I. Tujuan
dapat memahami teknik-teknik dasar dalam pemisahan dan
pemurnian zat padat dengan rekristalisasi serta menentukan kemurnianya
dengan titik leleh
1
berubah menjadi fase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada
dalam keadaan padat, pada tekanan dan temperature tertentu akan lansung
berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Zat padat
sebagai hasil reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh
karena itu, untuk mendapatkan zat-zat padat yang kita inginkan perlu
dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan
zat pengotornya. (Underwood,2002:169).
Pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses rekristalisasi
adalah pelarut cair, karena tidak mahal, tidak reaktif dan setelah
melarutkan zat padat organik bila dilakukan penguapan akan lebih mudah
memperolehnya kembali. Kriteria pelarut yang baik:
Tidak bereaksi dengan zat padat yang akan direkristalisasi,Zat padatnya
harus mempunyai kelarutan terbatas (sebagian) atau relatif tak larut dalam
pelarut, pada suhu kamar atau suhu kristalisasi
Zat padatnya mempunyai kelarutan yang tinggi (larut baik) dalam suhu
didih pelarutnya.
Titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan
direkristalisasi.Cara rekristalisasi yang dilakukan ditentukan oleh jenis
pengotor yang akan dibuang atau di pisahkan (Harizon.2003;18)
Titik leleh suatu zat adalah temperature pada fase padat dan cair
ada dalam kesetimbangan. Jika kesetimbangan semacam ini diganggu
dengan menambahkan atau menarik energy panas, sistemakan berubah
bentuk lebih banyak zat cair atau lebih banyak zat padat. Namun
temperature akan tetap pada titik leleh selama fase itu masih ada
perubahan dari cair menjadi padat disebut pembekuan dan proses
kebalikannya disebut pelelehan atau peleburan. Titik leleh suatu padatan
sama dengan titik beku suatu cairan (Chang, 2004:391)
1. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah cara kristalisasi secara selektif suatu senyawa
dari campuran zat padat, yaitu melarutkannya dalam suatu pelarut yang
cocok sekitar titik didihnya kemudian disaring selagi panas untuk
memisahkan zat padat tersuspensi/tak larut di dalam larutan. Metoda
2
rekristalisasi didasarkan pada prinsip bahwa senyawa tertentu mempunyai
sifat kelarutan tertentu yang berbeda dari campuran lainnya, dalam suatu
sistem pelarut tertentu.
Ada 3 tahapan dasar rekristalisasi yaitu :
Titik leleh senyawa murni adalah suhu dimana fasa padat dan fasa
cair senyawa tersebut berada dalam kesetimbangan pada tekanan 1 atm.
Kalor diperlukan untuk transisi dari bentuk kristal, pemecahan kisi kristal,
sampai semua berbentuk cair. Proses pelelehan ini dalam kesetimbangan.
Untuk melewati proses ini memerlukan waktu dan sedikit perubahan suhu.
Trayek suhu leleh senyawa murni biasanya tidak lebih dari 1 derajat,
sedangkan senyawa tidak murni trayek leleh makin lebar.
3
III. Prsedur percobaan
3.1 alat dan bahan
alat
Corong tangkai pendek 15 cm
Corong Buchner 15 cm
Erlenmeyer 125 dan 200 mL
Pembakar Bunsen
Labu isap 250 mL
Kaca arloji
Kertas saring
Bahan
digerus
dimasukkan ke tabubng kaca kapiler
diPasang kapiler di tempat alat Thiele
Hasil pengamatan
4
Kristalisasi dari pelarut air
5 g asetanilida kotor
ditambahkan 5-7ml
didihkan
0,51 g karbon/norit
ditambahkan
dibiarkan
5 g naftalen kotor
20 mL etanol
95%
ditambahkan
5
diangkat
0,5 g karbon/norit
didihkan lagi
2 3 mL etanol
Hasil pengamatan
6
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data pengamatan dan perhitungan
Perhitungan
= 5 g - 3,149 g
= 1,851 gram
7
Kadar kemurnian = x 100%
3,149
= x 100%
5
= 62,98 %
Kadar kemurnian = x 100%
4,836
= x 100%
5
= 96,72 %
4.2 pembahasan
A. Penentuan titik leleh
Prinsip dasar dari penentuan titik leleh suatu senyawa murni
ditentukan dari pengamatan trayek lelehnya, dimulai saat terjadinya
pelelehan sedikit, transisi padat-cair, sampai seluruh kristal mencair.
