1.1
Prinsip Praktikum
Asetilasi, yakni proses penggantian atom H pada NH 2 oleh gugus asetil klorida
atau anhidrida asam.
1.2
Untuk mengetahui cara pembuatan acetanilide dari anhidrida asam dan anilin.
Untuk mengetahui proses kristalisasi dan herkristalisasi.
Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari acetanilide.
1.3
Reaksi
1.4
Landasan Teori
Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai
amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil.
Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam
air dengan bantuan kloral anhidrat. Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai
rumus molekul C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16 gr/mol.
Bahan Baku
1
a) Anilin (
C6 H 5 NH 2
Aniline merupakan senyawa turunan benzene yang dihasilkan dari reduksi nitrobenzene.
Anilin memiliki rumus molekul
C6 H 5 NH 2 .
Anilin merupakan cairan minyak tak berwarna yang mudah menjadi coklat karena
oksidasi atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa organik penting karena merupakan
dasar bagi banyak zat warna dan obat toksik bila terkena, terhirup, atau terserap kulit. Senyawa
ini merupakan dasar untuk pembuatan zat warna diazo. Anilin dapat diubah menjadi garam
diazoinum dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
Pembuatan Anilin
Dengan mereduksi Nitrobenzene dengan campuran Fe dan HCl
Asam asetat memiliki bau yang khas, asam asetat murni disebut asam asetat glassial.
Sifat fisis anhidra asam asetat :
o Cairan tidak berwarna (bening)
o Mudah menguap
o Berat jenis :1.08 gr/ml
o Memiliki titik didih : 139.6 0C
o Memiliki titik leleh : -730 oC
o Memiliki bau yang khas
Sifat kimia anhidra asam asetat :
o Mudah larut dalam air
o Hidrolisis anhidrida asam asetat menghasilkan asam karboksilat
o
Bahan Pendukung
a) Benzena
Benzena merupakan senyawa aromatis yang paling sederhana.rumus umum
benzen adalah C6H6. Dengan rumus bangun :
o Mudah tersubtitusi
Halogenasi : C6H6 + Cl2 C6H5Cl +HCl
Alkilasi dengan katalis FeCl3 : C6H6 + R-Cl C6H5R + HCl
Nitrasi : C6H6 + HNO3C6H5NO2 + H2O
Sulfonasi :
Asilasi :C6H6 + CH3COClH5COCH3 + CHCl
Kegunaan benzena
o Sebagai pembuatan senyawa aromatik lainnya
o Sebagai bahan baku industri petrokimia seperti nilon, stiren, deterjen, insektisida
PRODUK
a) Acetanilide
Acetanilide dengan nama lainnya acetanilidium atau antifebrinum didapat dari
reaksi antara aniline dengan anhidrida asam asetat kemudian dikristalisasi lalu
diherkristalisasi. Acetanilide merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul
C6H9NO yang digunakan pada pembuatan zat celup.
Acetanilide mempunyai rumus bangun :
o
Reduksi
C6H5NHCOCH2
C6H5NHCH2CH3
o Halogenasi :
Mudah
menguap
Kegunaan acetanilide
o
Sebagai
penstabil peroksida
o
o
o
o
Metode proses
Pada pembuatan acetanilide operasi pemisahan dilakukan dengan kristalisasi. Kristalisasi
adalah proses pemisahan zat dari campurannya berdasarkan pembentukan bahan padat (kristal).
Kristal adalah bahan padat dengan susunan molekul tersebut.
Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang dapat
terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal yang ada dalam alat kristalisasi
atau dengan menambahkan benih kristal ke dalam larutan lewat jenuh.
o Pertumbuhan kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu :
Transportasi molekul-molekul atau ( ion-ion dari bahan yang akan di
kristalisasikan)
dalam
larutan
kepermukaan
kristal
dengan
cara
difusi.proses ini berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam
Metode-metode kristalisasi :
o Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang drastis dengan
menurunnya temperature,kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan
larutan panas yang jenuh. Contoh : Gula.
o Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan
menurunnya suhu.kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagai
pelarut.Contoh: Garam
8
baru.
Ukuran kristal
Ukuran kristal tergantung dari kecepatan pembentukan inti kristal (partikel kristal
yang amat kecil,yang terbentuk secara spontan akibat dari keadaan larutan yang lewat
Sebagian besar cairan induk yang terkandung terpisah (dipisahkan) dari kristal
drngan cara filtrasi dan sentry fungsi,sedang sisamya dikeluarkan dengan
mencucuinya dengan pelarut encer.efektifitas langkah pemurnian tergantung pada
ukuran dan keseragaman kristal.
o Perolehan
Pada kebanyakan proses kristalisasi, kristal dan cairan induk berada pada waktu
yang cukup lama sehingga mencapai keseimbanagan,dan cairan induk itu jenuh pada
suhu akhir proses itu.perolehan dari proses itu dapat dihitung dari konsentrasi larutan
awal dan kelarutan pada suhu akhir.selama proses itu terjadi penguapan yang cukup
besar,kuantitasnya harus diketahui atau dapat diperkirakan,oleh karena kuantitas yang
terakhir ini tetap berada dalam fase zat cair selama berlangsungnya kristalisasi.
