Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

SISTEM PERIODIK UNSUR


Tanggal praktikum : 27 April 2020

Tanggal pengumpulan : 28 April 2020

Oleh :

Ayu Andini ( 1197040018 )

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
Percobaan ke-3 Senin, 27 April 2020

SISTEM PERIODIK UNSUR

A. Tujuan
1. Mengenal unsur halogen dan ion halida
2. Mempelajari kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur halogen
3. Mempelajari keperiodikan sifat logam-logam alkali dan alkali tanah
4. Mengetahui sifat beberapa unsur transisi
B. Prinsip dasar
Pada praktikum sistem periodik unsur ini didasarkan pada pengenalan sistem
periodik yang akan dilakukan pada praktikum kali ini

C. Alat dan Bahan


No Alat Ukuran Jumlah
1. Tabung reaksi - 6 buah
2. Rak tabung reaksi, - 1 buah
3. Pinggan penguapan - 1 buah
4. Gelas kimia 500 ml, 500 mL 1 buah
5. Gelas ukur 10 ml, 10 mL 1 buah
6. Pipet tetes - 1 buah
7. Kawat nikrom - 3 buah
8. Batang pengaduk. - 1 buah

No Bahan Konsentrasi Jumlah


1. Larutan NaF - 30 mL
2. Larutan NaCl, - -
3. Larutan Iod (0,5 g - 15 mL
I2/100 ml etanol)
4. Larutan kanji - 20 mL
5. Larutan AgNO3 0,1 M 50 mL
6. Larutan Natrium 2M 100 mL
tiosulfat
7. Logam Na - 20 mL
8. Logam Mg - 50 mL
9. Logam Ca - -
10 Larutan pekat NaCl -
.
11 Larutan MgCl2, -
.
12 Larutan BaCl2 -
.
13 Larutan CaCl2 -
.
14 Larutan HCl 10 M
.
15 Larutan (NH4)2C2O4 0,1 M
.
16 Larutan K2CrO4 0,1 M
.
17 Larutan (NH4)2SO4 0,1 M
.
18 Larutan fenolftalein -
.
19 Larutan CuSO4 0,25 M
.
20 Larutan NH3 pekat, -
.
21 Larutan FeCl3 0,05 M
.
22 Larutan Pb(NO3)2 0,1 M
.

D. Cara Kerja
1) Stokiometri Reaksi Pengendapan

1 ml NaOH 0,1M dan 5 ml CuSO4 0,1M


 Campurkan kedua larutan dan kocok
 Biarkan mengendap di gelas beker
 Ukur endapan menggunakan mistar
 Percobaan diulang dengan volume total tetap 30 ml, yaitu :
- 2 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml CuSO4 0,1 M
- 3 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml CuSO4 0,1 M
- 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M
- 5 ml NaOH 0,1 M dan 1 ml CuSO4 0,1 M
 Pisahkan endapan dari larutannya
 Keringkan endapan dan timbang
 Buat grafik hubungan antara tinggi endapan dan volume
larutan
 Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari
penyetaraan persamaan reaksi
 Tentukan rendemen hasil menggunakan konsep mol
 Bandingkan hasil rendemen

Hasil

2) Stokiometri Sistem Asam-Basa

1 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml HCl 0,1 M


 Ukur temperatur kedua larutan (TM) dan usahakan sama
 Campurkan kedua larutan hingga 6 ml, ukur temperatur,
dan catat suhu maksimum yang konstan (TA)
 Percobaan diulang dengan volume yang berbeda, yaitu :
- 2 ml NaOH 1M dan 4 ml HCl 1M
- 3 ml NaOH 1M dan 3 ml HCl 1M
- 4 ml NaOH 1M dan 2 ml HCl 1M
- 5 ml NaOH 1M dan 1 ml HCl 1M
 Pisahkan endapan dari larutannya
 Keringkan endapan dan timbang
 Buat grafik hubungan antara perubahan temperatur dan
volume asam/basa
 Tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang
diperoleh
 Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari
penyetaraan persamaan reaksi
 Tentukan rendemen hasil menggunakan konsep mol
 Bandingkan hasil rendemen

Hasil

3) Reaksi larutan Pb(CH3COO)2 dan KI

2 ml larutan Pb(CH₃COO)₂ 0,1M dan 2 ml larutan KI 0,1M


 Masukkan ke dalam tabung reaksi di dalam neraca analitik
 Timbang di atas neraca analitik dan dicatat beratnya
 Campurkan kedua larutan

