Anda di halaman 1dari 29

SULFONASI

DISUSUN OLEH :
1. Bagas Cahyadi I 0516007
2. Khikmah Nur Rikhy Stulasti I 0516025
3. Melia Citrawati I 0516030
4. Tommy Indra Kurniawan I 0516042
PENGERTIAN
• Sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus -SO3H menjadi
terikat pada atom karbon dalam senyawa karbon ataupun ion,
termasuk reaksi- reaksi yang melibatkan gugus sulfonil halida ataupun
garam-garam yang berasal dari gugus asam sulfonat, misalnya
penggabungan –SO2Cl ke dalam senyawa organik
JENIS-JENIS ZAT PENSULFONASI
1. Persenyawaan SO3, termasuk didalamnya :- SO3 - H2SO4 – oleum
2. Persenyawaan SO2
3. Senyawa sulfoalkilasi
ZAT-ZAT YANG DISULFONASI
• Sedangkan, zat-zat yang disulfonasi antara lain: zat alifatik misalnya
hidrokarbon jenuh, oleofin, alkohol, selulosa, senyawa aromatis,
naphtalena, antraquinone dan lain sebagainya. Zat pensulfonasi yang
paling efisien adalah SO3 karena hanya melibatkan satu reaksi adisi
secara langsung, contohnya:
RH + SO3 RSO3H dan ROH + SO3 ROSO3H . SO3
yang banyak digunakan adalah SO3 dalam bentuk hidrat (oleum atau
asam sulfat pekat) karena dengan SO3 hidrat, air akan bertindak murni
sebagai pelarut
SULFONASI SENYAWA AROMATIK
• Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu jenis sulfonasi yang
paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan
senyawa aromatik dengan asam sulfat. Asam sulfat yang digunakan
umumnya mengandung sulfur trioksida (oleum). Sama halnya dengan
nitrasi dan halogenasi, sulfonasi senyawa aromatik adalah reaksi
substitusi elektrofilik, tetapi merupakan reaksi yang dapat balik
(reversibel)
• Untuk proses sulfonasi senyawa aromatik yang lebih kompleks,
temperatur dapat memberikan pengaruh, bukan hanya terhadap laju
reaksi, tetapi juga terhadap sifat dari produk yang dihasilkan. Sebagai
contoh, perubahan temperatur dalam sulfonasi naftalena menyebabkan
perubahan komposisi produk asam monosulfonat dari sekitar 95%
alpha isomer pada temperatur kamar menjadi 100% beta isomer pada
2000C
PEMBUATAN ASAM SULFANILAT
• Salah satu proses yang melibatkan reaksi sulfonasi yaitu pembuatan
Asam Sulfanilat
PROSES PEMBUATAN ASAM SULFONILAT
Skala Laboratorium

• Asam sulfanilat dapat dibuat dari reaksi antara anilin dengan oleum
(asam sulfat pekat) pada suhu reaksi antara 180°C dan 195°C dengan
produk utamanya yaitu asam sulfanilat, sedangkan produk sampingnya
yaitu air. Pada mulanya produk yang dihasilkan larutan karena asam
sulfanilat bersifat mudah larut maka untuk mendapatkan kristalnya
didinginkan. Produk alanilat ini merupakan produk yang tidak tentu,
di mana lewat pemanasan berlanjut akan menghasilkan asam sulfanilat
dan air
PROSES PEMBUATAN ASAM SULFONILAT
Skala Industri

• Secara komersial, asam sulfanilat dibuat dengan proses Baking. Dalam


proses ini, anilin dan asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam ke dalam
suatu ketel besi tuang yang dilengkapi dengan kondensor refluks. Lalu
dimasukkan benzena sulfonat, dicampurkan dalam ketel besi.
Pengadukan dilakukan dalam suhu operasi 1500C, anilin dan air yang
keluar dalam ketel besi akan direflux oleh kondensor. Dua jam setelah
penambahan anilin (dari kondensor reflux), maka reaksi akan
sempurna, dengan hasil yaitu asam sulfanilat dengan konsentrasi 97%.
Dengan kata lain Proses Baking ini sangat cocok karena asam sulfanilat
yang diperoleh cukup pekat dan konversinya besar
KEBAIKAN MENGGUNAKAN PROSES BAKING
1. Kondensor reflux digunakan untuk memanfaatkan kembali sisa
anilin dan sulfat agar tidak terbuang begitu saja
2. Dilengkapi dengan propeller untuk kesempurnaan campuran
3. Sirkulasi udara dapat diatur dengan cirkulating fan
4. Dilengkapi dengan coil pemanas karena suhu diatur 100 – 150°C
KEBURUKAN MENGGUNAKAN PROSES BAKING
1. Temperatur harus tetap dijaga 150°C karena itu diperlukan pengawas
2. Larutan asam sulfat bersifat korosif dapat merusak ketel
3. Ketel harus dilengkapi pompa vakum untuk memisahkan air yang
ikut terbentuk selama reaksi
SIFAT ASAM SULFANILAT SIFAT FISIKA

