Anda di halaman 1dari 5

LARUTAN & UNSUR HARA MODUL 1

Dimulai : 15 Februari 2018


Pembuatan skema : 1) Bagian IV.A.B. (15 Februari 2018)
2) Bagian IV.C.D (22 Februari 2018)
Pengumpulan lembar kerja: Kamis, 15 Februari 2018
Pengumpulan Laporan : Kamis, 26 April 2018

I. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pembuatan larutan hara.
b. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis unsur hara yang esensial bagi tumbuhan.
c. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis unsur hara makro dan unsur hara mikro.
d. Mahasiswa mengenal dan membuat macam larutan hara untuk tumbuhan.
e. Mahasiswa mengetahui jenis dan peran unsur hara pada pada tumbuhan.
f. Mahasiswa dapat mengenali gejala defisiensi unsur hara tertentu pada tumbuhan.

II. Pendahuluan
Setiap mahasiswa yang mengikuti Praktikum Fisiologi Tumbuhan mutlak memahami benar cara membuat berbagai
macam larutan. Untuk keperluan tersebut diperlukan keterampilan menggunakan timbangan agar bahan yang
diperlukan benar-benar tepat jumlahnya. Sebelum itu, dipastikan untuk membaca terlebih dahulu MSDS (Material
safety data sheet) untuk mengenal karakteristik terkait dari tingkat kebahayaan, berat jenis serta kelarutan dari
senyawa tersebut.
Konsentrasi suatu larutan dapat dinyatakan dalam berbagai satuan yaitu: persen (%), molaritas (M), molalitas
(m), normalitas (N), dan ppm (part per million). Selain konsentrasi larutan, keadaan pH suatu larutan juga perlu untuk
dimonitor; pengecekan pH dapat dilakukan secara kolorimetri dengan menggunakan Indikator Universal
membandingkan dengan peta warna yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan) ataupun menggunakan pH meter
digital.
Berikut beberapa perhitungan yang umum digunakan dalam pembuatan larutan hara:
1. % (persen):
a. % (W/W): 5 g zat dalam 100 g larutan; konsentrasi zat terlarut 5%
b. % (V/V) : 5 ml zat dalam 100 ml larutan; konsentrasi zat terlarut 5%
c. % (W/V) : 5 g zat dalam 100 ml larutan; konsentrasi zat terlarut 5%
d. % (V/W) : 5 ml zat dalam 100 g larutan; konsentrasi zat terlarut 5%

2. M (molar)
Larutan 1 M dibuat dengan melarutkan 1 mol zat dalam sejumlah pelarut (air) hingga volume total larutan pada
o
20 C adalah 1000 ml. Pengenceran larutan sebanding dengan molaritas larutan yang terjadi.
Contoh:
a) Larutan sukrosa (C12H22O11) 1 M dibuat dengan melarutkan 342 g sukrosa (BM sukrosa = 342) dalam air hingga
volume larutan itu menjadi tepat 1000 ml.
b) Bagaimana cara membuat 100 ml larutan sukrosa 0,3 M bila tersedia 200 ml larutan sukrosa 0,5 M ?
Jawab: M1 x V1 = M2 x V2 M1 = molaritas larutan yang tersedia; V1 = volume larutan M1 yang dibutuhkan
M2 = molaritas larutan yang dibutuhkan; V2 = volume larutan M2 yg dibutuhkan
0,5 x V1 = 0,3 x 100 --------> V1 = 60
Jadi digunakan 60 ml larutan sukrosa 0,5 M; tambahkan air hingga volume larutan menjadi 100 ml. Didapatlah 100 ml
larutan sukrosa 0,3 M.

3. m (molal)
Larutan 1 molal dibuat dengan melarutkan 1 mol zat di dalam 1000 g
pelarut (bila pelarutnya air, berarti 1000 ml) pada 20 oC. Larutan yang terjadi biasanya lebih dari 1000 ml; kelebihan
volume itu dikenal sebagai solution volume/volume zat terlarut. Nilai solution volume itu tergantung dari macam zat
yang dilarutkan.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI PTA 2017/2018 | 1


LARUTAN & UNSUR HARA MODUL 1

Bila 1 mol sukrosa (342 g) dilarutkan dalam 1000 g air (=1000 ml), larutan yang terjadi sebanyak 1207 ml. Jadi
solution volume dari 1 mol sukrosa adalah 207 ml. Pengenceran untuk satuan molal ini lebih rumit tidak seperti halnya
molar.
4. N (normal)
Larutan 1 N adalah larutan yang berasal dari 1 grek zat elektrolit yang dilarutkan dalam air hingga volume larutan
menjadi 1 L pada 20 oC. Gramekivalen suatu zat tergantung dari hidrogen ekivalen zat tersebut. Jadi normalitas suatu
larutan ditentukan oleh konsentrasi ion H+ dalam larutan tersebut.