Larutan campuran
 Catat perubahan berat
 Amati perubahan beratnya
 Hitung berat produk reaksi hasil percobaan
 Hitung berat teoritis
 Hitung % hasil rendemen

Hasil

4) Stoikiometri Kompleks Ammin-Tembaga(II)


a) Penentuan koefisien distribusi amonia antara air dan kloroform

10 ml NH₃ 1M
 Masukkan ke dalam corong pisah
 Tambahkan 10 ml air dan 25 ml kloroform
 Kocok selama 5 menit
 Diamkan campuran hingga terbentuk 2 lapisan/fasa dan
pisahkan kedua lapisan
 Pindahkan 10 ml larutan amonia dalam kloroform ke
dalam erlenmeyer yang berisi 10 ml air
 Tambahkan 3 tetes indikator metil orange
 Titrasi dengan HCl 0,1M hingga terjadi perubahan warna
 Hitung nilai Kd

Hitung
b) Penentuan rumus kompleks Cu-ammin

10 ml larutan NH₃
 Masukkan ke dalam corong pemisah
 Tambahkan 10 ml Cu²⁺ 0,1M dan kocok
 Tambahkan 25 ml kloroform dan kocok selama 5 menit
 Diamkan campuran hingga terbentuk 2 lapisan/frasa dan
pisahkan kedua lapisan
 Pindahkan 10 ml larutan ammonia dalam kloroform ke
dalam erlenmeyer yang berisi 10 ml air
 Tambahkan 3 tetes indikator metil orange
 Titrasi dengan HCl 0,1M hingga terjadi perubahan warna

