NAMA : PINESTI
NIM : 19334728
KELAS :L
Pembahasan
Sintesa asam asetil salisilat berdasarkan reaksi asetilasi antara asam salisilat
dengan asetatglasial dengan menggunakan asamsulfat pekat sebagai katalisator.
Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –
COOH.
Digunakan asam asetat anhidrat atau asam asetat glasial dimaksudkan karena
asam asetat anhidrat tidak mengandung air dan mudah menyerap air sehingga air
yang dapat menghidrolisis aspirin menjadi salisilat dan asetat dapat dihindari.
Penggunaan asam asetat anhidrat juga dimaksudkan agar mencegah adanya air,
karena jika terdapat air maka kristal dari aspirin akan terurai menjadi asam
salisilat dan asam asetat anhidrat kembali atau dengan kata lain reversible (reaksi
bolak balik). Penambahan asam sulfat pekat pada larutan campuran asam salisilat
dengan asam asetat anhidrat adalah berfungsi sebagai kataliastor, jadi asam sulfat
berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi
aktivasi sehingga energi yang diperlukan dalam sintesa sedikit.
Setelah asam salisilat tercampur sempurna maka larutan di refluks dan dipanaskan
pada suhu 60oC-70oC hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat pengotor
yang ada pada bahan sehingga aspirin yang diperoleh nanti memiliki kemurniaan
tinggi. Selain itu fungsi dari pemanasan adalah untuk memepercepat kelarutan
dari asam salisilat sehingga dapat bercampur dengan sempurna, hal ini
dikarenakan proses pemanasan akan mempercepat gerak kinetik dari molekul-
molekul yang ada dalam larutan sehingga laju reaksi akan semakin cepat dan
reaksi berjalan cepat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum mereaksikan bahan-bahan, yaitu alat-alat
yang digunakan harus bebas air (kering),jika aspirin yang sudah terbentuk terkena
air, maka aspirin akan berubah kembali menjadi asam asetatdan tidak dapat
dipakai kembali.Reaksi akan berlangsung dengan baik pada suhu 600C-700C. Pada
suhu tersebut merupakan suhu optimal pada pembentukan aspirin (reaksi
berlangsung cepat tetapi ikatan ester aspirin tidak lepas). Jika suhu yang
digunakan terlalu tinggi maka ester yang terbentuk dapat terurai sehingga aspirin
tidak terbentuk. Dikarenakan titik leleh aspirin di atas 70 0C. dan bila suhu yang
digunakan terlalu rendah maka reaksi yang terjadi akan berlangsung lambat
B. Rekristalisasi
Hasil
Penambahan etanolà melarutkan endapan aspirin + air panas + pendinginan
(kulkas) à terbentuk kristal produk aspirin
Pembahasan
Proses rekristalisasi menggunakan dua pelarut (alkohol dan air) supaya
mendapatkan kristal yang bagus dan hasil yang maksimum. Jika suatu larutan
senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan,
senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk
kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan oleh
pertumbuahan kristal zat telarut, sehingga zat-zat ini dapat dipisahkan dari
pengotornya. Dalam hal ini alkohol berperan untuk melarutkan sedangkan air
berperan untuk mengkristalkan. Syarat pelarut rekristalisasi adalah dalam keadaan
panas maupun dingin, aspirin tetap larut dalam alkohol sehingga perlu
ditambahkan air untuk membantu mengkristalkan aspirin. Akan tetapi
penambahan air dilakukan setelah aspirin larut dalam etanol. Karena aspirin akan
berubah menjadi asam asetat jika terkena air langsung. Filtrat hasil penyaringan
mengandung aspirin murni didinginkan dan dibiarkan membentuk kristal aspirin,
setelah tidak lagi terbentuk kristal. Kristal disaring dan dikeringkan
C. Identifikasi Aspirin
Hasil
Penambahan FeCl3 akan mengakibatkan perubahan warna menjadi bening atau
kuning/keunguan.
Reaksi
Pembahasan
Penambahan FeCl3 ini akan menunjukan hasil positif bila terdapat gugus OH yang
terikat padacincin aromatis, sehingga suatu bahan yang gugus OHnya terikat pada
cincin aromatis akan menghasilkan warna ungu. Asam salisilat sendiri
mempunyaigugus OH yang terikat langsung pada cincin aromatis. Jika tidak
terdapat gugus fenol maka warna dari FeCl3 (kuning) tidak akan berubah, ini
menandakan bahwa asam salisilat telah berubah menjadi aspirin dan bereaksi
sempurna FeCl3 berfungsi untuk mengetahui apakah masih ada asam salisilat
yang tersisa (yang belum bereaksi dengan asetat anhidrat) untuk membentuk
aspirin. Jika masih ada asam salisilat, maka larutan yang telah ditambahkan FeCl3
akan berwarna kuning/ungu. Jika semua asam salisilat sudah berubah menjadi
aspirin maka larutan tersebut akan berwarna bening. Apabila masih ada asam
salisilat maka harus dilakukan rekristalisasi ulang sampai tidak berwarna ungu
lagi saat diuji dengan FeCl3
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Dosen Kimia Organik. Penuntun Praktikum Kimia Organik Fakultas
Farmasi. Institut Sains dan Teknologi Nasional. Jakarta: 2018
2. Austin, T. George. 1984. “Shreve's Chemical Process Industries”. Fifth Edition.
McGraw-Hill Book Company. New York
3. Baysinger, Grace. Et all. 2004. Handbook of Chemistry and Physics. 85th ed.
New York