5. ppm (part per million)


Satuan ppm umum digunakan dalam pembuatan larutan hormon, asam amino, vitamin, dll. Larutan 1 ppm dibuat
dengan melarutkan 1 mg zat dalam sejumlah pelarut hingga volume larutan 1 l (= 1000 ml air = 1.000.000 mg air)
Umumnya hormon tumbuh tidak mudah larut dalam air. Hormon dilarutkan terlebih dulu dalam 1--2 ml alkohol 95%
atau dapat juga dengan penambahan NaOH atau HCl 1N beberapa tetes pada larutan hormon tersebut (tergantung
pada sifat hormon tersebut:asam atau basa !).

Tumbuhan tidak hanya membutuhkan air dan udara agar dapat hidup dan tumbuh dengan baik, namun
memerlukan pula sejumlah unsur hara esensial baik makro maupun mikro. Unsur hara/mineral tersebut diserap
tumbuhan dari medianya. Unsur tersebut mungkin bersifat elektrokimia, mungkin pula sebagai penyusun senyawa
kimia tertentu, sebagai bahan pembentuk sel serta bagian-bagiannya, berfungsi dalam metabolisme tumbuhan,
ataupun berperan dalam proses enzimatis.
Pengaruh defisiensi berbagai unsur hara esensial dapat dianalsis melalui suatu percobaan yang menggunakan
kultur cair atau kultur pasir. Kadar unsur hara yang dikehendaki dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu
terdapat berbagai macam resep campuran larutan hara dengan variasi unsur hara makro dan mikro. Fenomena
defisiensi dapat diamati dari karakteristik yang tampak pada tumbuhan tersebut, seperti warna daun, tinggi tanaman,
jumlah.

Gambar 1. Percobaan pemeliharaan tumbuhan menggunakan kultur cair

III. Alat dan Bahan


1) 1 Botol volume 1000 ml Pipet 11) Karet gelang
2) 3 gelas plastik ukuran 250 mL 12) Unsur hara makro dan mikro sesuai
3) Pipette bulb/pipette pump resep larutan Hoagland (Tabel 4.1)
4) pH indikator 13) Lar. mikronutrien
5) Timbangan analitik 14) Lar. FeEDTA
6) Labu ukur 1000 mL 15) Akuades
7) Labu ukur 100 ml atau 250 mL 16) Alumunium foil
8) Botol-botol 100 – 250 ml untuk setiap 17) sterofoam
larutan stok
9) Kecambah Kacang merah/kangkong
umur 7 hari
10) Kain kasa/kapas/spons

Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI PTA 2017/2018 | 2


LARUTAN & UNSUR HARA MODUL 1

IV. Prosedur Kerja


Tabel 4.1. Pembagian tugas pembuatan larutan stok
No Larutan stok Volume Kelas Pagi (Kelompok) Kelas Siang (Kelompok)
1 Ca(NO3)2 4H2O 1 M 100 ml 1 1
2 KNO3 1 M 100 ml 2 1
3 Mg(SO4) 7H2O 1 M 100 ml 2 2
4 KH2PO4 1 M 100 ml 3 2
5 NaNO3 1 M 100 ml 3 3
6 MgCl2 1 M 100 ml 4 4
7 CaCl2 1 M 100 ml 5 5
8 NaSO4 1 M 100 ml 6 6
9 NaH2PO4 1 M 100 ml 7 7
10 KCl 1 M 100 ml 8 8
11 (NH4)2SO4 1 M 100 ml 8 9
12 Larutan Mikro/100 ml 100 ml Laboran & asisten Laboran & asisten
1) H3BO3 0,28 g
2) MnCl2 0,18g
3) ZnCl2 0,01 g
4) CuCl2 0,005 g
5) NaMoO4.2H2O 0.0025 g
13 Larutan FeEDTA /100 ml 100 ml Laboran & asisten Laboran & asisten
1) FeSO4 7H2O 0.005 g
2) Na-EDTA 0.007 g
14 FeCl3  0.005 g/100 ml 100 ml 9 10

