Anda di halaman 1dari 19

Laporan Lengkap

KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN III
REKRISTALISASI

Nama : IZLAH K. BISSIN


Stambuk : A 251 17 018
Kelas :A
Kelompok : 2 (dua)
Asisten : JIHAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2018
LEMBAR KOREKSI
PERCOBAAN III
REKRISTALISASI

Nama : IZLAH K.BISSIN


Stambuk : A 251 17 0018
Kelas :A
Kelompok : 2 (dua)
Asisten : JIHAN
NO. Hari/Tanggal Keterangan Paraf
1.
PERCOBAAN III
REKRISTALISASI

I. Tujuan Percobaan
Diharapkan pada akhir percobaan, mahasiswa dapat :
1. Melakukan kristalisasi dengan baik
2. Memilih pelarut sesuai dengan rekristalisai
3. Memisahkan dan memurnikan campuran dengan teknik rekristalisasi.

II. Dasar Teori


Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar
suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan
daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak
meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Dalam
kasus pemurnian garam NaCl dengan teknik rekristalisasi pelarut (solven) yang
digunakan adalah air. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan
antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya.
Larutan yang terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang
diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya (mencapai kondidi
supersaturasi atau larutan lewat jenuh). Secara toritis ada 4 metoda untuk
menciptakan supersaturasi dengan mengubah temperatur, menguapkan olvens, reaksi
kimia, dan mengubah komposisi solven (Agustina, 2013).
Pengotor yang ada pada kristal terdiri dari dua katagori, yaitu pengotor yang a
da pada permukaan kristal dan pengotor yang ada di dalam kristal. Pengotor yang ada
pada permukaan Kristal berasal dari larutan induk yang terbawa pada permukaan
kristal pada saat proses pemisahan padatan dari larutan induknya (retentionliquid).
Pengotor pada permukaan kristalini dapat dipisahkan hanya dengan pencucian.
Cairan yang digunakan untuk mencuci harus mempunyai sifat dapat melarutkan
pengotor tetapi tidak melarutkan padatan kristal. Salah satu cairan yang memenuhi
sifat diatas adalah larutan jenuh dari bahan kristal yang akan dicuci, namun dapa juga
dipakai pelarut pada umumnya yang memenuhi krteria tersebut. Adapun pengotor
yang berada di dalam kristal tidak dapat dihilangkan dengan cara pencucian. Salah
satu cara untuk menghilangkan pengotor yang ada di dalam kristal adalah dengan
jalan rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kristal tersebut kemudian
mengkristalkannya kembali. Salah satu kelebihan proses kristalisasi dibandingkan
dengan proses pemisahan yang lain adalah bahwa pengotorhanya bisa terbawa dalam
kristal jika terorientasi secara bagus dalam kisi Kristal (Puguh, 2003).
Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau zat yang dapat digunakan untuk
mengikat zat-zat asing yang keberadaannya tidak dikehendaki dalam zat murni.
Secara teori garam yang beredar di masyarakat sebagai garam konsumsi harus
mempunyai kadar NaCl minimal 94,7% untuk garam yang tidak beriodium . Sesuai
SNI nomor 01-3556-2000, garam beriodium adalah garam konsumsi yang
mengandung komponen utama NaCl (Natrium Klorida/mineral) 94,7%, air
maksimal 7 % dan Kalium Iodat (KIO3) mineral 30 ppm, serta senyawa-
senyawa lain sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, namun pada
kenyataannya kadar NaCl pada garam dapur jauh di bawah standar.Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kadar NaCl yang
dimurnikan tanpa penambahan bahan pengikat pengotor, dengan penambahan
bahan pengikat pengotor Na2C2O4dan Na2CO3 atau penambahan Na2C2O4 dan
NaHCO3 dengan konsentrasi yang bervariasi pada pembuatan garam dapur dari air
tua (Sulistyaningsih, 2010)
Tingginya nilai rendemen antosianin yang diperoleh dari ektraksi
menggunakan metanol danHCl 1% dan metanol 95% yang ditambahkan asam sitrat
3% dibandingkan menggunakan pelarut lain disebabkan adanya kecocokan
kepolaran antara pelarut dengan bahan yang dilarutkan, sehingga campuran
pelarut tersebut mampu melarutkan lebih banyak antosianin keluar dari protoplasma
sel kubis merah dan menghasilkan rendemen lebih banyak. Pendapat ini didukung
oleh Pifferi dan Voccari (1983 dalam Sari 2003) yang menjelaskan bahwa jumlah
rendemen dipengaruhi oleh efektifitas pelarut untuk mengekstraksi antosianin, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi stabilitas antosianin selamaproses ekstraksi
(Wirda, 2011).
Padatan berwarna kuning yang terdapat pada fraksi A dan D direkristalisasi
mengunakan pelarut yang sama yaitu n-heksana aseton. Pemilihan pelarut tersebut
didasarkan pada prinsip rekristalisasi yaitu sampel yang tidak larut dalam suatu
pelarut pada suhu kamar tetapi dapat larut dalam pelarut pada suhu kamar. Jadi
rekristalisasi meliputi tahap awal yaitu melarutkan senyawa yang akan dimurnikan
dalam sedikit mungkin pelarut atau campuran pelarut dalam keadaaan panas atau
bahkan sampai suhu pendidihan sehingga diperoleh larutan jernih dan tahapan
selanjutnya yaitu mendinginkan larutan yang akan dapat menyebabkan terbentuknya
kristal, lalu dipisahkan melalui penyaringan (Lukis, 2010).
Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan, tergantung pada dua
faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal.
Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, tetapi tak
satupun dari ini akan tumbuh menjadi terlalu besar, jadi terbentuk endapan yang
terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat
lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah
kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti.
Laju pertumbuhan Kristal merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal
yang terbentuk selama pengendapan berlangsung. Jika laju ini tinggi, kristal-kristal
yang besar akan terbentuk yang dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh (Svehla, 1979).
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar.
Banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas
simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion ataupun molekul zat
padat ini juga tersusun secara simetris. Penampilan luar suatu partikel Kristal besar
tidak menentukan penataan partikel(Syabatini, 2010).
III. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:


A. Alat
1. Gelas ukur 25 ml 2 buah
2. Erlenmeyer 1 buah
3. Corong 1 buah
4. Batang pengaduk 1 buah
5. Neraca digital
6. Penangas listrik
7. Kaca arloji 2 buah
8. Pipet tetes 2 buah
9. Gelas kimia 25 ml 1 buah
10. Gegep 1 buah
11. Loyang 1 buah

B. Bahan
1. Padatan asam benzoat
2. Etanol
3. Aquades
4. Kertas saring 2 buah
5. Es batu
IV. Skema Prosedur Kerja

Kaca Arloji

Ditimbang menggunakan neraca digital


24,64 gram

Kertas saring

- Ditimbang kerts saring menggunakan neraca


digital
0, 7 gram

- Ditimbang padatan asam benzoat


1 gram

Dilarutkan kedalam 25 ml campuran etanol dan air


dengan perbandingan 1: 3
Larut

- Campuran dipanaskan sampai mendidih


Terdapat gelembung

Filtrat Residu

- Didinginkan kedalam bongkahan es batu

Terdapat endapan
- Disaring dengan menggunakan kertas saring

Filtrat Residu

-dikeringkan hasil saringan dengan


menggunakan oven -kemudian ditimbang
0, 54 gram
V. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah:

NO. Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Menimbang kaca arloji 24,64 gram

2. Menimbang kertas saring 0,70 gram

3. Menimbang asam benzoat 1 gram

4. Mengukur volume aquades - Volume aquades = 18,75 ml


dan etanol dengan
-Volume etanol = 6,25 ml
perbandingan 1 : 3
5. Tidak larut
Aquades ditambahkan
etanol dan ditambahkan
asam benzoat
6. Asam benzoat larut dan terdapat
Memanaskan larutan sampai gelembung
mendidih diatas penangas
7. listrik
Filtrat dan residu terpisah
Menyaring larutan dalam
keadaan panas Ada endapan putih (kristal)
8.
Filtrat didinginkan dalam
9.
bongkahan es
Filtrat dan residu terpisah, filtrat
Menyaring kristal yang berwarna putih
10. telah didinginkan
Kristal kering
Residu dikeringkan dalam
11. oven selama 15 menit

6. 0,54 gram

Menimbang kristal yang


telah dikeringkan
VI. Perhitungan

- Massa kertas saring : 0,7 gram

- Massa kaca arloji : 24,64 gram

- Volume etanol : 6,25 Ml

- Volume air : 18,75 Ml

- Penyelesaian :

 Massa kristal percobaan = (M kristal + M kaca arloji + M kertas saring)-

( M kaca arloji + M kertas saring)

= ( 0,54 gram + 24,64 gram + 0,7 gram)- ( 24,64


gram+ 0,7 gram)

= 25,88 gram – 25,34 gram

= 0, 54 gram

massa kristal percobaan


 % 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 100%
massa asam benzoat

0,54 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 54 %

 Massa = Massa asam benzoat – Massa kristal

= 1- 0,54

= 0, 46 gram
VI. Pembahasan

Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah
dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar
suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan
daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak
meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Dalam
kasus pemurnian garam NaCl dengan teknik rekristalisasi pelarut (solven) yang
digunakan adalah air. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan
antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya.
Larutan yang terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang
diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya (mencapai kondidi
supersaturasi atau larutan lewat jenuh). Secara toritis ada 4 metoda untuk
menciptakan supersaturasi dengan mengubah temperatur, menguapkan olvens, reaksi
kimia, dan mengubah komposisi solven (Agustina, 2013).
Tujuan dari percobaan ini yaitu Melakukan kristalisasi dengan baik, Memilih
pelarut sesuai dengan rekristalisai dan Memisahkan dan memurnikan campuran
dengan teknik rekristalisasi(Staf Pengajar Kimia Organik I,2018).

Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang terjadi
dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan
cara menjenuhkannya(Kotz John,2009).

Prinsip kerja dari rekristalisasi yaitu, mula-mula menimbang kaca arloji dan
krtas saring dengan menggunakan neraca digital, lalu menimbang padatan asam
benzoate, kemudian dilarutkan kedalam 25 ml campuran etanol dan air dengan
perbandingan 1:3. Setelah itu, campuran dipanaskan sampai mendidih. Kemudian
disaring, filtrate yang dihasilkan didinginkan kedalam bongkahan es batu. Kemudian
disaring lagi, residu yang dihasilkan dikeringkan dengan menggunakan oven lalu
langkah akhir ditimbang(Staf Pengajar Kimia Organik I,2018).
Untuk merekristalisasi suatu senyawa kita harus memilih pelarut yang
cocok dengan senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut dilarutkan kedalam pelarut
yang sesuai kemudian dipanaskan sampai semua senyawanya larut sempurna.
Apabila pada temperatur kamar, senyawa tersebut telah larut sempurna di dalam
pelarut, maka tidak perlu lagi dilakukan pemanasan. Pemanasan hanya dilakukan
apabila senyawa tersebut belum atau tidak larut sempurna pada keadaan suhu
kamar. Salah satu faktor penentu keberhasilan proses kristalisasi dan rekristalisasi
adalah pemilihan zat pelarut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
pelarut yang sesuai adalah sebagai berikut:
1) Pelarut tidak hanya bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan.
2) Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan
zat pencemarnya.
3) Titik didh pelarut harus rendah, hal ini akan mempermudah pengeringan Kristal
yang terbentuk.
4) Titik didih harus lebih rendah dari titik leleh zat yang akan dimurnikan agar zat
tersebut tidak terurai(Arsyad, 2001)

Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna


putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam
ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya
sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai
pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis
banyak bahan-bahan kimia lainnya(Donal L,2004).
Teknik kristalisasi adalah suatu proses melarutkan zat padat tidak murni dalam
pelarut panas, yang kemudian dilanjutkan dengan proses pendinginan larutan tersebut
untuk membiarkan zat tersebut mengkristal. Hal yang sangat menentukan
keberhasilan suatu proses rekristalisasi adalah pemilihan pelarut yang tepat. Pelarut
yang tepat adalah pelarut yang suka melarutkan senyawa pada suhu kamar, tetapi
dapat melarutkan dengan baik pada titik didihnya.cara memisahkan campuran dengan
teknik rekristalisasi yaitu menjernihkan dan menghilangkan warna larutan,
memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi. Senyawa yang
digunakan dalam proses pemisahan dan pemurnian melalui rekristalisasi ini adalah
asam benzoat. Asam benzoat yang digunakan dalam percobaan ini merupakan asam
benzoat yang belum murni atau masih kotor. Karena itu dilakukan pemurnian
terhadap asam benzoat tersebut agar terbebas dari zat pengotor melalui pemanasan
bersama pelarutnya. Pelarut yang digunakan adalahair dan etanol dengan
perbandingan 1 : 3. etanol digunakan sebagai pelarut asam benzoat karena titik didih
metanol lebih rendah dari pada titik leleh asam benzoat. Sesuai dengan persyaratan
sebagai pelarut yang sesuai yaitu titik didih pelarut harus rendah untuk
mempermudah proses pengeringan kristal yang terbentuk. Berdasarkan syarat ini,
titik didih etanol sebagai pelarut lebih rendah dari pada titik didih asam benzoat
sehingga kristal yang diinginkan pada saat pengeringan dapat terbentuk, penggunaan
etanol sebagai pelarut asam benzoat juga berhubungan dengan kelarutan. Sesuai
dengan syarat pelarut yang kedua yaitu pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan
dimurnikan dan tidak melarutkan zat pencemarnya. Reaksi antara etanol dan asam
benzoat menyebabkan terbentuknya ikatan hidrogen, inilah yang menyebabkan
etanol dapat melarutkan asam benzoat (Khardian, 2009).
Ada dua faktor penting dalam pembentukan terjadinya Kristal

1. yaitu laju pembentukan inti (nukleasi)

2. laju pertumbuhan kristal. Adapun Proses Kristalisasi, yaitu:

a. Pendinginan
Larutan yang akan dikristalkan didinginkan sampai terbentuk kristal
pada larutan tersebut. Metode ini digunakan untuk zat yang kelarutan mengecil
bila suhu diturunkan. Pendinginan dilakukan 2x yaitu pendinginan larutan
panas sebelum penyaringan dan pendinginan sesudah penguapan.
b. Penguapan Solvent
Larutan yang dikristalkan merupakan senyawa campuran antara solven
dan solut. Setelah dipanaskan maka solven menguap dan yang tertinggal hanya
kristal. Metode ini digunakan bila penurunan suhu tidak begitu mempengaruhi
kelarutan zat pada pelarutnya. Penguapan bertujuan untuk menghilangkan atau
meminimalizir solvent atau zat pelarut sisa yang terdapat pada filtrat.
c. Evaporasi Adiabatis
Metode ini digunakan dalam ruang vakum, larutan dipanaskan,
dimasukkan dalam tempat vakumyang mana tekanan total lebih rendah dari
tekanan uap solvennya. Pada suhu saat larutan dimasukkan ke ruang vakum
solven akan menguap dengan cepat dan penguaapan itu akan menyebabkan
pendinginan secara adiabatis.
d. Salting Out
Prinsipnya adalah menambah suatu zat untuk mengurangi zat yang akan
dikristalkan. Pengeluaran garam dari larutan dengan zat baru ke dalam larutan
bertujuan menurunkan daya larut solven terhadap suhu pada pengatur tersebut.
Peningkatan harga k, jika kedalam suatu larutan ditambah dengan zat elektrolit.
(Cahyono, 1998)

Hasil pengamatan pada percobaan yang dilakukan yaitu, massa kaca arloji dan
massa kertas saring yang ditimbang menggunakan neraca digital masing-masing
adalah 24,64 gram dan 0,7 gram. Volume etanol dalah 6,25 ml dan volume air adalah
18,75 ml. 1 gram padatan asam benzoat yang dilarutkan kedalam 25 ml campuran
etanol dengan air dengan perbandingan 1:3 tidak larut, kemudian larutan ini
dipanaskan diatas penangas listik menghasilkan asam Benzoat larut dan terdapat
gelembung. Fungsi pemanasan pada larutan agar mempercepat reaksi yang terjadi.
Kemudian asam benzoate yang larut disaring dalam keadaan panas sehingga
menghasikan filtrat dan residu. Fungsi penyaringan agar filtrate dan residu terpisah.
Filtrate inilah yang didinginkan dalam bongkahan es batu maka terbentuk endapan
berwarna putih (Kristal). Fungsi filtrate ini didinginkan agar cepat terbentuknya
Kristal. Kemudian menyaring Kristal dengan mengambil residu lalu, dikeringkan
dalam oven selama 15 menit terbentuk Kristal kering. Setelah itu, residu Kristal
kering ditimbang yang dengan hasil 0.54 gram.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan persen rendemen yang dihasilakn yaitu