Hasil

E. Data Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan
.
1. Stokiometri Reaksi Pengendapan
a) 5 ml CuSO4 1 M dan 1 ml NaOH 0,1 M
- Larutan CuSO4 1 M di ukur 5 ml ke - CuSO4 berwarna biru (+++)
gelas kimia
- Ditambahkan 1 ml NaOH 0,1 M - NaOH tidak berwarna
- Diaduk dan di diamkan hingga - Terdapat endapan di bawah larutan
mengendap dengan tinggi 2 mm
- Kemudian saring menggunakan kertas - Endapan berwarna biru (+)
saring
- Endapan dipisahkan dan ditimbang - ( tidak ada data )
b) 4 ml CuSO4 1 M dan 2 ml NaOH 0,1 M
- Larutan CuSO4 1 M di ukur 4 ml ke - CuSO4 berwarna biru (+++)
gelas kimia
- Ditambahkan 2 ml NaOH 0,1 M - NaOH tidak berwarna
- Diaduk dan di diamkan hingga - Terdapat endapan di bawah larutan
mengendap dengan tinggi 3 mm
- Kemudian saring menggunakan kertas - Endapan berwarna biru (+)
saring
- Endapan dipisahkan dan ditimbang - ( tidak ada data )
c) 3 ml CuSO4 1 M dan 3 ml NaOH 0,1 M
- Larutan CuSO4 1 M di ukur 3 ml ke - CuSO4 berwarna biru (+++)
gelas kimia
- Ditambahkan 3 ml NaOH 0,1 M - NaOH tidak berwarna
- Diaduk dan di diamkan hingga - Terdapat endapan di bawah larutan
mengendap dengan tinggi 5 mm
- Kemudian saring menggunakan kertas - Endapan berwarna biru (- -)
saring hampir tidak berwarna
- Endapan dipisahkan dan ditimbang - ( tidak ada data )
d) 2 ml CuSO4 1 M dan 4 ml NaOH 0,1 M
- Larutan CuSO4 1 M di ukur 2 ml ke - CuSO4 berwarna biru (+++)
gelas kimia
- Ditambahkan 4 ml NaOH 0,1 M - NaOH tidak berwarna
- Diaduk dan di diamkan hingga - Terdapat endapan di bawah larutan
mengendap dengan tinggi 20 mm
- Kemudian saring menggunakan kertas - Endapan berwarna biru (+++)
saring
- Endapan dipisahkan dan ditimbang - ( tidak ada data )
e) 1 ml CuSO4 1 M dan 5 ml NaOH 0,1 M
- Larutan CuSO4 1 M di ukur 1 ml ke - CuSO4 berwarna biru (+++)
gelas kimia
- Ditambahkan 5 ml NaOH 0,1 M - NaOH tidak berwarna
- Diaduk dan di diamkan hingga - Terdapat endapan di bawah larutan
mengendap dengan tinggi 19 mm
- Kemudian saring menggunakan kertas - Endapan berwarna hijau lumut
saring
- Endapan dipisahkan dan ditimbang - ( tidak ada data )
2. Stokiometri Sistem Asam-Basa
a) 1 ml NaOH 1 M dan 5 ml HCl 1 M
- Kedua larutan di ukur suhunya - HCl 28ºC dan NaOH 29ºC
- Larutan HCl 5 ml dituangkan ke - HCl tidak berwarna
kalorimeter
- Ditambahkan 1 ml larutan NaOH - NaOH tidak berwarna
- Aduk hingga kedua larutan tercampur - Mengalami perubahan suhu
- Catat perubahan suhu - Perubahan suhu 3ºC
b) 2 ml NaOH 1 M dan 4 ml HCl 1 M
- Kedua larutan di ukur suhunya - HCl 28ºC dan NaOH 29ºC
- Larutan HCl 4 ml dituangkan ke - HCl tidak berwarna
kalorimeter
- Ditambahkan 2 ml larutan NaOH - NaOH tidak berwarna
- Aduk hingga kedua larutan tercampur - Mengalami perubahan suhu
- Catat perubahan suhu - Perubahan suhu 3,1ºC
c) 3 ml NaOH 1 M dan 3 ml HCl 1 M
- Kedua larutan di ukur suhunya - HCl 28ºC dan NaOH 29ºC
- Larutan HCl 3 ml dituangkan ke - HCl tidak berwarna
kalorimeter
- Ditambahkan 3 ml larutan NaOH - NaOH tidak berwarna
- Aduk hingga kedua larutan tercampur - Mengalami perubahan suhu
- Catat perubahan suhu - Perubahan suhu 3,2ºC
d) 4 ml NaOH 1 M dan 2 ml HCl 1 M
- Kedua larutan di ukur suhunya - HCl 28ºC dan NaOH 29ºC
- Larutan HCl 2 ml dituangkan ke - HCl tidak berwarna
kalorimeter
- Ditambahkan 4 ml larutan NaOH - NaOH tidak berwarna
- Aduk hingga kedua larutan tercampur - Mengalami perubahan suhu
- Catat perubahan suhu - Perubahan suhu 3,2ºC
e) 5 ml NaOH 1 M dan 1 ml HCl 1 M
- Kedua larutan di ukur suhunya - HCl 28ºC dan NaOH 29ºC
- Larutan HCl 1 ml dituangkan ke - HCl tidak berwarna
kalorimeter
- Ditambahkan 5 ml larutan NaOH - NaOH tidak berwarna
- Aduk hingga kedua larutan tercampur - Mengalami perubahan suhu
- Catat perubahan suhu - Perubahan suhu 2,9ºC
3. Reaksi larutan Pb(CH3COO)2 dan KI
- Siapkan gelas kimia 250 mL timbang - Berat gelas kimia 250 mL adalah
dengan neraca analitik dan nolkan 126,48 gram
beratnya (tare)
- Larutan Pb(CH3COO)2 50 mL - Larutan Pb(CH3COO)2 tidak
dituangkan ke gelas kimia timbang dan berwarna dan memiliki massa
catat masanya 50,37 gram
- Ditambahkan 100 mL larutan KI - Larutan KI tidak berwarna dan
memiliki massa 100,41 gram
- Setelah kedua larutan ditambahkan
larutan berubah warna menjadi
kuning (+++)
- Timbang larutan yang sudah tercampur - Massanya 276,77 gram
- Hitung selisih produk dan reaksinya - (tidak ada data)
4. Stoikiometri Kompleks Ammin-
Tembaga(II)
a) Penentuan koefisien distribusi amonia
antara air dan kloroform
- Larutan NH3 10 mL 1 M dimasukkan - Larutan NH3 tidak berwarna dan
ke dalam corong pemisah berbau tajam (amoniak)
- Ditambahkan 10 mL air dan 25 mL - Larutan mulai bercampur
kloroform
- Kocok selama 5 menit dan diamkan - Menghasilkan 2 lapisan
sampai terbentuk 2 lapisan/fasa
kemudian pisahkan
- Larutan amonia 10 mL dipindahkan ke - Larutan yang telah di pisahkan
dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL air tidak berwarna
- Ditambahkan 3 tetes indikator metil - Indikator metil orange berwarna
orange jingga
- Titrasi campuran tersebut dengan HCl - Menghasilkan larutan berwarna
0,1 M sampai terjadi perubahan warna jingga kemerahan
b) Penentuan rumus kompleks Cu-ammin
- Larutan NH3 10 mL 1 M ke dalam - Larutan NH3 tidak berwarna dan
corong pemisah berbau tajam (amoniak)
- Ditambahkan 10 mL Cu2+ 0,1 M dan - Larutan menjadi warna biru (- -)
kocok
- Ditambahkan 25 mL kloroform dan - Larutan kloroform tidak berwarna
kocok selama 5 menit
- Hasil campuran tersebut didiamkan - Terbentuk dua lapisan. Lapisan
sampai terbentuk 2 lapisan/fasa dan atas berwarna biru dan lapisan
pisahkan bawah tidak berwarna
- Larutan amonia 10 mL dipindahkan ke - Larutan tidak berwarna
dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL air
- Ditambahkan 3 tetes indikator metil - Larutan metil orange berwarna
orange jingga
- Titrasi campuran tersebut dengan HCl - Menghasilkan larutan berwarna
0,1 M sampai terjadi perubahan warna peach

F. Reaksi Kimia
1. Stokiometri Reaksi Pengendapan
2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
2. Stokiometri Sistem Asam- Basa
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
3. Reaksi larutan Pb(CH3COO)2 dan KI
Pb(CH3COO)2(aq) + 2KI(aq) PBl2(s) + 2CH3COOK (aq)
4. Stoikiometri Kompleks Ammin-Tembaga(II)
Cu(H2O)42+ + 3 NH3 [Cu(NH3)3]2+ + 4H2O

G. Perhitungan
1. Stokiometri Reaksi Pengendapan
a. Reaksi 1 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M
Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
: 0,1 M X 1 ml
: 0,1 mmol
Mol CuSO4: Mol CuSO4 X Volume CuSO4
: 0,1 M X 5 ml
: 0,5 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 0,1 mmol 0,5 mmol - -
Reaksi 0,1 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol
Sisa - 0,45 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol

massa
Mol =
massa molar

Massa = Mol X Massa molar

= 0,05 mmol X 97,5

= 4,875 mg

4,875
Massa = = 0,004875 gram
1000

b. Reaksi 2 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml CuSO4 0,1 M


Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
: 0,1 M X 2 ml
: 0,2 mmol
Mol CuSO4: Mol CuSO4 X Volume CuSO4
: 0,1 M X 4 ml
: 0,4 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 0,2 mmol 0,4 mmol - -
Reaksi 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol
Sisa - 0,3 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol

massa
Mol =
massa molar

Massa = Mol X Massa molar

= 0,1 mmol X 97,5

= 9,75 mg

9,75
Massa = = 0,00975 gram
1000

c. Reaksi 3 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml CuSO4 0,1 M


Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaOH
: 0,1 M X 3 ml
: 0,3 mmol
Mol CuSO4: Mol CuSO4 X Volume CuSO4
: 0,1 M X 3 ml
: 0,3 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 0,3 mmol 0,3 mmol - -
Reaksi 0,3 mmol 0,150 mmol 0,150 mmol 0,150 mmol
Sisa - 0,150 mmol 0,150 mmol 0,150 mmol

massa
Mol =
massa molar

Massa = Mol X Massa molar

= 0,150 mmolX 97,5 = 14,625 mg

14,625
Massa = = 0,014625 gram
1000
d. Reaksi 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M
Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
: 0,1 M X 4 ml
: 0,4 mmol
Mol CuSO4: Mol CuSO4 X Volume CuSO4
: 0,1 M X 2 ml
: 0,2 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 0,4 mmol 0,2 mmol - -
Reaksi 0,4 mmol 0,2 mmol 0,2mmol 0,2 mmol
Sisa - - 0,2 mmol 0,2mmol

massa
Mol =
massa molar

Massa = Mol X Massa molar

= 0,2 mmol X 97,5 = 19,5 mg

19,5
Massa = = 0,0195 gram
1000

e. Reaksi 5 ml NaOH 0,1 M dan 1 ml CuSO4 0,1 M


Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
: 0,1 M X 5 ml
: 0,5 mmol
Mol CuSO4: Mol CuSO4 X Volume CuSO4
: 0,1 M X 1 ml : 0,1 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 0,5 mmol 0,1 mmol - -
Reaksi 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol
Sisa 0,3 mmol - 0,1 mmol 0,1 mmol

massa
Mol =
massa molar

Massa = Mol X Massa molar

= 0,1 mmol X 97,5 = 9,75 mg

9,75
Massa = = 0,0975 gram
1000

2. Perhitungan Reaksi Stoikiometri Asam-Basa


a. Reaksi 1 ml NaOH 1 M dan 5 ml HCl 1 M
Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
:1M X 1 ml
: 1 mmol
Mol HCl : Mol HCl X Volume HCl
:1M X 5 ml
: 5 mmol

