Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Pokok Bahasan: FERTILISASI

Kelompok :9
Anggota :
1. Nahidah Adila Farrasia (200341617301)
2. Naila Nabila (200341617271)
3. Nur Ahadiyatus Sholikhati (200341617257)

Tujuan : Menganalisis proses fertilisasi pada manusia/Vertebrata


Soal :
1. Fertilisasi pada manusia terjadi di...
Jawab :
Tuba falopi atau oviduk
2. Jelaskan perjalanan sel telur dari ovarium menuju tempat fertilisasi pada manusia!
Jawab :
Setiap bulannya, ovarium memproduksi sel telur (ovum) di dalam folikel. Sekitar 14 hari
sebelum menstruasi, sel telur (ovum) yang telah matang akan dikeluarkan dari dalam
ovarium. Proses keluarnya ovum dari dalam ovarium disebut ovulasi. Sel telur (ovum)
tidak dapat keluar dengan sendirinya, tetapi karena adanya dorongan dari hormon. Setelah
ovum berhasil keluar dari ovarium, ia akan bergerak ke saluran telur (tuba falopi). Tuba
falopi atau oviduk adalah saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan rahim.
Ketika sel telur telah keluar dari ovarium dan sampai di tuba falopi, folikel yang ada pada
ovarium kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Selanjutnya, corpus luteum
melepaskan hormon yang akan membantu menebalkan lapisan dinding rahim sebagai
persiapan bila terjadi pembuahan. Sel telur yang berada di dalam tuba falopi hanya dapat
bertahan hidup selama kurang lebih 24 jam. Di sini, sel telur menunggu datangnya sel
sperma agar terjadi proses pembuahan sebelum kehamilan.
Sumber : Cleveland Clinic Medical Professional. 2019. Pregnancy: Ovulation, Conception
& Getting Pregnant (Online). Diakses pada 7 Oktober 2021
3. Jelaskan mekanisme yang berperan dalam proses perjalanan sperma dari vagina ke tempat
fertilisasi!
Jawab :
Ketika pria ejakulasi, sekitar 100-300 juta sperma masuk ke dalam vagina wanita dengan
kecepatan sekitar 45 km/jam. Setiap sperma memiliki genetic yang unik, artinya tidak ada
dua sperma yang mengandung rangkaian gen yang sama persis. Jutaan sperma individual
tersebut harus saling adu cepat untuk membuahi sel telur. Di awal perjalanan sperma untuk
membuahi sel telur melalui vagina dan mulut rahim harus difasilitasi lendir mulut rahim
yang baik. Seleksi pertama yang terjadi di mulut rahim memungkinkan hanya sperma
terbaik yang lolos melalui rintangan awal ini. Lendir mulut rahim yang kaya estrogen akan
bertindak layaknya petugas resepsionis yang ramah bagi sperma yang sedang berusaha
mencari sel telur. Untuk menembus barikade yang luar biasa ini, dibutuhkan sperma terbaik
dengan bentuk, kecepatan dan energi yang kuat dalam jumlah yang cukup untuk sama-
sama berupaya mendekati sel telur yang telah menanti di dalam saluran telur (Wiweko, B.,
2020)
Di dalam vagina, perjalanan menuju sel telur adalah perjalanan yang berbahaya. Inilah
alasan sperma diproduksi dalam jumlah sangat banyak. Untuk berhasil membuahi sel telur,
sperma harus mampu bertahan dalam lingkungan vagina wanita dan serviks. Keasaman
lingkungan di dalam vagina dan serviks melindungi wanita dari bakteri dan serangan
infeksi yang berbahaya, tapi lingkungan ini juga berbahaya bagi sperma. Sperma yang
lemah atau rusak tidak akan berhasil mencapai tujuannya. Kekuatan gravitasi, membuat
jutaan sperma gugur dan keluar dari vagina wanita, hanya 5% saja yang akan berhasil
mencapai serviks. Dari 5 % tersebut, sekitar 200 sperma yang bisa mencapai saluran tuba
fallopi wanita. Sperma yang berhasil mencapai saluran ini berarti telah menempuh
