Anda di halaman 1dari 3

Nama : Cerry Maura Purwandini

NIM : 11220162000057

Kelas : 3-B Pendidikan Kimia

Kloter : 2

Resume Praktikkum Termodinamika Kimia atau Kimia Fisik


“Kesetimbangan Fasa Sistem Biner”

A. Judul Praktikum

" Kesetimbangan Fasa Sistem Biner "

B. Tujuan

Adapun Tujuan dari praktikum ini ialah :

1. Mengidentifikasi perbedaan komponen saat satu fasa dan dua fasa

2. Mengindentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan fasa biner fenol air.

3. Membandingkan hasil data fraksi berat fenol akhir dengan hasil data fraksi berat air akhir.

C. Dasar Teori

Fasa merupakan keadaan materi yang bersifat homogenik baik secara fisik maupun kimiawi. Secara
umum fasa diperlihatkan dalam tiga wujud zat yaitu gas, padat dan cair. Ketiga wujud zat tersebut dalam
suatu komponen digambarkan dalam diagram fasa yang memperlihatkan daerah daerah tekanan dan
temperatur dimana berbagai fasa bersifat stabil secara termodinamis. Batas batas antara daerah dalam
diagram fase memperlihatkan nilai tekanan dan temperature dua fasa ketika berada dalam kondisi
kesetimbangan (Atkins, 2010).

Kesetimbangan fasa merupakan perubahan spontan yang terjadi pada temperatur tertentu untuk
suatu tekanan tertentu. Kesetimbangan fasa adalah proses dinamik yang sangat berbeda dari kesetimbangan
static seperti kelereng yang berkisar dan berhenti jika dikisarkan dalam mangkuk. Dalam kesetimbangan
antara air cair dan uap airr tekanan parsial menjadi mendatar (Oxtoby,2001).

Sistem binner fenol air memiliki sifat yang unik yakni, dapat membentuk campuran saling larut
sebagian dan dapat membentuk campuran saling larut sempurna pada temperatur tertentu. timbal balik
kelarutan ini terjadi apabila larutan berada dalam temperature kritis yaitu temperature yang terjadi pada
batas pemisahan dua fase (Chang 2005).

Diagram fase adalah sejenis grafik yang digunakan untuk menunjukkan kondisi kesetimbangan
antara fase-fase yang berbeda dari suatu zat yang sama. Selama ini pembentukan perubahan mutual anatara
tiga wujud materi difokuskan pada keadaan cair atau dengan kata lain perhatian telah difokuskan pada
perubahan cairan dan padatan, dan antara cairan dan gas. Diagram fasa merupakan cara mudah
menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan tekanan. Sebagai contoh khas, diagram fasa air. Diagram
fasa air diasumsikan bahwa zat tersebut disolasi dengan baik dan tidak ada zat lain yang masuk atau keluar
sistem. Ada beberapa fasa yang dikenal yaitu diagram fasa uner. diagram fasa biner, dan diagram fasa temer
(Isyana, 2010).

Dalam diagram fasa komponen yang terlibat bisa lebih dari satu komponen. Yang disebut sistem
binner, Misalnya fenol dan air, kedua komponen itu dapat saling larut dalam beberapa kondisi tertentu, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut lewat jenuh yang
metastabil (Levine, 2009)

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila
temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat
bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka sistem
larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari temperatur
timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
bertambahnya fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah temperatur kritis (Sukardjo, 2003).

Suatu zat yang terlarut ke dalam pelarut pada temperature konstan T. pada pemulnya hanya
membentuk satu fasa. Sesudah titik a, zat terlarut tidak larut, tetapi membentuk lapisan lain sehingga
terbentuk dua fasa, sampai komposisi b dicapai dan diperleh satu fasa lain. Daerah antara a dan b ada dua
fasa yang disebut larutan konjugat pada waktu yang bersamaan. Apabila temperature ditingkatkan,
kelarutan juga berubah. Kelarutan juga akan meningkat dengan meningkatnya temperature, dan diatas
temperature Te, cairan cairan dapat larut secara sempurna dan diperleh satu fasa. Temperature, Te disebut
temperature larutan kritis dan disebut juga dengan temperature terlarut bagian atas (Dogra, 1999).

D. Langkah Kerja

1. Timbang tabung reaksi tersebut.


2. Isi dengan 2 gram fenol.

3. Siapkan set titrasi, isi buret dengan aquadest.

4 Atur peralatan.

5. Isi tabung berisi fenol dengan aquadest menggunakan buret hingga keruh. Rekam volume
aquades yang digunakan.

6. Panaskan campuran dalam waterbath sambil diaduk.

7. Catat suhu saat campuran menjadi larutan bening (T). Lanjutkan proses pemanasan hingga
suhu mencapai (T,+4) °C

8. Keluarkan tabung dari waterbath dan dinginkan. Catat suhu saat larutan menjadi keruh
Kembali.

9. Ulangi prosedur tersebut hingga penambahan aquadest mencapai 120ml.

E. Daftar Pustaka

Atkins, Peter. (2010). Physical Chemistry 9th edition. New York : WH Freeman and company.

Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Dogra, SK. (1999). Kimia Fisik dan Soal - Soal. Jakarta: UI Press.

Isyana. (2010). Sifat Termodinamika Sistem Biner Phenol-Air. Yogyakarta : UNY.

Levine, N.I. (2009). Physical Chemistry Sixth Edition. New York: The McGrawHill Companies, Inc.

Oxtoby, dkk. (2001). Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga: Jakarta.

Sukardjo. (2003). Dasar- Dasar Kimia Fisika. Yogyakarta : UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai