Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I
ACARA III
ANALISIS UNSUR

DISUSUN OLEH :
NAMA : B. KHAERATUL JANNAH
NIM : G1C018008

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2019
ACARA III
ANALISIS UNSUR

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa
organik.
b. Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji kualitatif unsur-
unsur penyusun suatu senyawa organik.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 4 Oktober 2019.
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matemaatika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Salah satu sifat umum dari senyawa organik yaitu unsur-unsur
penyusunnya terdiri dari C, H, O, N, halogen, fosfor dan belerang.
Senyawa organik mudah terbakar dan memberikan hasil akhir CO2, H2O
dan hasil-hasil lain tergantung ada unsur-unsur penyusunnya. Halogen
merupakan unsur non-logam yang sangat reaktif. Hal ini menyebabkan
halogen tidak ditemukan dalam keadaan bebas melainkan selalu dalam
bentuk senyawanya. Unsur halogen dengan 7 valensi sangat mudah
tereduksi yaitu dengan cara mengikat elektron lain berubah menjadi
elektron halida. Oleh karena itu unsur-unsur halogen merupakan oksidator
kuat. Sedangkan sulfat atau belerang terdapat dalam jumlah besar dalam
kerak bumi sebagai mineral sulfida dalam gas alam dan sebagai organik
dalam batu bara dan minyak suatu fosfat diperoleh dengan pemanasan
batuan fosfat yaitu suatu jenis mineral (Wahyudi, 2006 : 219).
Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat
yang lebih kecil atau zat yang tidak dapat diubah menjadi zat kimia
lainnya dengan metode kimia biasa. Sampai saat ini ada 118 unsur yang
telah diketahui. Dari 118 unsur tersebut, sebanyak 90 unsur merupakan
unsur alami, sisanya adalah unsur-unsur buatan. Unsur-unsur ditabuasikan
dalam tabel periodik terdiri dari 7 baris dan 18 kolom. Baris tersebut
disebut periode, sedangkan kolom disebut golongan. Unsur tersusun
disebut partikel-pertikel yang ukurannya sangat kecil yang disebut dengan
atom. Atom dari suatu unsur memiliki massa atom tertentu. Atom-atom
dari unsur yang berbeda memiliki sifat yang berbeda dan suatu senyawa
merupakan gabungan dari dua atau lebih atom-atom yang berbeda
(Effendy, 2017 : 1).
Zat organik merupakan bahan makanan bakteri atau
mikroorganisme lainnya. Makin tinggi kandungan zat organik didalam air,
maka makin jelas bahwa air tersebut semakin tercemar. Zat organik adalah
zat yang pada umumnya merupakan bagian dari pada binatang atau
tumbuhan dengan komponen warna utamanya adalah karbon, protein, dan
lemak lipid. Jika kandungan oksigen meningkat maka sulfur akan
teroksidasi dalam bentuk ion seperti sulfat sehingga menurunkan
pembentukan hidrogen sulfida. Nilai pH menentukan perubahan sulfur
antara jenis sulfur (H2, HS- dan S2-). Hidrogen sulfida yang tidak
terionisasi adalah racun. Naiknya pH air mengakibatkan persentase
hidrogen sulfda berkurang (Hadi,dkk., 2014).
Penelitian bertujuan untuk menentukan tinggi tanaman. Hasil
menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil meningkat dengan
meningkatnya dosis nitrogen dan frekuensi pemotongan. Benih yang
dikumpulkan dari kolugiliat. Penelitian penambahan nitrogen biasanya
menghasilkan midnapure yang ditanam pada mei lalu. Gas N2 dapat
diubah menjadi hal yang bemanfaat yaitu dengan cara melepaskan energi
dalam jumlah yang besar. Nitrogen dapat juga digunakan sebagai
penambahan pupuk tanaman-tanaman hijau. Pupuk dapat diberikan untuk
tanaman dapat dilakukan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun
(Mondal,dkk., 2017).
Hemodialisa adalah salah satu terapi pengganti ginjal, dimana
produk-produk limbah tubuh. Termasuk keratin, urea dan kelebihan air,
akan dihapus. Urea merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan
dari proses metabolisme protein. Pada dasarnya urea merupakan limbah
yang dihasilkan oleh metabolisme didalam tubuh manusia. Ketika hati
memecah protein atau asam amino dan amonia, maka proses pemecahan
tersebut menghasilkan limbah yang di sebut dengan urea. Selanjutnya urea
akan melarutkan urea dalam ke urin (Amin,dkk., 2014).
Proses pirolisis sampah plastik merupakan proses dekomposisi
senyawa organik yang terdapat dalam plastik melalui proses pemanasan
dengan sedikit atau tanpa melibatkan oksigen. Pada roses pirolisis
senyawa hidrokarbon rantai panjang yang terdapat pada plastik diharapkan
dapat diubah menjadi senyawa hidrokarbon yang lebih pendek dan
dijadikan sebagai bahan bakar alternatif . Proses pirolisis dijalankan dalam
reaktor seni bath dimana umpan sebanyak 500 gram dimasukkan dalm
reaktor dan produk akan dihasilkan secara terus menerus. Proses pirolisis
dilaksanakan selama 60 menit dengan variasi suhu 250°C, 300°C, 350°C,
serta 400°C. Viskositas minyak hasil pirolisis mendekati nilai viskositas
dari bensin. Densitas minyak hasil pirolisis mendekati nilai densitas dari
solar dan minyak tanah. Nilai kalor minyak hasil pirolisis mendekati nilai
kalor dari solar dan minyak tanah (Mukhtar,dkk.,2016)