A. Penimbangan dan Pembuatan larutan stok (Dilakukan pada 15 Februari 2018)


1) Bacalah MSDS dari senyawa yang akan dibuat!
2) Hitunglah massa dari senyawa yang akan di buat larutan stoknya dengan tepat.
3) Siapkan timbangan laboratorium dalam kondisi seimbang atau water pass (dengan mengatur sekrup
pada kaki neraca sehingga gelembung air di water pass tepat berada di tengah).
4) Sebelum digunakan, bersihkan timbangan terlebih dahulu dengan menggunakan kuas. Piringan neraca
pada timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan
alkohol/ethanol.
5) Tancapkan kabel power timbangan ke statvolt.
6) Tekan tombol “ON” kemudian tunggu sampai angka 0,0000 g muncul.

7) Masukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan membuka kaca
tidak terlalu lebar agar tidak mempengaruhi perhitungan karena timbangan
laboratorium cukup sensitive).
8) Tutuplah kaca timbangan laboratoriumnya.
9) Tekan tombol zero agar perhitungan lebih akurat.
10) Masukkan bahan yang akan ditimbang dengan tidak terlalu lebar membuka kaca,
begitu pula ketika akan menambah atau mengurangi bahan untuk menyesuaikan
massa yang diinginkan.
11) Setelah menaruh bahan yang ingin ditimbang, tutuplah kaca timbangan.
12) Maka secara otomatis display angka akan berubah menyesuaikan massa bahan.
13) Catatlah ukuran massa dari bahan yang ditimbang. Jika sudah ambillah bahan yang
telah ditimbang.
14) Kemudian matikan timbangan laboratorium dengan cara menekan tombol off.
15) Setelah timbangan benar-benar mati, lepaskan stop kontak dari statvolt.
16) Bersihkan ruang dalam timbangan dengan menggunakan kuas. Piringan timbangan dapat diangkat dan
dibersihkan seperti langkah no. 4.
17) Larutkan senyawa tersebut dengan menggunakan labu ukur hingga volume yang ditentukan.
18) Simpan larutan tersebut dalam botol stok dan diberilabel, senyawa, konsentrasi, tanggal pembuatan dan
pembuat larutan tersebut.

Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI PTA 2017/2018 | 3


LARUTAN & UNSUR HARA MODUL 1

B. Pembuatan Larutan Hara untuk Defisiensi Unsur Hara (Dilakukan pada 22 Februari 2018)
1) Membuat larutan hara sesuai dengan resep larutan Hoagland.
2) Setiap kelompok membuat larutan hara dari resep larutan stok berikut:
Tabel B.1. Resep larutan hara dan defisiensinya untuk volume akhir 1000 mL
No Larutan stok Kel. 1 Kel.2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5 Kel. 6 Kel.7 Kel.8 Kel.9 Kel. 10
Lengkap (-Mikro)* (-Ca)* (-S)* (-Mg)* (-K)* (-N)* (-P)* (-Fe)* Lengkap
+ + FeCl3*
FeEDTA
1 Ca(NO3)2 4H2O 1 M 5 5 - 5 5 5 - 5 5 5
2 KNO3 1 M 5 5 5 5 5 - - 5 5 5
3 Mg(SO4) 7H2O 1 M 2 2 2 - - 2 2 2 2 2
4 KH2PO4 1 M 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1
5 NaNO3 1 M - - 10 - - 5 - - - -
6 MgCl2 1 M - - - 2 - - - - - -
7 CaCl2 1 M - - - - - - 5 - - -
8 NaSO4 1 M - - - - 2 - - - - -
9 NaH2PO4 1 M - - - - - 1 - - - -
10 KCl 1 M - - - - - - 5 1 - -
11 (NH4)2SO4 1 M - - - - - - - - - -
12 Larutan Mikro/100 ml 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1
6) H3BO3 0,28 g
7) MnCl2 0,18g
8) ZnCl2 0,01 g
9) CuCl2 0,005 g
10) NaMoO4.2H2O 0.0025 g
13 Larutan FeEDTA /100 ml 1 1 1 1 1 1 1 1 - -
3) FeSO4 7H2O 0.005 g
4) Na-EDTA 0.007 g
14 FeCl3  0.005 g/100 ml - 1 - - - - - - - 1
*) Untuk mengamati gejala defisiensi suatu mineral, larutan kultur harus bebas dari hara/mineral tersebut.