o Laju nukleasi
Adalah banyaknya partikel baru yang terbentuk persatuan waktu persatuan
volume magma atau larutan induk bebas zat padat.nukleasi digolongkan menjadi 3
kelompok yaitu nukleasi palsu,nukleasi primer,dan nukleasi sekunder.
o Laju pertumbuhan
Adalah suatu proses difusi,yang dimodifikasi oleh pengaruh permukaan padat
pada tempat pertumbuhan itu berlangsung.mlekul-molekul atau ion-ion zat terlarut
mencapai muka kristal yang tumbuh itu dengan cara difusi melalui fase zat cair.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Proses
Kelebihan metode proses:
Diagram Alir
10
11
1.5
1.6
Alat
o Pemanas listrik
o Labu didih
o Statif
o Thermometer
o Klem dan tutup gabus
o Beaker glass
o Condenser
o Saringan pemanas
o Bunsen
o Corong glass
Bahan
o Anilin
o Anhidrida asam kuat
o Es
o benzena
Prosedur
1)
2)
3)
4)
1.7
Rangkaian Alat
12
Keterangan alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Statif
Pemanas listrik
Labu didih
Klem
Tutup gabus
Thermometer
Pendingin/condenser
Keterangan alat:
1. Kristal yang dilarutkan
2. Air mendidih
3. Saringan pemanas
4. Corong glass
5. Bunzen
6. Beakerglass
1.8
m
bj
5 gr
=4.90 ml
~ 5 ml
1.02 gr /ml
V benzena = 20 cm3
6 gram anhidrida asam asetat ; BJ= 1.08 gr/ml
13
m
V anhidrida asam asetat = BJ
6 gr
=5.55 ml
1.08 gr /ml
Poerselin kosong
= 67,37 g
Porselin+kertas saring
= 68,52 g
Kertas saring
= 1,15 g
~ 6 ml
Mol anhidrida =
g
mr
C6H5NH2 +
5g
93 g /mol
= 0,054 mol
6g
102 g/mol
= 0,059 mol
(CH3CO)2O C6H5NHCOCH3
M:
0,054
0,059
R:
0.054
0.054
0.054
S:
0,005
0,054
14
Berat acetanilide
= mol x mr
= 0,054 mol C6H5NHCOCH3 x
135 g
1 mol C 6 H 5 NHCOCH 3
= 7,29 g
Rendemen % =
praktek
teoritis
4,24
7,29
x 100%
x 100%
= 58,16%
1.9
Pembahasan
Pada percobaan ini anilin dicampurkan dengan benzene sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi. Setelah kedua larutan tersebut dicampurkan dan dipanaskan adalah
berwarna coklat kehitaman. Diperlukan penambahan sedikit norit untuk menjernihkan dan
memurnikan kristal yang akan didapat, sehingga kristal yang didapat diharapkan memiliki
kemurnian yang tinggi. Namun, penambahan norit (karbon aktif) yang terlalu banyak bisa
menyerap senyawanya dan membuat kristal yang dihasilkan berkurang. Karena reaksi bersifat
eksoterm, oleh karena itu pencampuran membutuhkan pendingin agar reaksi optimal.
Setelah semua anhidrida asam cuka larut, larutan panasnya segera disaring karena
pembentukan kristalnya sangat cepat. Setelah itu, larutan didinginkan. Hal ini dimaksudkan
untuk menjenuhkan larutan karena kristal terbentuk dalam larutan jenuh. Setelah itu, kristal
dikeringkan dengan cara pemanasan. Selanjutnya kristal yang kering ditimbang. Rendemen
acetanilide yang dihasilkan tidak berwarna putih bersih, hal ini kemungkinan disebabkan oleh
15
ketidakmurniannya bahan baku yang digunakan, ataupun proses herkristalisasi yang tidak
sempurna. Hasil rendemen yang didapatkan 58,16%.
1.10 Kesimpulan
Acetanilide dapat dihasilkan dengan mereaksikan anilin dengan anhidrida asam asetat
dengan menggunakan prinsip reaksi asetilasi.
Kristal yang terbentuk berwarna putih mengkilap.
Hasil rendemen yang didapatkan 73.79%.
1.11 Tugas
Soal:
1) Analisa kesalahan (5) !
2) Mekanisme reaksi pembentukan acetanilide !
3) Pembuatan acetanilide dengan bahan lain !
Jawab:
1)
untuk di kristalisasi kurang cepat sehingga ada panas yang keluar terlebih dahulu
Penambahan anhidrida asam cuka tidak dilakukan sedikit demi sedikit
Suhu pada saringan pemanas kurang tinggi
2) Mula-mula aniline bereaksi dengan anhidrida asam asetat membentuk suatu amida dalam
keadaan transisi, kemudian diikuti dengan reduksi H2O membentuk acetanilide.
CH
CO
+ CH3COOH
3
C6 H 5 NH 2 +
16
Aniline
anhidrida A.asetat
Acetanilide
Asam Asetat
Thioasetat
C6H5NHCOCH3 + H2S
Acetanilide