54 %. Dengan melarutkan Asam Benzoat, lalu memanaskannya, lalu disaring dengan
hasil filtrate yang menghasilakan kristal putih lalu dari filtrate tersebut menghaikan
lagi residu. Residu inilah yang didinginkan dalam bongkahan es, sehingga
terbentuklah Kristal. Sedangkan dalam literature Tingginya nilai rendemen
antosianin yang diperoleh dari ektraksi menggunakan Asam Benzoat rata-rata 50 %
dibandingkan menggunakan pelarut lain disebabkan adanya kecocokan kepolaran
antara pelarut dengan bahan yang dilarutkan, yang menjelaskan bahwa jumlah
rendemen dipengaruhi oleh efektifitas pelarut untuk mengekstraksi antosianin, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi stabilitas antosianin selama proses ekstraksi
(Wirda, 2011).
Berdasarkan Percobaan yang dilakukan dengan melarutka asam benzoate
dengan air, ini dianggap telah berhasil. Hal ini ditandaikan karena dengan
terbentuknya Kristal putih pada akhir percobaan. Dengan menghasilkan sebesar 0,54
massa Kristal.
Berdasarkan hasil kerja Laboratorium, kesalahan-kesalahan yang timbul pada
percobaan ,diantaranya kurang ketelitian yang terjadi pada praktikan saat menimbang
sehingga kemungkinan kecil data yang diperoleh tidaklah akurat.
VII. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah :

1. Proses kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari


pengendapan larutan, campuran meleleh, atau lebih jarang pengendapan
langsung dari gas kristalisasi juga merupaka teknik pemisahan kimia antara
bahan padat dan cair dimana terjadi perpindahan massa ( massa transfer)
dari suatu zat terlarut (solute) dari cairan larutan kefasa kristal padat. Nilai
persen rendemen adalah 54% yang diperoleh dari persamaan rendemen

2. Dalam memilih pelarut ada beberapa hal yang harus diprhatikan diantaranya
hubungan antara jenis zat yang dilarutkan dengan pelarutnya. Sifat
kepolaran antra zat dalam pelarut, pelarut biasanya memiliki titik didih
rendah dan lebih menguap dan meningggalkn substansi terlarut yang
didapatkan pada percobaan ini pelarut yang digunakan etanol dan air.

3. Persen rendemen yang diperoleh yaitu:

massa kristal percobaan


% 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = × 100%
massa asam benzoat

0,54 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 54 %
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah.Jakarta:Gramedia.

Cahyono.( 1998). Kimia Dasar 3. Bandung: ITB Press.

Donal L. Pavia(2004).Introduction to Organik Laboratory


Techniques.Franhks:Columbias

Kotz John, dkk. 2009. Chemistry and Chemical Reactivity Volume 2. USA : Mary
Finch.

Lukis, Prima Agusti.(2010). Dua Senyawa Mangostin dari Ekstak n-Heksan


padaKayu Akar Manggis ( Garcinia mangostana, Linn).Surabaya:Institut
Teknologi Sepuluh September.

Svehla. 1979. Buku Ajar Vogel : Analisi Anorganik Kuntitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : PT Kalman Media Pusaka.

Syabatini, Annisa. 2010. Pemurnian Bahan secara Rekristalisasi. Banjarmasin :


Universitas Lambung Mangkurat

Setyopratomo, Puguh. Dkk, (2003). Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl


dengan CaraRekristalisasi. Surabaya:Universitas Surabaya

Sulistyaningsih, Triastuti.Dkk, (2010). Pemurnian Garam Dapur Melalui Metode


Kristalisasi Air Tua dengan Bahan Pengikat Pengotor Na2C2O4-NaHCO3 dan
Na2C2O4-Na2CO3.Vol.8, No. 1,Semarang:Universitas Negri Semarang

Wirda, Zurrahmi. dkk. (2011). Pengaruh Berbagai Jenis Pelarut dan Asam Terhadap
Rendemen Antosianin dari Kubis Merah (Brassica Oleraceae Capitata). Vol
18. No 2.Bajarbaru:Universitas Malikussaleh Reuleut-Aceh utara.

Anda mungkin juga menyukai