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM Commented [H1]: Perbaiki sampai andat


1. Alat-alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Dongkrak
c. Gelas arloji
d. Kertas saring
e. Klem
f. Korek api
g. Krus porselin
h. Pembakar spiritus
i. Penjepit besi
j. Penjepit kayu
k. Pipa U
l. Pipet tetes
m. Rak tabung reaksi
n. Statif
o. Tabung reaksi
p. Timbangan analitik
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. DCM (Diklorometana) (CH3Cl2(aq))
c. Larutan Asam Nitrat Encer (HNO3)
d. Larutan Pb-Asetat (Pb(CH3COO)2) 1%
e. Larutan kapur (Ca(OH)2)
f. Logam Cu
g. Padatan Naftalena (C10H8)
h. Serbuk Tembaga (II) Oksida (CuO)
i. Serbuk Belerang (S)
j. Urea (CO(NH2)2)

D. SKEMA KERJA
1. Identifikasi Unsur Karbon
a. Reaksi pengarangan
0,5 gram Naftalena
 Dimasukkan ke dalam krus porselen
 ∆ dengan api kecil
 ∆ dengan api besar
Hasil
 Diamati warna nyalanya
Hasil (terdapat Jelaga)
 ∆ dengan suhu tinggi
 + HNO3 encer
 Diamati jelaga
Hasil

b. Percobaan Penfield
0,5 gram urea
 + 0, 5 gram CuO
 Dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
pipa U
 ∆
Terbentuk gas
 Dialirkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air kapur
Hasil
2. Identifikasi Unsur Hidrogen
a. Percobaan Penfield
0,5 gram urea
 + 0, 5 gram CuO
 Dimasukkan dalam tabung reaksi yang dilengkapi
pipa U
 ∆
Terbentuk gas
 Dialirkan ke dalam tabung reaksi yang berisi air kapur
Hasil
b. Pirolisis dengan Sulfur
0,3 gr urea
 Dimasukkan dalam tabung reaksi
 + 0,3 gr sulfur
 Tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang
telah dibasahi dengan Pb asetat 1 %
 ∆
Hasil
3. Percobaan Lassaigne (Tidak Dilakukan)
Sepotong logam Na
 Dimasukkan ke dalam ampul
 ∆ hingga melebur
Hasil
 + 5 mg urea + sukrosa
 ∆ sampel merah membara
Hasil
 Dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah diisi 20
ml air sampai ampul pecah
 ∆ sampai mendidih
 Disaring
 Filtrat disimpan
Hasil
4. Identifikasi Unsur Nitrogen
3 ml filtrat lassaigne
 + beberapa tetes FeSO4
 + 1-3 tetes FeCl3
 Diasamkan dengan H2SO4 (jika perlu)
Hasil

5. Percobaan Kjeidhal
10 gram urea
 Dimasukkan dalam tabung reaksi
 10 tetes H2SO4 pekat
 ∆
Hasil (terbentuk lartan jernih)
 + 1 ml air
 Dibasahkan dengan NaOH
Hasil
 + beberapa tetep reaksi nesder
Hasil
6. Identifikasi unsur Sulfur
3 ml sampel lassigne
 Diasamkan dengan asam asetat
 Beberapa tetes pb-asetat
Hasil
3 ml sampel lassigne
 Diasamkan dengan HCl
 + beberapa tetes FeSO4
Hasil
3 ml sampel lassigne
 + beberapa tetes Na-nitriprasida
Hasil
7. Identifikasi unsur Fosfor (Tidak Dilakukan)
3 ml sampel lassigne
 + HNO3 pekat beberapa tetes
 ∆
 + beberapa tetes NH4-Molibdat
Hasil
3 ml sampel lassigne
 + beberapa tetes pereaksi magnesium mixture
Hasil
8. Identifikasi unsur Halogen
a. Percobaan Beilstein
Logam Cu
 ∆ sampai tidak ada nyala hijau
 + beberapa DCM
 ∆
Hasil
3 ml filtrat lassigne
 Diasamkan dengan HNO2
 ∆
 + beberapa tetes AgNO3
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
1. Identifikasi Unsur Karbon
Perlakuan Hasil Pengamatan
a. Reaksi Pengarangan
 Naftalena dimasukkan ke Warna awal naftalena = putih
dalam cawan porselen Bentuk naftalena = padatan/ kristal

 ∆ dengan api kecil Naftalena meleleh berwarna bening

 ∆ dengan api besar Terbentuk jelaga hitam, bau


menyengat seperti bau kapur barus
 + HNO3 encer Warna HNO3 = putih
Setelah ditambah HNO3 timbul
asap berwarna putih dan Jelaga
menghilang
b. Percobaan Penfield
 0,5 gram urea + 0,5 gram Warna awal urea putih dan warna
CuO awal CuO hitam

 Dimasukkan dalam Warna campuran menjadi hitam


tabung reaksi kemudian kebiruan dan timbul bau menyengat
di ∆ serta uap

 Dialirkan kedalam air Warna air kapur keruh dan ketika


kapur dihubungkan dengan pipa U, pada
air kapur terdapat gelembung, serta
terdapat uap pada tabung reaksi.

2. Identifikasi Unsur Hidrogen


Perlakuan Hasil Pengamatan
a. Pirolisis dengan Sulfur
 0,3 gr Urea + 0,3 gr sulfur Warna awal urea putih dan warna
awal sulfur kuning

 Dipanaskan dengan tabung Ketika dipanaskan terbentuk


reaksi ditutup dengan gelembung berwarna kuning dan
kertas saring yang telah endapan berwarna merah
ditetesi larutan Pb-asetat Pada kertas saring terdapat noda
hitam
3. Identifikasi Unsur Halogen
Perlakuan Hasil Pengamatan
a. Percobaan Beilstein
 Logam Cu dibakar Warna awal Cu merah maroon,
ketika dibakar terbentuk warna
hijau samar

 + beberapa tetes DCM, Langsung berubah warna menjadi


dipanaskan kembali warna hijau kebiruan

F. ANALISIS DATA
1. Identifikasi Unsur Karbon
a. Reaksi Pengarangan
C10H8(s) + 2O2 → 10C2(s) + H2O(l)
C(s) + 2HNO3(aq) → CO2(g) + 2HNO2(aq)
b. Percobaan Penfield
CuO(s) + CO(NH2)2(s) + 2O2(g) → CO2↑ + 2H2O(l) + 2NO↑ +Cu(s)
Ca(OH)2(aq) + CO2(g) → CaCO3↓ + H2O(l)

2. Identifikasi Unsur Hidrogen


a. Percobaan Penfield
CuO(s) + CO(NH2)2(s) + 2O2(g) → CO2↑ + 2H2O(l) + 2NO↑ +Cu(s)
Ca(OH)2(aq) + CO2(g) → CaCO3↓ + H2O(l)
b. Pirolisis dengan Sulfur
2CO(NH2)2(s) + 4S(s) + 3O2(g) → 4H2S↑ + 2CO2↑ + 4NO↑
H2S(g) + (CH3COO)2Pb(aq) → PbS↓ + 2CH3COOH(aq)

