjadi pendarahan. Tipe pemotongannya ialah vertikal-
horizontal. Namun, pada pemotongan ketiga ikan Ihsan mengalami
kematian. Hal ini disebabkan karena setelah pemotongan ekor, ikan tidak
diberi makan dan air dalam wadah ikan tidak diganti, juga disebabkan
karena kurangnya oksigen yang ada dalam wadah karena wadah ikan
ukurannya kecil ditambah dengan adanya tanaman air yang banyak.
Sehingga, setelah pemotongan seharusnya ikan bergerak dengan aktif,
ternyata luas ukuran botol ikan yang sempit dan lebih kecil menjadi
menghambat proses pergerakan ikan dan pertukaran oksigen yang mana
dapat memicu ikan menjadi stress. Stres pada ikan umumnya merupakan
suatu keadaan terganggunya homeostasis tubuh ikan yang menghasilkan
suatu respons adaptif untuk mengkompensasi adanya gangguan/stresor
yang dapat menyebabkan gangguan fisiologis, penyakit hingga kematian
pada ikan. Efek stres pada ikan berupa perubahan mekanisme pertahanan
ikan dengan sekresi lendir, rusaknya sisik dan kulit, peradangan, dan
produksi antibodi. Sisik dan kulit adalah yang paling umum rusak dalam
merespons stres (Aerts, et al., 2015). Setiap cedera pada kulit atau sisik
dapat menimbulkan invasi oleh organisme patogen. Stres sering dalam
kasus ekstrim menyebabkan kematian, khususnya pada tahap awal
kehidupan ikan karena lebih rentan terhadap stresor eksternal. Tetapi jika
mampu bertahan, efek stres menjadi berkurang, tetapi sering menyebabkan
kemunduran pertumbuhan, gangguan kemampuan reproduksi pada ikan
(Lestari & Syukriah, 2020). Hal ini juga didukung oleh kerusakan ekor
akibat pemotongan yang kurang hati-hati. Setelah pengukuran ketiga,
kelompok kami mengganti ikan Ihsan untuk yang part 2 dan diulangi
pemotongan ekor ikan dari awal lagi dan selama proses pemotongan ekor,
ikan bergerak dengan aktif dan tidak terjadi pendarahan. Ekor Ihsan ini
saat pengukuran mengalami pertumbuhan panjang ekor hingga mencapai 7
mm pada sisi dorsal dan 8 mm pada sisi abdomenya. Berdasarkan data
praktikum, regenerasi dari ekor ikannya terbilang cukup lambat. Hal ini
dikarenakan ikan ditempatkan pada tempat yang kurang cahaya, sehingga
regenerasinya lambat. Cahaya berperan penting dalam pembentukan
tulang saat regenerasi ikan.

B. Diskusi
1. Termasuk tipe regenerasi apakah yang terjadi pada ekor ikan yang
terpotong? Jelaskan!
Jawaban:
Regenerasi yang terjadi pada ikan yang telah dipotong ekornya
memiliki tipe yang berbeda beda, pada ikan regenerasi yang terjadi
yaitu regenerasi epimorfik yang dimana regenerasi epimorfik ini
merupakan tipe regenerasi yang melibatkan dediferensiasi struktru
dewasa untuk membentuk masa sel yang belum terdiferensiasi. Masa
sel tersebut dikenal dengan nama blasterna. Regenerasi epimorfik
terjadi pada pergantian membran (alat gerak) seperti kaki atau sirip.
Regenerasi ini juga merupakan proses yang mengarah ke pergantian
organ atau jaringan yang disebabkan oleh cedera atau amputasi.
2. Jelaskan tahapan proses regenerasi ekor ikan!
Jawaban:
Ikan zebra mempunyai kemampuan mengembalikan fungsi cukup baik
(Lush, 2014). Hal ini dibuktikan dari kemampuan meregenerasi sel
fotoreseptor dan neuron retina yang disebabkan karena adanya cedera.
Perlakuan yang dilakukan dengan mengamputasi sirip ekor zebra dan
perut untuk menganalisis aktivitas regenerasi.Berikut cara ekor ika
zebra beregenerasi Sirip ekor zebra mengalami sedikit pendarahan
setelah pemotongan. Lapisan tipis transparan disepanjang bidang
pemotongan muncul 1 hari setelah pemotongan (20-24 jam). Hal ini
berarti bahwa penyembuhan luka telah selesai dan mulai terjadi
pembentukan blastema,1 sampai 3 jam setelah pemotongan, lapisan
tipis epidermis akan menutupi luka. Respon ini tidak melibatkan
proliferasi sel Penebalan lapisan dimulai pada hari ke-2 setelah
pemotongan (48 jam) di sepanjang bidang pemotongan. Penebalan
lapisan menandakan terjadinya pembentukan blastema oleh proliferasi
sel pada bagian distal pada bidang pemotongan dan disorganisasi
mesenkim . Tahap diferensiasi ditunjukkan oleh terbentuknya beberapa
bulatan atau pulau darah bagian proksimal bakal jari-jari berupa
gumpalan berwarna merah pada hari ke-2 atau Diferensiasi sel-sel
jaringan di sekitar luka yang dapat membuat sel tersebut bersifat muda
kembali. Proses angiogenesis lah yang menandakan hal tersebut terjadi
yang mana terbentukannya pembuluh darah kapiler baru yang
merupakan proses alami . Perkembangan regeneratif dimulai pada hari
ke-3 dimana regenerat yang semakin panjang pada daerah perifer
dibandingkan dengan daerah medial. Struktur sirip ekor ikan zebra
telah
terbentuk pada awal perkembangan regenerative dan terus memanjang
hingga hari ke-8.(Goldshmith et al., 2012).Secara singkat Terdapat
beberapa tahapan dalam proses regenerasi ekor ikan yaitu
•Penyembuhan Luka
•pembentukan blastema atau pemanjangan blastema
•Diferensiasi
•Perkembangan regeneratif.
3. Berapa lamakah ekor ikan akan mencapai ukuran dan bentuk seperti
semula
Jawaban:
Lama ekor ikan mencapai ukuran dan bentuk seperti awal.
Dibutuhkan sirip ekor hingga pulih seperti semula pada suhu 22-31 oC
adalah 22,25 kurang lebih 1,63 hari untuk model pemotongan vertikal
dan 23,67 kurang lebih 0,94 hari untuk model pemotongan diagonal.
Hal ini menandakan bahwa pola potongan dapat mempengaruhi lama
regenasi ekor ikan. Selain itu faktor seperti temperatur dan nutrisi
makanan mempengaruhi lama dari generasi ekor ikan.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan Regenerasi Ekor Ikan
Regenerasi ekor ikan dan planaria sama. Tipe regenerasi pada Planaria
dan ekor ikan ialah epimorfis, yang merupakan tipe regenerasi dimana
bagian tubuh yang hilang akan dibentuk kembali dari sel-sel yang belum
terdiferensiasi. Dari Hasil data Praktikum, empat ekor ikan tidak
mengalami pendarahan saat pemotongan. Ikan Ehsan mati pada minggu
ke-2 mungkin karena faktor air dan memberian makanan. Perawatan pada
empat ekor ikan di berikan makan satu kali dalam sehari dan diukur
panjang ekornya selama 2 hari sehari.
DAFTAR RUJUKAN
Attika, C., Zulfa, S. C., Atifah, Y., & Achyar, A. 2021. Pengaruh bagian potongan
tubuh terhadap pertumbuhan dan
Aerts J, Metz J. J., Ampe, B., Decostere, A, Flik, G., & Saeger S. D. 2015. Scales
Tell a Story on the Stres History of Fish. Plos One 0123411.
Goldshmith, Y., Sztal, T.E., Jusuf, P.R., Hall, T.E., Nguyen-Chi, M., Currie, P.D.,
2012. Fgf-Dependent Glial Cell Bridger Facilitate Spinal Cord
Regeneration In Zebrafish. The Journal of Neuroscience. 32 (22): 7477-92.
doi:10.1523/JNEUROSCI.0758-12.2012.PMID22649227
Gonzalez, A. C., Costa, T. F., Andrade, Z. A., & Medrado, A. R.
Kalthoff, K. 1996.Analysis of Biological Development . New York: McGraw-
Hall Inc.
Kecepatan daya regenerasi pada Euplanaria sp. ( Planaria). Prosiding SEMNAS
BIO, 1(3), 5-10.
Lush, M.E., Piotrowski, T., 2014. "Sensory Hair Cell Regeneration In The
Zebrafish Lateralline". Developmental Dynamics. 243 (10): 1187-202.
doi:10.1002/dvdy.24167. PMC 4177345. PMID 25045019
Lestari, F. D., & Syukrilah. 2020. Manajemen Stres Pada Ikan Untuk Akuakultur
Berkelanjutan. Jurnal Ahli Muda Indonesia, 1(1), 96-105.
Monroe, J. D., Rajadinakaran G. & Smith M. E. 2015. Sensory Hair Cell Death
and Regeneration in Fishes. Front. Cell. Neurosci, 9(131), pp. 1-18.
Nechiporuk, A., & Keating, M.T. 2002. A proliferation gradient between
proximal and msxb-expression pattern can be recapitulated in living
transgenic zebrafish using GFP reporter gene. Development 124: 4105-
411.
Poss, K.D., Keating, M.T., & Nechiporuk, A. 2003. Tales of Regeneration in
Zebrafish. Developmental Dynamics 226:202-210
Poleo, G., Brown, C.W., Laforest, L., & Akimenko, M.A. 2001. Cell
Proliferation and Movement During Early Fin Regeneration In Zebrafish.
Developmental Dynamics 221: 380- 390.
Poss, K.D., Shen, J., & Keating, M.T., 2000. Induction of lef1 during zebrafish
fin regeneration.Developmental Dynamics 219: 282-286
Sari, K. N., Listyorini, D., & Gofur, A. 2016. Proses Regenerasi Sirip Ekor pada
Ikan Zebra. Jurnal EDUBIOTIK, 1(1), 25-29.
Yatim, W. Reproduksi dan Embriologi . Tarsito, Bandung.
Zebrafish Lateralline". Developmental Dynamics. 243 (10): 1187-202.
doi:10.1002/dvdy.24167. PMC 4177345. PMID 25045019

Anda mungkin juga menyukai