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)


Mula-mula 1 mmol 5 mmol - -
Reaksi 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
Sisa - 4 mmol 1 mmol 1 mmol

Reaksi pembatas : NaOH


Reaksi sisa : HCl 4 mmol
Garam terbentuk : NaCl 1 mmol

b. Reaksi 2 ml NaOH 1 M dan 4 ml HCl 1 M


Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
:1M X 2ml
: 2 mmol
Mol HCl : Mol HCl X Volume HCl
:1M X 4 ml
: 4 mmol

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)


Mula-mula 2 mmol 4 mmol - -
Reaksi 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
Sisa - 2 mmol 2 mmol 2 mmol

Reaksi pembatas : NaOH


Reaksi sisa : HCl 2 mmol
Garam terbentuk : NaCl 2 mmol

c. Reaksi 3 ml NaOH 1 M dan 3 ml HCl 1 M


Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
:1M X 3 ml
: 3 mmol
Mol HCl : Mol HCl X Volume HCl
:1M X 3 ml
: 3 mmol

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)


Mula-mula 3 mmol 3 mmol - -
Reaksi 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol
Sisa - - 3 mmol 3 mmol

Reaksi pembatas :-
Reaksi sisa :-
Garam terbentuk : NaCl 3 mmol

d. Reaksi 4 ml NaOH 1 M dan 2 ml HCl 1 M


Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
:1M X 4 ml
: 4 mmol
Mol HCl : Mol HCl X Volume HCl
:1M X 2 ml
: 2 mmol

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

Mula-mula 4 mmol 2 mmol - -


Reaksi 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
Sisa 2 mmol - 2 mmol 2 mmol

Reaksi pembatas : HCl


Reaksi sisa : NaOH 2 mmol
Garam terbentuk : NaCl 2 mmol

e. Reaksi 5 ml NaOH 1 M dan 1 ml HCl 1 M


Mol NaOH : Mol NaOH X Volume NaoH
:1M X 5 ml
: 5 mmol
Mol HCl : Mol HCl X Volume HCl
:1M X 1 ml
: 1 mmol

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)


Mula-mula 5 mmol 1 mmol - -
Reaksi 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
Sisa 4 mmol - 1 mmol 1 mmol

Reaksi pembatas : HCl


Reaksi sisa : NaOH 4 mmol
Garam terbentuk : NaCl 1 mmol
3. Reaksi larutan Pb(CH3COO)2 dan KI
Berat produk percobaan = berat larutan campuran - (berat larutan Pb(CH3COO)2 +
berat larutan KI)
(Karena di video berat larutan campuran dihitung dengan gelas maka kita hitung
dulu berat murni larutan campuran tersebut)
Berat larutan campuran = berat kedua larutan - berat gelas kimia
= 276,77 – 126,48
= 150,29
Berat produk percobaan = 150,29 gram – (50,37 gram + 100,41 gram)
= -0,55 gram

4. Stoikiometri Kompleks Ammin-Tembaga(II)


a) Penentuan koefisien distribusi amonia antara air dan kloroform
Volume HCl yang dipakai = 2,45 ml

[HCl]baku = 0.1 M

Volume NH3 dalam CHCl3 terpakai = 10 ml

[NH3]kloroform = 2,45 mL x 0.1 M x 1 / 10 mL = 0.0245 M

[NH3]air = [NH3]awal - [NH3]kloroform

= (0.34 – 0,013) M

= 0.3155 M  

[ NH 3] kloroform
KD =                    
[ NH 3]air

0.0245 M
=          
0.3155 M

= 0.078

b) Penentuan rumus kompleks Cu2+ ammin


Volume HCl yang dipakai = 2,2 ml (misalnya)
[HCl]baku = 0.1 M
Volume NH3 dalam CHCl3 terpakai =  10 ml
[NH3]kloroform = 0.0245 M
[NH3]air bebas = 0.3155 M  /
[Cu-NH3] = [NH3]air - [NH3]kloroform
     = (0.3155 M   – 0.0245 M)
= 0.291 M