3) Terlebih dulu labu takar 1000 mL diisi akuades 2/3 bagian.


4) Sesuai petunjuk tambahkan berturut-turut jumlah larutan makro, mikro maupun FeEDTA yang telah ditentukan
dengan bantuan pipet ukur (sesuai Tabel B.1.).
5) Aduklah larutan dalam labu takar setiap selesai menambahkan masing-masing larutan baku itu. Kemudian cek pH
larutan, dan diatur agar berada di kisaran 5,6--6. Jika pH lebih tinggi dari 6 maka ditambahkan HCl 0,1 N.
Sementara jika pH kurang dari 5,6 ditambahkan dengan NaOH 1 N.
6) Bila semua senyawa yang diperlukan sudah dimasukkan, tambahkan akuades sampai mencapai batas 1 liter.
Larutan tersebut disimpan di botol penyimpanan, lalu diberi label dan nama kelompok.

C. Penanaman (Dilakukan pada 22 Februari 2018)


1) Sediakanlah 3 gelas plastik ukuran 250 mL. Buatlah sistem seperti gambar C.1. Untuk kelas pagi menggunakan
kecambah kacang merah (Phaseolus vulgaris); kelas siang menggunakan kangkong (Ipomoea sp.)

Gambar C.1. Sistem hidroponik untuk pengujian defisiensi unsur hara

Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI PTA 2017/2018 | 4


LARUTAN & UNSUR HARA MODUL 1

2) Setiap gelas ditambahkan dengan volume larutan hara yang sama dan di tandai ketinggiannya.
3) Tinggi larutan kultur harus selalu diperhatikan tetap posisinya (minimal 2 x dalam seminggu) dengan
menambahkan/mengganti larutan hara. Larutan kultur harus diperbaharui setiap pekan.
4) Hitunglah tinggi kecambah dari bagiang apikal akar hingga apikal batang.
5) Pasanglah kecambah pada sterofoam dengan mengikuti tahapan berikut:
a. Dengan hati-hati masukkan akar kecambah ke dalam lubang sterofoam, jangan sampai batang dan akar
tertekuk atau patah.
b. Perkuat kedudukan kecambah dengan melilitkan kapas ke dalam lubang sumbat di sekitar sterofoam
pada daerah hipokotil dari kecambah.
c. Usahakan gar kapas/kasa/busa tidak menyentuh larutan untuk mencegah tumbuhnya alga atau jamur
pada hipokotil.
6) Periksalah pH larutan dari setiap gelas.
7) Periksalah tanaman setiap hari. Jika air berkurang maka tambahkanlah akuades hingga ketinggian awal.
8) Setelah 1 pekan, periksalah keadaan kecambah, catat gejala-gejala yang tidak normal. Buanglah kecambah yang
mati, sisakan setidaknya 2 kecambah yang sehat. Periksa pH larutan.
9) Pada pekan kedua, ukurlah panjang tanaman, catat gejala-gejala kekurangan hara dari masing-masing tanaman.
10) Pada pekan keempat, ukur kembali panjang tanaman, catat gejala-gejala kekurangan hara dari masing-masing
tanaman. Ukur panjang tanaman, ukur pula pH larutan.
11) Lengkapi lembar pengamatan dan olah data untuk di cantumkan pada bab hasil dan pembahasan di laporan
lengkap.

D. Kadar Air pada Tanaman (Dilakukan setelah pekan ke-4 pengamatan)


1) Timbanglah daun segar atau organ lainnya dari tanaman hasil eksperimen defisiensi unsur hara.
2) Keringkan sampel itu dalam oven 103 oC selama 2--3 hari sampai benar-benar kering.
3) Kehilangan berat merupakan kadar air dari organ tanaman tersebut. Hitunglah kadar air organ tanaman itu
terhadap berat segar dan berat keringnya!

Praktikum Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA UI PTA 2017/2018 | 5

Anda mungkin juga menyukai