perjalanan yang jauh. Hanya sedikit sperma yang bisa meneruskan perjalanan hingga
bagian luar sel telur. Dari sperma-sperma tersebut, hanya satu yang akan berhasil
menembus permukaan sel telur, meninggalkan ekornya di luar, inilah yang disebut
pembuahan. Pada saat itu juga, permukaan sel telur akan menjadi tak tertembus oleh
sperma lainnya. Proses pembuahan berlangsung hingga 24 jam. Setelah serangkaian
perubahan komplek, yaitu 7 hari setelah pembuahan, sel telur tadi tertanam di dinding
rahim. Pada saat inilah kehamilan terjadi. Sperma bisa bertahan hingga 48 jam dalam tubuh
wanita. Akibatnya, pembuahan masih mungkin terjadi bahkan bila sel telur belum siap
ketika sperma-sperma tersebut sudah berhasil mencapai saluran fallopi.
Sumber : Wiweko, B., 2020. Bagaimana Sperma Membuahi Sel Telur? Catatan Sebuah
Perjalanan Panjang yang Indah. iNews
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kapasitasi sperma!
Jawab :
Kapasitasi adalah kondisi spermatozoa yang mengalami perubahan fisiologis dan
menyebabkan reaksi akrosom. Sehingga mampu membuahi sel telur. Spermatozoa
mamalia yang telah mengalami pemasakan di dalam epididimis dan terejakulasi belum
dapat membuahi sel telur. Spermatozoa tersebut haruslah menetap di dalam saluran
kelamin saluran betina selama beberapa saat sebelum membuahi sel telur. Spermatozoa
mengalami beberapa perubahan fisiologis (fungsional) di dalam saluran kelamin betina,
perubahan-perubahan tersebut menyebabkan spermatozoa melakukan pembuahan.
Peristiwa ini yang disebut Kapasitasi.
Sumber : Susilawati. T. 2011. Spermatologi. Malang: Universitas Brawijaya Press
5. Jelaskan tahapan proses fertilisasi pada manusia hingga terbentuk zigot !
Jawab :
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat membuahi
ovum di ampula tuba fallopi. Sebanyak 300 juta spermatozoa diejakulasikan ke dalam
saluran genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat berenang melalui serviks, ratusan yang
dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1 yang dapat membuahi sel telur. Sel spermatozoa
mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam (Cambridge, 1998).
Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati tahap kapasitasi dan reaksi
akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa penyesuaian di dalam saluran
reproduksi wanita, berlangsung sekitar 7 jam. Selama itu suatu selubung glikoprotein dari
plasma semen dibuang dari selaput plasma yang membungkus daerah akrosom
spermatozoa. Sedangkan reaksi akrosom terjadi setelah penempelan spermatozoa ke zona
pelusida. Reaksi tersebut membuat pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk
menembus zona pelusida yang terdapat pada akrosom (Sadler, 1996)
Oosit (ovum) akan mencapai tuba satu jam lebih setelah diovulasikan. Ovum ini dikelilingi
oleh korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida yang nantinya akan menyaring sel
spermatozoa yang ada sehingga hanya satu sel yang dapat menembus ovum. Setelah
spermatozoa menembus ovum, ia akan menggabungkan material intinya dan menyimpan
komplemen kromosom ganda yang lazim. Kromosom ini mengandung semua informasi
genetic yang nantinya akan diturunkan kepada keturunannya (Cambridge, 1998). Sel telur
yang telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus membelah secara mitosis menjadi
dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya

6. Mencit di kandang melahirkan 8 anak. Anakan mencit tersebut merupakan “kembar”


identik ataukah kembar fraternal? Jelaskan jawaban anda!
Jawab :
Kembar fraternal, berasal dari dua sel telur yang dibuahi oleh masing-masing spermatozoa
secara terpisah. Dua telur tersebut kemudian berkembang menjadi masing-masing zigot
dan akhirnya tumbuh menjadi bayi. Kembar fraternal jenis kelaminnya bisa sama namun
juga dapat berbeda. Kembar fraternal ini morfologinya tidak begitu banyak kemiripan.
Dalam kembar fraternal, hal ini terjadi karena kemampuan induk yang dapat mengeluarkan
sel telur (ovum) lebih dari satu setiap bulannya. Sang induk akan berovulasi di kedua
indung telurnya (hiperovulasi) sehingga ketika sel sperma datang, sel – sel ovum yang
keluar bersamaan itu akan sama – sama terbuahi dan berkembang menjadi lebih dari satu
zigot.
Sumber : Dianti T.N. 2021. Kembar Indentik dan Kembar Fraternal: Universitas Airlanga
7. Telur ayam kampung pasti mengandung embrio yang sedang berkembang, sedangkan telur
ayam Leghorn tidak mengandung embrio. Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan
tersebut? Beri penjelasan!
Jawab :
Sebenarnya semua jenis ayam dapat menghasilkan telur, baik ayam petelur maupun ayam
kampung. Namun, dari telur ayam yang dihasilkan itu, ada yang mengalami proses
fertilisasi (pembuahan) dan ada pula yang tidak mengalami fertilisasi. Bagi telur yang
mengalami proses fertilisasi, maka akan menghasilkan zigot yang kemudian membentuk
embrio dan dapat berkembang menjadi individu baru. Namun, bagi telur yang tidak
mengalami fertilisasi, maka telur ayam tersebut bersifat fertil atau steril (telur kosong)
karena di dalamnya tidak mengandung embrio.
Pernyataan bahwa ayam kampung pasti mengandung embrio yang sedang berkembang,
sedangkan telur ayam Leghorn tidak mengandung embrio dapat dibenarkan, hal ini karena
ayam kampung pada umumnya hidup/tinggal bersama-sama yakni ayam kampung jantan
dan ayam kampung betina, pada suatu lingkungan yang sama. Sementara itu, ayam petelur
pada umumnya merupakan ayam betina, dan hanya ayam betina saja yang ada di dalam
kandang. Sehingga kemungkinan untuk terjadinya fertilisasi pada ayam kampung cukup
besar, dibandingkan dengan ayam leghorn. Namun, sebenarnya juga tidak menutup
kemungkinan telur (bakal telur) ayam pada ayam kampung tersebut tidak dibuahi, misalnya
karena tidak adanya pejantan di lingkungan tinggal induk ayam, sehingga telur tidak
mengalami fertilisasi, dan maka tidak ada embrio yang berkembang. Sehingga telur
tersebut dikatakan bersifat infertile. Ataupun juga telur dari ayam petelur mengandung
embrio karena terjadinya fertilisasi. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa telur ayam
kampung pasti mengandung embrio yang sedang berkembang karena dalam proses
bertelurnya mengalami proses fertilisasi oleh ayam kampung jantan, sehingga terbentuk
zigot yang berkembang menjadi embrio. Sedangkan telur ayam Leghorn tidak
mengandung embrio karena pada umumnya, dalam prosesnya tidak terjadi fertilisasi oleh
ayam pejantan, sehingga tidak terbentuk embrio dalam telur. (Kusumawati, A., dkk. 2016).
Sumber : Kusumawati, A., dkk. 2016. Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin
DOC (Day-Old Chicken) Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner. Vol 34. No 1