[ NH 3]kloroform
KD =                    
[Cu−NH 3]

0.0 245 M
=                    
0. 291 M

= 0,084 M

Mmol NH3 dalam Cu2+ = [NH3] dalam CuSO4 x V NH3

= 0,291 M x 10 ml = 2,91 mmol

Mmol Cu2+ = [Cu2+] x V Cu2+

= 0,1 x 10 ml = 1 mmol

Mmol Cu2+ : Mmol NH3

1 : 2,91

1 : 3~

Rumus Kompleks adalah   =  [Cu(NH3)3]2+

H. Pembahasan
Pada praktikum ini telah dilakukan percobaan stoikiometri reaksi pengendapan,
stoikiometri sistem asam-basa, reaksi larutan Pb(CH3COO)2 dengan KI, dan Stoikiometri
Kompleks Ammin-Tembaga(II) yang akan di bahas keseluruhannya pada pembahasa ini.
Pada percobaan stoikiometri reaksi pengendapan dilakukan dengan cara
mencampurkan beberapa mL larutan NaOH dengan beberapa mL larutan CuSO4. Pada
reaksi 1 mL NaOH dan 5 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 dengan tinggi endapan 2
mm. Pada reaksi 2 ml NaOH dan 4 ml CuSO4 dihasilkam endapan Cu(OH)2 dengan tinggi
endapan 3 mm. Reaksi antara 3 mL NaOH dan 3 mL CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2
dengan tinggi endapan 5 mm. Reaksi antara 4 mL NaOH dan 2 mL CuSO4 dihasilkan
endapan Cu(OH)2 dengan tinggi endapan 20 mm. Reaksi antara 5 ml NaOH dan 1 mL
CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 dengan tinggi endapan 20 mm. Dari kelima reaksi
antara NaOH dan CuSO4 dengan volume bervarisasi dapat di simpulkan bahwa semakin
semakin tinggi endapan, maka semakin banyak pula massa endapan yang terbentuk.
Endapan yang terbentuk dipengaruhi oleh ion (OH-). Semakin banyak hidroksida maka
semakin banyak pula massa endapan yang mengendap.
Reaksi yang terjadi antara NaOH dan CuSO4 merupakan reaksi pengendapan yang
dicirikan dengan terbentuknya produk yang tidak larut atau endapan. Reaksi yang terjadi
antara Endapan yang dihasilkan yaitu Cu(OH)2. Endapan Cu(OH)2 yang terbentuk tidak larut
karena mengandung (OH-). Senyawa yang mengandung hidroksida (OH-) tidak dapat larut
pengecualian adalah hidroksida logam alkali dan Ba(OH)2.
Pada percobaan stoikiometri sistem asam-basa dilakukan dengan cara mencampurkan
beberapa mL larutan NaOH dengan beberapa mL larutan HCl. Reaksi antara 1 mL NaOH
dan 5 mL HCl mengalami perubahan suhu 3°C dan merupakan reaksi non stoikiometri
karena NaOH habis bereaksi terlebih dahulu dan masih bersisa 4 mmol HCl. Pada reaksi
antara 2 mL NaOH dan 4 mL HCl mengalami perubahan suhu 3,1°C dan merupakan reaksi
non stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dahulu dan masih bersisa HCl
sebanyak 2 mmol. Reaksi antara 3 mL NaOH dan 3 mL HCl mengalami perubahan suhu
3,2°C dan merupakan reaksi stoikiometri karena semua pereaksi habis bereaksi dan tidak
ada yang bersisa. Reaksi 4 mL NaOH dan 2 mL HCl mengalami perubahan suhu 3,2°C dan
merupakan reaksi non stoikiometri karena HCl habis bereaksi terlebih dahulu dan bersisa
NaOH sebanysk 2 mmol. Reaksi antara 5 mL dan 1 mL HCl mengalami perubahan suhu
2,9°C dan merupakan reaksi non stoikiometri karena HCl habis bereaksi terlebih dahulu dan
masih bersisa NaOH sebanyak 4 mmol.
Reaksi antara NaOH dan HCl merupakan reaksi penetralan. Reaksi penetralan yaitu
reaksti antara asam (HCl) dengan basa (NaOH). Reaksi asam-basa dalam medium air
biasanya menghasilkan garam dan air. Dalam reaksi ini dihasilkan garam NaCl. Garam yang
terbentuk merupakan senyawa ionic yang terbentuk dari suatu kation selain H+ dan suatu
anion selain OH- atau O2-. Karena asam (HCl) dan basa (NaOH) senyawa ini terionisasi
sempurna dalam larutan.
Pada percobaan reaksi larutan Pb(CH3COO)2 dengan KI dilakukan dengan cara
menimbang berat 50 mL larutan Pb(CH3COO)2 murni dan 100 mL larutan KI murni. Berat
larutan Pb(CH3COO)2 dan KI masing-masing memiliki berat 50,37 gram dan 100,41 gram.
Kemudian, larutan di campurkan di gelas kimia 250 mL yang memiliki massa 126,48 gram.
Setelah kedua larutan dicampurkan larutan berubah warna menjadi kuning pekat dan
memiliki massa 276,77 gram sehingga kedua larutan murni tersebut memiliki massa 150,29
gram
Pada percobaan stoikiometri Kompleks Ammin-Tembaga(II) dilakukan dua kali
percobaan yang pertama penentuan koefisien distribusi amonia antara air dan kloroform, dan
yang kedua penentuan rumus kompleks Cu-ammin. Pada perobaan yang pertama yaitu
penentuan koefisien distribusi amonia antara air dan kloroform dilakukan dengan cara
mengambil 10 ml larutan NH3 1 M ke dalam corong pisah. Kemudian, tambahkan 10 ml
aquades dan 25 ml larutan kloroform dan kocok selama 5 menit agar campuran tersebut
dapat homogen. Setelah itu, larutan tersebut didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan yaitu NH 3
dalam air di lapisan atas dan NH3 dalam kloroform di lapisan bawah. Karena densitas larutan
kloroform 1,47 kg/L dan air 1 kg/L, sehingga yang berada pada lapisan bawah yaitu NH 3
dalam kloroform. Setelah itu, pisahkan 10 mL larutan NH 3 dalam kloroform ke dalam
erlenmeyer yang berisi 10 ml air dan tetesi dengan indikator metil orange. Kemudian titrasi
dengan larutan HCl. Fungsi dari indikator metil orange yaitu sebagai penanda bahwa larutan
tersebut berada pada suasana asam karena trayek pH indikator metil orange yaitu 3,1 – 4,4,
selain itu metil orange digunakan karena pada proses titrasi digunakan larutan HCl dimana
larutan HCl bersifat asam. Dari hasil yang didapatkan larutan berwarna jingga kemerahan
dan volume HCl yang digunakan yaitu 2,45 ml, dari volume ini didapatkan konsentrasi NH 3
dalam kloroform yaitu 0.0245 M. Dan dari konsentrasi NH 3 dalam kloroform didapatkan
konsentrasi NH3 dalam air yaitu 0.3155 M. Setelah diketahui konsentrasi NH3 dalam
kloroform dan NH3 dalam air dapat ditentukan nilai koefisien distribusi (KD) NH3 yaitu
0.078. Jika nilai KD yang didapatkan kurang dari 1 hal ini berarti konsentrasi zat terarut
lebih besar dalam pelarut air, dan jika lebih dari 1 maka konsentrasi zat terlarut lebih banyak
pada pelarut organik, dan jika nilai KD yang didapatkan sama dengan 1 maka zat terlarut
terdistribusi sempurna artinya konsentrasi zat terlarut pada pelarut air sama dengan
konsentrasi zat terlarut dalam perlarut organik.
Sedangkan pada percobaan yang kedua penentuan rumus kompleks Cu-ammin
dilakukan dengan cara memasukkan 10 ml larutan NH3 1 M ke dalam corong pisah.
Kemudian, tambahkan tambahkan 10 mL Cu2+ 0,1 M dan kocok agar larutan tersebut
homogen. Setelah itu, tambahkan 25 mL larutan kloroform dan kocok lagi selama 5 menit.
Selanjutnya diamkan hingga terbentuk dua lapisan yaitu NH3 dalam kloroform di lapisan
atas berwarna biru dan lapisan bawah tidak berwarna. Karena densitas kloroform lebih besar
dari pada air yaitu 1,47 kg/L, sedangkan air yaitu 1 kg/L. Setelah itu, pisahkan larutan NH3
dalam kloroform dan ambil 10 ml ke dalam erlenmeyer yang berisi 10 ml air. Setelah itu,
ditambahkan indikator metil orange agar dapat diketahui titik ekivalen dengan ditandai
dengan perubahan warna. Kemudian, didtitrasi dengn larutan HCl yang berisfat asam, dan
titik ekivalen ditandai dengan perubahan warna yaitu warna merah. Dari hasil ini didapatkan
volume HCl yang digunakan yaitu 2,2 ml dan konsentrasi NH3  dalam kloroform yaitu
0,0245 M, dari hasil konsentrasi ini didapatkan konsentrasi NH 3  dalam air yaitu 0.3155 M.
Setelah konsentrasi NH3 dalam kloroform dan NH3  dalam air didapatkan dapat diketahui
koefisien distribusi NH3 dalam kloroform dan air, dengan cara mebandingkan konsentrasi
NH3  dalam kloroform dan dalam air dan didapatkan nilai KD nya yaitu 0.084. Dari hasil ini
dapat diketahui proses distribusi NH3 tidak berjalan maksimal pada kloroform dan air, dapat
diketahui NH3 banyak terdistribusi pada larutan air, sehingga didapatkan nilai KD nya
tersebut adalah 0.084. Kemudian untuk menetukan rumus kompleks dari dari Cu-ammin
yaitu dengan cara mencari mol dari Cu2+ dengan mengalikan konsentrasi Cu2+ dengan
volume Cu2+ yang digunakan dan didapatkan yaitu 1 mmol dan kemudian menentukan mol
dari NH3 dalam Cu2+  yaitu dengan mengalikan konsentrasi NH3 dalam Cu2+  dengan volume
NH3 yang digunakan sehingga didapatkan yaitu 3~ mmol. Dengan Rumus Kompleks
adalah   =  [Cu(NH3)3]2+.

