Anda di halaman 1dari 2

1.

Mengapa orang dengan penyakit komorbid (penyakit bawaan) lebih rentan terpapar virus
COVID-19
Jawab :
Keberadaan faktor komorbid seperti penyakit penyerta dan faktor lain seperti
kehamilan, kebiasaan merokok, dan umur secara empirik mempunyai peran
terhadap keparahan tanda dan gejala dan komplikasi dari Covid-19 serta dapat
meningkatkan risiko kematian. Penyakit comorbid adalah penyakit bawaan
atau penyakit lain yang dibawa selain penyakit utamanya atau juga sering disebut
penyakit penyerta (Sanyaolu et al., 2020). Hasil review terhadap 5 jurnal
menunjukkan usia lanjut merupakan faktor komorbid tertinggi Covid-19. Satria,et
al (2020) mengkonfirmasi faktor usia lanjut merupakan faktor komorbid yang
paling banyak. Ada 2 jurnal yang tidak menyebutkan faktor usia sebagai faktor
komorbid Covid-19, yaitu hasil penelitian Pramana et al (2020) serta Sanyasi &
Pramudita (2020). Jumlah kelompok usia lanjut yang terpapar Covid-19 dijelaskan
dari penelitian Duhri, et al, yang menggunakan jumlah responden yang cukup
banyak dibanding jurnal yang lain, dan di dalam penelitian tersebut
menunjukkan faktor umur lanjut usia merupakan faktor komorbid tertinggi yaitu
76,6% (Vinet & Zhedanov, 2011). komorbiditas pasien Covid-19 adalah usia
65 tahun ke atas memiliki risiko yang lebih berat dan kebanyakan harus masuk ke
dalam unit perawatan intensif (ICU) dengan mortalitas dan prognosis terburuk
(Sanyaolu et al., 2020).
Faktor komorbid Covid-19 terbanyak kedua adalah penyakit diabetus melitus.
Berdasar analisis terhadap 5 jurnal yang diperoleh, penyakit diabetus melitus
ditemukan pada 09,79% responden. Diabetus melitus merupakan penyakit
gangguan metabolisme karbohidrat yang disebabkan kegagalan kelenjar
pankreas memproduksi hormon insulin. Kondisi ini menyebakan kadar gula
darah yang tinggi dan jika hal tersebut berlangsung secara kronis atau dalam waktu
yang lama, maka dapat menyebakan penurunan fungsi sel darah putih atau
leukosit. Akibatnya sistem immunitas akan menurun sehingga individu akan
lebih mudah mengalami infeksi akibat masuknya mikroorganisme termasuk virus
(Smeltzer, Suzanne C. & Bare, 2017).

Diyono., Kristanto. B. 2021. FAKTOR COMORBID COVID-19 DI INDONESIA


SCOPYNG REVIEW. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 9 No.1
2. Pada rentang usia berapa seseorang mudah terpapar COVID-19?

3. Bagaimana solusi untuk menanggulagi penyebaran COVID-19?

Virus Corona memiliki pola penyebaran yang luas dan berjalan dengan cepat,
melebihi SARS atau MERS. Upaya pengendalian belum berjalan efektif sebab proses
mengenali virus tersebut masih berjalan Kepatuhan terhadap protokol pencegahan
penularan sangat penting dilakukan. Pada pandemi covid memperlambat penyebaran
virus corona (COVID-19) adalah jalan keluar yang terbaik. Upaya yang bisa
dilakukan dilakukan oleh semua pihak di dalam maupun di luar rumah, seperti social
distancing, menggunakan masker ketika di luar rumah, sering melakukan cuci tangan,
segera membersihkan diri setelah bepergian(Asyary & Veruswati, 2020; Setiati &
Azwar, 2020). Memperlambat penyebaran virus corona (COVID-19) adalah jalan
keluar mengakhiri pandemi. Pemerintah daerah dapat menentukan tindakan lanjutan
atas dasar informasi relawan covid yang tersebar di beberapa wilayah. Relawan
dengan pengetahuan yang cukup dapat memberikan informasi yang akurat guna
perbaikan keadaan diwilayah pandemi(Kemenkes RI, 2020). Selain itu pemicu
peradangan corona virus diakibatkan oleh virus itu sendiri, kebanyak virus corona
pada biasanya menabur lewat semacam; 1. recikan air liur penderita( batu berdahak
serta bersin). 2. menyentuh tangan ataupun wajah orang terkena. 3. memegang mata,
hidung, ataupun mulut sehabis menggenggam benda yang terserang recikan air liur. 

Putri. E.A, dkk. 2020. UPAYA PEMERINTAH DAN PERAN SERTA


MASYARAKAT DALAM MENCEGAH PENYEBARAN COVID -19 DI
INDONESIA. Jurnal Global
Citizin. http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/view/

Quyumi E. R & Alimansur.M. 2020. Upaya Pencegahan Dengan Kepatutan DALAM


PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 PADA RELAWAN COVID. JPH
RECODE ; 4 (1): 81-87 http://e-journal.unair.ac.id/JPHRECODE

Anda mungkin juga menyukai