Disusun Oleh :
21334765 (K)
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2021/2022
Sintesis Asetanilid
I. Tujuan Praktikum
Mereaksikan anilin yang dilarutkan terlebih dahulu dalam HCl,lalu direaksikan dengan
Asetanilid dapat dibuat dengan mereaksikan anilin yang dilarutkan terlebih dahulu
(C6H5NHCOCH3) merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku industri
farmasi, bahan baku pembuatan penicilium, bahan tambahan dalam sintesis obat-obatan,
bahan pembantu pada industri cat, karet dan kapur barus, inhibitor hidrogen peroksida,
senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai 5 amida primer, dimana
satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk
butiran berwarna putih (kristal) tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air
Metode ini merupakan metode awal yang masihdigunakan karena lebih ekonomis.
Anilin dan asam asetat berlebih 100 % direaksikan dalamsebuah tangki yang dilengkapi
dengan pengaduk. Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150°C – 160°C. Produk
• Penyaring Buchner
• Batang Pengaduk
• Kertas Saring
V. Bahan Yang Digunakan
Anilin
HCl Pekat
Na Asetat
Carbon aktif
1. Masukkan 9,1 ml HCl pekat ke dalam beaker glass yang berisi 250 ml air.
2. Kemudian tambahkan 10 ml anilin, kocok sampai homogen.
3. Bila larutan berwarna tambahkan 1,75 g carbon aktif dan panaskan pada
suhu 50oC selama 5 menit sambil diaduk.
4. Saring melalui kertas saring.
5. Buat larutan Na Asetat 16,5 g dalam 50 ml air.
6. Kemudian masukkan ke dalam filtrat tadi 12,8 ml asam asetat anhydrat kocok
sampai larut/homogen, lalu masukkan larutan Na asetat yang tadi dibuat. Kocok
dengan sempurna dan dinginkan dalam es.
7. Saring acetanilide yang terbentuk dengan corong buchner.
8. Hasil dikeringkan di udara.
9. Lakukan pemurnian dengan cara rekristalisasi sebagai berikut :
10. Lalu larutkan Acetanilid yang didapat dalam 500 ml air mendidih, bila larutan
berwarna tambahkan 3,5 g karbon aktif, aduk dan saring dalam keadaan panas-
panas. Dinginkan filtrat yang didapat sampai terbentuk kristal. Saring melalui
corong buchner dan keringkan di udara.
Identifikasi :
Titik Leleh
Zat + H2SO4 pekat + K2Cr2O7 padat lihat warnanya ungu lalu hijau.
Mekanisme substitusi nukleofilik senyawa anilin bertindak sebagai nukleofil pada
atom N yang memiliki kelektronegatifan yang lebih tinggi, sedangkan asam asetat
glasial sebagai gugus fungsi dari senyawa asam karboksilat merupakan elektrofil yang
nukleofilik antara senyawa anilin dan asam asetat glasial terdiri dari dua tahap yaitu
adisi nuklofil pada gugus asam karboksilat, satu pasang elektron bebas pada ailin
ikatan rangkap dari atom karbon oleh muatan negatif dan satu pasang elektron bebas
pada atom oksigen. Pemurnian asetanilida dilakukan dengan rekristalisasi, yaitu suatu
metode yang memisahkan pengotor dari produk dengan melarutkan padatan organik
dengan pelarut yang sesuai dalam keadaan panas kemudian disaring dan didinginkan
VIII. Kesimpulan
sebagai amida primer, ada satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu
gugus asetil. Amina aromatis yang digunakan dalam percobaan ini adalah anilin. Pada
asetat dan asam asetat glasial untuk menjaga larutan tetap bebas air. Anilin sebanyak
10 ml akan dilarutkan dengan HCl (p) sebanyak 9,1 ml yang telah dilarutkan dengan
penambahan carbon aktif yang berguna untuk menarik pengotor yang ada pada
larutan dan pemanasan dan diaduk. Larutkan di saring dan ditambahkan asam asetat
anhidrat sebanyak 12,8 ml kocok hingga larut homogen lalu masukkan larutan Na
asetat yang dibuat tadi bertujuan agar menjaga larutan tetap dalam kondisi bebas air,
kocok dan dinginkan dalam ice bath agar mempercepat terbentuk acetanilidmurni.
Proses rekristalisasi dilakukan dengan cara melarutkan kristal dalam 500 ml air
mendidih untuk mempercepat kelarutan kristal, bila larutan berwarna ditambahkan 3,5
g karbonaktif yang berfungsi untuk menarik pengotor, lalu aduk dan saring dalam
kembali kemudian saring kristalmenggunakan corong Buchner atau corong basa juga
Mahasiswa dapat menggunakan cara-cara sintesa dan identifikasi senyawa poli halogen
terutama iodoform.