8. Jelaskan proses fertilisasi yang terjadi pada Teknik “bayi tabung” !


Jawab :
Secara bahasa Fertilisasi In Vitro (FIV) terdiri dari dua suku kata yaitu Fertilisasi
(pembuahan) dan In Vitro (di luar tubuh). Dengan demikian, fertilisasi in vitro berarti
proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa pria (bagian dari proses reproduksi
manusia), yang terjadi di luar tubuh si ibu (Zahrowati, 2017). Proses bayi tabung pada
prinsipnya adalah mempertemukan sel telur dan sel sperma di luar rahim, yakni di dalam
cawan biakan. Proses yang terjadi pada teknik Fertilisasi In Vitro (FIV), antara lain :
a. Pemeriksaan persiapan (ginekologi, USG, hormonal, sperma, serologi, dsb)
b. Pemberian obat untuk memicu sel telur (Tahap Induksi Ovulasi)
Pada tahap ini seorang wanita diawali dengan fase down regulation, kemudian akan
diberi obat yang merangsang indung telur, sehingga dapat mengeluarkan banyak
ovum.(Wasito, B., dan Hidayat, T., 2005).
c. Pengambilan sel telur/ Ovum Pick-Up (OPU)
Selama siklus pengobatan maka perkembangan folikel-folikel dipantau dengan
menggunakan ultrasonografi. Apabila sekurang-kurangnya terlihat 2 folikel yang
cukup matang (diameter kurang lebih 1,8 mm) dan kadar 17-B estradiol mencapai
sekurang-kurangnya 1000ng/L, maka akan diberikan suntikan human chorionic
Gonadotropin untuk mematangkan sel-sel telur, dan OPU biasanya dijadwalkan 36
jam setelah pemberian HCG. (Wasito, B., dan Hidayat, T., 2005).
d. Pembuahan atau fertilisasi sel telur
Selanjutnya sperma akan diproses sehingga sel-sel sperma yang baik saja yang akan
dipertemukan dengan sel-sel telur dalam tabung gelas di laboratorium. Setelah
pengambilan, oosit dieram dan diinseminasi pada tetes medium terpisah untuk
memungkinkan pemeriksaan dan penilaian secara sendiri-sendiri. Proses utama
yang terjadi pada tahap ini antara lain :
- Sperma mengalami kontak dengan corona radiata, sperma mengalami
reaksi akrosom yang hyaluronidase dilepaskan oleh eksositosis di beberapa
lokasi di sekitar kepala sperma. Ini memungkinkan sperma untuk
bergerak lebih mudah ke zona pelusida.
- Protein spesifik pada permukaan sperma mengikat reseptor ZP3 dan ZP4,
mengaktifkan protease akrosin pada membran akrosom untuk
mendegradasi zona pelusida secara lokal.
- Sperma pertama melakukan penetrasi terhadap zona pelusida berfusi
dengan oosit plasmalemma dan pemicu Ca2+ melepaskan dari vesikel, yang
menginduksi eksositosis pada protease dari granula kortikal. Reaksi kortikal
ini menyebar secara cepat di seluruh permukaan pada oosit, dengan protease
mengubah zona pelusida untuk membentuk pembatas perivitelline yang
tidak dapat menerima sperma lagi (polispermia)
- Inti dari oosit sekunder secara langsung melengkapi meiosis II,
memproduksi badan polar kedua dan pronukleus wanita dari ovum haploid.
Inti haploid dari penetrasi tunggal kepala sperma mengalami kondensasi,
menjadi pronukleus pria. Fusi dari dua pronukleus menghasilkan sel diploid
baru, zigot (Mescher, A.L., 2013)
e. Embrio transfer
Tahap ini meliputi dua fase, yaitu transfer embrio dan terapi obat penunjang
kehamilan. Biasanya, embrio yang baik akan terlihat sejumlah 8-10 sel pada saat
akan ditanamkan dalam rahim. Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina ke
dalam rongga rahim ibunya 2-3 hari kemudian. Setelah proses ini selesai lalu
dilanjutkan dengan terapi obat penunjang kehamilan. Tujuan dari terapi ini untuk
mempersiapkan rahim agar bisa menerima implantasi embrio sehingga embrio bisa
berkembang normal (Wasito, B., dan Hidayat, T., 2005).
Sumber :
Mescher, A.L., 2013. Junqueira’s : Basic Histology Text and Atlas. New York:
McGraww Hill
Wasito, B., dan Hidayat, T., 2005. Apa dan Bagaimana Fertilisasi dengan Bantuan.
Jurnal Kedokteran Yarsi, Vol 13 (1).
Zahrowati, 2017. Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma
Donor dan Rahim Sewaan (Surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum
Perdata. Holrev, Vol.1 Issue. 2

Anda mungkin juga menyukai