Hal ini dilakukan terhadap sedikit kristal yang sudah digerus halus
yang diletakkan dalam ujung bawah gelas kapiler, lalu dipanaskan
secara merata dan perlahan.
Asam benzoat mempunyai molekul-molekul dalam bentuk kisi
yang teratur, dan diikat oleh gaya-gaya gravitasi dan elektrostatik. Bila
asam benzoat tersebut dipanaskan, energi kinetik dari molekul-molekul
tersebut akan naik. Hal ini akan mengakibatkan molekul bergetar, yang
8
akhirnya pada suatu suhu tertentu ikatan-ikatan molekul tersebut akan
terlepas, maka Kristal benzoat akan meleleh.Asam benzoat memiliki
titik leleh 122,40C.
pada percobaan ini seharusnya peralatan untuk menentukan titik
leleh adalah alat thiele karena alat thiele memiki interval titik leleh 25
180C.namun karena tidak adanya ketersediaan peralatan sehingga
praktikan menggunakan bunsen dan termometer,tetapi praktikan juga
tidak mendapatkan titik leleh asam benzoat karena termometer hanya
memiliki skala nilai sampai 1000C sedangkan menurut literatur titik
leleh asam benzoat adalah 122,40C
B. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah cara kristalisasi secara selektif suatu senyawa
dari campuran zat padat, yaitu melarutkannya dalam suatu pelarut yang
cocok sekitar titik didihnya kemudian disaring selagi panas untuk
memisahkan zat padat tersuspensi/tak larut di dalam larutan.
Metoda rekristalisasi didasarkan pada prinsip bahwa senyawa
tertentu mempunyai sifat kelarutan tertentu yang berbeda dari
campuran lainnya, dalam suatu sistem pelarut tertentu.
Pada kristalisasi dari pelarut air,asetanilida yang ditambahkan air
panas akan larut kemudian disaring menggunakan kertas saring,setelah
didiamkan filtratnya,maka akan terbentuk Kristal, setelah dikeringkan
dan ditimbang maka diperoleh massa 3,14 gram.setelah dilakukan
perhitungan secara matematis maka dapat diketahui kemurniaan
asetilena yang dipengaruhi berat pengotor yaitu = 1,851 gram.dan
kadar kemurniannya yaitu 62,98 %.
Sedangkan kristalisasi dalam pelarut organic,naftalen ditambahkan
etanol dan dipanaskan kemudian ditambahkan norit lalu di saring dan
diamkan kristalnya maka berat Kristal yang terbentuk adalah 4,836
gram.setelah dilakukan perhitungan secara matematis maka dapat
diketahui kemurniaan asetilena yang dipengaruhi berat pengotor yaitu
0,164 gram dan kadar kemurniannya adalah 96,72 % .
9
Pada percobaan kristalisasi dalam pelarut organik praktikan
menggunakan etanol sebagi pelarutnya karena etanol mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:
1) Tidak dapat melarutkan naftalen pada suhu kamar, tetapi dapat
melarutkannya setelah dipanaskan.
2) Titik didih etanol lebih rendah yaitu kurang lebih 78C yang
mempermudah pengeringan kristal naftalen yang terbentuk, karena
etanol mudah menguap.
3) Etanol tidak bereaksi dengan naftalen karena titik didih etanol lebih
rendah dari titik didih naftalen, sehingga memudahkan naftalen
terurai menjadi senyawa lain.
10
V. penutup
5.1 kesimpulan
5.2 saran
sebaiknya alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan
percobaan harus diengkapi agar praktikan lebih dapat memahami dan
menguasai praktikum tersebut
Horizon.2003.analisa kuaitatif.jakarta:erlangga
11
LAMPIRAN 1
Pertanyaan
Jawab: Prinsip dasar dari penentuan titik leleh suatu senyawa murni
ditentukan dari pengamatan trayek lelehnya, dimulai saat terjadinya pelelehan
sedikit, transisi padat-cair, sampai seluruh kristal mencair. Hal ini dilakukan
terhadap sedikit kristal yang sudah digerus halus yang diletakkan dalam ujung
bawah gelas kapiler, lalu dipanaskan secara merata dan perlahan.
12
4. Gambarkan diagram fasa dari proses penentuan titik leleh dan
rekristalisasi!
Jawab: Pada diagram titik leleh berikut (gambar 3), kurva dengan garis putus-
putus menunjukkan suhue pada saat titik leleh pertama kali teramati untuk
suatu campuran senyawa A dan B, sedangkan kurva dengan garis tebal
menunjukkan suhue ketika semua sample telah meleleh dengan sempurna
13
Lampiran 2
gambar
14
15
16