NAMA : PINESTI
NIM : 19334728
KELAS :L
Mekanisme substitusi nukleofilik senyawa anilin bertindak sebagai nukleofil pada atom
N yang memiliki kelektronegatifan yang lebih tinggi, sedangkan asam asetat anhidrat
sebagai gugus fungsi dari senyawa asam karboksilat merupakan elektrofil yang terletak
pada atom C yang lebih elektropositif. Mekanisme reaksi substitusi nukleofilik antara
senyawa anilin dan asam asetat anhidrat terdiri dari dua tahap yaitu adisi nuklofil pada
gugus asam karboksilat, satu pasang elektron bebas pada ailin menyerang gugus asam
karboksilat pada karbokation (C+) tersier. Kemudian terbentuknya keadaan zat antara
atau intermediet melalui pembentukan kembali ikatan rangkap dari atom karbon oleh
muatan negatif dan satu pasang elektron bebas pada atom oksigen.
Pembentukkan kristal itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah nukleasi
primer atau pembentukkan inti, yaitu tahap dimana kristal-kristal mulai tumbuh namun
belum mengendap. Tahap ini membutuhkan keadaan superjenuh dari zat terlarut. Saat
larutan didinginkan, pelarut tidak dapat menahan semua za-zat terlarut, akibatnya
molekul-molekul yang lepas dari pelarut saling menempel dan mulai tumbuh menjadi inti
kristal. Semakin banyak inti-inti yang bergabung, maka akan semakin cepat pula
pertumbuhan kristal tersebut.Tahap kedua setelah nukleasi primer adalah nukleasi
sekunder. Pada tahap ini petumbuhan kristal semakin cepat, yang ditandai dengan saling
menempelnya inti-inti menjadi kristal-kristal padat. Pada proses pembuatan acetanilid
jika larutan keruh maka di tambahkan karbon aktif yang berfungsi untuk menjernihkan
larutan. Pendinginan dengan es batu berfungsi untuk mempercepat pembentukan kristal.
Setelah pada tahap pertama kristal acetanilid didapatkan maka selanjutnya di lakukan
rekristalisasi agar acetanilid yang dihasilkan lebih murni.
Pengujian titik leleh pada percobaan ini bertujuan untuk membandingkan apakah
acetanilid yang dihasilkan murni atau tidak, jika titik leleh dari sampel pada suhu 114 oC
maka acetanilid yang dihasilkan bisa dikatakan murni karena sudah sesuai dengan
literatur. Selain pengujian titik leleh kemurnian acetanilid bisa diuji dengan penambahan
H2SO4 dan K2CrO7, jika hasilnya dari warna ungu menjadi hijau maka acetanilid yang
dihasilkan murni. Pengujian yang terakhir yaitu jika acetanilid ditambahkan alkohol 96%
dan H2SO4 lalu dipanaskan tercium bau etil asetat maka bisa dipastikan acetanilid hasil
sintesis adalah murni.
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Dosen Kimia Organik. Penuntun Praktikum Kimia Organik Fakultas
Farmasi. Institut Sains dan Teknologi Nasional. Jakarta: 2018
2. Austin, T. George. 1984. “Shreve's Chemical Process Industries”. Fifth Edition.
McGraw-Hill Book Company. New York
3. https://en.wikipedia.org/wiki/Acetanilide diakses pada 20 Juli 2020