Pembentukan iodoform dapat terjadi bila senyawa yangn mengandung gugus –C-CH3
atau yang menghasilkan suatu senyawa yang mengandung gugus ini bila dioksidasi,
Iodoform adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi antara iodin dalam suasana basa
dengan senyawa organic yang memiliki gugus metil keton seperti aseton atau jika
dioksidasi menghasilkan senyawa yang memiliki gugus metil keton, seperti etanol. Dalam
reaksi iodoform digunakan iodin dan larutan alkali hidroksida sehingga menghasilkan
halogenasi yaitu dimulai dengan pembentukan atom radikal bebas dari halogen (Evelyta,
2013).
Reaksi substitusi α adalah reaksi penggantian atom H yang terletak pada Cα (atom
karbon yang terikat pada atom karbon karbonil) oleh suatu elektrofil. Reaksi ini
dikatalisis oleh basa ataupun asam. Senyawa karbonil akan berperan sebegai nukleofil
melalui pembentukkan anion enolat (dengan katalisis basa) ataupun senyawa enol
(dengan katalis asam). Dalam ini atom karbon α akan bertindak sebagai karbanion. Salah
Iodoform yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning dengan titik leleh 121˚C dan
mempunyai bau yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai disinfektan dan antiseptic
luar.Dengan reaksi yang serupa, natrium hipoklorit dan natrium hipobromit, masing-
masing menghasilkan kloroform (CHCl3) dan bromoform (CHBr3). Reaksi tersebut
dikenal dengan reaksi haloform. Rekristalisasi adalah suatu metode untuk pemurnian
Labu Erlenmeyer
Penangas Air
Corong Buchner
Corong
Corong Pisah
Kertas Saring
Gelas Kimia
Labu Bundar
Aseton
Etanol 95%
1. Masukan 100 ml air ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, kemudian masukan 6 gram
2. Tambahkan larutan natrium hipoklorit 5% sedikit demi sedikit ke dalam larutan diatas
sampai zat padat kloroform tidak terbentuk lagi ( diperlukan kira-kira sebanyak 65
mL)
3. Diamkan campuran reaksi selama 10 menit dan saring dengan corong Buchner.
4. Cuci Kristal dengan air sebanyak 2 sampai 3 kali, kemudian biarkan kering di udara
5. Rekristalisasi padatan kuning iodoform yang terbentuk, dengan etanol 95%, dengan
a) Masukan padatan kuning iodoform dalam labu bundar 100 mL, yang telah
b) Tambahkan 100 mL etanol 95% dan panaskan di atas penganas air sampai
mendidih.
c) Tambahkan lagi etanol sedikit demi sedikit melalui kondensor sampai seluruh
d) Saring larutan melalui kertas saring dan corong, selama masih panas. Kemudian
e) Saring iodoform yang diperoleh dengan corong Buchner dan keringkan di udara.
Pembahasan :
melarutkannya dalam air dengan volume 100 ml. Lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
250 ml. Setelah itu ditambahkan 2 ml aseton. Selanjutnya ditambah lagi dengan NaOCl
ini, penambahan dilakukan sedikit demi sedikit agar reaksi terjadi dengan sempurna.
Fungsi penambahan KI adalah KI akan bereaksi dengan NaOCl membentuk KCl dan
NaOI, selanjutnya NaOI akan terurai dalam membentuk NaO+ dan I–. Setelah ditambah
aseton menghasilkan CH3COCl3 kemudian CH3COCl3 bereaksi dengan NaO– dan H+ dari
gugus aseton membentuk CH3CONa yang merupakan gugus garam karboksilat dan CHI3
Ini dimaksudkan agar endapan yang terbentuk terendapkan semua didasar labu
VIII. Kesimpulan
Dimana iodoform dapat dibuat dengan reaksi haloform dan menunjukkan adanya
CHX3 dari metil keton yang mengalami halogenasi. Kalium iodida, aseton, dan
haloform. NaOCI sendiri berfungsi untuk membentuk NaOI yang akan bereaksi
dengan aseton membentuk CHI3 (Iodoform). Hasil dari perlakuan tersebut yaitu
larutan kuning dan terdapat kristal berwarna kuning.. Rekristalisasi dilakukan dengan
melarutkan kristal iodoform dengan etanol 95%, iodofrom yang sedikit larut dalam
1. Dzikrullah, A., dkk, 2016. Sintesis Asetanilida. Departemen Kimia. Fakultas Sains
2. Delvira. 2011. Pra-prancangan Pabrik Pembuatan asetanilida dari anilin dan Asam
3. Ralph J. Fessenden, Joans Fessenden. 1990. Kimia Organik 3rd Edition. Jakarta :
Erlangga