I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Koefisien reaksi titik optimum berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan
temperatur ditentukan dari titik maksimum suatu reaksi. Titik maksimum terjadi pada
pengendapan terjadi pada volume 4 mL larutan NaOH dan 2 mL larutan CuSO4 dengan
tinggi endapan 20 mm. Perbandingan larutan NaOH dan larutan CuSO4 adalah 2:1.
Titik optimum pada reaksi asam-basa terjadi pada volume 3 mL larutan HCl dan 3 mL
larutan NaOH dengan perubahan suhu 3,1°C. Perbandingan larutan HCl dan larutan
NaOH adalah 1:1.
2. Pada reaksi antara NaOH dan CuSO4 merupakan reaksi pengendapan. Endapan yang
diperoleh dari reaksi ini adalah Cu(OH)2. Reaksi 3 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml CuSO 4 0,1
M dalam perhitungan menghasilkan endapan 0,014625 gram. Sedangkan,
massa hasil percobaan tidak di ketahui hanya diketahui tingginya 5
mm. Pada reaksi antara NaOH dan HCl merupakan reaksi penetralan. Disebut reaksi
penggaraman karena dalam reaksi NaOH dan HCl dihasilkan garam NaCl.
3. Rumus molekul kompleks ammin-tembaga(II) adalah [Cu(NH3)3]2+.

J. Daftar pustaka

 Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

 Chang, R. 2003, Generak Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa: Indra
Noviandri dkk, 2004, Kimia Dasar Jilid I, Jakarta : Erlangga

 Keenan, K. dan Wood. 1990. Kimia Untuk Universitas Jilid I Edisi VI. Penerjemah
Aloysius, H. Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.

 https://youtu.be/GL4SWG9T_NU. Diakses pada 20 April 2020 pukul 08:50

 https://youtu.be/GBZLlF5j4pI. Diakses pada 20 April 2020 pukul 09:15

 https://youtu.be/Kpe9vpscJ4g. Diakses pada 20 April 2020 pukul 09:30

 https://youtu.be/lvemz_ERVU0. Diakses pada 20 April 2020 pukul 09:50

 https://id.scribd.com/doc/88854030/stoikiometri-kompleks-ammin-tembaga-docx.
Diakses pada 20 april 2020 pukul 23:30 WIB

 https://www.studiobelajar.com/stoikiometri/. Diakses pada 21 april 2020 pukul


13:54 WIB

 https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-stoikiometri/. Diakses pada 21 april


2020 pukul 15:08 WIB

 https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/stoikiometri-kimia-kelas-10/. Diakses
pada 21 april 2020 pukul 15:57 WIB

Anda mungkin juga menyukai