1. Pada suhu kamar berbentuk kristal padat yang berwarna putih


2. Merupakan golongan asam yang sangat kuat
3. Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke
dalam molekul-molekulnya
4. Berat molekul : 173,19
5. Titik cair : 288°C
6. Titik didih : 172-187°C
7. Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya
SIFAT ASAM SULFANILAT SIFAT KIMIA

1. Asam sulfanilat dapat dihidrolisa menghasilkan asam sulfat dan


anilin NH2 SO3H + H2O NH2 + H2SO4
2. Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan
asam nitrat menghasilkan p-nitro anilin NH2 SO3H + HNO3 NH2
NO2 + H2SO4
3. Dapat bereaksi dengan amida menghasilkan sulfanilamide NH2
SO3H + R C NH2 SO3NH2 RCOOH+NH2
4. Asam dulfanilat hampir mengalami reaksi ionisasi komplit
(sempurna) dalam air NH2 SO3H NH2 SO3 + H+
KEGUNAAN ASAM SULFANILAT
1. Digunakan sebagai katalis dalam industri
2. Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi
3. Sebagai zat pendamar ion
4. Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida ( untuk
membunuh kuman)
5. Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi

Asam sulfanilat sendiri pada dunia industri yang paling banyak adalah sebagai bahan baku
pembuatan obat-obatan dalam industri farmasi. Asam sulfanilat merupakan sumber bahan obat-
obatan sulfa yang bersifat sebagai antibacterial agen
Pada Proses Pembuatan
SULFONASI PADA INDUSTRI Lignin

• Lignin adalah suatu polimer yang komplek dengan bobot molekul tingi
yang tersusun atas unit-unit fenilpropana. Lignin termasuk ke dalam
kelompok bahan yang polimerisasinya merupakan polimerisasi cara
ekor (endwisepolymerization), yaitu pertumbuhan polimer terjadi
karena satu monomer bergabung dengan polimer yang sedang tumbuh.
Polimer lignin merupakan polimer bercabang dan membentuk struktur
tiga dimensi
Pada Proses Pembuatan
SULFONASI PADA INDUSTRI Lignin

• Proses sulfonasi biasa terdapat pada proses pembuatan kertas kraft yang
terdapat di dalam senyawa organic polimer lignin. Pada dasarnya, lignin
adalah senyawa organic polimer yang banyak dan penting dalam dunia
tumbuhan selain selulosa. Lignin merupakan komponen terbesar yang
terdapat dalam lindi hitam. Lindi hitam merupakan larutan pemasak
yang berasal dari pulp dengan yang di buat dengan proses kimia. Salah
satu pemanfaatan lignin ialah dapat dimodifikasi menjadi
lignosulfonat. Lignosulfonat dapat berupa natrium lignosulfonat,
ammonium lignosulfonat, kalsium lignosulfonat, dan zink lignosulfonat
Pada Proses Pembuatan
SULFONASI PADA INDUSTRI Lignin

• Natrium lignosulfonat (NLS) dapat disintesis dari lignin dengan reaksi


sulfonasi. Reaksi sulfonasi merupakan reaksi yang melibatkan
pemasukan gugus sulfonat ke dalam lignin. Proses sulfonasi pada lignin
bertujuan untuk mengubah sifat hidrofilitas dari lignin yang tidak larut
dalam air dengan memasukkan gugus sulfonat yang lebih polar dari
gugus hidroksil, sehingga akan meningkatkan sifat hidrofilitasnya dan
menjadikan lignosulfonat. Pemilihan proses sulfonasi tergantung pada
banyak faktor, diantaranya yaitu nisbah lignin dan agen sulfonasi, suhu
reaksi, waktu atau lama reaksi, dan pH
Pada Proses Pembuatan
SULFONASI PADA INDUSTRI Lignin

• Sebuah produk tersulfonasi lignin memiliki kandungan asam sulfonat


organik terikat dari sedikitnya sekitar 4,1 mol per mol lignin dan
menjadi larut air di semua tingkat pH yang disiapkan oleh langkah-
langkah yang terdiri terutama dari melarutkan senyawa lignin kering,
diproduksi sebagai produk sampingan dari kraft atau sulfit proses
pembuatan pulp kayu, dengan asam sulfat memiliki konsentrasi paling
sedikit 95% dengan tetap menjaga suhu reaksi bawah sekitar 40 ° C
sampai sulfonat lignin. Lignin tersulfonasi ini banyak di gunakan
sebagai zat aditif dalam komposisi bahan-bahan kimia dalam suatu
proses industry
Pada Proses Pembuatan
SULFONASI PADA INDUSTRI Lignin

• Bahan lindi hitam yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari pabrik
pulp proses kraft dengan bahan baku kayu Eucalyptus. Bahan-bahan kimia
yang digunakan adalah:
1. H2SO4
2. NaOH
3. NaHSO3
4. Aquadest
5. metanol teknis
6. kertas pH
7. HCl, kertas saring
Pada Proses Pembuatan
SULFONASI PADA INDUSTRI Lignin