3. Percobaan Lassaigne
Na(s) → Na(l) → Na (merah) + C2H5OH(aq) +H2O → Na2P(aq) + Na2S(aq)
+ NaCN(aq) + Na-halogenida (aq)
4Na(s) + O2 → 2Na2O(s)
C2H5OH(aq) + Na2O(g) → C2H5Na(aq) + NaOH(aq)

4. Identifikasi Unsur Nitrogen


2NaCN(aq) + FeSO4(aq) → Fe(CN)2(aq) + Na2SO4(aq)
3Fe(CN)2(aq) + 2FeCl3(aq) → 2Fe(CN)3(aq) + 3FeCl2(aq)
2Fe(CN)3(aq) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq) + 3HCN(aq) + 3/2H2(g)

5. Percobaan Kjeidhal
CO(NH2)2(s) + H2SO4(aq) → Fe(CN)2(aq) + Na2SO4(aq)
(NH4)2SO4(aq) + 2NaOH(aq) → 2NH3(g) + 2H2O(l) + Na2SO4(aq)
NH4+(aq) + 2(HgI4)-2 + 2OH- → HgOHg(NH2)I↓ + 7I-(aq) + H2O(l)

6. Identifikasi unsur Sulfur


Na2S(aq) + 2CH3COOH(aq) → 2CH3COONa(aq) + H2S(g)
H2S + (CH3COO)2Pb(aq) → PbS↓ (Hitam) +CH3COOH(aq)
Na2S(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2S
H2S + FeSO4(aq) → Fe↓ + H2SO4(aq)
Na2S(aq) + Na-nitroprusida(aq) → warna violet

7. Identifikasi unsur Fosfor


Na3P(aq) + 3HNO3(aq) → 3NaNO3(aq) + H3P(aq)
H3P(aq) + O2(g) → H2O(l) + P2O3(aq) + 2H2(g)
P2O3(aq) + (NH4)2M2O4(aq) → (NH4)2P2O3MoO3↓ (kuning)

8. Identifikasi unsur halogen


a. Percobaan Beilstein
2Cu(s) + O2(g) → 2CuO↓
CuO(s) + CH2Cl2(aq) → Cu↓ + Cl2↑ + CH2O
b. Na-halogenida(aq) + HNO3(aq) → NaNO3(aq) + H-halogenida(aq)
(Filtrat Lassaigne)
NaCl(aq) + HNO3(aq) → NaNO3(aq) + HCl(aq)
HCl(aq) + AgNO3(aq) → HNO3(aq) + AgCl↓
AgCl(s) + NH4OH(aq) → AgOH(aq) + NH4Cl(aq)
NH4Cl (aq) + HNO3(aq) → NH4NO3(aq) + HCl(aq)

G. PEMBAHASAN Commented [H2]: Perbaiki lagi pembahsan.. masih kuraang,


cari teorinya
Praktikum ini bertujuan untuk memahami analisis kualitatif
penyusun suatu senyawa organik dan memahami reaksi-reaksi yang
digunakan untuk uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa
organik. Senyawa organik adalah golongan senyawa besar senyawa kimia
yang molekulnya mengandung karbon. Namun, tidak hanya karbon,
terdapt pula unsur-unsur lain yang berkaitan dengan atom karbon seperti
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, fosfor dan halogen. keberadaan unsur
ini dapat diidentifikasi menggunakan analisis kualitatif. Analisis kualitatif
merupakan analisis jenis. Tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan
dan mengidentisikasi sejumlah unsur atau emngetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa organik. Dalam analisis ini uji awal yan g perlu
dilakukan adalah pemeriksaan sifat-sifat fisik yang meliputi bantuk,
warna, bau, titik didih dan titik leleh. Kemudian dilanjutkan dengan
melakukan analisis teradap unsur-unsur yang menyusun senyawa organik.
Pada praktikum ini terdapat beberapa macam percobaan yang akan
dilakukan untuk mengidentifikasi unsur –unsur penyusun suatu senyawa
organik. reaksi pengarangan dan percobaan penfield dilakukan untuk
mengidentifikasi unsur karbon, reaksi penfield dan pirolisis dengan sulfur
untuk mengidentifikasi unsur hidrogen, dan percobaan beilstein untuk
mengidentifikasi adanya unsur halogen.
Percobaan pertama adalah identifikasi unsur karbon yang
dilakukan dengan reaksi pengarangan dan pecobaan penfield. Reaksi
pengarangan merupakan percobaan untuk mengidentifikasi adanya unsur
karbon. Prinsip percobaan ini adalah terjadinya perubahan warna saat
pembakaran dan terbentuknya jelaga. Kemudian untuk membuktikan
adanya unsur karbon dalam senyawa tersebut maka jelaga yang terbentuk
harus hilang apabila ditambahkan dengan larutan Asam Nitrat Encer
(HNO3).pada reaksi pengarangan ini senyawa yang digunakan adalah
Padatan Naftalena (C10H8). Naftalena memiliki struktur yang sangat stabil
karena strukturnya berupa dua ikatan siklik benzen sehingga naftalena
agak sulit bereaksi. Oleh karena itu dilakukan pemanasan untuk mengikat
energi disosiasi dari naftalena agar ikatnnya putus. Naftalena yang telah
dimasukkan ke dalam cawan porselin kemudian dipanaskan menggunakan
api kecil, dimana naftalena mendapatkan energi disosiasi yang relatif kecil
sehingga penguraiannya berlangsung lambat dan terjadi perubahan fase
dari padt menjadi lelehan yang berwana bening. Kemudian dilakukan
pemnasan menggunakan api besar, dimana naftalena mendapatkan energi
disosiasi yang lebih besar sehingga reaksi berlangsung cepat yang
dibuktikan dengan terbentuknya gelembung, bau menyengat dan terbentuk
jelaga dipinggir atau menempel pada mulut cawan

Naftalena yang telah dimasukkan ke dalam cawan perselin


dipanaskan untuk mengikat energi disosiasi dari naftalena agar ikatannya
putus. Hal ini dibuktikan dengan perubahan fase pada naftalena berupa
padatan menjadi lelehan yang berwarna orange.Naftalen dipanaskan dalam
cawan porselin, api yang digunakan mula-mula kecil supaya perubahan
dari pembakaran dapat terlihat dengan jelas, setelah api diperbesar warna
naftalen (warna nyalanya) berwarna orange dan terdapat jelaga warna
hitam. Untuk mempercepat penghilangan jelaga maka naftalen
ditambahkan dengan HNO3 beberpa tetes, naftalen yang mengalami
pengarangan berwarna putih. Sedangkan pada percobaan penfield
dilakukan pada zat yang mudah menguap. Ketika sampel ditambahkan
pereaksi dan kemudian dipanaskan maka akan terbentuk gas yaitu gas
CO2, gas CO2 kemudian dialirkan dengan pipa U ke tabung reaksi yag
berisi air kapur, gas CO2 akan menyebabkan air kapur mengeruh yang
menandakan adanya unsur C, karena gas CO2 dihasilkan karena adanya
unsur C pada sampel. Unsur hidrogen diiddentifikasi dengan cara
percobaan penfield dan percobaan pirolisis dengan unsur. Percobaan
penfield, pada dasar prinsip kerjanya sama dengan percobaan
mengidentifikasikan unsur C, tetapi untuk menentukan unsur hidrogen,
kita hanya menentukan adanya embun (titik-titik air) pada dinding tabung
reaksi. Sedangkan pada percobaan pirolisis unsur, adanya hidrogen pada
larutan sampel,ditemukannnya noda hitampada kertas saring yang dibasahi
oleh Pb asetat setelah pemanasan. Urea yang ditambahkan dengan sulfur
akan menghasilkan gas H2S yang nantinya akan bereaksi dengan Pb asetat
yang menghasilkan PbS yang berwarna hitam.
Pada percobaan penfield ,dilakukan untuk mengidentifikasi unsure
karbon dan hidrogen. Urea yang dicampurkan dengan serbuk CuO akan
bereaksi pada proses pemanasan membentuk cairan berwarna hitam.
Dalam proses ini timbul tekanan yang di pengaruhi oleh suhu(pemanasan).
Semakin lama pemanasan dilakukan maka energy disosiasi semakin besar
da tekannaya semakin tinggi . tekanan yang tinggi mengakibatkan uap atau
gas yang terbentuk terdorong keluar melalui pipa U menuju tabung reaksi
kedua. Reaksi yang terjadi antara urea dan CuO menyebabkan larutan
berwarna keruh. Keruhnya warna larutan atau air kapur menunjukkan
bahwa larutan mengandung C . pada dinding tabung reaksi dan pipa U
terdapat tetes-tetes air yang menunjukkan adanya unsur hidrogen.
Identifikasi unsur hidrogen juga dapat dilakukan dengan pirolisis
sulfur.urea yang ditambahkan sulfur kemudian ditutup dengan kertas Pb
asetat dan dipanaskan akan menimbulkan warna hitam pada kertas yang
menunjukkan adanya unsur S. Pada saat pemanasan ,larutan yang
awalnnya memiliki endapan berwarna orange berubah menjadi menjadi
kuning yang dosebabkan karena adanya penguraian senyawa membentuk
senyawa baru.

Unsur halogen dapat diidentifikasi dengan percobaan beilstein.


Pada percobaan beilstein ,kawat Cu dipanaskan bagian ujungnya sehingga
warna nyalanya orange. Setelah ditambah DCM ,warna nyalanya menjadi
hijau kebiruan yang disebabkan karena logam Cu yang bereaksi dengan O2
menghasilkan senyawa CuO. Selain dengan percobaan beilstein,halogen
juga bisa diidentifikasi denga filtrat lassaigne yang ditambah HNO3 encer
kemudian dipanaskan dan ditambahkan AgNO3 menimbulkan endapan
bewarna kuning menandakan unsure Br dan I. Adanya unsure Cl ditandai
dengan adanya endapan putih yang akan larut jika ditambahkan NH4OH
dan akan membentuk endapan putih kembali jika ditambah HNO3.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Unsur-unsur penysusun suatu senyawa organic adalah
karbon,hydrogen, nitrogen, sulfur,fosfor dan halogen.
2. Reaksi-reaksi uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa
organic adalah sebagai berikut :
 Unsur karbon dapat diidentifikasi dengan reaksi pengarangan
dan percobaan penfield.
 Unsur hidrogen dapat diidentifikasi dnegan percobaan
penfield,percobaan lasaigne dan pirolisis sulfur.
 Unsur nitrogen dapat diidrntifikasi dengan percobaan lassaigne
dan percobaan kjedhal.
 Unsur sulfur dapat diidentifikasi dengan percobaan lassaigne.
 Unsur halogen dapat diidentifikasi dengan percobaan lassaigne
dan percobaan beilstein.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, N,R.T Mahmood,M.J Asad,M. Zafar,A.M Raja, 2014,
Evaluating Urea and Creatine Levels in Chronic Renal
Failure Pre and Post Dialysis : A Prospective Study.
Journal Of Cardiovascular Disease. Vol.2 No. 2.
Effendy. 2012. Struktur dan Sifat-sifatnya. Malang : UNM Press. Commented [H3]: Judul dimiringkan.. tydac digaris bwahi

Hadi, S.,Budijono,M. Hasbi. ,2014, Decrease In Organic Substances


and H2S With Peat Water Treatment Continuous System
For Media Life Goldfish (Cyprinus Carpio), Riau :
Universitas Riau.
Mukhtar,E,K., A,Nego,Fx A, sugiyana .,2016, Pengolahan Sampah
Plastik dengan Metode Pirolisis Menjadi ahan Bakar
Minyak. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.
Mondal, R,U. Thapa,S.Kr. Subba,D. Gurung ,2017, Optimisation of
Nitrogen Level and Cutting Interval for Growth and Yield
of Ipomoea Reptans. International jurnal of agriculture,
environtment and biotechnology. Vol. 10 No. 1 : 25-29.
Wahyudi. 2006. Kimia Organik I. Malang : UM Press.

Anda mungkin juga menyukai