• Bahan-bahan kimia untuk analisis natrium lignosulfonat (NLS) standar


berasal dari Aldrich. NLS komersial diperoleh dari PT FOSROC
Indonesia
• Peralatan yang digunakan adalah alat-alat kaca laboratorium, cawan
porselen, neraca analitik, mortar, pengaduk, oven, penangas air,
pendingin tegak, alat sentrifugasi merk International Equipment
Company, seperangkat alat sulfonasi, alat pemanas, seperangkat alat
distilasi, corong Büchner, desikator, piknometer, pH-meter.
Spektrofotometer UV-Vis
PROSES SULFONASI LIGNIN EUPCALYPTUS
• Proses sulfonasi lignin menjadi natrium lignosulfonat (NLS) dilakukan
dengan memodifikasi metode Dilling, dan Kamoun
1. Sebanyak 5 g isolat lignin dicampurkan dengan NaHSO3
(g/mol)monomer BM (g)lignin bobot g/mol 231 g 5,00063 dengan
nisbah lignin : NaHSO: (b/b) yaitu (1:0,4; 1:0,5; dan 1:0,6), lalu
disuspensikan dalam 150 ml air
2. Lignin disuspensikan dalam labu bulat leher tiga ukuran 500 ml
menggunakan magnetic stirrer
3. Kemudian campuran lignin dan NaHSO ditetapkan pada pH awal 5,
6, 7 dan 8 sesuai perlakuan, dengan cara menambahkan NaOH 20%
PROSES SULFONASI LIGNIN EUPCALYPTUS
4. Campuran selanjutnya direfluks selama 4 jam, pada suhu 95 °C
sambil dilakukan pengadukan dengan magnetic stirrer agar campuran
reaksi sempurna. Hasil refluks didestilasi pada suhu 100oC untuk
mengurangi volume air. Larutan yang telah pekat disaring dengan
corong Büchner untuk memisahkan sisa lignin yang tidak bereaksi
5. Filtrat yang mengandung NLS dan NaHSO (sisa reaksi) ditambahkan
metanol sambil dikocok kuat, sehingga natrium bisulfit terendapkan,
kemudian disaring dengan corong Büchner untuk memisahkan
NaHSO3
PROSES SULFONASI LIGNIN EUPCALYPTUS
6. Metanol yang terdapat dalam filtrat diuapkan dengan rotavapor. NLS
pekat yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC
berulang kali, kemudian ditimbang sampai diperoleh NLS dengan
bobot konstan
7. Pencirian NLS yang dilakukan adalah warna, bau, kelarutan dalam air
pH, rendemen dan tingkat kemurnian NLS
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Isolat lignin merupakan lignin yang diperoleh dari isolasi lindi hitam.
Berdasarkan perbedaan kelarutannya, lignin dapat diisolasi dari lindi
hitam dengan cara mengendapkannya pada pH2 menggunakan H2SO
20% (v/v). Pada suasana asam, lignin cenderung melakukan kondensasi
sehingga unit-unit penyusun lignin (p- koumaril alkohol, koniferil
alkohol dan sinapil alkohol) yang semula larut akan terpolimerisasi
membentuk molekul yang lebih besar sehingga bobot meningkat,
akibatnya lignin akan mengendap (Kim et al. 1987)
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Lignin hasil isolasi berwana cokelat tua, tidak berbau, dan tidak larut
dalam air. Kandungan lignin berdasarkan padatan total adalah 45,7
(%b/b). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Santoso (1995) yaitu sekitar 39,4 – 47,4 (%b/b). Dilain pihak, Sjöström
(1995) mengemukakan bahwa kandungan lignin pada lindi hitam dapat
mencapai 46% dari total padatan lignin
KESIMPULAN
1. Lignin adalah suatu polimer yang komplek dengan bobot molekul
tingi yang tersusun atas unit-unit fenilpropana
2. Lignin bersifat tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik
3. Lignin dapat di buat dengan proses sulfonasi
4. Terdapat empat metode pemisahan lignin. Pertama yaitu lignin
diekstrak dengan asam, lignin dihidrolisa dan diekstrak dari kayu,
lignin diubah menjadi turunannya yang larut dan keempat
menggunakan bantuan enzim
5. Sulfonasi adalah proses yang menyebabkan gugus -SO3H menjadi
terikat pd atom karbon dl senyawa karbon
KESIMPULAN
6. Asam sulfat yang digunakan umumnya mengandung sulfur trioksida
(oleum)
7. Asam Sulfanilat dapat di buat dalam skala laboratorium maupun
dalam skala industry
8. Asam sulfanilat memiliki sifat fisika maupun kimia
9. Asam sulfanilat merupakan sumber bahan obat-obatan sulfa yang
bersifat sebagai antibacterial agen
10. Sifat-sifat senyawa sulfanilat (bekerja secara cepat, dapat sinergis
dengan kebanyakan obat-obatan, penyerapan yang sedikit, dan
efektifitas lainnya) sangat bermanfaat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai